DEMOKRASI
Disusun oleh :
NURFADILLAH (2020203862201049)
SAHRANI (2020203862203862201037)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
Pancasila sebagai ideologi nasional
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1. Latar Belakang......................................................................................................2
2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
1. DEMOKRASI.......................................................................................................4
4. Model demokrasi..................................................................................................9
6. Demokrasi di Indonesia.....................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................17
B. SARAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Tujuan
1
Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai Bangsa dan Negara
Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia, (Bogor: PT. Sarana
Komunikasi Utama, 2008), hlm. 44.
2
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Penengak demokrasi
4. Untuk mengetahui model-model Demokrasi
5. Untuk mengetahui Demokrasi di beberapa negara
6. Untuk mengetahui demokrasi di indonesia
7. Untuk mengetahui Jelaskan prinsip dan parameter demokrasi
8. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokras
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEMOKRASI
a. Pengertian Hakikat Demokrasi
Hakikat demokrasi adalaha peran utama rakyat dalam proses sosial politik. Hal ini sesuai
dengan tiga pillar penegak demokrasi, yaitu pemerintah dari rakyat (government of the
people). Pemerintah oleh rakyat (government by the people) dan pemerintah untuk rakyat
(government for the people). Jadi, untuk di katakan sebagai negara yang semokratis maka
ketiga ini harus di penuhi dalan suatu negara2
b. Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermayarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
4
memegang kekuasaan dituntut kesadaranya bahwa pemerintahan tersebut diperoleh
melalui pemilhan dari rakyat bukan dari pemberian wangsit atau kekuatan supranatural.
Jadi jika mereka sadar bahwa terpilihnya mereka sebagai wakil rakyat, maka itulah yang
akan menjadikan karakteristik Negara yang demokrasi.
Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas
nama rakyat bukan atas dorongan diri dan keinginanya sendiri. Selain itu juga
mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaanya, pemerintahan berada
dalam pengawasan rakyatnya. Karena itu pemerintah harus tunduk kepada pengawasan
rakyat (social control). Pengawasan rakyat (social control) dapat dilakukan secara
langsung oleh rakyat maupun tidak langsung yaitu melalui perwakilannya di parlemen
(DPR). Dengan adanya pengawasan oleh rakyat (social control) akan menghilangkan
ambisi otoriterianisme para penyelenggara negara (pemerintah dan DPR).
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah
itu dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat harus didahulukan dan
diutamakan di atas segalanya. Untuk itu pemerintah harus mendengarkan dan
mengakomodasi aspirasi rakyat dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan dan
program-programnya, bukan sebaliknya hanya menjalankan aspirasi keinginan diri,
keluarga dan kelompoknya. Oleh karena itu pemerintah harus membuka kebebasan serta
menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan
aspirasinya baik melalui media pers maupun secara langsung.
Jadi, bila ketiga hal diatas dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik dalam suat tata
pemerintahan, maka akan tercapailah suatu masyarakat yang demokratis, yang aman,
tentran dan damai sesuai cita-cita rakyat bersama.
5
2. Norma - norma yang menjadi pandangan hidup demokrasi
Norma-norma yang menjadi pandangan hidup demokratis terdiri atas :
2. Musyawarah
Semangat musyawarah menuntut agar menerima kemungkinan terjadinya “ partial
functioning of ideals”, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu dan tidak harus seluruh
keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan dilaksanakan untuk
kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu kompromi atau islah. Korelasinya yang
lain ialah seberapa jauh kita bersikap dewasa dalam mengumgkapkan
pendapat,mendengarkan pendapat orang lain,menerima perbedaan pendapat dan
kemungkinan mengambil pendapat yang lebih baik.
6
4. Permufakatan yang jujur dan sehat
Permufakatan yang jujur dan sehat adalah hasil akhir dari musyawarah yang jujur dan
sehat. Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni
pemusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapai permufakatan yang juga jujur
dan sehat. Permufakatan yang dicapai melalui “engeenering”, manipulasi atau taktik-
taktik yang sesungguhnya hasil sebuah konspirasi, bukan saja merupakan permufakatan
yang curang, cacat atau sakit, malah dapat disebut sebagai penghianatan pada nilai dan
semangat demokrasi. Karena itu, factor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan
tatanan social yang baik untuk semua merupakan hal yang sangat pokok. Musyawarah
yang benar dan baik hanya akan berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok
yang bersangkutan mempunyai kesediaan psikologis ntuk melihat kemungkinan orang
lain benar dan orang lain salah dan bahwa setiap pada dasarnya baik, berkecendrungan
baik dan beritikad baik.
6. Kerja sama antar anggota masyarakat dan sikap saling percaya baik I'tikad
Kerjasama antar-warga masyarakat dan sikap mempercayai I’tikad baik masing,
kemudian jalinan dukung-mendukung secara fungsional antara berbagai unsur
kelembagaan kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efisiensi untuk
demokrasi. Masyarakat yang berkotak-kotak dengan masing-masing penuh curiga kepada
lainnya bukan saja mengakibatkan tidak efisiennya cara hidup demokratis, tetapi juga
dapat menjurus pada lahirnya pola tingkah laku yang bertentangan dengan nilai-nilai
asasi demokratis. Pengakua akan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan
hak dan kewajiban bagi semua (egalitarianism) dan tingkah laku penuh percaya pada
iktikada baik orang dan kelompok lain (trust attitude) mengharuskan adanya landasan
7
pandangan kemanusiaan yang positif dan optimis. Pandangan kemanusiaan yang negative
dan pesimis akan dengan sendirinya sulit menghindari prilaku curiga dan tidak percaya
kepada sesama manusia, yang kemudian ujungnya ialah keengganan bekerjasama.
8
2) Masyarakat Madani (Civil Society), dicirikan dengan masyarakat terbuka, yang bebas
dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara, masyarakat yang kritis dan berpartisipasi
aktif. Masyarakat madani merupakan salah satu pendiri pemerintahan demokrasi, di mana
masyarakat madani sendiri sebagai kotrol dari kinerja lembaga eksekutif dan yudikatif,
dan menjadi penting keberadaannya dalam mewujudkan demokrasi. Masyarakat madani
(Civil Society), mensyaratkan adanya civic gagement yaitu keterlibatan warga negara
dalam asosiasi-asosiasi sosial. Civic gagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap
terbuka, percaya, dan toleran antara satu dengan yang lain sangat pening artinya bagi
bangunan politk demokrasi. Masyarakat madani dan demokrasi, bagi Gellner merupakan
dua kata kunci yang tidak dapat dipisahkan.Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil
dinamika masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi.Selain itu, demokrasi
merupakan pandangan mengenai masyarakat dalam kaitan pengungkapan kehendak,
adanya perbedan pandangan, adanya keragaman konsesus.Tatanan nilainilai masyarakat
tersebut ada dalam masyarakat madani. Karena itu, demokrasi membutuhkan tatanan
nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat madani.
3) Insfrastruktur Politik, yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan kelompok
penekan. Menurut Mirriam Budiardjo bahwa fungsi partai politik adalah:
4) Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab. Peran pers dalam kehidupan demokrasi
sangat penting, karena dari sinilah berbagai ragam informasi akan dipublikan. Di lain
pihak juga pers mengambil andil sebagai media penyampai aspirasi masyarakat dalam
mengkritisi kinerja pemerintah. Selain itu, dewan pers juga sebagai mediator, sebagai
mediator antara penerbitan pers dan masyarakat, dewan pers pun bersikap independen
dan adil. Dewan pers menekankan pada tercapainya penyelesaian informal, melalui
9
musyawarah, antara pihak pengadu dan pihak penerbitan pers bersangkutan. Penyelesaian
yang bersifat lebih formal hanya akan diambil jika upaya musyawarah tidak membuahkan
hasil (Masduki, 2003)3
4. Model demokrasi
1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh
rakyat dalam pengambilan keputusan negara.
b. Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk
menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.
2. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.
a. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem demokrasi
yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap di
kontrol oleh referendum.
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi
yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan
legislatif.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan sistem
demokrasi dimana kedudukan antara eksekutif dengan legislatif tepisah, sehingga
keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti sistem parlemen.
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif rakyat merupakan
sistem demokrasi gabungan dari demokrasi perwakilan/tidak langsung dan
demokrasi secara langsung
3. Berdasarkan prinsip ideologi
a. Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara yang menekankan
suatu kebebsan setiap individu dan sering mengabaikan kepentingan umum.
b. Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang
didasari dri paham sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan
negara dan kepentingan umum.
Afifa Rangkuti, Demokrasi dalam Pandangan Islam dan Barat, Universitas Islam Negeri Sumatera
3
10
c. Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa
indonesia dengan berdasarkan musyawarah dan mufakatyang mengutamakan
kepentingan umum
Demokrasi langsung atau demokrasi murni (pure democracy) merupakan jenis demokrasi di
mana rakyat memiliki kekuasaan secara langsung. Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas
warga dalam politik.
Demokrasi langsung adalah ketika warga negara dapat menentukan kebijakan secara langsung,
tanpa perwakilan,perantara atau majelis parlemen. Jika pemerintah harus mengesahkan undang-
undang atau kebijakan tertentu, peraturan tersebut ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan
suara pada suatu masalah dan menentukan nasib negara mereka sendiri. Orang-orang bahkan
dapat menyelesaikan masalah politik mereka sendiri, selama mereka siap pada konsekuensi yang
didapat. Bahkan nominal pajakpun tidak dapat dinaikkan tanpa dukungan publik. Ketika sebuah
Negara berpopulasi kecil, berpendidikan, dan sebagian besar homogen (setidaknya secara politis),
demokrasi langsung tidak tampak seperti ide yang buruk.
Demokrasi demokrasi tidak langsung atau demokrasi representatif adalah ketika orang memilih
siapa yang akan mewakili suara mereka di parlemen. Demokrasi ini adalah bentuk demokrasi
yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Penekanannya terletak pada melindungi hak-hak
tidak hanya mayoritas rakyat di negara bagian, tetapi juga minoritas. Dengan memilih perwakilan
yang lebih berkualitas, minoritas akan dapat menyuarakan keluhannya dengan cara yang lebih
efisien.
Sebagian besar negara demokrasi tidak langsung di dunia menganggap diri mereka sebagai
negara demokrasi liberal. Ini karena mereka lebih menghargai kebutuhan warga negara mereka
daripada kebutuhan seluruh negara. Inilah sebabnya mengapa di negara-negara seperti India dan
Amerika Serikat, sulit untuk menyatakan keadaan darurat.
Namun beberapa negara merasa terus-menerus terancam oleh orang luar atau kerusuhan sipil.
Negara-negara ini, seperti Israel dan Korea Selatan, lebih memilih demokrasi defensif daripada
11
yang liberal. Hal ini dilakukan agar pemerintah dapat mengerahkan pasukan pada saat yang
bersamaan. Ada juga sejumlah bentuk demokrasi lain yang kurang liberal,dari yang hampir
bersifat liberal hingga yang hanya malu menerapkan kediktatoran.
Beberapa negara demokrasi modern yang sebagian besar bersifat tidak langsung juga
sangat bergantung pada bentuk aksi politik yang secara langsung demokratis. Demokrasi-
demokrasi ini menggabungkan unsur-unsur demokrasi tidak langsung dan demokrasi
langsung yang disebut juga demokrasi hibrid, atau demokrasi semi-langsung atau
demokrasi partisipatif.
Demokrasi Presidensial
Di bawah sistem demokrasi presidensial, presiden suatu negara memiliki sebagian besar
kekuasaan atas pemerintah. Presiden dipilih secara langsung atau tidak langsung oleh
warga negara. Presiden dan cabang eksekutif pemerintah tidak bertanggung jawab kepada
legislatif, tetapi dalam keadaan normal, tidak dapat membubarkan legislatif sepenuhnya.
Demikian pula, legislatif tidak memberhentikan, kecuali jika kasusnya ekstrem. Dalam
demokrasi presidensial, kepala negara adalah kepala pemerintahan. Negara-negara seperti
Amerika Serikat, Argentina, dan Sudan menggunakan jenis demokrasi ini.
Demokrasi Parlementer
Demokrasi yang memberi lebih banyak kekuatan kepada legislatif disebut demokrasi
parlementer. Pihak eksekutif memperoleh hak kekuasaan atas demokrasinya hanya dari
legislatif, yaitu parlemen. Kepala negara berbeda dari kepala pemerintahan, dan keduanya
memiliki tingkat kekuasaan yang berbeda-beda. Namun, dalam kebanyakan kasus,
presiden adalah raja yang lemah (Inggris) atau pemimpin resmi (India).
Demokrasi Islam
Bentuk demokrasi ini berdasar pada hukum Islam dalam menjalankan kebijakan publik.
Demokrasi Islam memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, para pemimpin dipilih oleh rakyat.
Kedua, semua orang tunduk pada hukum Syariah - termasuk para pemimpin. Ketiga, para
12
pemimpin harus berkomitmen untuk mempraktikkan 'syura', suatu bentuk perundingan khusus
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Satu-satunya negara yang memenuhi ketiga karakteristik
ini adalah Iran, Afghanistan, dan Pakistan. Negara-negara Islam lainnya, seperti Arab Saudi, lebih
cocok disebut negara otoriter daripada negara demokrasi.
Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila sendiri merupakan demokrasi yang saat ini berlaku di Indonesia.
Demokrasi ini bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah
mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga Negara seperti yang
tercantum pada kelima sila Pancasila.
6. Demokrasi di Indonesia
Indonesia merupakan Negara Demokrasi sejak awal berdirinya tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam proses kerjanya, presiden bertanggung jawab kepada MPR. MPR merupakan
badan yang dipilih oleh rakyat. Dalam hal itu berarti, pemegang kekuasaan tertinggi
adalah rakyat karena pemimpinnya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Pada
tahun 1956, diadakan pemilu untuk pertama kali di Indonesia. Demokrasi ini yaitu
Demokrasi Pancasila. Setelah usai Demokrasi Pancasila ini, dilanjutkan oleh masa
pemerintahan Soeharto yang menyelaraskan Demokrasi yang pertama. Dan dilanjutkan
Demokrasi yang kedua pada tahun 2004. Indonesia berpotensi menjadi contoh Negara
Demokratis di Kawasan Asia. Alasan Indonesia menjadi contoh Negara Demokratis
karena Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Selain itu, Indonesia juga berhasil menjadi Negara Demokrasi karena telah
melaksanakan pemilu yang komplek. Walaupun Demokrasi membawa situasi kacau dan
perpecahan. Seperti contoh pada pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002,
namun Indonesia dapat mengatasinya. Indonesia adalah negara yang menganut sistem
pemerintahan. Sistem pemerintahan Indonesia ini digunakan untuk mengatur segala yang
berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Hal ini bertujuan agar segala
sesuatunya menjadi jelas dan terang. Untuk mengatur Negara dan pemerintahannya setiap
Negara memilih sendiri pemerintahan yang sesuai dengan negaranya, begitupun
Indonesia juga memiliki sistem pemerintahan yang dipercaya dapat mengatur segala
13
urusan Negara. Sistem Pemerintahan yang dianut Indonesia sejak 1959 sampai sekarang
adalah Sistem Pemerintahan Presidensil4
4
Zulfa M., Ananda Lisa P.S., Agustya Panca P., Waziroh Nurul H., Aldy Nata M, Demokrasi
Indonesia, surabaya, Universitas Airlangga hlm. 2
5
Zulfa M., Ananda Lisa P.S., Agustya Panca P., Waziroh Nurul H., Aldy Nata M, Demokrasi
Indonesia, surabaya, Universitas Airlangga hlm. 3
6
Zulfa M., Ananda Lisa P.S., Agustya Panca P., Waziroh Nurul H., Aldy Nata M, Demokrasi
Indonesia, surabaya, Universitas Airlangga hlm. 8
14
7. Prinsip dan parameter demokrasi
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila mempunyai prinsip-prinsip demokrasi
Menurut masykuri abdillah, prinsip demokrasi terdiri dari tiga yaitu:.
persamaan,kebebasan, dan pluralisme.
Menurut Inu Kencana, prinsip demokrasi, yaitu:
Adanya pembagian kekuasaan
Adanya pemilihan umum yang bebas
Adanya manajemen yang terbuka
Adanya kebebasan individu
Adanya peradilan yang bebas
Adanya pengakuan pihak minoritas
Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum
Adanya pers yang bebas
Adanya beberapa partai politik
Adanya musyawarah
15
Menurut tokoh reformasi Amin Rais, parameter demokrasi pada suatu Negara, dapat
dilihat dengan adanya:
Mereka mengumpulkan semua orang yang merupakan warga negara di satu area.
Tetapi tidak termasuk budak, wanita, orang asing dan anak-anak yang tidak
mempunyai hak pilih
Majelis akan berbicara tentang jenis hukum apa yang diinginkan dan dipilih oleh
warga negara. Dewan akan menyarankan undang-undang. Semua warga negara
diizinkan di Majelis.
Dewan dipilih dengan undian. Para peserta di Dewan akan berubah setiap tahun dan
jumlah orang di Dewan paling banyak adalah 500 orang. Untuk beberapa kantor,
warga Athena akan memilih seorang pemimpin dengan menuliskan nama kandidat
favorit mereka pada sepotong batu atau kayu. Orang dengan suara terbanyak akan
menjadi pemimpin.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi#cite_note-1
https://www.academia.edu/17005011/Pengertian_Hakikat_Dan_Prinsip_Demokra
si
http://vhied-arianii.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none_29.html
http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.com/2015/03/kelebihan-kekurangan-
demokrasi-langsung-perwakilan.html?m=1
https://www.liputan6.com/news/read/3869615/macam-macam-demokrasi-di-
berbagai-negara-beserta-penjelasannya
file:///C:/Users/Andi%20Nurfadilah/Downloads/JURNAL
%20KEWARGANEGARAAN.pdf
http://www.ramoramo.com/2017/01/prinsip-dan-parameter-demokrasi.html
18