Anda di halaman 1dari 118

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar 

(ISBD)
TUGAS ILMU SOSIAL dan BUDAYA DASAR

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar

Pengampu: Drs. Nur Chusni,M.Ag

Disusun Oleh :
DIAN TRI PRASETYOWATI
A210120103
PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Ruang Lingkup ISBD

1. PENDAHULUAN (PENGANTAR ISBD)

A. Latar Belakang Diajarkannya ISBD

Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi memiliki tiga jenis kemampuan,
antara lain :
– Kemampuan Personal
– Kemampuan Akademis
– Kemampuan Professional.

B. Pengertian

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

C. Fungsi
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya sosial budaya dapat
ditingkatkan sebagai kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

D. Visi, Misi , dan Tujuan ISBD

Visi ISBD adalah Mahasiswa selaku individu dan makhluk sosial yang beradab memiliki
landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka, dan arif dalam
menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat.

Misi ISBD adalah:


a) Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat
manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
b) Memberikan dasar-dasar nilai estetika,etika , moral,hukum dan budaya sebagai landasan
untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud
masyarakat yang tertib, teratur, dan sejahtera.
c) Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu
bersikap kritis,analitis, responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di
masyarakat.

Tujuan ISBD adalah :


Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang keragaman
dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika,moral, dan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat.
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal sosial hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial
yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya.

2. MANUSIA dan KEBUDAYAAN

A. PENGERTIAN

Budaya berasal dari bahasa sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti
budi atau akal. Budaya merupakan hasil cipta,rasa, dan karsa manusia.

B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN

Koentjaraningrat megemukakan bahwa kebudayaan digolongkan dala tiga wujud,yaitu:


Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan
peraturan.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA


• Sistem Pengetahuan
• Nilai
• Pandangan Hidup
• Kepercayaan
• Persepsi
• Etos Kebudayaan

D. SIFAT-SIFAT BUDAYA

Sifat hakiki kebudayaan antara lain:


Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan
mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
Budaya mencakup atuan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, yang dilarang dan yang diijinkan.

E. SISTEM BUDAYA

Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang sering disebut dengan adat istiadat.
Jenis kebudayaan dikelompokkan menjadi dua:
Kebudayaan Material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti
gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
Kebudayaan Non-Material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya. Non-Material meliputi:
• Volkways
• Mores
• Norma hukum
• Mode

F. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN

Kebudayaan tercipta atau terwujud sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan segala
isi alam raya ini. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensia, dan
intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan sumber-sumber
kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan mempunyai fungsi besar bagi manusia dan masyarakat. Hasil karya masyarakat
melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.

G. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN

Kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi


terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri
khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah lingkungan dan kebudayaan:
Physical Environment
Cultural Social Environment
Environmental Orientation and Representation
Environmental Behavior and Process
Out Carries Product

H. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta,rasa,dan karsa manusia oleh
karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan
seseorang bersifat kompleks,dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan sosial.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplet ditentukan oleh lingkungan
fisik saja,namun lingkungan tersebut sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya
sebuah kebudayaan. Dari waktu ke waktu,kebudayaan berkembang seiring majunya
teknologi(dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam setiap
manusia.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap perilaku reguler yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
I. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksana pembangunan.
Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau jiwa.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap etnosentrisme
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan.

J. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta,rasa,dan karsa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi ilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan,bukan sebaliknya yaitu
yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
Ada lima faktor penyebab perubahan kebudayaan:
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
c. Perubahan karenan adanya penemuan (discovery).
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e. Perubahan yanag terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsi suatu kepercayaan baru.

3. MANUSIA dan PERADABAN


A. PENGERTIAN
Peradaban merupakan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus,indah dan
maju, seperti misalnya; kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan,dan sebagainya. Konsep peradaban tidak lain adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam
tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
Suatu masyarakat telah mencapai tahapan peradaban tertentu,berarti telah mengalami evolusi
kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat Iptek
dan unsur-unsur budaya lainnya.Dengan demikian,masyarakat tersebut dikatakan telah
mengalami proses perubahan sosial yang berarti,sehingga taraf kehidupannya makin
kompleks,atau dengan kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban.
B. HAKIKAT HIDUP MANUSIA

Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi yaitu sebagai makhluk Tuhan,individu
dan sosial budaya.Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama denagn manusia lain
yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Tiap kebudayaan berbeda namun pada
dasarnya memiliki hakikat yang sama yaitu:
Terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia
Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati
Diperlukan manusia yang diwujudkan dalam tingkah laku
Berisi aturan yang berisi kewajiban,tindakan yang diterima atau tidak,larangan dan
pantangan.

C. PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial merupakan perubahan yang di didalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi,yang meliputi berbagai aspek kehidupan.Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan
dari perubahan kebudayaan.
Teori dan bentuk perubahan sosial :
a. Teori sebab akibat
o Analisis dialektis
o Teori tunggal mengenai perubahan
b. Teori proses atau arah perubahan sosial
o Teori evolusi unilinier (garis lurus tunggal)
o Teori multlinear
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan
kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan
apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satu pun masyarakat yang
tidak memiliki kebudayaan.
D. TEORI-TEORI MENGENAI PEMBANGUNAN,KETERBELAKANGAN,DAN
KETERGANTUNGAN

1. Teori Depedensi(ketergantungan)
Pada umumnya memberikan gambaran melalui analisis dialektesis yaitu suatu analisis yang
menganggap bahwa gejala-gejala sosial yang dapat diamati sehari-hari pasti mempunyai
pentebab tertentu.
Bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto :
Perubahan cepat dan perubahan lambat
Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki
2. Penyebab perubahan
a. Faktor intern
Bertambah dan berkurangnya penduduk
Adanya penemuan-penemuan baru
• Discovery
• Invention
• Inovasi
Konflik dalam masyarakat
Pemberontakan dalam tubuh masyarakat

b. Faktor ekstern
Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah
Pengaruh kebudayaan lain
3. Keseimbangan
Keseimbangan sosial adalah situasi dimana segenap lembaga sosial berfungsi dan saling
menunjang.

E. MODERNISASI

Menurut Koentjaraningrat ,Modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan


konstelasi dunia sekarang ini.Manusia yang telah mengalami modernisasi terungkap pada
sikap mentalnya yang maju, berpikir rasional,berjiwa wiraswasta,dan berorientasi ke masa
depan.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang mengubah:
Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana
produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.
Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memrlukan ada masyarakat
nasional dengan integrasi yang baik.

Syarat-syarat modernisasi :
– Cara berpikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
– Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya
– Sistem administrasi yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi
Ciri-ciri modernisasi :
– Kemajuan teknologi dan industrialisasi,akulturasi,sekularisasi,individualisasi
– Banyak memberikan kemudahan bagi manusia
– Hampir semua keinginan manusia terpenuhi

F. PERADABAN INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI DAN GLOBALISASI

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka dunia menjadi sempit,
ruang dan waktu menjadi sangat relatif.Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin
terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus perubahan.Oleh karena itu, Indonesia menghadapi
kewajiban ganda,yaitu satu pihak melestarikan warisan budaya bangsa dan di pihak lain
membangun kebudayaan nasional yang modern.

4. MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. INDIVIDU DAN MASYARAKAT


1. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya.Setiap individu memiliki kepribadian (ciri khas) yang
membedakan dirinya dengan yang lain.Kepribadian itu dipengaruhi oleh faktor
bawaan(genotif) dan faktor lingkungan(fenotip) ang saling berinterinteraksi secara terus
menerus.

2. Manusia sebagai makhluk sosial


Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan :
Pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Manusia dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Dapat disimpulkan manusia dikatakan makhluk ssial krena beberapa alasan :


Manusia tunduk pada aturan.norma sosial.
Perilaku manusia mnegharapkan penilaian dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

3. Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dngan lingkungan hidup


Pada perkembangan dan kemajuan IPTEK seperti kita alami dewasa ini,”seolah-olah”
peneraoan serta manfaatnya itu memberikan kemungkinan terhadap kemampuan manusia
memanfaatkan alam lingkungan.Sehingga berkembang pandangan posibilisme optimis
biologi yang secara optimis memberikan kemungkinan kepada penerapan teknologi dalam
memecahkan masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan.

B. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA


Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang
cukup lama. Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan
nilai,norma, kebudayaan, bagi kehidupan mereka.
Ciri-ciri masyarakat :
Kelompok manusia
Menempati suatu kawasan.
Memiliki kebudayaan
Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
Yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
Masyarakat setempat (komunitas) adalah bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam
lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial)
Unsur-unsur komunitas yaitu:
o Seperasaan
o Sepenanggungan
o Saling memerlukan

C. MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Masyarakat desa hubungan lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem
kehidupan biasanya berkelompok,atas dasar kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada
umumnya hidup dari pertanian atau nelayan,yang lain pun ada seperti tukang kayu atau
tukang batu. Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Di desa,yang
diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya
diabaikan. Masyarakat desa sering disebut dengan gemainschaft atau paguyuban.
Masyarakat kota hubungan tidak rata satu sama lain. Di kota sering ditandai dengan
kehidupan yang ramai,wilayahnya yang luas,dan mata pencaharian penduduknya bermacam-
macam. Pembagian kerja pada masyarakat kota sudah sangat terspesialisasi. Begitu pula jenis
profesi pekerjaan sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Antara satu jenis pekerjaan
dengan pekerjaan lain sangat erat kaitannya. Masyarakat kota sering disebut dengan
geselschaft atau patembayan.

D. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

Interaksi sosial adalah proses sosial yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut orang perorangan dengan sekelompok manusia, yang merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
a. Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan
Faktor-faktor yang mendasari berlagsungnya interaksi sosial :
o Imitasi
o Sugesti
o Identifikasi
o Simpati
b. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
• Adanya kontak sosial
• Adanya komunikasi
c. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Cooperation (kerja sama)
Competition (persaingan)
Conflict (pertentangan)
d. Macam-macam proses sosial
Proses asosiatif
– Kerja sama (cooperation)
– Akomodasi (accomodation)
Proses disosiatif
– Persaingan (competition)
– Kontravensi (contravention)
– Pertentangan (conflict)

E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Penempatan lapisan sosial seseorang dalam lapisan ekonomi tertentu merupakan pembahasan
stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial Max Weber menjelaskan
stratifikasi sosial dalam tiga dimensi,yaitu dimensi kekayaan, dimensi kekuasaan, dan
dimensi prestise.

5. MANUSIA,NILAI,MORAL, dan HUKUM

1. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia merupakan makhluk yang berakal budi, dapat berpikir, mampu menguasasi makhluk
lain dan tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia
Sifat-sifat nilai :
Nilai itu suatu realitas abstrak yang ada dalam kehidupan manusia.
Nilai memiliki sifat normative
Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia sebagai pendorong nilai.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai-nilai dalam dua konteks,
pertama akan memandang sesuatu yang objektif,apabila dia memandang nilai itu ada
meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya
manusia sebagai penilai. Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai sangat
tergantung pada subjek yang menilainya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan
hadir tanpa hadirnya penilai.
3. PENGERTIAN MORAL

Moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.

4. PENGERTIAN HUKUM

Hukum adalah kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian diantara warga masyarakat dan
sistem sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat.

5. MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan, atau
motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku,baik disadari maupun tidak.
Nilai itu memiliki polaritas dan hierarki,yaitu :
Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik
dan buruk, keindahan dan kejelekan.
Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.
Hierarki nilai menurut Max Scheller :
Nilai kenikmatan
Nilai kehidupan
Nilai kejiwaan
Nilai kerohanian
Menurut Notonagoro :
Nilai material
Nilai vital
Nilai kerohanian

Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung dengan
nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam tanggung jawab
seseorang.
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Jadi, manusia, nilai, moral dan
hukum adalah sesuatu yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara
kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral,
dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.

6. MANUSIA,KERAGAMAN dan KESEDERAJATAN

A. MAKNA KERAGAMAN dan KESEDERAJATAN

Keragaman merupakan suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-


perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,
ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Kesederajatan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.

B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA

Suku bangsa dan ras


Agama da keyakinan
Ideologi dan politik
Tata krama
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial

C. PENGARUH KERAGAMAN Terhadap KEHIDUPAN BERAGAMA,


BERMASYARAKAT, BERNEGARA Dan KEHIDUPAN GLOBAL

1. Disharmonisasi,adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan


dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada dalam
globalisasi.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain yaitu kesenjangan dala berbagai bidang yang tentu saja
tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan benegara.
3. Eksklusuvisme ,rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-
macam, antara lain ; keyakinannya bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih
tinggi dari ras/suku/kelompok lain.

Faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan sosial budaya


a. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
• Akulturasi
• Difusi
• Penetrasi
• Invasi
• Asimilasi
• Hibridisasi
• Milenarisasi
b. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat
• Sistem pendidikan yang maju
• Menghargai hasil karya orang lain
• Sikap masyarakat yang terbuka
• Penduduk yang heterogen
• Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviasi)
7. MANUSIA,SAINS,TEKNOLOGI, Dan SENI

A. PENGERTIAN

1. SAINS

Sains berkaitan dengan mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis,dan bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Sains memberi penekanan kepada sumbangan
pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh
alam semesta. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan
teknologi.

2. TEKNOLOGI

Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa


penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun
mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu
pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis
teknologi/bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan
dan pengetahuan tentang perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang
menjadi pasangannya.
Macam-macam teknologi :
a. Teknologi modern
b. Teknologi madya
c. Teknologi tradisional

3. SENI

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia , seni keahlian membuat karya yang bermutu
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya), seperti tari, lukis, ukir, dan
lain-lain.

B. MAKNA SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI MANUSIA

1. Perkembangan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendatangkan kemamkuran materi.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan cabang ilmu
pengetahuan baru seperti ; teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung, teknologi
transportasi, dan lain-lain.
2. IPTEK dan Nilai
Dalam menghadapi IPTEK masyarakat indonesia harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan
industrialisasi, maka dituntut adanya keahlian untuk menggunaka, mengelola, dan senantiasa
menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap
mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.
Teknologi mempunyai dua komponen utama :
1. Hardware aspect
2. Software aspect
C. MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK IPTEK

Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat mencipatkan alat-alat serta perlengkapan
yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia
berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan
lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang
hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain ;
1. Bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
2. Bidang kedokteran dan kesehatan.
3. Bidang telekomunikasi
4. Bidang pertahanan dan keamanan.

D. DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN

Nuklir
Polusi
• Pencemaran air dan tanah
• Pencemaran udara
• Pencemaran suara
• Pencemaran benda-benda radioaktif
Klonasi/kloning
Efek rumah kaca

8. MANUSIA dan LINGKUNGAN


A. PENGERTIAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan
mati, baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yamng memiliki peranan
yang lebih kompleks dan riil.

B. KORELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

1. Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya, maka kita bisa mengambil sudut pandang ekologi untuk membahas kajian
manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu oleh manusia
untuk manusia.

2. Lingkungan Hidup Manusia


Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan sosial budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem. Dalam ekosistem terdapat
komponen biotik dan abiotik.
Komponen abiotik : tanah, udara, air, cahaya, suhu atau temperatur.
Komponen biotik : produsen, konsumen, pengurai.
C. PENGARUH MANUSIA PADA LINGKUNGAN HIDUPNYA
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun
negatif. Berpengaruh positif bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari
perubahan tersebut, dan berpengaruh negatif karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

D. SUMBER ALAM

Sumber alam yang dapat diperbarui (renewable resources)


Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resources)

E. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL

a. Masalah erosi dan banjir


b. Pencemaran lingkungan
c. Kehutanan

F. IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP

1. Pandangan Baru Terhadap Lingkungan


Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan
oleh aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langka, serta menurunnya nilai estetika alam, merupakan beberapa masalah lingkungan
hidup.

2. Dampak Perkembangan dan Penerapan IPTEK, serta Perubahan Sosial Ekonomi Terhadap
Masalah Lingkungan Hidup

A. Dampak positif bagi lingkungan hidup


Bidang industri :
• Perkembangan industri bertambah baik
• Memperoleh devisa dari industri pariwisata
• Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas
• Diciptakannya mesin daur ulang
• Diperluasnya lapangan kerja
Bidang pertanian :
• Bertambahnya varietas baru dan unggul
• Peningkatan hasil produksi pertanian
• Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
• Dikenalnya sistem pemupukan dan obat-obat hama.
• Pemberantasan hama dengan pesawat terbang di perkebunan.

B. Dampak negatif bagi lingkungan hidup


– Rusaknya lingkungan alam.
– Terjadinya banjir dan erosi
– Terjadinya pencemaran air, udara, tanah.
– Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit.

G. MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA


Lingkungan yang berpengaruh pada manusia ini sangat bervariasi, baik dalam jenis dan
sifatnya,dalam jumlah, kuantitas dan volumenya, kekuatan dan daya tekannya, kualitasnya,
hasrat dan dorongan manusia untuk membutuhkannya. Demikian pula ragam lingkungan
seperti itu sering berpengaruh pada perlakuan manusia terhadap lingkungan itu sendiri.

Manusia, nilai, moral dan hukum

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-
masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain
mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan
pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri
manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan
kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai
dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh
dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan
oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif untuk
melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi,
internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan
sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam
pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan
tanggung jawab dalam segenap aspek.

B.  Rumusan masalah

1.      Pengertian dari manusia, nilai, moral dan hokum


2.      Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hokum
3.      Keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
4.      Problematika nilai, moral, hokum dalam masyarakat dan Negara

C.  Tujuan

1.      Membahas mengenai manusia, nilai, moral dan hukum


2.      Mengetahui Hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum
3.      Mempelajari tentang keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
4.      Membahas tentang problematika nilai, moral dalam masyarakat dan Negara

BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

Pengertian Manusia, Nilai, Moral dan Hukum

         Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan
segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
         Nilai

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi
dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.

         Moral

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan


manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan
sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.

         Hukum

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat
dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar
masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara
negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.

A.  Hakikat Fungsi Perwujudan nilai, moral dan hukum

Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara manusia mencari
hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat nilai) yang mempunyai dua kajian utama
yakni estetika dan etika. Keduanya berbeda karena estetika berhubungan dengan keindahan
sedangkan etika berhubungan dengan baik dan salah, namun karena manusia selalu berhubungan
dengan masalah keindahan, baik, dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan layak atau tidaknya
sesuatu, maka pembahasan etika dan estetika jauh melangkah ke depan meningkatkan
kemampuannya untuk mengkaji persoalan nilai dan moral tersebut sebagaimana mestinya.

Menurut Bartens ada tiga jenis makna etika, yaitu:

1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).
3. Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik dan yang buruk (filsafat moral).

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.

 Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia


Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika. Manusia sebagai
makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks, pertama akan memandang nilai
sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang
menilainya. Kedua, memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantung
pada subjek yang menilainya.

Dua kategori nilai itu subjektif atau objektif:

Pertama, apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita mendambakannya
karena objek itu memiliki nilai Kedua, apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai
pada objek, atau kita mengalami preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai
mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organis kita (Frondizi, 2001, hlm. 19-24).

 Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder


Kualitas primer yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama
seperi kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder
merupakan kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan
sebagainya, jadi kualitas sekunder seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih
terhadap sesuatu yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.

Perbedaan antara kedua kualitas ini adalah pada keniscayaannya, kualitas primer harus ada
dan tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kualitas sekunder bagian eksistesi objek tetapi kehadirannya
tergantung subjek penilai. Nilai bukan kualitas primer maupun sekunder sebab nilai tidak menambah
atau memberi eksistensi objek. Nilai bukan sebuah keniscayaan bagi esensi objek. Nilai bukan benda
atau unsur benda, melainkan sifat, kualitas, yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan “baik”. Nilai
milik semua objek, nilai tidaklah independen yakni tidak memiliki kesubstantifan.

 Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan


Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan, nilai memiliki polaritas dan hierarki,
yaitu:

1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti
baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.

Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas pengakuan, objek
yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan yang akan dicapai, hubungan antara
pengembangan nilai dengan keuntungan, dan hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal
lain yang lebih baik. Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, nilai
kenikmatan, kehidupan, kejiwaan, dan nilai kerohanian. Dan masih banyak lagi klasifikasi lainnya dari
para pakar, namun adapula pembagian hierarki di Indonesia (khususnya pada masa dekade
Penataran P4), yakni, nilai dasar, nilai instrumental, dan yang terakhir nilai praksis.

 Makna Nilai bagi Manusia


Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusia karena
dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu
terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas,
harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

 Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral


Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta terputusnya komunikasi
yang harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam
pembinaan nilai moral anak. Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai
yang harus dipegang bahkan sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.

 Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral


Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang dimilikinya,
pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan kebiasaan teman itu positif juga,
sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikap dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi
diperlukan pula pendampingan orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang
tua yang memiliki anak yang masih di bawah umur.

 Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu


Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin hubungan dengan
anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka: memberi tahu apa yang harus mereka
lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering
harus melakukan, dan juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa
juga seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.

 Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral


Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai anak-anak. Oleh
karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan mengembangkan suatu pandangan hidup
yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh
kebingungan nilai, maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya
dengan pendekatan klarifikasi nilai.

 Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral


Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan lebih
berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat dimungkinkan bila melihat
eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan
lain dalam pendidikan nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.

 Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral


Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya maka akan
mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh tuntutan teman sebaya
dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan menjadi konflik internal pada individu yang
akhirnya akan menimbulkan kebingungan nilai bagi individu tersebut.

 Manusia Dan Hukum


Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan
hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam
masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas
lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law)
dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan
struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai
“semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi
sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur


tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order) yang
bernama: m a s y a r a k a t. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat
yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan
(hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

         Hubungan Hukum Dan Moral


Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. Oleh
karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral dan perundang-undangan yang
immoral harus diganti.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap berbeda,
sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-
undang yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dengan moral.

B.  KEADILAN, KETERTIBAN, DAN KESEJAHTERAAN

Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas hak
hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain, karena orang lain
punya hak hidup seperti kita. Jadi kita harus member kesempatan pada orang lain untuk
mempertahankan hidupnya. Prinsipnya keadilan terletak apada keseimbangan atau keharmonisan
antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan lupa
pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban
tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.

Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :


1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara

2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara

3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.

Ciri-ciri keadilan adalah :

1. Tidak memihak

2. Sama hak

3. Sah menurut hokum

4. Layak dan wajar

5. Benar secara moral

Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah :

1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara

2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain, sewenang-
wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.

Macam-macam Keadilan :

1. Keadilan Legal (keadilan moral)

Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang
paling cocok baginya (the man behind the gun). Rasa keadilan akan terwujud bila setiap individu
melakukan fungsinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila
ada intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat memicu
pertentangan, konflik dan ketidakserasian.

2. Keadilan Distributive

Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal yang tidak sama
diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama (justice is done when equals are
treated equally). Contoh : gaji pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.

C.  PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA
Terbentuknya nilai dari hubungan yang bersifat ketergantungan sikap manusia terhadap nilai
dari suatu maka manusia akan berbuat sesuatu yang merupakan modal dasar dalam menjalin
kehidupan manusia. Dengan menilai dapat menentukan moral seseorang, apakah baik buruknya
sepanjang niali itu dalam arti positif berarti perubahan bermoral , begitu juga sebaliknya jika nilai itu
dalam arti negatif berarti perbuatan yang amoral. Perbuatan yang bersifat amoral inilah yang
dijadikan problema dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek lahiriah yaitu
untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari aspek batiniah yaitu untuk
mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu contoh adalah masalah perkawinan. Semua orang
tahu bahwa tujuan dari perkawinan adalah untuk menciptakan keluarga sakinah mawadah
warahmah, akan tetapi kenyataan-kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam keluarga,
misalnya: terjadi kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami tidak bertanggung jawab pada anak
dan istri dan lain sebagainya. Dengan nilai dari perkawinan tidak terwujud sebagaimana yang kita
dambakan. Secara hukum suatu perkawinan itu dapat diakui oleh negara apanila dilakukan
dihadapan catatan sipil (untuk penduduk non Islam) dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA,
untuk penduduk Islam), namur kenyataannya masih banyak istilah kawin sirih (kawin di bawah
tangan), bahkan ada juga yang dikenal dengan “kawin kontrak”. Problema yang demikian harus
diperhatikan dan perlu dipikirkan secara arif dan bijaksana baik oleh kalangan masyarakat awam
maupun oleh pemerintah, karena sifat perkawinan yang demikian ini sangat merugikan bagi kaum
perempuan dan nasib anak-anak. Karena dengan perkawinan sirih dan perkawinan sirih dan
perkawinan kontrak ini, dengan begitu mudah kaum laki-laki untuk meninggalkannya, bahkan ingin
terlepas dari tanggung jawabnya.

Perkawinan itu apabila dilakukan menurut prosedur atau menurut aturan-aturan yang ada
dalam suatu masyarakat, maka orang yang melaksanakan perkawinan demikian dikatakan yang
bermoral. Juga sebaliknya jika perkawinan yang dilakukan tidak melalui prosedur atau tidak
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu maka perkawinan itu
dikenal dengan cara tidak bermoral. Maka yang perlu kita ketahui dalam hal ini di samping hukum
dasar yang tertulis ada hukum yang tidak tertulis, yaitu misalnya “hukum adat perkawinan” yang
setiap daerah mempunyai adat masing-masing. Manusia sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat
untuk terwujudnya apa yang dikatakan ketertiban atau keamanan, dan ketenangan atau
ketentraman maka harus patuh lepada hukum yanng berlaku dan mennjalani nilai-nilai yang ada di
masyarakat dengan baik dan sempurna.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan
ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.

Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling sempurna,
paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pentong
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu,
menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga
atau berguna bagi kehidupan manusia.

ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)


Kamis, 31 Mei 2012
ilmu sosial budaya dasar

Mentalitet Pembangunan
Nilai-nilai mentalitet pembangunan:
1. Nilai budaya yang berorientasi ke depan akan mendorong manusia untuk melihat dan
merencanakan masa depan dengan lebih baik, lebih seksama, teliti, berhati-hati dan berhemat untuk
mengakumulasikan modal untuk pembangunan.  

2. Sifat hemat  

3. Ekplotasi dan eksploitasi terencana an terukur  

4. Pandangan hidup yang menilai tinggi achievement dari karya

5. Kurang berorientasi vertical, pede dan bertanggung jawab.

Kelemahan mentalitet kita untuk pembangunan  

1. Konsepsi berdasarkan system nilai budaya sejak lama (asli)  

2. Konsepsi pandangan dan sikap mental sejak zaman revolusi

 Hakekat hidup dan karya


  Persepsi waktu 
  Hakekat hubungan manusia dengan alam
 Hubungan manusia dengan sesama

Kelemahan yang timbul setelah revolusi


Bangga menjadi negara yang berdaulat revolusi telah membawa kerusakan fisik dan mental
masyarakat bangsa kita

Maka akibatnya:

1. Usaha rehabilitasi prasarana, ekonomi diabaikan sehingga keberantakan ekonomi semakin bertah

2. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu  

3. Mentalitet yang suka menerabas  

4. Tidak pede  

5. Tidak disiplin  

6. Mengabaikan rasa tanggung jawab

Orientasi Vertikal terhadap pembangunan menyebabkan sifat tidak PD, tidak bertanggung jawab,
tidak ada kreatifitas dan inovatif, tidak ada disiplin. Dan akan positif bila ditiru dengan benar dan
taat, patuh terhadap peraturan dan perundang undangan sehingga terciptanya hak dan kewajiban
yang seimbang.

Kondisi Mental Manusia Indonesia


Cara untuk menyikapi tentang kondisi masyarakat Indonesia masa kini yaitu dengan mengikuti
moderenisasi dan globalisasi ketika mengikuti kita memfilternya dengan norma dan landasan histori
yang dijadikan pedoman.

Secara alamiah porsi kehidupan manusia yang disediakan alam kuantitasnya akan menjadi kecil,
disatu sisi manusia merupakan nmahluk yang menolak keterbatasan dirinya sendiri dan keterbatasan
alam lingkungannya. Dengan akal budinya manusia berusaha mengimbangi pertumbuhan kehidupan
dengan segala kebutuhannya dengan membudayakan sumber daya lingkungan. Dalam mengatasi hal
itu tak jarang menimbulkan konfrontasi dengan kenyataan yang terbatas dengan dirinya dan alam
lingkungan.

Kehidupan Manusia dengan permasalahannya sangat dipengaruhi oleh bermacam macam kondisi:
Geografi, Histori, sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Sosial Politik, Sosial psikologi.

1.      Kondisi Geografi

Menjadi dasar persamaan, perbedaan dan keunikan (Bhineka Tunggal Ika) kehidupan di wilayah
wilayah

2.      Kondisi Histori

Pra-sejarah (Indonesia) : (500 tahu yang lalu)

   Ras
austro melanesoid
 Tingkat Meramu sederhana ( Malayasia, Vietnam, Muangthai)
 Penyebaran agama

Cara berprilaku ( Jurig, Hindu, Irrasional,Mistik)


3.      Kondisi Sosial Budaya

Geografi dan histori berpengaruh pada sosial budaya Sikap mental dan tingkah laku manusia
(Indonesia).

4.      Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial aekonomi masyarakat berkembang dalam lima tahap:


 Masyarakat tradisional
 Pra kondisi untuk tinggal landas
 Tinggal landas
 Dorongan kearah kematangan
  Masa kon sumsi massal yang tinggi

5.      Kondisi Sosial Politik


Menyangkut Konsep Pemerintahan dan Kenegaraan yang berlangsung (daya adaptasi)

6.      KOndisi Sosial Psikologi

 Daya Rasionalnya
  Emosinya
 Sikap Mental
 Motivasi
 Harga Diri

    Manusia dan Lingkungan


         Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan-aturan Tuhan.

         Lingkungan merupakan suatu  media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupan dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas.

         Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik dan simbiotik mutualisme karena
manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan
manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga butuh
manusia untuk pelestariannya.

Manusia, Nilai, Moral, Norma dan Hukum


NILAI (VALUE)
Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan ETIKA. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
selalu berkaitan dengan nilai.
Bukti : Kita mengatakan dia baik.
Mobil itu bagus
Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam
kehidupannya. Nilai diharapkan manusia sehingga mendorong manusia berbuat
contoh nilai: Keindahan, keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, kearifan, keanggunan, kebersihan,
kerapihan, keselamatan dsb
Menurut kamus poerwodarminto nilai diartikan:
a. Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai emas
b. Harga sesuatu, misalnya uang
c. Angka, skor
d. Kadar, mutu
e. Sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan
Nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu yang menjadi dasar penentu tingka
laku seseorang
Nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin .
Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat :
a. Menyenangkan (peasent)
b. Berguna (useful)
c. Memuaskan (satisfying)
d. Menguntungkan (profitable)
e. Menarik (interesting)
f. Keyakinan (belief)
Aliran tentang nilai :
1. Aliran objektivisme/idealisme
2. Aliran subjektivisme
 Objektivisme /idealisme:
Nilai itu objektif , ada pada setiap sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di dunia tanpa ada suatu nilai
yang melekat di dalamnya.Segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi manusia, hanya saja manusia
belum tahu nilai apa dari objek tersebut. (lentah)
 Subjektifisme :
Nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya air menjadi sangat bernilai darpada
emas bagi orang kehausan di tengah padang pasir . Jadi nilai itu subjektif
Aliran lain : menggabung keduanya :
Adanya nilai ditentukan oleh subjek yang menilai dan objek yang dinilai. Sebelum ada subjek yang
menilai maka barang atau objek itu tidak bernilai. Contoh : Harta karun
Prof. Notonegoro mengklasifikasikan 3 nilai :
1. Nilai materiil : yaitu sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2. Nilai vital : yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan
3. Nilai kerohanian :
a. nilai kebenaran bersumber pada akal piker manusia ?(rasio, budi, dan cipta)
b. nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa manusia
c. nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak keras, karsa hati dan nurani manusia
4. Nilai religius (ketuhanan) : yang bersifat mutlak dan bersumber pada keyakinan manusia
Pengertian Kebudayaan : Adalah keseluruhan hasil cipta, rasa, karya dan karsa manusia (Selo
Sumarjan).
Cipta adalah proses yang menggunakan daya fikir dan nalar.
Rasa adalah kemampuan panca indera dan hati.
Karya adalah hasil keterampilan seluruh tubuh.
Karsa adalah kehendak atau kemauan.
Hakikat nilai dan moral
3 jenis makna etika yaitu:
1. Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya
2. Etika adalah kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud adalah kode etik
3. Etika adalah ilmu tentang baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama dengan istilah filsafat moral

MORAL
Moral berarti Akhlak (bhs. Arab) atau Kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata
tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup
dalam bhs Yunani “ETHOS” yang menjadi “etika” Adalah ajaran tentang baik-buruk yang diterima
Masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban dsb.
Moral = etika, etik, akhlak, kesusilaan dan budi pekerti

HUBUNGAN NILAI DENGAN MORAL


Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral berkaitan
dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk

Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :


1. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah
2. Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek
Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi kalau
kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk tetapi menunjuk perilaku
orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral Jadi Moral yang dimaksudkan adalah nilai moral
sebagai bagian dari nilai

NORMA
Norma merupakan kongkretisasi dari nilai (perwujudan dari nilai). Setiap norma pasti terkandung
nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin
terwujud norma. Tanpa dibuatkan norma maka nilai yang hendak dijalankan itu mustahil
terwujudkan. Contoh: ada norma yang berbunyi : “dilarang merokok” norma tersebut dimaksudkan
agar terwujud nilai kesehatan. Akhirnya yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan
kita bukan nilai, tetapi norma atau kaidah
Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam
bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan
untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik
Norma-norma yang berlaku di masyarakat :
1) Norma Agama yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang berasal dari
Alloh
2) Norma Moral/kesusilaan yaitu peraturan/kaedah hidup yang bersumber dari hati nurani dan
merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia
3) Norma Kesopanan yaitu peraturan/kaidah yang bersumber dari pergaulan hidup antar manusia
4) Norma Hukum yaitu peraturan/kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang
sifatnya mengikat dan memaksa.

HUKUM
Hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma yaitu norma hukum. Perbedaan norma hukum
dengan norma lainnya :
1. Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari kekuasdaan/lembaga yang resmi dan
berwenang
2. Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik, norma lain tidak dilekati sanksi
pidana secara fisik
3. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara
Orang yang melanggar norma kesopanan tidak mempunyai rasa malu bila disisihkan dari pergaulan,
orang yang melanggar norma kesusilaan tidak akan merasa menyesal. Orang yang melanggar norma
agama tidak akan takut kepada sanksi di akhirat. Bagi orang-orang yang demikian dapat
menimbulkan kekacauan di masyarakat, maka norma hukum perlu dipaksakan agar orang-orang
mematuhi peraturan hidup
Norma hukum diperlukan karena :
1. Karena bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi
keteraturan dan ketertiban masyarakat
2. Masih ada perilaku lain yang perlu diatur di luar ketiga norma di atas (misal perilau di jalan raya)
Norma hukum berasal dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan, Isi ketiga norma tersebut dapat
diangkat sebagai norma hokum.

Sains dan Teknologi


Sain adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya sesuai
dengan realita.
Teknologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Makna Sain, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
• Perkembangan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendatangkan kemakmuran materi. Dengan
menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru ,kita dapat memperoleh hasil.
• Iptek dan Nilai
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak cepat, sehingga perlu ditanggapi dan
dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai kebutuhan bangunan. Teknologi dapat membawa
bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi
tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya
• Manusia Sebagai Subjek dan Objek Iptek
Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi manusia dapat menciptakan perlengkapan yang canggih
untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan hidupnya tersedia berbagai kemudahan

Makna dan Nilai IPTEK


• Makna IPTEK
a. Perkembangan teknologi dapat menghasilkan kemakmuran bagi masyarakat
b. Sifat ketidakpuasan manusia mendorong kemajuan teknologi digunakan untuk memudahkan
kehidupan manusia.
• Nilai IPTEK
a. IPTEK dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
b. Perkembangan IPTEK harus mampu menyesuaikan nilai yang dianut suatu masyarakat

Tingkatan Teknologi berdasarkan Penerapannya dapat dibagi sebagai berikut:


• Teknologi tinggi (Hi-tech)
Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru.
Contoh: computer, laser, bioteknologi , satelit komunikasi dsb.
Ciri-ciri teknologi ini adalah padat modal, didukung rasilitas riset dan pengembangannya, biaya
perawatan tinggi, keterampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
• Teknologi madya
Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederhana dan
dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya
adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena
telah bersifat rutin.
Penerapan teknologi madya ini bersifat setengah padat modal dan padat karya, unsur-unsur yang
mendukung industri biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak
terlalu tinggi.
• Teknologi Tepat Guna
Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan
pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara-negara berkembang, karena
dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi
teknologi dari tingkat paling sederhana.

Faktor penghambat Manusia Untuk Maju


• Disiplin yang rendah
• Daya juang yang rendah
• Tidak jujur
• Bahasa tidak adanya penghargaan

Dampak Negatif Atas Penyalahgunaan IPTEK


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat membantu atau mempermudah kinerja
manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan aktivitas, akan tetapi di sisi lain dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau
akhlak manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan
atau manusia yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk kepentingan
“hasrat” sesaat.
Beberapa dampak negatif yang telah muncul, antara lain dalam bidang:
1) Informatika
2) Persenjataan
3) Biologi
4) Medis
5) Lingkungan hidup

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

   Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu
kesatua. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti tak terbagi, jadi
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
tak terbatas.

   Manusia lahir sebagai makhluk individu yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara
jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk
hewani. Namun secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun. Jiwa manusia
merupakn satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan.

   Dalam Perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa
dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan
kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki
karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita berbeda satu sama lain.

Personality adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu. atau ciri-ciri
watak seorang individu yang meberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.

Unsur-Unsur Personlity :

1. Pengetahuan 
(segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indra)

   -Persepsi 

(seluruh proses akal manusia yang sadar)

   -Apersepsi 

(penggambaran oleh manusia yang terfocus pada bagian-bagian khusus,diolah oleh akal fikiran
digabungkan dengan penggamaran lama lalu diproyeksikan sebagai penggambaran baru dengan
pengertian baru)

   -Pengamatan

(pemusatan akal yang lebih intensif)

   -Konsep

(penggambaran abstrak)

   -Fantasi

2. Perasaan

(suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuanya dinilainya sebagai
keadaan positif atau negatif)

3. Drive (dorongan) :

    - Doronan untuk mempertahankan hidup

    - Sex

    - Mencari makan 

    - Berinteraksi

    - Meniru

    - Berbakti

    - Keindahan 

2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL 

Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani kehidupannya akan
senantiasa bersama dan bergabung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus
bersosialisasi dengan manusia lainnya. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat. 

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu :

a. Manusia tunduk kepada aturan, norma sosial.


b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

e. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut :

1. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.

2. Membentuk kelompok sosial.

3. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi :

a. Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri.

b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.

c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.

dManusia dan Peradaban


Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang
tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi dan spiritual. Manusia sebagai makhluk
beradab dan masyarakat adab, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat,
martabat serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku
kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa dan karsa yang
dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaany

. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku. 

ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)

Pengertian ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)

Sebagai integrasi ISD dan IBD, memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep
budaya kepada mahasiswasehingga mampu mengkaji masalah masalah kemanusiaan dan budaya.

Selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial
dan budaya secara arif (pembangunan karakter manusia).

ISBD sebagian kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi dasar
pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi.

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan
mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial
yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Tujuan ISBD

Isinya betul-betul menyentuh pembangunan karakter manusia, perlu disampaikan, karena tidak aka
ada artinya sebuah pendidikan tinggi yang menghasilkan cendekiawan tetapi tidak berbudaya dan
tidak bermoral.

1.       Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan


kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat

2.       Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia
dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat

3.       Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa
sebagai bukal hidup bermasyarakat, selaku makhluk individu dan makhluk sosial yang beradab dalam
mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya

4.       Makhluk sosial yang beradab dalam mempraktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya

Mengapa ada mata kuliah ISBD

Karena rata-rata mahasiswa sekarang tidak sensitif terhadap lingkungan sosialnya tetapi lebih
eksplosif, mudah marah dan meledak ledak. Sebabnya, Hilangnya MK IBD dan IAD dari kurikulum PT.
Padahal, dalam kuliah itu terkandung ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sosial dan budaya manusia.

Masalah Sosial pada PKL (Laporan Tugas Kelompok)

Catatan :

        Larangan, tidak diperbolehkan adanya PKL diatur dalam Peraturan Daerah
Pemerintah No.2 tahun 1988, tentang kebersihan, keindahan dan ketertiban dalam
wilayah Kabupaten daerah tingkat II Garut.

Narasumber : Pedagang Kaki Lima (PKL) wilayah Alun-alun Garut.

1.      Pedagang kopi


2.      Pedagang milk shake
3.      Pedagang mie ayam

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2012, pukul 10.00 WIB.

Hasil Wawancara pada PKL

1.      Faktor penyebab adanya PKL

        Kurangnya lapangan kerja


        Mudah mendapatkan keuntungan
        Adanya kerjasama/timbal balik antara pengusaha besar dan pengusaha kecil
        Faktor kebutuhan dan tekad (faktor ekonami)

2.      Alasan PKL tidak patuh pada aturan

        Alokasi yang disediakan pemerintah kurang strategis dan tidak diperhitungkan yang
hanya akan berdampak pada terjadinya penumpukan pedagang
        Kurang adanya ketegasan dari pemerintah tentang aturan Perda No.2 1988
        Pembenahan tata kota

3.      Waktu yang rawan terjadinya razia PKL

        Ketika para pejabat tinggi datang ke wilayan Garut. (hanya pada waktu-waktu
tertentu saja)

4.      Antisipasi para PKL jika diadakan razia

        Berhenti sementara (tidak berjualan)


        Mencari tempat lain yang aman

5.      Tanggapan PKL terhadap anggapan dari para pengguna jalan/pejalan kaki yang
menganggap mengganggu ketertiban, keindahan dan kebersihan kota

        Pemikiran dari ketergantungan pemerintah kepada pedagang yang menghasilkan


pajak (tidak dihiraukan, yang terpenting para PKL bisa memperoleh rezeki dengan
cara yang halal dan tidak melanggar aturan ketika berdagang di trotoar)
        “Toh, hanya PKL yang tau bagaimana isi hati mereka”.

6.      Harapan para PKL

        “Dikembalikan pada tujuan pemerintah yakni mensejahterakan rakyat, jukalau tidak
menginginkan adanya PKL, mohon laksanakan upaya untuk mencapai tujuan
tersebut”.

Saran/rekomendasi

         Hubungan keselarasan pemerintah dan PKL

Kesimpulan

         PKL tetap diperbolehkan ada, dengan catatan tidak mengganggu


ketertiban umum.
 

 Pengertian ilmu sosial budaya dasar


Sebagai integrasi ISBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-
konsep budaya kepada manusia sehingga mampu mengkaji masalah sosial dan budaya
secara arif.
 ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi
dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintregasi.
 ISBD buknlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan
manusia sebagai mahluk sosial yang berbudaya, dan masalah masalah yang terwujud
dari padanya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar; Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni
BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia telah diberi anugerah oleh Allah SWT berupa akal dan
nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang
dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut
manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga
sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi dan seni juga
telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang
budaya. Seiring dengan perkembangan sains, teknologi diharapkan dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan sains, teknologi dan seni secara
baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.

B.        Rumusan Masalah

a.         Apa yang dimaksud dengan manusia, sains, teknologi dan seni?


b.         Keterkaitan antara manusia, sains dan teknologi?

            c.        Pengaruh apa saja yang diberikan sains dan teknologi bagi kehidupan
manusia?

C.        Tujuan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara manusia, sains dan
teknologi serta pengaruh baik atau buruknya perkembangan sains dan teknologi bagi
manusia.

D.        Manfaat

Adapun terdapat beberapa manfaat dari pengambilan materi manusia, sains dan
teknologi, antara lain adalah:

1)      Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manusia, sains, teknologi
dan seni.

2)      Dapat mengetahui pengaruh sains dan teknologi bagi kehidupan manusia.

3)      memenuhi tugas dari mata kuliah ISBD.

Semua tujuan-tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah terwujudnya laporan makalah ini.
Selain itu, pengetahuan-pengetahuan yang penulis dapat dari pembahasan materi ini bisa
menjadi wawasan awal yang dapat diambil dan kembangkan menjadi pengetahuan yang
lebih tinggi lagi berikutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A.        Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni

1.         Manusia

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna


dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia
dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling
berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga
kerjasama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.

2.         Sains
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan alamiah dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur
dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang dimaksud
dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia
mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Kita dapat
mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan bertanya kepada alam atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari pertanyaan itulah kemudian muncul
sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris sehingga dari pengujian empiris
tersebut diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya. Sains dan hasilnya dapat
dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian
internal dari sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga negara dan
masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini. Namun pada kenyataanya
sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat kepada umat
manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan
bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) Sains (dari istilah Inggris
Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens,
scians. Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi,
tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang
dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan
secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen secara teori. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: “Ilmu
yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya, berdasarkan
kebenaran atau kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi)”. Pendidikan sains
menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai salah satu
cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara
yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia
modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran
melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan
hukum-hukum alam.

3.          Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-sistem
ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang
berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga. Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri
otomatisme dari fenomena teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu
menjadi lebih cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya
juga memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala aspek
kihidupan. Namun sayangnya sekarang ini tidak semua teknologi dapat membantu
pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah membantu menjadi bumerang
akibat salah dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam memanfaatkan teknologi
haruslah didasari dengan moral dan etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang
beradab.

Contoh-contoh teknologi:

1)      Teknologi komunikasi

Suatu sistem yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun
dan dimanapun tidak terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet, handphone,
bairless, dll.

2)      Teknologi informasi

Suatu sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh berbagai macam info yang
dibutuhkan secara praktis dan dalam waktu yang relative singkat. Misal: internet, tv.

3)      Bioteknologi

Suatu teknologi yang mampu memanipulasi proses alami secara dramatis.


Misal: cloning pada hewan dan tumbuhan.

Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti
seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang
memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan
“logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan
otak manusia. 
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia.” Pengertian teknologi secara umum adalah:
1)         Proses yang meningkatkan nilai tambah

2)         Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja

3)         Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan

Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum
suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan
arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi
sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau
menangani lingkungannya. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan,
dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.
Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-
sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam
kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem
penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang
ditentukan.

4.         Seni

Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut
Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari
segi kehalusannya, keindahannya), seperti tari, lukis, ukir. Maka konsep pendidikan yang
memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesama
secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing perkembangan
kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh
karena itu, budi bahasapun adalah suatu seni.

5.         Peran Sains dan Teknologi

Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi di negara-negara maju karena didukung oleh sistem informasi yang mapan.
Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan
keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa
maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi,
karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu
negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus
menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi
tidak cukup hanya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir
tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi
sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi
yang lebih baru. Masukan dan kontribusi langsung dari para pemegang peran yang lain;
siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat
membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika
obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal
itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan
pendidikan dan para pemegang peran. Lagipula kunci utama untuk meningkatkan
komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan
kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang. Kehidupan kita sekarang
perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di
balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan komputer, internet dan
pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau
tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang
disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola
produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitas;dan pada saat
bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan,
kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan
masyarakat. Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal
batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang. Arus
globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di
bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkinkan arus orang, barang,
jasa dan informasi bergerak dengan lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan
kualitas yang semakin baik dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar
bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan
teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang
kehidupan manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang
akan menentukan keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi
dan bidang kehidupan lainnya.
6.         Pengaruh Sains dan Teknologi

Baik sains, teknologi  dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap aspek kehidupan
manusia. Sehingga pengaruh sains dan teknologi bagi manusia dalam masyarakat dapat
berpengaruh baik secara negatif maupun secara positif.

Pengaruh positif terdiri dari :

1)         Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok)


terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer dan pemikiran-pemikiran dalam bidang
sosial budaya.

2)         Pemanfaatan sains dan teknologi secara tepat dapat lebih mempermudah proses
pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

3)      Sains dan teknologi dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu
kebudayaan yang ada di Indonesia.

Pengaruh negatif terdiri dari :

Untuk pengaruh negatif dari sains dan teknologi adalah bagi perubahan peradaban
manusia. Pemanfaatan dari sains dan teknologi, sering kali menimbulkan masalah baru
dalam kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya
bangsa, seperti:

1)         Menipisnya lapisan ozon

2)         Terjadi polusi udara, air dan tanah

3)         Terjadi pemanasan global

4)         Rusaknya ekosistem laut

5)         Iptek dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi.


Menjamurnya produk-produk mainan (contoh: game online)

6)      Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh dominan
terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai model untuk ditiru.
Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul melalui berkembangnya
gayahidup  yang dianggap superior dibandingkan dengan gaya hidup lama.

B.        Dampak Penyalahgunaan Ipteks pada Kehidupan Sosial Budaya


Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat:

1)        Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini
semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku
yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam
buku Megatrend for Women: From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia
Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan
semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai
anggota parlemen, senator, gubernur, menteri dan berbagai jabatan penting lainnya.

2)        Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia


melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah
meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin
kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.

3)        Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras, meskipun
demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negative pada aspek budaya:

-           Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja


dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat
menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.

-           Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin
lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting
dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak
menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya,
seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.

-           Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan
rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer
yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk
berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail
telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai
warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki
komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol
dengan teman dan orang asing kapan saja.

C.        Problematika Pengembangan dan Penggunaan Ipteks di Indonesia

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat
yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.

Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat


positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Arus informasi yang
berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas.
Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri manusia,
dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru membelenggu perilaku dan
gaya hidup kita sendiri. Akibatnya rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya.
Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya.

Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem-
sistem sosial yang kuat dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi
pengarah hidup manusia. Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya
sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya
lokal dan sosial akibat revolusi informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung
terkena pengaruh budaya global. Media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan
kebudayaan luar, hal ini dengan mudah mengubah pola pikir masyarakat khususnya para
generasi muda. Mereka cenderung melupakan kebludayaan sendiri dan beralih ke budaya
luar.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pada hakekatnya manusia secara kodrati bersifat sebagai makhluk individu
sekaligus makhluk sosial. Dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap manusia
berbeda-beda dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian, pola pikir, kelebihan,
kekurangan dan kreatifitas untuk mencapai cita-cita. Sehingga sebagai pribadi-pribadi yang
khas tersebut manusia berusaha mengeluarkan segala potensi yang ada pada dirinya
dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan orang
lain. Potensi-potensi manusia sebagai makhluk individu dapat dituangkan dalam sains dan
teknologi.

Baik sains, teknologi  dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap aspek kehidupan
manusia. Sehingga pengaruh sains dan teknologi bagi manusia dalam masyarakat dapat
berpengaruh baik secara negatif maupun secara positif.

Pengaruh positif:

1)       Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok)


terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer dan pemikiran-pemikiran dalam bidang
sosial budaya.

2)       Pemanfaatan sains dan teknologi secara tepat dapat lebih mempermudah proses
pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

3)       Sains dan teknologi dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu
kebudayaan yang ada di Indonesia.

Pengaruh negatif:

Selain untuk memberikan pengaruh positif sains dan teknologi juga dapat memberikan
pengaruh yang negatif bagi perubahan peradaban manusia. Pemanfaatan dari sains dan
teknologi, sering kali menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama dalam
hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa, seperti:

1)         Menipisnya lapisan ozon

2)         Terjadi polusi udara, air dan tanah

3)        Terjadi pemanasan global

4)        Rusaknya ekosistem laut

5)         Iptek dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi.


Menjamurnya produk-produk mainan (contoh: game online).
Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh dominan
terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai model untuk ditiru.
Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul melalui berkembangnya gaya
hidup  yang dianggap superior dibandingkan dengan gaya hidup lama. Oleh karena itu agar
sains dan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif bagi manusia, maka sains dan 
teknologi seharusnya mampu mengkolaborasikan antara nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai
moral dan menyesuaikan dengan nilai-nilai religius, keagamaan dan dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

http://azidahida.wordpress.com/2013/06/06/manusia-sains-teknologi-dan-seni/

ISBD : MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


February 19, 2015 kiki maylan riski 0 Comments

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karna berkat Rahmat

dan Karunianya kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”

dengan pokok pembahasan “Manusia dan Kebudayaan” tepat waktu.

Dalam penyusan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan

tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kami mengharapkann Kritik dan Saran untuk kesempurnaan

makalah yang berikutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Pematangsiantar, 13 Maret 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan

suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan

tersebut akan menjadi kebudayaan.

Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dalam kesehariannya juga

tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan

itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus

hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan

merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama

lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.

Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor

Lingkungan, Faktor Alam, Manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang

menimbulkan Keberagaman Budaya tersebut. Seiring dengan berkembangnya teknlogi

informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan

merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.

Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia

menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar

sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi

kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan
pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial

membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu

kebudayaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan landasan diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kita bahas

sebagai berikut:

1.     Apakah pengertian dan Hakekat dari manusia?

2.    Apakah pengertian Kebudayaan?

a)      Unsur unsur yang mempengaruhi kebudayaan.

b)      Orientasi Kebudayaan

3.    Bagaimanakah kaitan manusia dan budaya?

4.    Bagaimana kedudukan manusia dan budaya?

C.Tujuan

1.    Mengerti dan memahami pengertian dan hakekat dari manusia

2.    Mengerti dan memahami pengertian dari kebudayaan serta unsur unsur yang mempengaruhi

kebudayaan

3.    Agar mengetahui kaitan antara manusia dan budaya

4.    Agar mengetahui kedudukan manusia dan budaya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Budaya

1.  Pengertian Manusia

Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens”

(Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah

manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang

individu.

Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup

berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia

senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat

individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang

membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal

pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Dan juga manusia

adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

Adapun hakikat manusia adalah sebagai berikut :

a.       Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

b.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual

dan sosial.

c.       Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol

dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

d.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai

(tuntas) selama hidupnya.


e.       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan

dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati .

f.       Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan

jahat.

g.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia

tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam

lingkungan sosial.

Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia dan mempertimbangkan, menilai dan

berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya

dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian.

Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :

1)     Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.

2)     Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan

3)     Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenan dengan kebaikan

4)     Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena ada kelebihan dari

yang lain

5)     Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp atau hidup

bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain

6)     Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan agama atau kepercayaan

7) Mahkluk biokultural, yaitu mahkluk hayati dan budayawi


Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa

mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang

membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya

manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang

berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan

masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan

ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa

timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki

sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam

mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk

sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib

dan damai. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan

sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara

yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya

masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan

lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan

menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang

membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas

kepribadian yang unik. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari

negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih

dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang

melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya
daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian

barong.

Pengertian Budaya

Budaya = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa

Arab), berasal dari bahasa Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan

dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah

arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta

“Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai perkembangan dari

kata budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu dibedakanlah antara pengertian

budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa,

sedangkan budaya merupakan hasil dari budaya atau hasil cipta, karsa dan rasa.

Alisjahbana menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh)penggolongan defenisi


kebudayaan, yakni
1.      menekankan kenyataan, bahwa kebudayaan itu adalah suatu keseluruhan yang kompleks,
yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan,kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat istiadat, dan segala kecakapan yanglain yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2.      Kedua,menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagaiwarisan
sosial atau tradisi.
3.      Ketiga, menekankan segi kebudayaan yang normatif, yakni kebudayaan sebagai cara, aturan
dan jalan hidup manusia. Disini juga ditekankan cita-cita, nilai-nilai dan kelakukan.
4.      Keempat,pendekatan secara Psikologi, kebudayaan sebagai penyesuaian manusiakepada
sekitarnya. Dalam hal ini, Summer dan Keller yang menekankanpenyesuaian manusia pada
keadaan dan syarat-syarat hidupnya.Sedangkan Kroeber dan Kluckhohn menekankan usaha
belajar danpembiasaan serta defenisi yang bersifat psikologi murni yang dirumuskandalam
istilah psiko-analisis dan psikologi sosial.
5.      Kelima, menekankan hal hal yang bersifat struktur yang membicarakan pola-pola dan
organisasikebudayaan.
6.      Keenam, kebudayaan dipahami sebagai hasil perbuatan ataukecerdasan manusia. Grover
merumuskan kebudayaan sebagai hasil pergaulan atau perkumpulan manusia. Dalam hal ini
juga ditekankanpikiran-pikiran dan lambang-lambang.
7.      Ketujuh merupakan defenisi defenisiyang tidak lengkap dan tidak bersistem.

Alisjahbana maupun Koentjaraningrat mengakui bahwa banyaksekali defenisi-defenisi


kebudayaan yang mengacu pada suatu disiplinilmu tertentu, bukan saja antropologi, tetapi
juga sosiologi, filsafat, sejarahmaupun kesusasteraan.
Terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :

1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama

dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota

masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.

2. Wujud sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial

terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul

satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat

kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.  

3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia

dalam masyarakat.

Unsur-unsur Kebudayaan

Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung

terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk

sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah
faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi

mereka.

      Bahasa : yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur

bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi

      Sistem pengetahuan : yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan

mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu

      Organisasi sosial : yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan

masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal

      Sistem peralatan hidup dan tekhnologi : yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai

pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya

      Sistem mata pencarian hidup : yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan

      Kesenian : yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta

memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut

      Sistem religi : yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta

sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur

kebudayaan, antara lain sebagai berikut :

a.       Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

      Alat-Alat Teknologi

      Sistem Ekonomi

      Keluarga

      Kekuasaan Politik


b.      Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :

         Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk

menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

         Organisasi ekonomi

         Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah

lembaga pendidikan utama)

         Organisasi kekuatan (politik)

Orientasi Kebudayaan

Marilah kita menyadari, kebudayaan bukanlah kreasionisme. Kebudayaan

melakukan banyak penyimpangan dari desain besar yang ingin mengendalikannya. Sudah

saatnya menganggap selesai perdebatan tentang orientasi utama dan bentuk terakhir

kebudayaan Indonesia. Setiap orang secara potensial adalah pencipta

kebudayaan (NIRWAN DEWANTO, Senjakala Kebudayaan, Yayasan Bentang Budaya

1996)

Dari pernyataan tersebut di atas, sesungguhnya kita sedang digugah untuk menyadari

bahwa desain besar kebudayaan kita sedang dalam kondisi kritis. Sebagai contoh,

kebudayaan tradisional yang agung (High Culture) telah terkalahkan oleh budaya modern

(Dinamice Culture) yang didukung oleh sains dan teknologi. Kebudayaan yang mendunia

(globalisasi) sekarang pun terbukti mengalami krisis karena telah gagal mensejahterakan

masyarakat secara umum. Kebudayaan modern, meskipun telah banyak kemajuan di bidang

sains dan teknologi, namun secara ekonomi hanya menguntungkan pihak tertentu saja, dalam
hal ini kapitalislah yang diuntungkan sebagai produsen dan pemilik sumber kebudayaan

modern yang cenderung mempengaruhi dan mengusai kebudayaan dunia.

Maka menjadi wajar kebudayaan modern melahirkan kebudayaan destrukrif misalnya

berupa demonstrasi, bahkan anarkis menjadi bagian kebudayaan orang-orang yang merasa

dirugikan

Pendidikan Pasar

Paradigma kebudayaan modern telah menjadikan dunia spiritual termasuk seni dan

agama cukup sebagai komoditi yang perlu diperhitungkan dengan nilai harga jualnya.

Pendidikan mahal menjadi keniscayaan karena kebutuhan sarana dan prasarana menjadi

penting, termasuk pula teknologi pendidikan menjadi ukuran kualitas lembaga pendidikan

yang mendunia. Keberhasilan transformasi ilmu guru kepada murid juga diukur dari

penguasaan peralatan mengajar yang digunakan gurunya.

”Globalisaasi”, Dulu notebook bermakna buku sekarang bermakna laptop, artinya

teknologi telah mampu merubah makna kata dari pemahaman konsumennya. Pemahaman

konsumen ternyata mudah dibentuk oleh produsen atau bahasa lokal telah dikalahkan oleh

bahasa global. Dalam konteks kebudayaan, bahasa Indonesia telah tercerabut dari akarnya

dan selanjutnya image kepada guru yang tidak menguasai teknologi dianggap ketinggalan,

atau mungkin diragukan kemampuan mengajarnya. Maka sekolah atau lembaga pendidikan

harus mengeluarkan biaya ekstra untuk melatih guru-guru menggunakan teknologi

modern.yang belum tentu bisa, karena tidak memiliki perangkat sendiri yang mahal harganya.

Kebudayaan Alternatif
Namun untuk kembali ke tradisi sudah tidak mungkin lagi, kecuali mencari pijakan

kebudayaan pendidikan baru yang dinamis namun tidak bergantung pada biaya tinggi.

Pembelian produk teknologi yang berkembang cepat dan menuntut konsumen untuk terus

mengikuti, tentu saja berat kecuali Indonesia menjadi negara produsen teknologi tinggi.

Untuk ini kita tidak bisa percaya pada ramalan para ahli globalisasi.

Di dalam zaman kita ini, kenyataan bukanlah hal yang mudah ditangkap. Kenyataan

adalah fragmentasi dari kebudayaan yang telah terbelah-belah oleh kekuatan ekonomi (mass

culture). Dalam hal ini, selera pasar menjadi penting untuk diperhitungkan lagi.

Kesejahteraan guru haruslah dilihat sebanding dan sejajar dengan pendapatan

selebritis.Tujuan kebudayaan tak lain untuk kemajuan dan kesejahteraan hidup manusia di

mana saja dan sebagai apa saja. (Surat kepercayaan gelanggang 1960: Kami adalah pewaris

sah kebudayaan dunia)

Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan dibedakan

menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1.    Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk

kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang

sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam

kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat . Jika masyarakat tersebut

menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu

berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2.    Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem

sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi , mengadakan

kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang ber- dasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret , terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati

dan didokumentasikan.

3.    Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,

perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal

yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga

wujud kebudayaan.

Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak

bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan

(aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat

digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non-

material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.

Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari

suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion

olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial adalah

ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,

cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Perubahan Kebudayaan

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan

dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak

terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada

beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem

kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam

kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial

masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan

sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan

tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).

Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat

tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah

sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel.

Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena

interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan

bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut

Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta

kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala

perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa

perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya

bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam

cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.

     Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan

sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.

Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat

bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan


perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih

kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini,

misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya

merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa.

Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai

dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas

bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat

diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing

masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan

input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit

demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam

budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita

sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akibat

masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang

menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat

kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh

budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar

seperti KFC,steak,burger, dan lain-lain. Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut

higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi

menu keseharian dalam kehidupan kita. Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai

jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak
cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal

mereka.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan,

menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh

budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli

negara kita tidak diklaim oleh negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam

rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan

  Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang

tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki

Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya,

seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua

itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata

Internasional.

  Kekhasan budaya Indonesia

Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri.

Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.

Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya

turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat

daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan

bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.

  Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa


Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili

identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan

baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

2. Kelemahan

  Kurangnya kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.

Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan

zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi

banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat

di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari

budaya tersebut.

  Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang

budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan

antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

  Kurangnya pembelajaran budaya

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang

sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran

budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa

serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.


3. Peluang

  Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara

yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasional.

  Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya

bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara

budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

  Kemajuan pariwisata

Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat

dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga

harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.

  Multikuturalisme

Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr

Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi

kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini

adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Tantangan

  Perubahan lingkungan alam dan fisik


Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk

mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola

piker serta pola hidup masyakrkat juga ikut berubah

  Kemajuan Teknologi

Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata

menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem

sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan

Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di

wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.

  Masuknya Budaya Asing

Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam

hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.

     Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya tersingkirkan

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari

masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat

homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya

globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.

Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya

setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan

menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja

khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu

sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv

yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui
stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui

parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-

kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara

pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan

bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang

kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti

itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian

tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga

kelestariannya.

Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita

disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang

mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola

masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang

berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin

tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat

akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi

kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan

perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai

akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka

kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-

kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian,

bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang

masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus

tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi

telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan
yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi

menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan

mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung

Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini

sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional

Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen

penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian

Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah

mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai

terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya

dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian

tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua

kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.

Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan

fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan

teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja

kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.

Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar

tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak

panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian

tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak

masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi

mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb

Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman

pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar


yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup

sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan

nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian

tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa

bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang

diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

Fungsi budaya

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani

kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh

kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Karena kemampuan manusia

terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di

dalam memenuhi segala kebutuhan.

Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk

mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya

manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam

masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa

melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan

petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam

pergaulan hidup.
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana

seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan

orang lain didalam menjalankan hidupnya.

Kebudayaan berfungsi sebagai:

1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok

2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya

3. Pembimbing kehidupan manusia

4. Pembeda antar manusia dan binatang

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya

bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.

Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya

sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang

seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah.

Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya

selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya

B.   Kaitan Manusia Dan Budaya

Hubungan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama

lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari

berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus

(ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri

(sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g

berbudaya dan lain sebagainya.

Contoh Hubungan Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai

perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi

apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya

bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia

menciptakan kebudayaan, clan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur

hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu

kesatuan.

Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan

peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,

setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang

dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat

dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu

sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari

kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah

ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan

M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai

hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap

keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan

dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Pengertian Dialektis

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan

ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi

yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari

fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini

dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya.

Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam

sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi

tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf

yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan.

Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.

Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari

pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena

menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori

Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa

yang dijabarkan oleh Kant.

Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi

dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang

tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang

mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis.

Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran
keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku

yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.

Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam

pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti

pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a)

mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam

suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih

tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling

mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di

dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang

lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi

sebuah kesatuan yang lebih tinggi.

Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan

(sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term

aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk

penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis)[2]. Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat

konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau

ditiadakan.

Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan

dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide

bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak

untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan

sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis).

Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis.

Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis
lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari

gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.

Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya

tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat

antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya

merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan

ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.

Kenyataan menjadi dua unsur  bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat

diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani

hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat realitas

dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan.

Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu

diperhatikan :

         Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik.

         Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap

benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep.

         Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut

Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit,

Geist).

Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel.

         Pertama, berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri.

         Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi.

         Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat

akan dirinya dialektika itu sendiri.


3 tahap proses dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

      Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun

dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu

kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian

masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk

perilaku manusia.

      Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya

bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan

.baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

C. Kedudukan Manusia dan Budaya

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir

semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia

mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

         penganut kebudayaan

         pembawa kebudayaan

         manipulator kebudayaan, dan

         pencipta kebudayaan 


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku

kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu

sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun

keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan

kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia

yang sesuai dengannya.

B. Saran 

Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus

hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan

merusaknya.

Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan,

setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau

tidak manusia merusak kebudayaan.

Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan

tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya
kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia
mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak
mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.

            Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah
lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
(Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi
tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti karena
kelahiran dan kematian.

            Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871)
dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan
atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang
mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan
bisa juga merusaknya (destruktif).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian dan wujud kebudayaan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem, unsur, dan isi kebudayaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan etos budaya?

C. TUJUAN
1. Mengerti dan memahami pengertian kebudayaan
2. Mengerti dan memahami wujud kebudayaan
3. Memhami dan menjelaskan sistem,unsur dan isi kebudayaan
4. Memahami dan menjelaskan etos budaya

D.MANFAAT
Untuk membantu anda mencapai tujuan dari penulisan ini, sistematika makalah ini, antara
lain :
1. Pengertian dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan
3. Etos budaya
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN


a. Pengertian Kebudayaan
            Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari
kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari
bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau
akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:


1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,


milik diri manusia dengan belajar.

4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah


semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

b. Perwujudan Kebudayaan
            Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan
kedalam tiga wujud yaitu:

1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan
peraturan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan dapat dikelompokan
menjadi dua:
a. Budaya yang bersifat abstrak dan
b. Budaya yang bersifat kongkrit.

            Sebagaimana telah disebutkan koentjaraningrat wujud budaya kongkrit ini dengan
sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
1. Perilaku
            Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu.
Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of
behavior) masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu
masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.

            Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu
menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia diperlukan design for living
atau garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya:
1. Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan
(valuational element)
2. Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element)
3. Perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive element).

2. Bahasa
            Ralph linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam
memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa
berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi
kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa
menunjukan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja
termasuk didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa
dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang.

3. Materi
            Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat
transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya.

Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut:
1. Items, unsur yang paling kecil dalam budaya
2. Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

            Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya


menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut dapat melalui discovery,
yaitu penemuan yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan
invention, yaitu penemuan atau usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal baru.

1.2  SISTEM, UNSUR, DAN SUBSTANSI BUDAYA


a. Sistem Budaya
            Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat
elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerjasama secara teratur. Konsep system dapat
ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya adalah
unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara teratur, sehingga
tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya.

            System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan
terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim
disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sitem norma dan disitulah
salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan
tingkah laku manusia.
            System kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang
beda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokan kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan material
            Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat
pengolahan alam, seperti gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.

b) Kebudayaan non material


            Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Non material antara lain adalah :

1. Cara (usage)
            Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang disebut
cara (usage). Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang lemah disbanding
norma yang lain. Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut tidak sopan, misalnya makan
sambil berdiri, berdecak bersendawa dan sebagainya.

2. Volkways (Norma kelaziman/kebiasaan)


            Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan
cermin bahwa orang tersebut menyukai perbuatannya. Contohnya bertutur sopan santun,
member slaam, menghormati orang tua. Pelanggaran terhadap keiasaan masyarakat. Sanksi
terhadap pelanggaran ini berupa teguran, sindiran, dipergunjingkan dan sebagainnya yang
sifatnya sanksi masyarakat, yang mungkin dianggap ringan.

3. Mores (Norma tata kelakuan/norma kesusilaan)


            Mores adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut
ajaran agama, Filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usage, folkways hanya
akan dianggap aneh atau tidak sopan, tetapi pelanggaran terhadapan mores akan disebut jahat.
Contoh terhadap mores adalah berzinah. Sanksinya berat, dirajam atau diusir dari kampong
halamnnya. Karena sanksinya yang berat mores disebut norma berat.

Fungsi norma tata kelakuan di masyarakat:


a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu (berupa perintah dan larangan)
b. Mengidentifikasi inividu dengan kelompoknya (memaksa individu untuk menyesuaikan
perilakunya dengan norma yang berlaku).
c. Menjaga solidaritas antar anggota masyarakat(menjaga keutuhan dan kerjasama antar
anggota massyarakat) .

4. Norma adat istiadat (custom)


            Tata kelakuan yang kekal. Serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat (custom). Anggota masyarakat yang
melanggar adat istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat, misalnya dikucilkan dari
masyarakat. Misal, bercerai adalah suatu aib besar bagi masyarakat Lampung. Dalam
masyarakat sunda perempuan apabila tidak dilamar dianggap aib, sebaliknya dalam
masyarakat Minang perempuanlah yang melamar laki-laki dan ssebagainya.

5. Norma hukum (Laws)


            Norma hukum adalah suatu norma yang lebih tepat disebut sebagai hokum yang
tertulis, meskipun tidak selalu demikian. Laws adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan
kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan
larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Aturan ini lazimnya
tertulis yang dikodifikassikan dala bentuk berbagai macam kitab undang-undang, atau tidak
tertulis berupa keputusan-keputusan hukum pengadilan adat. Karena sebagian besar norma
hukum adalah tertulis maka sanksinya adalah yang paling tegas bila dibandingkan dengan
norma lain.

6. Mode (fashion)
            Mode atau fashion adalah cara dan gaya melakukan dan membuat sesuatu yang sering
berubah-ubah serta diikuti orang banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas dari mode
yakni sifatnya massal. Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan
menggunakan pakaian, cara mengatur rambut dan sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar
sesuatu yang baru di bidang lain. Dari mode akan lahir sesuatu yang baru yang bersifat
inovatif, misalnya tarian tradisional jawa dielaborasi dengan kesenian melayu atau bali akan
lahir tarian kontemporer modern, tetapi dari mode juga akan melahirkan sesuatu yang
dianggap aneh oleh masyarakat misalnya rambut dengan gaya funky, dengan di cat berwarna-
warni yang mungkin nantinya akan dianggap biasa.
            Dalam system budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan
lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusian yang terwujud dalam unsure kebudayaan
sebaga satu kesatuan. Berikut akan dijelaskan tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.

b. Unsur-unsur kebudayaan
            Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain
disebabkan karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun
yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang
membentuk satu kebudayaan.

1. Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:


a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut


a. System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat agar
menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa
keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan

3. C. Kluckhohn berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal
(cultural universal) artinya ketujuh unsur ini dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa
di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian
            Tiap-tiap unsure kebudayaan ini dapat diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih
kecil hingga beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci dapat dilakukan hingga
empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan
universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial
dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut masing-
masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.

            Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa adat dan pada tahap
pertamanya adat dapat diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya
dapat diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya dapat
diperinci dalam gagasan.

c. Substansi (isi) utama budaya


            Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide
dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada
masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan
hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1) Sistem Pengetahuan
            Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam flora di daerah tempat tinggal
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal
d. Zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laku sesame manusia
g. Ruang dan waktu.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara,yaitu:


a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman langsung
ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan
aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah)
maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus-kursus, penataran-penataran
dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi
simbolik.

2) Nilai
            Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
penting oeh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan
memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai estetika), baik
(nilai moral atau etis), religius (nilai agama).

C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia
adalah lima dsar yang bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat hubungan antar manusia.

3) Pandangan Hidup
            Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pendangan hidup
merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh
individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup maka
bangsa tersebut akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain, mudah goyah, kehilangan jati diri
dan akhirnya sulit untuk menjadi bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan
misi yang ingin dicapai dalam kehidupan, tidak mudah goyah dan mempunyai prinsip ingin
mewujudkan pandangan hidupnya.
            Dengan demikian, pandangan hidup adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu
untuk mewujudkannya.

4) Kepercayaan
            Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

            Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang
Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu
mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidak mampuan
manusia dalam dalam menghadapi tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang
mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan
kehidupan.

            Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” diluar diri manusia. Bermacam-macam
tergantung keyakinan manusia.

5) Presepsi
            Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangakt kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam
kehidupan.
Persepsi terdiri atas :
1.  Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indera
manusia.
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain,
jauh dari tempat orang yang bersangkutan.

            Dalam keseharian kadangkala persepsi manusia yang satu berbeda dengan persepsi
manusia yang lain, hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman,
pengetahuan dan lingkungan, serta proses dalam diri manusia.
            Proses timbulnya persepsi dalam diri seseorang melalui tahapan-tahapan yang dialami
oleh manusia: pancaindera serta alat penerima yang lain, menrima getaran eter (cahaya dan
warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal(berat-ringan), tekana
termikal (panan-dingin), dan sebagainya. Rangsangan tersebut masuk kedalam sel-sel tertentu
dibagian otaknya. Ditempat itu, berbagai macam proses fisik, fisologo dan psikologi terjadi.
Berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang duipancarkan
dan diproyeksikan menjadi suatu gambaran tentang lingkungan individu yang melahirkan
persepsi.

1.3  ETOS KEBUDAYAAN


            Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti
watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran
warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh
orang asing.

Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja


berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut
suku yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan
lain.
BAB III
PENUTUP

2.1    KESIMPULAN

      Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa.Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:

1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan
peraturan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

      System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai
adat istiadat.
     
      Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti watak
khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga
masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing.
2.2    SARAN

            Sebagai bangsa yang besar dan memiliki keanekaragaman budaya sudahsepantasnya
kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Disamping itu kita juga harus
membudayakan rasa bangga atas kebudayaan yang kita miliki dan tidak malu untuk
memakainya.
MANUSIA DAN BUDAYA (ISBD)
 
 
 
 
 
 
Rate This

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala
makhluk dimuka bumi ini. Manusia di ciptakan oleh Allah dengan dibekali akal dan pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di
muka bumi ini.  Disamping itu manusia juga memiliki akal, pikiran, adat, perasaan, emosi,
kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan 
manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendukungnya.

Kebudayaan mempunyai berbagai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia  menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya.

 
 

BAB II

PEMBAHASAN

1. A.    Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala
isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal
pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi
khalifah di muka bumi ini.  Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi,
perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki
oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara
manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri
adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia 
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya


2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku
didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

1. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan


Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan berbeda
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:

1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural


seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4. Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan
dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek
kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

1. C.    Proses Dan Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau
melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang
dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem
telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk


dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan
dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman
yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan
menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang
diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-
milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

1. D.    Problematika Kebudayaan

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau


masalah masalah yang cukup jelas yaitu :

1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat
lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya
suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
1. E.     Perubahan Kebudayaan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab
terjadi perubahan kebudayaan yaitu:

1. Perubahan lingkungan alam


2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa
elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam
pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya
yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

BAB III
PENUTUP

1. A.    Kesimpulan

Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna
kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus
diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.
Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena
kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita
menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi
kebudayaan asli yang kita kita miliki.

1. B.     Saran

Sebagai bangsa yang besar dan memiliki keanekaragaman budayasudah sepantasnya kita
menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Disamping itu kita juga harus
membudayakan rasa bangga atas kebudayaan yang kita miliki dan tidak malu untuk
memakainya.

DAFTAR PUSTAKA

http://bukittingginews.com/2010/10/makalah-manusia-dan-kebudayaan/

http://www.scribd.com/doc/85812893/Makalah-2-IBD-Manusia-Dan-Kebuadayaan
Manusia dan peradaban

I.                  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui
akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu
yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui
jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu
yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah
rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara
keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya.
Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan
pada kehidupan social. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang
terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan
santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian
sebagai makna hakiki manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang
ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka
kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk mengetahui tentang
pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab
dan masyarakat adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan
peradaban, mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa saja
wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani,
mengetahui pengertian ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan manusia.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
2.      Apakah pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab?
3.      Apakah pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban?
4.      Apa pengertian dan cakupan kebudayaan sosial?
5.      Bagaimanakah wujud peradaban?
6.      Apakah pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
7.      Apakah ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab?
8.      Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?
1.3  Tujuan dan Manfaat
1.      Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2.      Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3.      Mengetahui pengertian evolusi dan tahapan-tahapan peradaban.
4.      Mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial.
5.      Mengetahui wujud dari peradaban.
6.      Mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani.
7.      Mengetahui ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab.
8.      Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

II.   PEMBAHASAN

 2.1  Pengertian Adab dan Peradaban

Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari
bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.[1]
Adab erat hubungannya dengan:
         Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan
         Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
yang baik atau salah.
         Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
         Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, kesatuan,
keselarasan dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban” adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia
pendukungnya.[2]
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk  kegunaan yang praktis,
sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni
diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian kebudayaan
yang halus dan indah seperti kesenian.[3] Dengan demikian “peradaban” adalah tahapan
tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu
pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan,
teknologi dan seni yang telah maju. Masyarakat tersebut dapat dikatakan telahmengalami
proses perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks.
2.2  Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga sebagai
makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai makhluk
Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai makhluk
individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial
budaya manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang
selaras dan saling membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai  tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan
hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang bertanggungjawab
adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut
norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi
aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan
yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan
sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia
beradab.[4]
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap
orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap  paling cocok bagi setiap
orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian
keinginan manusia untuk mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk
pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan
manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya
tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota
masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
2.3  Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke – 19 dan
dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang menerapkan
gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan proses yang
sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial selection diantara
ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM
Baker SJ[5], mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi
mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka
waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan
perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari sejarah
perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan – perubahan tersebut
direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan manusia pada
jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.[6]
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu :[7]
1.      Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari
budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2.      Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3.      Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala mabuk
teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1.      Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2.      Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3.      Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4.      Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5.      Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6.      Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
2.4  Peradaban dan Perubahan Sosial
1.      Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian antara
unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Willbert Moore[8] memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial,
pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
William F. Ogburn[9] mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan
sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immateriil.
Gillin dan Gillin[10] mengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial untuk sesuatu
variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi
ataupun peubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu
aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara –cara baru
atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling sedderhana untuk
memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua
perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang dianalisis dari berbagai segi :
a.       Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa perubahan
tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor tersebut,
mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin
pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah adda pada waktu yang lampau.
b.      Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang  terjadi dalam
masyarakat.
2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a.      Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab – sebab perubahan
sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1)      Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat – syarat dan keadaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx
sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2)      Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab – sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan
menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik menurut
Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan
lebih didasarkan fakta.
b.      Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan yang
bersifat kumulatif atau evolusioner.
1)      Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai
dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte dan Hebert Spenser.
2)      Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang
menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan gejala keteraturan
yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi teori ini
lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh
meliputi bagian – bagian tertentu.
2.5  Wujud Peradaban
Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik yang
bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba, seperti candi
borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja, dan sebagainya, maupun
yang bersifat non – materiil dalam bentuk nilai, moral, norma, dan estetika.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan
santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang
teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan
dan keburukan didalam hidu manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak – gerik
pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai
tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.[11]
Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral.
Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.
Secara dikotomisada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis dan rasional
tentang sikap dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup
sebagai sesuatu yang bernilai. Sedangkan etika normatif adalah berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia (berupa
norma-norma).
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata
“normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman, patokan, standart,
ukuran.[12] Norma – norma mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda – beda, yaitu :[13]
1.      Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam tradisi, dan
apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan menjadi sasaran
pembicaraan umum saja.
2.      Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan tergolong benar
atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores akan dihukum.
Moral adalah nilai – nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik sebagai
manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk kongkrit yang siap pakai tentang bagaimana
seseorang itu harus hidup.
Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai – nilai
estetika yang tidak terlepas dari nilai – nilai etika, moral, norma dan hukum yang berlaku.
Secara etimologis istilah “estetika” berarti “teori tentang ilmu penginderaan”. Tetapi
kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang keindahan dan
seni”.[14]
Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dari
keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya.
Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan
menjadi steril.
2.6  Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani
1.      Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan
satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu,
maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu dengan yang
lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang
merupakan adat kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya
penilaian bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar, serta
hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah
suku – suku bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah
satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan
ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati,
melainkan selalu berkembang.
2.      Modernisasi
a.      Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia Barat
dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris
dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara produksi
tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
      Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana
produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
      Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat
nasinal dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]
a)    Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia
yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan
yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
b)   Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus
berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c)    Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi
tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang
seluas – luasnya.
d)   Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan
seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah
kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat
kehormatan tertentu.
b.      Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada
angan – angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
      Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
      Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
      Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
      Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi masa.
      Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan.
      Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c.       Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
      Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
      Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan
akulturasi.
      Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
      Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
      Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
      Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi
kebendaan yang berlebihan.
      Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk
kekayaan.
3.      Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan sebagai
masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.[16] Apapun
bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang
berada di luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul
konsep civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih
luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas
kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
2.7  Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki
Manusia Beradab

Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul  dan
berkumpul serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu
tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan hubungan
dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya  filosofis terkenal
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan
tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya,
dan melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa mengadakan
interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin  kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat
terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk
individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan
kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan diantara
sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang
bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah
laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti aturan – aturan,
norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang ada di
masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal – hal  tersebut, maka sesungguhnya
manusia telah dapat memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.
2.8  Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia

Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan
dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di dalamnya
bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin
terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem
– sistem  sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi
pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi
sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas – batas negara
sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau
kewajiban ini menurut Indra Siswarini[17] adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia,
masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi
juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma
atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal
yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga terjadinya
diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai
sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi
kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada
didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik,
tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan
cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan
menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa
agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat,
adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan
dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian
nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia. 

III.  PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan
kehalusan budi pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat
tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan
tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi
aturan – aturan, norma – norma, adat – istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai – nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial
atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan,
kenyamanan, ketentraman dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan
santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang
teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
3.2  Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan diatas   bahwa adab dan
peradaban di masyarakat memiliki peran yang sangat setral dalam kehidupan masyarakat dan
sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar
dan mengerti akan peradaban, sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari – hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_16.htm
http://indonetasia.com/definisionline/?p=974
http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JID/article/view/2154
http://www.google=pengaruhglobalisasiterhadapeksistensikebudayaandaerah.com
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir, MH dan Umi
Salamah, S.Pd.

MANUSIA DAN PERADABAN


( Hasil pengumpulan dan penyusunan dari berbagai sumber informasi )
MAKALAH
Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Disusun Oleh :

MUHAMAD YOGA 41032161131010


NENI AGUSTINA 41032161131016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Dengan asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya milik
Allah atas segala nikmat, yang bersifat lahir maupun batin, yang tidak pernah berhenti Dia
karuniakan kepada kita, terutama nikmat Iman,Islam, Ihsan, Makrifat, Tauhid, dan Takwa.
Shalawat, salam, serta berkah semoga senantiasa Allah Swt. Limpahkan kepada Nabi kita,
Rasul kita, Cahaya kita, dan Pemimpin kita, Muhammad Saw., beserta keluarga, keturunan,
dan para sahabat beliau. Semoga Allah Swt. senantiasa mencurahkan rahmat dan ampunan-
Nya kepada seluruh muslimin dan muslimat yang setia kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Puji dan Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan serta
curahan-Nya lah kami dapat menyelesaikan “Manusia dan Peradaban”.
Bandung, 27 Februari 2015

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang
berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya
manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai
dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu
dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara
keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya.
Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan
pada kehidupan social. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang
terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun
dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai
makna hakiki manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka kami
membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk mengetahui tentang pengertian adab
dan peradaban, mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat
adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban, mengetahui
pengertian dan cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa saja wujud dari peradaban,
mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani, mengetahui pengertian
ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
2) Apakah pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab?
3) Apakah pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban?
4) Apa pengertian dan cakupan kebudayaan sosial?
5) Bagaimanakah wujud peradaban?
6) Apakah pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
7) Apakah ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab?
8) Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2) Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3) Mengetahui pengertian evolusi dan tahapan-tahapan peradaban.
4) Mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial.
5) Mengetahui wujud dari peradaban.
6) Mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani.
7) Mengetahui ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab.
8) Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adab dan Peradaban
Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari bahasa
Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
1) Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan
2) Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
yang baik atau salah.
3) Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
4) Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban” adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia
pendukungnya.
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi, politik dan
teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis, sedangkan
kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni diatas tujuan
yang praktis hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian kebudayaan yang
halus dan indah seperti kesenian. Dengan demikian “peradaban” adalah tahapan tertentu dari
kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang
telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan
seni yang telah maju. Masyarakat tersebut dapat dikatakan telahmengalami proses perubahan
sosial yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks.
B. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk
sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai makhluk Tuhan
manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai makhluk individu
manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya
manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang selaras dan
saling membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan
hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang bertanggungjawab
adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut
norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-
aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada
di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial,
sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia
beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap
orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap
orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian
keinginan manusia untuk mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk
pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan
manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya
tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota
masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

C. Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban

Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke – 19 dan
dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang menerapkan
gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan proses yang
sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial selection diantara
ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM
Baker SJ, mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi
mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka
waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan
perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari sejarah
perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan – perubahan tersebut
direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan manusia pada
jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu :
1) Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru
dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2) Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3) Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala mabuk
teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1) Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2) Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3) Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4) Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5) Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6) Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

D. Peradaban dan Perubahan Sosial

1. Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial

Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-
unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Willbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola
perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immateriil.
Gillin mengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial untuk sesuatu variasi dari cara hidup
yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan
materiil, kompetisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun peubahan-
perubahan baru dalam masyarakat tersebut.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu
aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara –cara baru
atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling sedderhana untuk
memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua
perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang dianalisis dari berbagai segi :
1) Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan
faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan
tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah adda pada waktu yang lampau.
2) Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam
masyarakat.

2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial

a. Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)


Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab – sebab perubahan
sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat – syarat dan keadaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx
sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab – sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan
menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik menurut
Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan
lebih didasarkan fakta.
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan yang
bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai
dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte dan Hebert Spenser.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang
menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan gejala keteraturan
yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi teori ini
lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh
meliputi bagian – bagian tertentu.

E. Wujud Peradaban
Wujud dari peradaban dapat berupa :
1) Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2) Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.
3) Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan
santun.
4) Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup
kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

F. Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani

1. Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu
penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu,
maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu dengan yang
lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat
kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa
cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar, serta hal ini
merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah suku
– suku bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah satu,
yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan
ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati,
melainkan selalu berkembang.

2. Modernisasi
a. Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia Barat
dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris
dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara produksi
tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana
produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat
nasional dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :
a) Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia
yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan
yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
b) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus
berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi
tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang
seluas – luasnya.
d) Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan
seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah
kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat
kehormatan tertentu.

b. Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan
– angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
1) Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
2) Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
4) Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi masa.
5) Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan.
6) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c. Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
1) Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
2) Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan
akulturasi.
3) Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
4) Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
5) Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
6) Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi
kebendaan yang berlebihan.
7) Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk
kekayaan.
3. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan sebagai
masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab. Apapun bentuk
tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di
luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep
civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi
konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas
kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.

G. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki Manusia


Beradab

Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan berkumpul
serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu tertentu
yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan hubungan dan
kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya filosofis terkenal
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan tertentu,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya, dan
melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus mengadakan
hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa mengadakan interaksi
dengan manusia yang laintidak mungkin kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat terpenuhi,
baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk individu,
dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan kepentingan
orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan diantara sesama
manusia sehingga keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang
bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah
laku dalam masyarakat. Pedoman – pedoman hidup yang dimaksud seperti aturan – aturan,
norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang ada di
masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal – hal tersebut, maka sesungguhnya
manusia telah dapat memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.
H. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
1. Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia
Muncul dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak besar
bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Para ahli pun mengemukakan berbagai teori yang
dapat mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi akibat perkembangan media
baru tersebut.
Teori Uses and Gratification telah mencoba menjelaskan penggunaan media elektronik bagi
komunikasi interpersonal. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk diterapkan pada skala
organisasi, di mana jaringan komputer digunakan sebagai jaringan komunikasi elektronik,
yang kemudian disebut sebagai computer mediated communication. Dalam studi ini
disertakan pula alat-alat baik yang berhubungan langsung maupun tidak berhubungan secara
langsung dengan komputer.
Sebuah hal terpenting yang diperhatikan di sini adalah konsep kehadiran (presence), di mana
sesuatu yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benar/nyata adanya. Sedangkan
social presence di sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh seseorang melalui
isyarat atau tanda-tanda yang ada pada berbagai media komunikasi.
Email dikatakan memiliki tingkat “presensi” yang rendah, karena hanya digunakan untuk
bertukat informasi searah, feedback dari penerima email tidak langsung diberikan saat itu
juga atau sering ditunda. Sedangkan videoconferences dikatakan memiliki tingkat presensi
sosial yang tinggi, karena proses komunikasi berlangsung dua arah, dan kedua komunikator
mampu merasakan kehadiran komunikator yang lain dengan melihat mimik wajah, gesture,
notasi suara, dsb. (Straubhaar, Joseph & La Rose, Robert: 2004)
a. Dampak Media Komputer
Selama ini, penyebaran internet telah mengubah perhatian masyarakat terhadap pengaruh
media baru. Salah satunya mengubah persepsi masyarakat tentang media-media baru.
Lahirlah beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan media baru ini, hingga
pada akhirnya disimpulkan beberapa dampak yang dibawa oleh kemajuan teknologi
komunikasi.
b. Perilaku Antisosial (Antisocial Behavior)
Perkembangan komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh suburnya
nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Sejauh
ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kekerasan pada games di komputer memiliki
pengaruh yang sama kuatnya dengan tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi tertentu
mengatakan bahwa video games mempunyai kemampuan lebih kuat untuk mempengaruhi
anak-anak jika dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan kekerasan yang sebenarnya
disaksikan oleh anak-anak.
Selain itu, pornografi yang marak di internet juga ikut meracuni otak anak-anak. Pelakunya
dengan sengaja memberi link dari situs-situs yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak ke
situs-situs yang seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak dibawah umur. Sedangkan pada
orang dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil penyimpangan yang signifikan seperti
pada anak-anak apabila dilihat dari sisi agresivitas dan perilakunya.
c. Kecemasan Berlebih Terhadap Komputer (Computer Anxiety)
Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia atau computerphobia, yakni rasa takut, cemas,
khawatir pada saat menggunakan komputer. Biasanya ditunjukkan dengan gejala-gejala mual,
pusing, dan keringat dingin pada saat menggunakan komputer. Si pengguna biasanya merasa
takut untuk menggunakan komputer atau alat-alat canggih lain karena takut salah menekan
tombol, takut terjadi hal-hal yang tidak dinginkan jika salah mengoperasikan suatu alat, dsb.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang umumnya tidak memiliki bekal pengetahuan
yang cukup tentang alat tertentu, atau pada orang-orang yang kemampuan perhitungannya
kurang baik.
Orang-orang semacam ini akan menggunakan komputer dengan porsi sesedikit mungkin.
Murid yang jarang memakai komputer di kelas atau pekerja yang menghindari pekerjaan
yang berhubungan dengan komputer mungkin merupakan tanda-tanda dari computerphobia.
Berbeda halnya dengan computerphobia, internet self-efficacy adalah mereka yang sudah
merasa mantap menggunakan teknologi yang ada dan lebih banyak berinteraksi dengan
komputer dalam penyelsaian pekerjaannya.
d. Ketagihan (Addicted)
Media komputer memiliki kualitas interaksi yang mampu merespon tiap gerak penggunanya.
Kadang kala, komputer mampu mewujudkan apa yang menjadi harapan penggunanya, namun
kadang tidak, hasilnya pun bervariasi pada tiap pengguna.
Kemampuan ini yang akhirnya menuntut kita untuk “datang lagi” dan merasakan hal yang
berbeda – prinsip ketagihan yang sama seperti pada judi.
Yang menjadi bahan diskusi di antara para orang tua adalah anak-anak mereka yang
kecanduan untuk terus bermain di depan layar komputer tanpa henti. Brenner dalam bukunya
mengatakan bahwa heavy internet user menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada
ketagihan, antara lain kecanduan dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Bahkan yang lebih parah, mereka merelakan
sejumlah uang yang keluar untuk bermain game di komputer atau di internet. Mereka rela
menghabiskan uang untuk gambling, fantasy sport league, dan permainan virtual lainnya.
Menurut seorang psikolog, Sherry Turkle, kekuatan komputer bukan datang dari hal-hal di
luarnya/eksternal layaknya pada obat-obatan, tapi dari apa yang ada pada orang-orang yang
menggunakan, dari apa yang mereka pelajari tentang ketergila-gilaan mereka pada komputer.
Suatu hal yang menarik adalah kemampuan komputer untuk mendorong / memprovokasi
pencerminan diri penggunanya serta memperluas pikiran ke dalam dunia maya yang seakan-
akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, kebiasaan pengguna komputer
disamakan dengan kemampuan mereka untuk mengontrol dunia di dalam komputer, mereka
merasakan hubungan yang sangat erat dan keterkaitan dengan komputer. Orang-orang ini
juga ingin mengekspresikan diri mereka melalui komputer dan menciptakan gaya sesuai
dengan kepribadian masing-masing.
Tumbuh kembang internet di dunia di dukung oleh beberapa faktor, hal pertama adalah
karena karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan
penggunanya. Selain itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk mencari informasi lewat
internet dari berbagai belahan bumi lebih efisien daripada jika kita mencari informasi lewat
media cetak atau media lainnya. Lewat internet kita bisa mencari data dalam berbagai bentuk,
mulai dari sekedar tulisan, sampai video klip yang bergerak.
Bagaimanapun, perkembangan media informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada, yakni
segi positif dan negatif. Di atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak negatif yang
diusung oleh media baru. Di sisi lain, media baru membuka mata negara-negara berkembang
untuk memandang ekonomi global dari sebuah alat bernama komputer.
Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-commerce
atau e-business. Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi
perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja
terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas. (Mirabito, M.A.M &
Morgenstern, B.L: 2004)
2. Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia
Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat, apalagi dari
segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman dahulu, banyak para
ilmuwan menemukan berbagai hasil percobaannya, dan kemudian diluncurkan lalu dipakai
untuk kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu kimia, ilmu
biologi, juga ilmu sosial. Semua ilmu itupun masih diterapkan hingga saat ini oleh kita
semua.
Tak dapat kita bayangkan apabila para ilmuwan tidak menemukan berbagai penemuan luar
biasa untuk peradaban manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk bertahan hidup, karena
kita akui bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu pengetahuan dunia untuk
menjalankan kehidupan di dunia fana ini.
Namun, di balik semua itu kita patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita rasakan dan
manfaatkan selama kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan mengaplikasikan
ilmu pengetahuan tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan peradaban manusia.
IPTEK di satu sisi sungguh sangat membantu kita selaku manusia dalam mengerjakan
berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1) Mengetik laporan kerja dengan komputer
2) Menelepon orang lain dengan handphone
3) Mendengarkan musik dengan mp3 player
4) Mengetahui berita dengan televisi
5) Mengetahui waktu dengan jam
6) Bepergian ke manapun dengan sepeda motor, mobil, dan kendaraan lainnya
7) Mendinginkan ruangan dengan ac
8) Dan masih banyak lagi contohnya
Bahkan saat ini telah diciptakan robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk
menggantikan manusia dalam mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat tertolong
dengan adanya teknologi yang kian lama kian maju.
Namun, di sisi lainnya, kita jadi dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas, bahkan
sangat tergantung oleh teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan sehari-hari kita
selaku manusia. Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita bila suatu pekerjaan
dapat dilakukan dan diusahakan sendiri.
Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan intelektual (intelligence) manusia juga
berkembang. Jadi teknologi selalu membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk
peradaban manusia. Tetapi manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan adanya teknologi
untuk kehidupannya, karena manusia memiliki intelektual, sedangkan teknologi tidak
memiliki intelektual. (Prayudi: 2009)
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada
atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan
masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing
scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan
lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat,
atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari
adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional
mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar
dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pendapat pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie
(1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi,
terutama teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat
transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-
mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan
yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan
oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga
otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah
ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu
menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas
manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah
diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat
manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak
membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai
kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek
tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu
dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau
makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek
sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek
diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu
sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat
manusia.
Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui
dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang
menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass
destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek;
belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.
Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus
mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh
karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-
masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari
manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over
confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap
sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap
pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi
industri.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia


Johan Sussmilch (1762): “Demografi mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat pada kelahiran, kematian, dan
pertumbuhannya.”
Achille Guillard (1855): “Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari
keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik,
peradaban, intelektualitas, dan kondisi moral.”
David V. Glass (1953): “Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh
dari proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.”
UN (1958); IUSSP (1982): “Demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah penduduk
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih
ditekankan pada segi kuantitatif dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.”
Donald J. Bogue (1973): “Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya
sepanjang perubahan masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.”
Bapak demografi: John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari
catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja-
gereja. John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk.
Demografi (Kependudukan) adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Problematik demografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan
ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur
penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat
dicapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi
pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang
telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan –
aturan, norma – norma, adat – istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai – nilai kehidupan yang
ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan
sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan santun
pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh
nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.

B. Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan diatas bahwa adab dan peradaban
di masyarakat memiliki peran yang sangat setral dalam kehidupan masyarakat dan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan
mengerti akan peradaban, sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari – hari.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pertumbuhan manusia. Online. http://www.sinarharapan.co.id. (di unduh pada
tanggal 25-Februari-2015 Jam 19.10 Wib)

Dirjen Dikti. 2003. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Berkehidupa


Bermasyarakat. Jakarta: Proyek Peningkatan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti, Depdiknas
Bangbang S. Mintargo.1993. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti.
Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.
Prasetya, Joko Tri. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Rineka Cipta: Jakarta. Alisyahbana,
Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah
Terlambat. Jakarta: Kompas.
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR “MANUSIA DAN PERADABAN” (di unduh
pada tanggal 25-Februari-2015 Jam 19.00 Wib)
http://nurhalimahblog.blogspot.com/2012/05/makalah-manusia-dan-peradaban.html (di
unduh pada tanggal 25-Februari-2015 Jam 19.30 Wib)
http://wasitoadi.blogspot.com/2012/10/makalah-manusia-dan-peradaban.html (di unduh pada
tanggal 25-Februari-2015 Jam 19.45 Wib)

Anda mungkin juga menyukai