OLEH:
T.A 2020/2021
Carilah 10 istilah Terminologi Medis / Gejala atau Diagnosis Medis dalam Patofisiologi
Kelainan akibat Benda Asing dan Luka Bakar !
Ekstraksi benda asing konjungtiva adalah salah satu prosedur kegawatdaruratan mata yang
paling sering terjadi. Benda asing dapat menyebabkan gangguan penglihatan bila tidak
ditangani secara benar. Penanganan benda asing konjungtiva berfokus pada mengeluarkan
benda asing tersebut dan mencegah terjadinya komplikasi. Ekstraksi benda asing konjungtiva
mudah untuk dilakukan dan hanya menggunakan alat-alat yang sederhana. Benda asing yang
sering menjadi penyebab masalah adalah logam, kaca, batu, potongan kayu, biji-bijian, dan
debu. Beberapa partikel cukup kecil sehingga dapat disingkirkan dengan bantuan air mata.
Beberapa partikel menempel dan cukup besar sehingga memerlukan tindakan ekstraksi.
Ekstraksi benda asing konjungtiva sering terjadi. Beberapa gejala yang sering dikeluhkan
oleh pasien adalah: sensasi tidak nyaman, perih, atau berpasir pada mata namun tidak dapat
dilokalisasi tempatnya, keluhan semakin diperparah dengan mengedip, terutama bila benda
asing terletak pada permukaan dalam konjungtiva dari palpebra superior, riwayat merasa ada
sesuatu yang masuk ke mata, mata merah, gatal dan terdapat sesuatu di mata yang dapat
dilihat dengan cermin.[1,2]
Ekstraksi benda asing di mata harus dilakukan dengan segera karena, ketika benda asing
mengenai kornea, terjadi sensasi nyeri dan panas yang tajam. Hal ini menyebabkan reflek
pengeluaran air mata, “kebutaan” sementara dan penutupan kelopak mata dan
blefarospasme.[3] Hal ini biasanya diikuti dengan pasien mengucek-kucek matanya dengan
kasar. Akibatnya dapat terjadi abrasi kornea. Hal lain, dapat terjadi pendorongan benda asing
masuk ke bagian dalam kornea. Benda asing logam harus segera diekstraksi dalam waktu
kurang dari 24 jam. Benda asing logam dapat menyebabkan terjadinya oksidasi dan bersifat
toksik, dan benda asing lain yang bersifat iritatif dapat merangsang respons inflamasi.
2. PENANGANAN TERSEDAK
Penanganan tersedak merupakan prosedur untuk mengeluarkan benda asing yang berada
dalam jalan napas. Prosedur ini terdiri atas prosedur pertolongan pertama, prosedur medis
pada tersedak yang tidak mengancam nyawa, dan prosedur medis pada tersedak yang
mengancam nyawa.
Prosedur pertolongan pertama dapat dilakukan siapa saja, baik kaum awam maupun medis.
Pertolongan ini dilakukan segera ketika terjadi keadaan tersedak. Pertolongan pertama ini
meliputi back blow, chest thrust, abdominal thrust (Heimlich maneuver), finger sweep,
dan tongue-jaw lift. Manuver-manuver yang dilakukan bergantung pada usia dan keadaan
tertentu (hamil atau obesitas).[1,2,3]
Pada kasus-kasus aspirasi benda asing yang tidak emergensi atau mengancam nyawa dapat
dilakukan prosedur forcep Magill dibantu dengan laringoskopi direk atau diagnostik
bronkoskopi lentur (flexible bronchoscopy) dan selanjutnya dapat dilaksanakan prosedur
pengambilan benda asing dengan prosedur bronkoskopi kaku (rigid bronchoshopy).[4,5]
Pada keadaan tersedak yang mengancam nyawa dan obstruksi menutup total glottis,
supraglotis, maupun trakea, maka perlu dilakukan
prosedur krikotiroidektomi atau trakeostomi dengan tujuan untuk mengamankan jalan napas
dan memastikan oksigenasi. Jika benda asing berada di glottis atau supraglotis, dapat
dilakukan krikotiroidektomi. Jika berada di infraglottis, maka dapat dilakukan tindakan
trakeostomi untuk menyelamatkan nyawa. Prosedur bag valve mask ventilation dan intubasi
endotrakeal tanpa pengambilan benda asing terlebih dahulu tidak dianjurkan pada kasus
obstruksi jalan napas karena dapat memperberat obstruksi.[4]
Sedangkan untuk kasus yang terjadi pada orang dewasa, biasanya dokter akan menanyakan
riwayat penggunaan gigi palsu. Sebab, terkadang tanpa disadari, gigi palsu dapat terlepas dan
tertelan.
Pada pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pengecekan terhadap beberapa hal. Antara
lain:
Aspirasi paru adalah kondisi masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan akibat
tertelan atau terhirup. Kondisi ini menyebabkan beberapa gangguan pernapasan, seperti
batuk dan kesulitan bernapas serta peradangan di paru-paru. Sekilas kondisi aspirasi mirip
dengan tersedak, tapi ternyata keduanya berbeda. Lantas, apakah aspirasi paru lebih
berbahaya?
Apa yang menyebabkan aspirasi paru?
Aspirasi paru umumnya terjadi pada orang dewasa, bayi, dan orang-orang yang
mengalami kesulitan menelan atau mengendalikan lidah.
Orang yang terkena stroke adalah salah satu orang yang berisiko kena kondisi ini.
Benda asing yang masuk ke saluran napas dan menyebabkan aspirasi paru bisa berupa
makanan, air liru, cairan, asam lambung, gas beracun, dan polutan.
Pada kasus tenggelam, air juga bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan aspirasi.
Begitu pun dengan orang yang sering batuk akibat asam lambung.
Asam lambung kerap masuk ke dalam paru-paru, terutama ketika tidur.
Berdasarkan kerusakan kulit yang terjadi, grade luka bakar dibagi menjadi tiga tingkat, yakni
tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing memiliki ciri serta cara penanganan yang
berbeda-beda. Berikut penjelasan lengkapnya:
Rendam luka dalam air dingin selama lima menit. Tapi jangan memakai air es karena
bisa makin memperparah kondisi kulit.
Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri.
Oleskan salep lidocaine yang mengandung lidah buaya guna mengatasi rasa tidak
nyaman pada kulit.
Jika terjadi pada bagian wajah, tangan, bokong, pangkal paha, dan kaki, luka bakar sebaiknya
tidak diobati sendiri di rumah. Segeralah ke dokter agar luka Anda dapat ditangani dengan
tepat.
8. Sebagai contoh, orang yang mengalami luka bakar di dada, perut, dan kelamin,
dikatakan memiliki luas luka bakar dengan angka 19 persen. Dari persentase ini,
dokter dapat memberikan penanganan yang tepat.Sementara jika persentase luka
bakar lebih dari 20 persen, penderita akan berisiko mengalami kekurangan cairan
hingga mengalami syok dan membahayakan nyawa.