Tugas 2 PTK (Ulang)
Tugas 2 PTK (Ulang)
A. Landasan Teori
1. Paradigma Pembelajaran
Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan memberikan
pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru hanya perlu menuangkan apa yang
diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Banyak guru yang
mengganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif dalam proses
pembelajaran. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa
duduk, diam, dengar, catat dan hafal serta mengadu siswa satu sama lainnya.
Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi
mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian, dan pelaksanaan
pembelajaran membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah paradigma
pembelajarannya. Guru perlu menyusun dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan
beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:
a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa.
Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari
bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan
yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembalikan lebih lanjut. (Piaget dalam Dimyati,
2002: 45)
b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan suatu yang dilakukan
terhadap siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara
pasif. Teori semata menjelaskan bahwa siswa mengaktifkan struktur kognitif mereka dan
membangun struktur-struktur baru (Anderson & Armbruster dalam Dimyati, 2002:45).
Jadi penyusun pengetahuan yang terus menerus menempatkan siswa sebagai peserta yang
aktif.
c. Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa.
Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses mendapatkan suatu
konsep daripada hasilnya. Seorang guru yang memiliki paradigma lama
mengklasifikasikan siswa dalam kategori prestasi belajar seperti dalam penilaian ranking
dan hasil-hasil tes. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa
berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan siswa
sampai setinggi yang dia bisa (Maslow dalam Dimyati, 2002:46 ).
d. Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara siswa dan interaksi antara guru dengan
siswa.
Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi
antar pribadi siswa. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang
terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain serta membangun
pengertian dan pengetahuan bersama (Johnson, Johnson & Smith dalam Dimyati,
2002:46).
Sebelum kita menentukan strategi pembelajaran (tujuan, model dan evaluasi), sebaiknya kita harus
memahami dahulu karaktaristik mata pelajaran IPA atau sains yang akan kita ajarkan. Dalam sains dipelajari
permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat.
Fenomena alam dan sains dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema dan tempat kejadiannya.
Pembelajaran sains memerlukan kegiatan penyelidikan baik melalui observasi maupun eksperimen,
sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu
pembelajaran sains mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang
dilakukan melalui kerja ilmiah. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk memanfaatkan fakta, membangun
konsep, prinsip, teori sebagai dasar untuk berfikir kreatif, kritis, analisis dan divergen.
Dengan demikian menurut Indrawati (2008:5) dalam pembelajaran IPA atau sains, peserta didik dituntut
4) Mampu menerapkan konsep IPA dan keterampilan berfikir dalam memecahkan masalah sehari-hari
B. Kerangka Berpikir
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi aktifitas dan hasil belajar IPA, misalnya
kurikulum, media, alat peraga, strategi dan model pembelajaran. Dengan demikian salah
satu strategi yang cocok dalam proses pembelajaan IPA adalah dengan penerapan metode
permainan puzzle untuk meningkatkan aktifitas belajar pada siswa sebab permainan
gambar puzzle adalah salah satu cara yang dapat menarik karena cara ini dapat
memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran IPA. Berdasarkan kajiaan teori di atas
penulis dapat menggambarkan kerangka pemeikirannya sebagai berikut.
Siswa :
Nilai IPA rendah
Gambar
2.1
Skema
Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berfikir serta mempertimbangkan
konsep yang ada, maka “ Diduga Melalui Permainan Puzzles Pictured Game Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Terhadap Materi Fungsi Alat Tubuh Manusia Pada
Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Jambo Labu”