Anda di halaman 1dari 16

Webinar BRBATPP Bogor

11 Juni2020

HERB MEDICINE
SEBAGAI KONTROL PENYAKIT PADA
PRAKTIK AKUAKULTUR

Oleh: Bunga Julianti Ridwan, S.Pi

Departemen Budidaya Periran


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan- Institut Pertanian Bgor
Produksi akuakultur
dunia meningkat

*FAO 2020
signifikan beberapa
dekade terakhir
dengan adanya
pergeseran sistem Tahun 1990
Tahun 2018
<20 Juta ton
budidaya ekstensif (bobot hidup)* >100 juta ton
menjadi intensif (bobot hidup)*

Pakan
Pupuk
Ekstensif Obat
Supplement

Intensif
• Input produksi sedikit • Input produksi banyak
• Kepadatan rendah • Kepadatan tinggi
• Limbah sedikit • Limbah lebih banyak
Desinfektan Pupuk dan
Antibiotik dan pestisida
obat-obatan

Pakan Hormon
formulasi &
supplement

Budidaya secara intensif ‘memaksa’ pembudidayamenggunakan


berbagai bahan kimia untuk meningkatkan produktivitas,
menjaga kualitas air hingga mencegah/menanggulangi terjadinya
outbreak penyakit dengan antibiotik. Antibiotik sendirimerupakan
salah satu bahan kimia yang paling umum digunakan dalam
praktik akuakultur

(Subasinghe et al. 2000; Bondad-Reantaso et al. 2005; Rico et al. 2013; Lulijwa et al. 2019)
Penggunaan antibiotik yang tidak “bertanggung jawab” pada
budidaya ikan dapat menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan dan manusia

Residu pada biota o Antibiotic resistance


Antibiotik o Keracunan/kerusakan
jaringan
o Alergi

(Li 2008; Zheng dan Su 2010;


Liu et al. 2017)

Larangan penjualan dan


penolakan produk oleh pasar
Outbreak Residu pada limbah
penyakit yang air/sedimen
parah

Uptake oleh
plankton dan
organisme kecil

Antibiotic resistance Terakumulasi pada rantai


pada patogen di air makanan
Penggunaan antibiotik dan bahan kimia sintesis
sudah banyak dibatasi dibeberapa negara.

Tren global dalam manajemen penyakit ikan


beralih dari penggunaan bahan kimia
(chemotherapy) ke produk alam menggunakan
herbal (phytotherapy) yang Murah, Manjur
Mudah dan raMah lingkungan
Citarasu 2009; Towers 2014; Rohani 2018; Luljiwa 2019

“Herbal adalah tanaman


yang memiliki zat aktif yang
bermanfaat bagi kesehatan”
Herbal memiliki banyak variasi zat aktif
yang memiliki berbagai peran
Anti-stress
Antifungal dan
Antibakterial Antiviral
antioksidan

Flavonoid, Fenolik, Alkaloid, Triterpenoid, Tanin,


Saponin, dll.

Imuno-stimulan
Memicu nafsu
makan
Efek aphrodisiac
(memicu reproduksi)

Disarikan dari review Citarasu et al. 2009, Chanu et al. 2012, Reverter et al. 2014
Herbal VS Antibiotik
Herbal Antibiotik
o Belum ada yang melaporkan o Dilaporkan menyebabkan
‘herbal-resistance immunity’ atau drug/antibiotic resistance pada
‘plant-substance-resistance’ berbagai mikroorganisme

o Biodegradable dan Biocompatible o Residunya tidak baik bagi manusia


(lebih ramah lingkungan) dan lingkungan

o Kaya kandungan bahan aktif o Single compound –single target


dengan variasi tinggi, sehingga karena keterbatasan kandunganya.
berpotensi untuk bersifat Multiple Untuk multiple disease? Perlu
target/therapeutic effect (Single penyesuaian/penambahan obat lain
herb –multiple disease)
o Relatif sulit diproduksi sendiri
o Bisa diproduksi sendiri dan feasible
diaplikasikan pada skala kecil
Disarikan dari review Citarasu et al. 2009,
Chanu et al. 2012, Reverter et al. 2014

o Penggunaan bahan alami ini dapat


meningkatkan kepercayaan
konsumen ikan budidaya
Tahapan Awal Riset
Herbal untuk Akuakultur
Studi potensi daerah, social dan local knowledge (kearifan
1 lokal) atau studi pustaka; serta studi bahan aktif herbal dan
penentuan spesies uji

Studi efek treatment/persiapan bahan herbal:


• Aplikasi (suntik, rendam, pakan)
• Tipe ekstrak (Akuades, Etil asetat, Etanol,…dsb)
2 • Dosis
• Durasi pemberian

Evaluasi respons fisiologis hewanuji


• Evaluasi respons imun
• Evaluasi ketahanan (survival) dengan uji tantang
3 • Evaluasi parameter produksi (Pertumbuhan, FCR, dsb)
Beberapa Hasil Riset Utama dan Aplikasi
Herbal untuk Budidaya Perairan

1. Meniran + BawangPutih 2. Daun Binahong 3. Tanaman pisang


(hasil manjur) (dosis rendah) (berupa limbah)
Pembuatan Pakan Tepung
Meniran + Bawang Putih

Dibersihkan dari kulitnya dan diiris


tipis

Dikering udarakan tanpa terkena


Meniran dibersihkan dari kotoran sinar matahari selama 3 hari

Dikering udarakan tanpa terkena Oven pada suhu 60 °C selama 1


sinar matahari jam

Dihaluskan (blender) dan diayak Dihaluskan (blender) dan diayak

Dicampurkan dengan pakan, Vitamin C 0,1% dan


ditambahkan air 30%. Cetak pakan dan dioven
Meniran + Bawang Putih
Aplikasi Herbal Tanaman
Pisang
Ekstrak pelepah pisang: meningkatkan imunitas pada ikan
gurame sebagai upaya pencegahan (93%), pengobatan
(100%) dan pengendalian (97,5%) terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila (Fitrianingrum 2015)

Ekstrak batang pisang: meningkatkan sistem imun,


kelangsungan hidup dan performa pertumbuhanudang
vaname (Simanjuntak 2016)

Pencampuran pelepah pisang: mengendalikan penyakit infeksi


Aeromonas hydrophila dengan kelangsungan hidup 90% untuk
pencegahan dan pengobatan 83.33% pada ikan sidat (Bukhari
2018)
Aplikasi Herbal Tanaman
Pisang…..lanjutan…

Serbuk tanaman pisang 3% dapat mengendalikan penyakit


infeksi
V. alginolyticus pada ikan kakap putih (Lates calcarifer)
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 70% pada
perlakuan pencegahan dan 83.33% pada pengobatan via
pakan (Pattah, 2020)

Pemberian tepung tanaman pisang ambon melalui pakan


sebanyak 30 g/kg selama 14 hari mampu meningkatkan
status kesehatan ikan kerapu cantang di keramba jaring
apung, namun belum mampu meningkatkan kinerja
pertumbuhan ikan (Lestari, 2020).
Riset herbal lain sebagai kontrol
penyakit pada akuakultur
Nama herbal Metode Komoditas Pustaka
Bawang Putih Suntik atau Pakan Patin, lele, dan mas Normalina (2009);
Puspitaningtyas
(2006)
Jeruk Nipis Suntik atau pakan Patin dan lele Maharani (2009)
Daun Pepaya Suntik atau pakan Lele Setiaji (2009)
Daun Sirih, Daun Bubuk atau seduh Lele Angka et al.
Sambiloto, Daun (2005)
Jambu Biji
Daun Kayu Manis Pakan Patin Safratilofa (2015)
Kunyit Pakan Patin Ikhsan (2013)
Daun Ketapang Suntik atau Pakan Patin Ashry (2007)
Daun Paci paci Pakan Lele Abdullah (2008)
Buah Mahkota Dewa Pakan Patin Lesmanawati dan
Sadiyah (2006)
Lidah Buaya Pakan Nila Faridah (2010),
Sartika (2011)
Tantangan Aplikasi
Herbal untuk Industri
Akuakultur

1. Variasi kandungan dan fleksibilitas peran bahan aktif


2. Standarisasi protokol penggunaan (dosis, metode
preparasi, metode pemberian)
3. Produksi bahan baku dalam jumlah yang banyak
dengan kualitas yang sama

Anda mungkin juga menyukai