Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Dosen Pengampu

PANCASILA Ayu Muthia Firdaus S,H.M,H

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN BIDANG ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(Penyelewengan Nilai Pancasila dalam Situs Jejaring Sosial)

Penyusun:
Ayu Saputri (12120721699)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
DAFTAR ISI

A. Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang IPTEK ........................ iii


1. Pengertian Paradigma ............................................................................................. iii
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan ........................................................... iii
3. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK............................................. iii
B. Kasus ........................................................................................................................... iv
C. Analisis Kasus ............................................................................................................. ix
D. Solusi Kasus ................................................................................................................. x
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... xi
A. Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Bidang IPTEK
1. Pengertian Paradigma
Secara terminologis, tokoh yang mengembangkan istilah tersebut
dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang
berjudul “The Structure of Scientific Revolution”, paradigma adalah suatu
asumsi-asumsi dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai)
sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Dalam masalah yang populer, istilah paradigma berkembang menjadi
terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka
pikir, orientasi dasar, sumber, asas, serta tujuan dari suatu perkembangan
perubahan serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang
pembangunan dan pendidikan.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan


Tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
“Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia” hal ini
merupakan tujuan negara hukum formal, adapun “Memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini merupakan tujuan negara
hukum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional.
Adapun tujuan umum atau internasional adalah “Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial”.
Secara filosofis, hakekat kedudukan Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala
aspek pembangunan nasional, kita harus mendasarkan pada hakekat nilai-nilai
Pancasila. Unsur-unsur hakekat manusia “monopluralis” meliputi susunan
kodrat manusia, terdiri dari rohani (jiwa) dan jasmani (raga), sifat kodrat
manusia terdiri dari makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.

3. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya
merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia. Unsur rohani (jiwa)
manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi
rohaniah manusia dalam hubungannya dengan intelektualitas, rasa dalam
bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika).
Tujuan esensial dari IPTEK adalah demi kesejahteraan umat manusia,
sehingga IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat oleh nilai.
Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan
pada moral Ketuhanan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta
keseimbangan antara rasional dan irasional antara akal, rasa, dan
kehendak.
Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang
ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga
mempertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan
manusia dan sekitarnya.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
mengembangkan IPTEK harus bersifat beradab. IPTEK adalah
hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral.
3. Sila Persatuan Indonesia
Mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila lain. Pengembangan IPTEK
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran
bangsa, serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia
di dunia.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis.
Setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang, maupun dibandingkan dengan penemuan
ilmuwan lainnya.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengkomplementasikan pengembangan IPTEK harus menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia
lainnya, manusia dengan masyarakat, bangsa, dan negara, serta
alam lingkungannya.

B. Kasus
Pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa
amatlah penting. Masuknya internet secara bebas ke seluruh pelosok negeri
Indonesia seharusnya dibarengi dengan panduan berinternet sehat agar nilai-
nilai Pancasila tetap kokoh. Kehadiran perangkat lunak ini acapkali
diterjemahkan sebagai wahana entertainment dan hura-hura belaka. Melalui
internet, kita bebas berekspresi sesukanya, tanpa terikat aturan apapun,
termasuk Pancasila. Realita ini jelas menggerus dan meluluh-lantahkan nilai-
nilai Pancasila. Kebebasan berekspresi yang tidak terikat aturan ini sudah
sering terjadi, terutama di dalam situs jejaring sosial. Untuk mempelajarinya,
saya mengangkat kasus perseteruan antara Marissa Haque, Kevin Aprillio,
dan Addie MS di situs jejaring sosial Twitter dalam artikel berikut.
C. Analisis Kasus
Berdasarkan sila kedua Pancasila, yaitu “kemanusiaan yang adil dan
beradab”, sejatinya kita sebagai bangsa Indonesia dalam menggunakan IPTEK
harus beradab dan bermoral. IPTEK hendaknya dimanfaatkan untuk
meningkatkan rasa kemanusiaan.
Pada hakekatnya, situs jejaring sosial merupakan media alternatif untuk
memperluas pertemanan, berbagi informasi, ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya, bukan dijadikan sebagai ajang saling hujat seperti dalam kasus ini.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan menodai nilai-nilai Pancasila. Jika
tidak ada langkah preventif untuk mereduksi dampak negatif dari kasus seperti ini,
tidak hanya Pancasila yang menjadi korban, namun Indonesia pun dapat hancur
karenanya. Akibat dari penggunaan internet khususnya situs jejaring sosial suatu
negara dapat terancam dan mengalami kegoncangan.
D. Solusi Kasus
Berdasarkan kasus ini, solusi yang dapat diambil yaitu:
1. Mengubah kepribadian kita menjadi lebih baik. Hal ini penting karena segala
perubahan yang ingin dicapai harus dimulai dari diri sendiri.
2. Memanfaatkan situs jejaring sosial sesuai dengan kegunaanya yaitu untuk
memperluas pertemanan, berbagi informasi, ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya. Pertimbangkanlah tulisan-tulisan yang akan anda publikasikan.
Pastikan tidak menyinggung orang lain baik sengaja maupun tidak sengaja.
3. Membagi pengetahuan kita kepada keluarga, teman, dan masyarakat agar
keinginan untuk memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dapat
berjalan lebih cepat.
4. Perlunya Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) yang memuat tentang penghinaan atau pencemaran nama baik. Namun,
hal ini sulit untuk dilakukan karena setiap orang dapat menyalahgunakan
kebebasan yang diperoleh secara sistematis sebagai konsekuensi pola
komunikasi di internet yang tidak dapat mewajibkan setiap orang
mencantumkan identitasnya secara benar. Dengan demikian, pelakunya sangat
sulit untuk diketahui dan ditelusuri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Marissa Haque, Kevin Vierra, dan Addie MS “Vierra” Berperang di Twitter.
http://clubbing.kapanlagi.com/threads/119077-Marissa-Haque-Kevin-Vierra-dan-
Addie-MS-quot-Vierra-quot-Berperang-di-Twitter/ (diakses pada tanggal 16
Januari 2012 pukul 19.52 WITA).
Anonim. Tanya Jawab Seputar UU ITE. http://www.batan.go.id/sjk/uu-ite.html (diakses
pada tanggal 17 Januari 2012 pukul 16.18 WITA).
Ichsan, Adhie. Marissa Haque Laporkan Addie MS & Kevin ke Polisi?.
http://hot.detik.com/read/2012/01/14/192411/1815733/230/marissa-haque-
laporkan-addie-ms-kevin-ke-polisi/ (diakses pada tanggal 16 Januari 2012 pukul
19.48 WITA).
Prihantoro, Edy. Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat Berbangsa
dan Bernegara. http://ocw.gunadarma.ac.id/course/computer-science-and-
information/information-system-s1-1/pendidikan-pancasila/pancasila-sebagai-
paradigma-kehidupan-dalam/ (diakses pada tanggal 16 Januari 2012 pukul 17.02
WITA).
Putra, Owen. Internet Anak Muda Berbasis Pancasila. http://teknologi.kompasiana.com
/internet/2011/11/15/internet-anak-muda-berbasis-pancasila/ (diakses pada tanggal
17 Januari 2012 pukul 16.03 WITA).

Anda mungkin juga menyukai