MODUL KE-VII
OLEH:
NAMA:SUPARSIANTO ZEGA
NPM:208700019
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan
memberikan indera kepada setiap makhluk hidup. Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap
perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada
pada makhluk hidup, memiliki selsel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor
ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor. Interoreseptor ini berfungsi
terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di
dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa,
tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya. Eksoreseptor adalah kebalikan dari
yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata),
indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain
sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah),
indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis,
pahit dan lain sebagainya. (5) Indera penciuman (hidung), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa
kita kenal dengan sebutan panca indera. Disini kita akan menguji dan membahas keterkaitan
antara indra pembau, indra penglihatan, dan indra pengecap. Bila kita sedang salesma (pilek)
indra penciuman kita tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya bau makanan yang enakpun
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar
untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh
dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera.
Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Apabila dibagi ke dalam
kelompok reseptor, maka alat indera dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni :
rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit)
4.Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan
melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman
adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman.
Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk kedalamnya.
Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ
pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang
berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan
masuk ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira
10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka sel-sel ini akan
mengirimkan impuls saraf. Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat
dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang
mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara
dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut
Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri,
dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. Indera penciuman
mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat
olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian
ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada
sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke olfactory
bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita. Reseptorreseptor olfaktari
berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut
nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus ditulang tengkorak (cribriform plate)
dan memasuki olfactary bulbs (bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang
berproyeksi melalui taktrus alfactory ke otak. Ketidak mampuan untuk mencium disebut
anosmia: penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan dikepala yang
menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang
berjalan memalui cribiform plate. Lidah memiliki hubungan yang sangat erat dengan indera
khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri atas dua kelompok otot yaitu: otot instrinsik
dimana lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengkaitkan lidah
menekannya pada langit-langit dan gigi. Dan akhirnya mendorong masuk faring.
Kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada
zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-
beda. Letak masing-masing rasa berbedabeda. Rasa asin; lidah bagian depan, rasa manis;
lidah bagian tepi, rasa asam; lidah bagian samping, rasa pahit; lidah bagian belakang. Lidah
mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata
karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor
untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla
lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki
disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah. 2. Tonjolan
berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian
depan dan sisi lidah. 3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata,
tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah. Di dalam satu
papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel, yaitu
sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang memiliki tonjolan
seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari semua sel ini berhubungan satu sama
lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga reseptor yang terpapar ke cairan dalam rongga mulut
merupakan mahkota apeks mikrofilinya. Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf
dan tiap serabut saraf menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong, maka
tunas pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang. Pada sistem gustatory
terdapat saraf kranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X).
disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang
menyebabkan bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory
Di dalam rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu rangsangan bau tersebut
akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat penciuman dan saraf
pembau. Setelah itu otaklah yang memproses ingatan akan bau tersebut sehingga manusia
5. Gambar
.
BAB III
Metode:
Tempat :Daring(online)
Alat:
Cutter
Kertas labal
Piring
Garpu
Bahan :
Pepaya
Jeruk
Belimbing
Salak
c. Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan
c. c Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan
HASIL PENGAMATAN
Pembahasan
Secara fungsional antara indera pembau dan indera pengecap memiliki keterkaitan
yang erat dimana keduanya merupakan sistem penginderaan kimia (chemoreseptor). Proses
yang kompleks dari membau dan mengecap dimulai ketika molekul-molekul dilepaskan oleh
substansi disekitar kita yang menstimulus sel saraf khusus dihidung, mulut, dan tenggorokan.
Sel-sel ini menalurkan pesan ke otak dimana bau dan rasa khusus diidentifikasi. bekerjanya
indera pembau dan indera pengecap tergantung pada reseptor yang biasanya distimulasi oleh
zat kimia(chemoreseptor) selain sistem yang sama-sama diaktifkan oleh rangsang kimia.
menebak buah yang diujikan baik dalam kondisi mata dan hidung terbuka ataupun tertutup
dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantarana adalah buah yang digunakan sudah terlalu
lama dibiarkan pada ruang terbuka sehingga zat kimia yang terlarut dalam buah tersebut
berkurang, akibatnya indera pengecap pada praktikan susah dimendeteksi rasa pada buah
tersebut.
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori.
keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung
dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat
Pengaruh bau sangat menentukan terhadap kesan pengecapan. jika rangsang bau
dihalangi dengan menutup mata dan ke dua lubang hidung, maka tiga zat makanan yang
berbeda akan mempunai rasa yang hampir sama. ini dikarenakan tidak tersampaikannya
rangsangan bau ke reseptor olfaktori ketika hidung tertutup.hal lain yang menunjukkan
hubungan diantara keduanya adalah bahwa indera peniuman merupakan reseptor awal
sebelum indera pengecap memutuskan untuk menerima atau tidak menerima suatu makanan,
sehingga dengan hidung terbuka praktikan dapat lebih pekat merasakan stimulus yang
diberikan. “Sense” berupa kimia, mekanisme hemosensor yang lain memberikan kontribusi
terhadap indera pembau dan pengecap. Dalam sistem ini, ribuan saraf bebas bermuara diatas
permukaan dari mata, hidung, mulut, dan tenggorongan untuk mengidentifikasi sensasi
seperti sengatan amonia, dinginnya menthol. Sehingga antara indera pembau dan pengecap
memiliki keterkaitan yang erat, terutama dalam menanggapi stimulus berupa zat kimia.
indera pembau dapat menerima rangsangan zat kimianya yang terlarut dalam udara,
sedangkan indera pengecap menerima rangsangan zat kimia yang terlarut dalam air ataupun
KESIMPULAN
Indra pembau dan indra pengecap mempunyai hubungan yang sangat kuat, mereka
saling berkaitan dan saling membutuhkan. Jika hidung dihambat proses penciumannya, maka
otomatis indra pengecap (lidah) pun juga tidak dapat merasakan apa rasa dari bahan makanan
yang dirasakan tersebut. Jika kita dalam keadaan sehat, kita bisa jelas merasakan rasa manis,
asam, asin, maupun pahit pada lidah kita. Namun, jika dalam keadaan sakit dan hidung
tersumbat atau pilek, maka makanan yang kita rasakan akan terasa hambar.
DAFTAR PUSTAKA
http://snelaisnaenh.blogspot.co.id/2014/07/laporan-pratikum-psikologi faalindera_2093.html?
m=1
http://riichaacha.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktikkum-faal-pembauan.html? m=1
http://fajaradhi99.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-indera-pengecap-danpembau.html?m=1
https://www.scribd.com/mobile/doc/86440247/Hubungan-Indra-Pembau-DanIndra-Pengecap
http://belajaronline2014.blogspot.co.id/2014/07/indra-pembau-pencium padamanusia.html?
m=1