Bab Iv Analisa Gangguan Switch Gear 10.5 KV
Bab Iv Analisa Gangguan Switch Gear 10.5 KV
BAB IV
meliputi :
mempermudah kajian lebih lanjut dari sistem auto fast transfer. Adapun, untuk
sebagai berikut:
terlebih dahulu dipelajari logic diagram dari sistem transfer switch gear 10,5kV
yang ada di UBP Suralaya Unit 5-7. Untuk logic diagram sistem transfer dapat
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Dari gambar diatas, dapat dipahami bahwa sistem auto fast transfer akan
bekerja ketika mendapat sinyal dari lock out relay 86A1 dan 86B1. Lock out relay
86A1 merupakan relay yang bekerja ketika ada pemasalahan di unit pembangkit
yang meliputi :
Boiler Trip
Turbin Trip
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Sedangkan, untuk lock out relay 86B1 bekerja ketika ada permasalahan di
Coolans trip
Over excitation
Loss of excitation
Stator ground
Dari data diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa lock out relay 86A1 dan
86B1 akan bekerja ketika terjadi gangguan di unit pembangkit seperti yang telah
relay 86A1/86B1 akan bekerja dan memberi sinyal ke sistem auto fast transfer
untuk menginisiasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Selain untuk menginisiasi terjadinya sistem auto fast transfer, lock out
incoming breaker 10,5kV dari UST seperti yang digambarkan diatas. Dengan
gangguan yang menyebabkan lock out relay 86A1/86B1 bekerja , maka sistem
auto fast transfer akan bekerja. Dan apabila sistem auto fast transfer bekerja
dengan baik, maka switch gear 10,5kV akan tetap teraliri tegangan, dan
diharapkan supply yang masuk ke switch gear 10,5kV akan terjaga, sehingga
diketahui wiring control dari sistem atu fast transfer. Wiring auto fast transfer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Dari gambar sederhana tersebut terlihat ada sembilan item peralatan yang
dapat menimbulkan proses gagalnya sistem auto fast transfer. Adapun, beberapa
penyebab berhasil atau tidaknya sistem auto fast transfer diantaranya yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Sedangkan, untuk prinsip kerja dari sistem auto fast transfer, akan bekerja
ketika ada indikasi unit trip (bekerjanya relay 86A1/86B1), seperti tergambar pada
switch gear turun lebih dari 20%, maka relay under voltage 27L akan melepas
semua beban 10,5 kV dan 3,3 kV dalam dua detik. Dan apabila tegangan turun
terus lebih dari 50%, maka relay 27R akan bekerja dan proses slow transfer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Dan apabila proses slow transfer yang terjadi, maka peralatan di unit
materi yang cukup besar. Berdasar pada pemahaman tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa auto fast transfer harus berhasil dilakuakan sehingga proses
4.1.3 Pengumpulan data pada saat unit operasi/sebelum terjadi unit trip
Setelah dipahami logic untuk sistem transfer switch gear 10,5 kV,
Untuk tahapan berikutnya yaitu proses pengumpulan data pada saat unit
data yang dikumpulkan didapat dari pengukuran parameter operasi yang ada di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Dari gambar diatas, didapat data-data (pada saat unit operasi) yang
dibutuhkan untuk pengkajian sistem transfer switch gear 10,5 kV. Berdasarkan
parameter tersebut, dapat diasumsikan bahwa tegangan SST dalam kondisi baik
(±10,5kV) dan juga dalam kondisi sinkron (tegangan SST = tegangan UST).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Dari penunjukkan data yang diperoleh seperti yang ada pada gambar-
dalam kondisi baik dan siap transfer. Sehingga masih perlu mencari solusi /
fast transfer.
sistem auto fast transfer dengan kondisi unit mengalami gangguan/trip. Pada saat
terjadi unit trip tentu terjadi perubahan status pada peralatan sistem auto fast
transfer, perubahan status dari close menjadi open atau sebaliknya memerlukan
waktu. Kecepatan kontak ini pula menurut hemat kami akan mempengaruhi gagal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
/ berhasilnya auto fast transfer. Adapun dari proses simulasi tersebut didapat data
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil pengukuran kecepatan kontak peralatan auto fast transfer
Beda waktu saat Relay 25 / Not Sincron dan Breaker SST Close 08 Mili Second
Setelah mendapatkan data dari kecepatan kontak breaker pada saat auto fast
proses close breaker SST. Selanjutnya, dilakukan indiviual test pada breaker SST
dan UST (sebagai pembanding). Data individual test breaker UST dan SST adalah
sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Perbedaan waktu saat UST Open dan SST Close 7 Mili Second
Dari Tabel 4.1 hasil pengukuran kecepatan kontak peralatan auto fast
transfer, didapat waktu yang dibutuhkan breaker SST dari open menjadi close
lebih lama sekitar 8 mili second dari kontak relay sinkron open / not sinkron.
Inilah yang menurut hemat Penulis factor penyebab masalahnya. Idealnya waktu
yang dibutuhkan breaker SST dari posisi open menjadi posisi close harus lebih
cepat / sama dibandingkan dengan waktu kontak relay sinkron open / not sinkron
yaitu 47 mili second. Pada tabel 4.2 hasil individual test kecepatan kontak breaker
menunjukan waktu breaker SST close lebih lambat 7 mili second dari breaker
UST open. Dengan pertimbangan bahwa nilai normal kinerja breaker antara 20 –
52 mili second dan melihat hasil individual test breaker SST yaitu 30 mili
second,berarti waktu breaker SST close masih bisa dibuat lebih cepat lagi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
UNIT TRIP
dari posisi open menjadi posisi close dipersingkat waktunya sehingga mendekati
kecepatan kontak breaker UST open yaitu 23 mili second. dengan harapan waktu
breaker SST close lebih cepat atau sama dengan relay sinkron open / not sinkron.
UNIT TRIP
a. Solusi Alternatif
faktor penyebab dari kegagalan auto fast transfer disebabkan oleh lambatnya
prose open/close dari breaker SST. Sehingga solusi termudah yang dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
open/close breaker SST menjadi lebih cepat dari proses Sinkron (Relay 25) yaitu
harus lebih cepat dari 47 ms dan lebih lambat dari proses pembukaan (opening)
open/close breaker SST yaitu antara 23ms sampai 47ms. Adapun tindakan yang
bisa dilakukan untuk proses pengaturan waktu open/close breaker SST yaitu
b. Hasil Simulasi
Pada saat unit normal operasi energi listrik dialirkan melalui Trafo UST
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
(±10,5kV). Apabila sistem tidak terjadi masalah maka tegangan yang dialirkan
prinsip kerja dari sistem auto fast transfer, akan bekerja ketika ada indikasi
unit trip (bekerjanya relay 86A1/86B1). Seperti pada Gambar 4.10 dapat dipahami
bahwa sistem auto fast transfer akan bekerja ketika mendapat sinyal dari lock out
relay 86A1 dan 86B1. Lock out relay 86A1 merupakan relay yang bekerja ketika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
switch gear turun lebih dari 20%, maka relay under voltage 27L akan melepas
semua beban 10,5 kV dan 3,3 kV dalam dua detik. Dan apabila tegangan turun
terus lebih dari 50%, maka relay 27R akan bekerja dan proses slow transfer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Proses penormalan unit apabila menggunakan slow transfer maka waktu yang
dibutuhkan relatif lebih lama dibanding auto transfer. Seperti yang terlihat pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
yang dibutuhkan relatif lebih cepat dibanding slow transfer dan proses produksi
energi listrik dapat dibangkitkan. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.13 diatas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/