Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

SISTEM INDERA KETERKAITAN


INDERA PEMBAU DAN PENGECAP

MODUL KE-VII

OLEH:
NAMA:SUPARSIANTO ZEGA
NPM:208700019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FALKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERTSITAS MEDAN AREA
2021
BAB I
PENDAHULUAN A
Latar belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam

sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,

khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga

keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan

memberikan indera kepada setiap makhluk hidup. Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap

perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada

pada makhluk hidup, memiliki selsel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi

untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor

ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor. Interoreseptor ini berfungsi

untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor

terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran

pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di

dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa,

tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya. Eksoreseptor adalah kebalikan dari

interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan

yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata),

indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain

sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan

lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali

perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah),

indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis,

pahit dan lain sebagainya. (5) Indera penciuman (hidung), indera ini berfungsi untuk

mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa
kita kenal dengan sebutan panca indera. Disini kita akan menguji dan membahas keterkaitan

antara indra pembau, indra penglihatan, dan indra pengecap. Bila kita sedang salesma (pilek)

indra penciuman kita tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya bau makanan yang enakpun

tidak tercium, selera makan menurun.

Tujuan

Mengetahui pentingnya pengaruh bau terhadap kesan pengecapan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar

untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh

dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera.

Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Apabila dibagi ke dalam

kelompok reseptor, maka alat indera dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni :

1. Kemoreseptor : Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap

rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).

2. Mekanoreseptor: Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap

rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit)

dan indra pendengaran (telinga).

3. Fotoreseptor: Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan

cahaya seperti indra penglihatan atau mata.

4.Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan

melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman

adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman.

Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk kedalamnya.

Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ

pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang

berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan

masuk ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira

10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka sel-sel ini akan

mengirimkan impuls saraf. Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama

besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat
dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang

mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara

dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian

belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut

dengan Palate. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya.

Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri,

dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. Indera penciuman

mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat

olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian

ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada

sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke olfactory

bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di

proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita. Reseptorreseptor olfaktari

berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut

olfactoriy mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit-dendrit mereka berlokasi disaluran-saluran

nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus ditulang tengkorak (cribriform plate)

dan memasuki olfactary bulbs (bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang

berproyeksi melalui taktrus alfactory ke otak. Ketidak mampuan untuk mencium disebut

anosmia: penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan dikepala yang

menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang

berjalan memalui cribiform plate. Lidah memiliki hubungan yang sangat erat dengan indera

khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri atas dua kelompok otot yaitu: otot instrinsik

dimana lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengkaitkan lidah

pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar


yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah menyodok makanan,

menekannya pada langit-langit dan gigi. Dan akhirnya mendorong masuk faring.

Kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada

zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-

beda. Letak masing-masing rasa berbedabeda. Rasa asin; lidah bagian depan, rasa manis;

lidah bagian tepi, rasa asam; lidah bagian samping, rasa pahit; lidah bagian belakang. Lidah

mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata

karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor

untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla

lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki

bentuk-bentuk tertentu, yaitu: 1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang

disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah. 2. Tonjolan

berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian

depan dan sisi lidah. 3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata,

tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah. Di dalam satu

papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel, yaitu

sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang memiliki tonjolan

seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari semua sel ini berhubungan satu sama

lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga reseptor yang terpapar ke cairan dalam rongga mulut

merupakan mahkota apeks mikrofilinya. Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf

dan tiap serabut saraf menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong, maka

tunas pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang. Pada sistem gustatory

terdapat saraf kranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X).

Ketidakmampuan dalam membau disebut anosmia sedangkan ketidakmampuan dalam perasa

disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang
menyebabkan bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory

karena masuk ke dalam lubang-lubang permiabel di cribriform plate.

Di dalam rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu rangsangan bau tersebut

akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat penciuman dan saraf

pembau. Setelah itu otaklah yang memproses ingatan akan bau tersebut sehingga manusia

mengetahui dan dapat membau aroma tersebut.

5. Gambar

.
BAB III

METODE DAN BAHAN

Metode:

Hari/tanggal :Selasa,07 desember 2021

Tempat :Daring(online)

Alat:

 Cutter

 Kertas labal

 Piring

 Garpu

Bahan :

 Pepaya

 Jeruk

 Belimbing

 Salak

Langkah kerja pertama :

a. Tutup mata praktikan/probandus dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.

b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.

c. Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan

kemudian menebaknya, catat hasilnya

d. Lanjutkan dengan bahan uji ke 2, ke 3 dan ke 4. Catat hasilnya.


Langkah kerka kedua :

a. Tutup mata praktikan/probandus dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.

b. Lidah dibersihkan dengan tisu atau berkumur dengan air putih

c. c Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan

kemudian menebaknya, catat hasilnya

d. Lanjutkan dengan bahan uji ke 2, ke 3 dan ke 4. Catat hasilnya.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Kepekan kerja indera pembau dan pengecap


Nama
sampel Mata ditutup Mata dan hidung ditutup
buah Ulangan Ulangan
1 2 3 1 2 3
Pepaya √ √ √ √ √ √
Jeruk √ √ √ √ √ √
Belimbin √ √ √ √ √ √
g
Salak √ √ √ √ √ √

Pembahasan

Secara fungsional antara indera pembau dan indera pengecap memiliki keterkaitan

yang erat dimana keduanya merupakan sistem penginderaan kimia (chemoreseptor). Proses

yang kompleks dari membau dan mengecap dimulai ketika molekul-molekul dilepaskan oleh

substansi disekitar kita yang menstimulus sel saraf khusus dihidung, mulut, dan tenggorokan.

Sel-sel ini menalurkan pesan ke otak dimana bau dan rasa khusus diidentifikasi. bekerjanya

indera pembau dan indera pengecap tergantung pada reseptor yang biasanya distimulasi oleh

zat kimia(chemoreseptor) selain sistem yang sama-sama diaktifkan oleh rangsang kimia.

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, ketidakmampuan praktikan pertama dalam

menebak buah yang diujikan baik dalam kondisi mata dan hidung terbuka ataupun tertutup

dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantarana adalah buah yang digunakan sudah terlalu

lama dibiarkan pada ruang terbuka sehingga zat kimia yang terlarut dalam buah tersebut

berkurang, akibatnya indera pengecap pada praktikan susah dimendeteksi rasa pada buah

tersebut.

Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan

dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori.
keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung

dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat

mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.

Pengaruh bau sangat menentukan terhadap kesan pengecapan. jika rangsang bau

dihalangi dengan menutup mata dan ke dua lubang hidung, maka tiga zat makanan yang

berbeda akan mempunai rasa yang hampir sama. ini dikarenakan tidak tersampaikannya

rangsangan bau ke reseptor olfaktori ketika hidung tertutup.hal lain yang menunjukkan

hubungan diantara keduanya adalah bahwa indera peniuman merupakan reseptor awal

sebelum indera pengecap memutuskan untuk menerima atau tidak menerima suatu makanan,

sehingga dengan hidung terbuka praktikan dapat lebih pekat merasakan stimulus yang

diberikan. “Sense” berupa kimia, mekanisme hemosensor yang lain memberikan kontribusi

terhadap indera pembau dan pengecap. Dalam sistem ini, ribuan saraf bebas bermuara diatas

permukaan dari mata, hidung, mulut, dan tenggorongan untuk mengidentifikasi sensasi

seperti sengatan amonia, dinginnya menthol. Sehingga antara indera pembau dan pengecap

memiliki keterkaitan yang erat, terutama dalam menanggapi stimulus berupa zat kimia.

indera pembau dapat menerima rangsangan zat kimianya yang terlarut dalam udara,

sedangkan indera pengecap menerima rangsangan zat kimia yang terlarut dalam air ataupun

zat pelarut lainna.


BAB V

KESIMPULAN

Indra pembau dan indra pengecap mempunyai hubungan yang sangat kuat, mereka

saling berkaitan dan saling membutuhkan. Jika hidung dihambat proses penciumannya, maka

otomatis indra pengecap (lidah) pun juga tidak dapat merasakan apa rasa dari bahan makanan

yang dirasakan tersebut. Jika kita dalam keadaan sehat, kita bisa jelas merasakan rasa manis,

asam, asin, maupun pahit pada lidah kita. Namun, jika dalam keadaan sakit dan hidung

tersumbat atau pilek, maka makanan yang kita rasakan akan terasa hambar.

DAFTAR PUSTAKA

http://snelaisnaenh.blogspot.co.id/2014/07/laporan-pratikum-psikologi faalindera_2093.html?

m=1

http://riichaacha.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktikkum-faal-pembauan.html? m=1

http://fajaradhi99.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-indera-pengecap-danpembau.html?m=1

https://www.scribd.com/mobile/doc/86440247/Hubungan-Indra-Pembau-DanIndra-Pengecap

http://belajaronline2014.blogspot.co.id/2014/07/indra-pembau-pencium padamanusia.html?

m=1

Anda mungkin juga menyukai