Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Anatomi Fisiologi Tumbuhan

Untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan


Dosen Pengampu : Apt. Eko Sri Wahyuningsih M.Farm

Nama : Nurhadi Amirulloh

Nim : 20416248201003

Kelas : FM20D

Prodi : Farmasi

Modul ke : V (Mikroskopik Simplisia)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2021
A. Tujuan

• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik Beberapa Simplisia


menggunakan Mikroskop dan dengan ukuran perbesaran yang berbeda-
beda.
• Mahasiswa Mampu Menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk-bentuk
jaringan khas pada (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen,
Flos) pada tumbuhan tertentu yang disesuaikan dengan literatur agar
memenuhi persyaratan parameter standar mutu simplisia.
• Mahasiswa mampu membuat dan milih reagen pereaksi untuk pengamat
mikroskopik untuk jenis-jenis jaringan simplia yang berbeda-beda.
• Mahasiswa Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan pada
beberapa jenis simplisia (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus,
Semen, Flos) pada tumbuhan tertentu.

B. Dasar Teori
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akankeanekaragaman
jenis tumbuhan. Diantara jenis-jenis tumbuhan tersebutada tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai obat. Orang-orang dulumeyakini bahwa tumbuhan
tersebut memiliki khasiat obat karenapenyakit dan naluri untuk
mempertahankan hidup. Walaupun dalambentuk yang sederhana, namun
khasiatnya tidak diragukan lagi.

Kehidupan sehari-sehari, kita ketahui bahwa banyak masyarakat


didunia ini sudah kenal bahwa sebagian dari tanaman ini adalah obat.Sering
kita lihat bahwa sebagian dari masyarakat memanfaatkan tanaman sebagai
makanan, sedangkan pada bidang farmasi mengenal bahwa sebagaian tanaman dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Identifikasi secara mikroskopis dan komposisi
sediaan simplisia penting untuk dilakukan. Berdasarkan hal itu, kita dituntut
untuk dapat mengenali bentuk morfologi ataupun anatomi serta kandungan
kimia dari suatu simplisia. Hal itu disebabkan karena dengan diketahuinya
kandungan simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat serta dapat
mempelajari kemampuan efek terapi dari kandungan simplisia.

Sejalan kemajuan teknologi, kita sebagai masyarakat indonesia


khususnya seorang farmasi harus semakin mengenal tentang
jaringan- jaringan yang terdapat dalam tanaman khususnya simplisia yang dij
adikan sebagai obat. Hal ini perlu kita ketahui agar pengetahuan kita
semakinberkembang, mengenai jaringan di dalam suatu simplisia.

1) Simplisia Folium
a) Blumeae Folium

Pemerian

Blumeae folium adalah daun sembung, yang berasal dari tumbuhan


Blumeae balsamifera (L.) DC. Suku Compositae, berbau mirip kamfer,
rasa mirip kamfer dan agak pahit, warna hijau kuning hingga hijau
kelabu.
Makroskopik
Daun tunggal bertangkai. Pada tangkai terdapat beberapa pasang daun
kecil berbentuk lidah tombak.Helai daun berbentuk bundar telur atau
lidah tombak sampai bulat panjang, panjang helai daun 10 cm sampai
30 cm, lebar 2,5 cm, sampai 12 cm; tepi daun umumnya bergigi tajam
tidak beraturan,. Permukaan daun berambut; Permukaan bawah
berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu
kehijauan; permukaan atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat
kelabu. Diantara rambut penutup banyak sekali rambut kelenjar yang
halus, bentuk bulat berwarna kuning coklat.
Mikroskopik
Serbuk berwarna hijau hingga hijau kecoklatan atau hijau
kelabu dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Epidermis atas terdiri atas satu lapis; epidermis bawah
terdiri atas sel yang lebih kecil.
2. Rambut penutup yang berbentuk seperti benang dan terdiri atas 2-
10 sel.
3. Stomata tipe anomositik dengan panjang 25-35 µm. Stomata
sangat banyak di epidermis bawah, tetapi sangat sedikit di
epidermis atas.

4. Rambut penutup terdapat pada kedua epidermis, tetapi lebih banyak


pada epidermis bawah. Rambut penutup terdiri atas 2-10 sel, yang
tersusun dalam satu deretan panjang. Bentuk rambut penutup mirip
benang berujung runcing dengan sel pangkal lebih lebar dan
dinding tipis. Panjang rambut 400-1000 µm. Sambungan antarsel
seperti cincin.

Serbuk Daun Sembung 1 = Fragmen rambut penutup, 2 = Fragmen


berkas pembuluh, 3 =serabut sklerenkim, 4 = fragmen epidermis
atas, 5 = fragmen epidermis bawah dengan stomata dan rambut
kelenjar, 6=Fragmen mesofil.

b) Guazumae Folium

Pemerian

Guazumae folium adalah daun jati belanda (daun Guazuma ulmifolia


Lamk) Suku Sterculiaceae, berbau aromatik lemah, rasa agak kelat.

Makroskopik
Daun tunggal, berbentuk bundar telur sampai lanset, panjang helai
daun 4 sampai 22,5 cm; lebar 2 sampai 10 cm, pangkal daun berbentuk
jantung yang kadang- kadang tidak setangkup, ujung daun meruncing,
pinggir daun bergigi, permukaan daun kasar, warna hijau kecoklatan
sampai coklat muda; tangkai daun panjang 5 sampai 25 mm.
Mikroskopik
Serbuk berwarna hijau tua kecoklatan dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.

2. Epidermis atas dan epidermis bawah.

3. Stomata tipe anisositik.

4. Pembuluh kayu dengan penebalan.

5. Rambut penutup berbentuk bintang, terdiri dari beberapa rambut


bersel tunggal yang berimpit pada bagian pangkalnya, dinding
tebal tidak berwarna, panjang berbeda-beda, ruang rambut
berwarna coklat.
6. Rambut kelenjar terdiri dari 2 sampai 3 sel tangkai dan 3 sel kepala,
1 sel kepala lebih besar dari 2 sel lainnya.

2
3

6
4

Serbuk Daun jati belanda 1 = pembuluh kayu dengan penebalan tangga,


2 = epidermis atas, 3 =Rambut kelenjar, 4 = Rambut penutup bentuk
bintang, 5 = fragmen Epidermis bawah, 6=Kalsium Oksalat.
c) Psidii Folium

Pemerian

Daun jambu biji adalah Psidium guajava L. Suku Myrtaceae. Berbau


khas, Rasa kelat.

Makroskopik
Daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bundar telur
agak menjorong atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak
menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu,
ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah,
bertulang menyirip, warna putih kehijauan.

Mikroskopik
Serbuk berwarna hijau keabu-abuan dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Hablur kalsium oksalat berbentuk roset.

2. Rambut penutup yang terlepas, betuk kerucut ramping yang


umumnya agak bengkok, terdapat dari 1 sel.
3. Stomata tipe anomositik.

4. Mesofil dengan kelenjar lisigen.


d) Piperis Betle Foium
Pemerian

Piperis betle folium adalah Daun sirih yang berasal dari tumbuhan
Piper betle L. Suku Piperaceae. Berbau sedikit aromatik, Rasa tajam
dan pedas.
Makroskopik
Daun tunggal, bentuk seperti jantung, warna hijau muda hingga hijau
tua. Ujung daun meruncing, tulang daun terlihat menonjol.
Mikroskopik
Serbuk berwarna hijau kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai
berikut :

1. Epidermis dengan rambut penutup.

2. Mesofil dengan sel-sel minyak berwarna kuning hingga kuning


jingga yang tersebar pada hipodermis dan palidsade.
3. Epidermis bawah dengan stomata berbentuk lonjong yang
dikelilingi oleh 2-3 sel tetangga (anomositik).
4. Rambut penutup terdiri satu sel, bentuk kerucut pendek, ujung
runcing, panjang 18-25 µm, dinding tebal, kutikula licin. Rambut
kelenjar mempunyai kepala kelenjar bersel satu, bentuk bulat.
e) Orthosiphonis Foium
Pemerian

Orthosiphonis folium adalah daun kumis kucing yang berasal dari


tumbuhan Orthosiphon aristatus (BI) Miq. Atau Orthosiphon
stamineus Benth, suku Laabiatae, berbau aromatik, rasa agak asin,
agak pahit, dan kelat.

Makroskopik

Daun tunggal, bertangkai, letak berselang berhadapan. Warna hijau,


rapuh. Bentuk bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjang, atau
lidah tombak, ujung daun lancip atau tumpul. Panjang 2-12 cm, lebar
1-8 cm.n tangkai daun persegi. Tepi helai daun bergerigi kasar tidak
beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung ke bawah.
Permukaan licin. Tulang daun menyirip halus, tulang cabang sedikit,
warna hijau atau ungu.

Mikroskopik

Serbuk berwarna hijau kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai


berikut :
1. Epidermis atas dan bawah dengan stomata yang dikelilingi oleh
dua sel tetang ga menyilang celah stomata.
2. Rambut penutup berisi zat warna ungu atau warna jambu.

3. Mesofil dengan palisade tipe dorsivebtral yang jelas.

4. Rambut kelenjar pada epidermis atas

5. Tipe stomata diasitik fan memiliki dua sel tetangga yang tidak
sama besar.

6. Rambut penutup berbentuk kerucut, terdiri atas 1-2 sel berukuran


20-65 mm, dan berdinding tebal dengan kutikula yang bergaris
halus. Rambut pada ibu tulang dan kadang-kadang pada tepi daun
berbentuk kerucut dan terdiri atas 4-6 sel.
2) Simplisia Cortex
a) Cinnamomi Cortex
Pemerian

Cinnamomi Cortex adalah kulit kayu manis yang berasal dari


tumbuhan Cinnamomum zeylanicum Blume. suku Lauracea, berbau
khas aromatik, rasa agak manis, agak pedas, dan kelat, berwarna
coklat kemerahan hingga coklat kehitaman.
Makroskopik
Berupa bagian dalam kulit batang, yang memiliki bau harum,
bagian luar rata dan berwana kuning coklat suram dengan garis
membujur berwarna kuning muda. Bagian dalam tidak begitu rata,
berwarna cokelat tua, sangat tipis, dan rapuh.
Mikroskopik
Serbuk berwarna cokelat kemerahan hingga cokelat kehitaman
dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Serat skelenrkim berwarna kuning atau tidak berwarna, panjang,
lurus, dan tipis. Serat sklerenkim tunggal atau bertumpuk
dengan lumen/noktah yang tidak jelas
2. Terdapat sel batu berdinding tebal

3. Terdapat sel parenkim dengan dinding cokelat kemerahan. Di


dalam sel parenkim, kadang-kadang terdapat sel minyak dan
mucilago (lendir) dari amilum.
4. Serat sklerenkim yang tipis dan lumen / noktah yang tidak jelas.

3) Simplisia Radix
a) Liquirithae Radix
Pemerian

Liquiritiae Radix adalah akar manis yang berasal dari tumbuhan


Glicyrrhiza glabra L.. suku Liguminosae, berbau khas, rasa manis
agak tajam, berwarna coklat kekuningan atau cokelat tua.
Makroskopik

Simplisia akar manis adalah potongan- potongan akar dengan


panjang bervariasi antara 14 hingga 20 cm, diameter 5 hingga 20
mm. Bagian luar akar manis berwarna kelabu cokelat sampai merah
cokelat, sedangkan bagian dalam berwarna kuning tua. Patahan
berserat kasar.
Mikroskopik
Serbuk berwarna cokelat kekuningan hingga cokelat tua dengan
fragmen pengenal sebagai berikut :
▪ Parenkim mengandung butir-butir amilum tunggal tau
majemuk, berbentuk bulat atau oval
▪ Serabut sklerenkim mengandung deretan-deretan kristal
oksalat berbentuk poligon sehingga disebut serabut kristal.
▪ Pembuluhan kayu (xilem) dengan penebalan noktah dan
terdapat trakea berdinding tebal.
▪ Sel gabus berwarna merah cokelat.

▪ Serabut sklerenkim mengandung kristal (serabut kristal).

Keterangan :

a. Parenkim

b. Parenkim dengan kristal oksalat dan butir pati serat kayu dan
serat kulit

c. Serat yang mengandung kristal oksalat

d. Kristal oksalat

e. Trakhea

f. Sel gabus
b) Rhei radix
Pemerian

Rhei Radix adalah Akar kelembak yang berasal dari tumbuhan


Rheum palmatum L. suku Polygonaceae, berbau spesifik dan asam,
rasa pahit dan tidak enakt, jika dikunyah, ludah akan berwarna
kuning.
Makroskopik

Simplisia Rhei Radix berupa potongan-potongan subsilindris


berbentuk tong, atau tidak beraturan, seringkali berluban-lubang
kecil, atau bentuk-bentuk kubus, permukaan luar halus, cekung,
berwarna coklat kekuningan. Patahan tidak rata dan berbutir-butir,
permukaannya berwarna merah coklat.
Mikroskopik
Serbuk berwarna jingga kuning gelap hingga cokelat dengan
fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Butir-butir amilum tunggal atau majemuk (dalam air).

2. Trakea memiliki penebalan seperti angka 4 atau huruf Y.

3. Terdapat kristal kalsium oksalat yang terlepas atau di dalam


parenkim.

4. Kristal kalsium oksalat dan trakea yang memiliki penebalan


seperti angka 4 atau huruf Y.
4) Simplisia Semen
a) Foenigraeci Semen
Pemerian

Foenigraeci Semen adalah biji klabet yang berasal dari


tumbuhan Trigonella foenumgraecum L. suku Papilionaceae,
berwarna kuning atau kuning cokelat, bau khas aromatik, rasa
agak pahit tidak enak.
Makroskopik

Biji keras berbentuk belah ketupat, panjang 3-5 mm, lebar 2-


3 mm, dan tebal ± 2 mm. Permukaan luar berwarna kuning
kecokelatan sampai cokelat kekuningan. Bagian dalam
berwarna kekuningan sampai cokelat kekuningan dan jernih.
Pada salah satu bidang datar, terdapat alur dalam yang
terentang hampir menyudut dan membagi biji menjadi dua
bagian yang tidak sama besar. Bagian yang besar mengandung
keping biji. Pada bagian yang kecil, terdapat akar.

Mikroskopik
Serbuk berwarna cokelat kekuningan dengan fragmen
pengenal sebagai berikut :
1. Epidermis dan hipodermis testa.

2. Kutikula, epidermis, dan hipodermis dari testa.

3. Epidermis dan sel parenkim dari kotiledon.

4. Bagian biji memperlihatkan epidermis, hipodermis, dan


lapisan parenkim dari testa.
5. Lapian parenkim testa.

6. Epidermis dan palisade dari kotiledon.

7. Parenkim kotiledon dan parenkim testa atu lapis.

8. Pengenal : Epidermis testa dan hipodermis testa.


b) Parkiae Semen
Pemerian

Parkiae Semen adalah biji kedawung yang berasal dari


tumbuhan Parkia roxburghii
G. Don. suku Mimosaceae, berbau khas, rasa khas agak pahit.

Makroskopik

Biji berbentuk bulat telur atau agak segitiga bulat memanjang,


pipih. Pada bidang yang pipih terdapat garis yang melingkar
pada jarak 2-3 mm dari tepi biji. Panjang
10-22 mm, lebar 8-15 mm, tebal sekitar 8 mm. Permukaan luar
licin, berwarna hijau cokelat kahitaman atau cokelat tua
kehitaman hingga hitam. Kulit biji keras dan padat. Inti biji
berwarna hijau muda hingga hijau kecokelat. Lembaga sangat
kecil, terdapat di tengah pada pertemuan pangkal keping biji.
Bila biji direndam, permukaan biji menjadi berlendir.
Mikroskopik
Serbuk berwarna hijau muda dengan sedikit bintik hitam.
Serbuk berwarna cokelat kekuningan dengan bintik hitam yang
lebih banyak. dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Lapisan Luar kulit biji yang mengkilat dengan susunan
mirip palisade.
2. Parenkim yang bentuknya tidak beraturan dengan dinding
sel tebal berwarna putih jernih dan lumen berisi zat yang
berwarna kuning kecokelatan atau cokelat kemerahan.
3. Sel parenkim keping biji berisi butir-butir aleuron
4. Sel berbentuk halter dengan parenkim kulit biji.

C. Alat dan Bahan


Alat :
• Mikroskop
• Objek glass
• Cover glass
• Pipet tetes
• Cutter
• pensil
• Tissue
• Spatula
Bahan :
• Daun Sembung
• Daun Jati Belanda
• Daun Jambu Biji
• Daun Sirih
• Daun Kumis kucing
• Kulit Kayu manis
• Kulit akar kayu manis
• Akar Kelembak
• Biji Klabet
• Biji Kedawung

D. Cara Kerja
• Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
• Ambil sedikit bahan simplisa
• Tambahkan 1-2 tetes aquades ke bahan yang sudah ada dalam objec glass
dan tutup dengan cover glass
• Amati dibawah mikroskop
• Catat dan foto hasil pengamatan yang meliputi bentuk dan ukuran
• Ulangi langkah tersebut sampai akhir

E. Data Pengamatan
No Gambar Keterangan
1.
Terdapat fragmen
rambut penutup dan
fragmen bekas
pembuluh

Daun Sembung
2.

Terdapat fragmen
efidermis bawah

Daun Jati Belanda


3.

Terdapat mesofil bagian


bawah

Daun Jambu Biji


4.
Terdapat permukaan
daun bagian atas dan
mesofil

Daun Sirih
5.

Terdapat rambut
penutup, mesofil dan
epidermis bagian bawah

Daun Kumis Kucing


6.
Terdapat sel minyak dan
sel lendir pada
parenkim.

Kulit Kayu Manis


7.

Terdapat serat yang


mengandung kristal
oksalat

Akar Kayu Manis


8.
Terdapat butir pati serta
fragmen trakea tidak
berkayu

Akar Kelembak
9.
Terdapat Fragmen kulit
biji dilihat dari bawah
pada kedudukan yang
berlainan

Biji Klabet
10.
Terdapat parenkim
keping bii yang berisi
minyak dan aleuron

Biji Kedawung

F. Pembahasan
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapunjuga dankecuali dinyatakan lain,
simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia bisa berupa
simplisia nabati,hewani, dan pelikan atau mineral. Dari ketiga golongan
tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak ynang digunakan
untuk bahan obat.
Adapun beberapa beberapa parameter yang dilakukan sebagai
standar mutu tanaman, meliputi pemeriksaan simplisia secara mikroskopik
untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa serbuk dari
simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada antomi daunnya terdiri atas
epidermis, trikoma, pada batang epidermis, hypodermis, sklerenkim, pada
akar terdapat parenkim dan epidermis.
Pada penyiapan preparat untuk mengidentifikasi secara
mikroskopis, simplisia berupa serbuk diletakan diatasobjek glass dan ditetesi
dengan aqudest, fungsi aquadest tersebut untuk memudahkan pengamatan
karena dapat memisahkan fragmen-fragmen yang ada kemudian
mensisihkan sel, sehingga dapat diketahui bentuk spesifiknya.
Berdasarkan hal tersebut percobaakn kali ini dilakukan pengamatan
secara mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya sesuai dengan kebutuhan. Simplisia yang diuji dapat berupa
serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terdapat temuan dari
setiap simplisia, dalam daun sembung terdapat fragmen rambut penutup dan
fragmen bekas pembuluh, dalam daun jati belanda terdapat fragmen
efidermis bawah, dalam daun jambu biji terdapat mesofil bagian bawah,
dalam daun sirih terdapat permukaan daun bagian atas dan mesofil, dalam
daun kumis kucing rambut penutup, mesofil dan epidermis bagian bawah,
dalam kulit kayu manis terdapat sel minyak dan sel lendir pada parenkim,
dalam akar manis terdapat serat yang mengandung kristal oksalat, dalam akar
kelembak terdapat butir pati serta fragmen trakea tidak berkayu, dalam biji
klabet terdapat Fragmen kulit biji dilihat dari bawah pada kedudukan yang
berlainan, dan dalam biji kedawung terdapat parenkim keping bii yang berisi
minyak dan aleuron.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari prakikum kali ini berasarkan percobaan yang telah
dilakukan terdapat perbedaan dari setiap masing-masing simplisia yang
diamati baik itu dari daun,kulit,akar dan biji. Kesealahan dan kekeliruan
dalam praktikum ini bisa terjadi bilamana mikroskop yang dipakai sudah
tidak layak pakai, objek glass yang kotor sehingga merusak hasil dari
pengamatan, serta juga faktor dari keseragaman alasa yang membuat ojek
yang diuji tidak rata serta menguji sampel terlalu banyak atau
menambahkan aquads terlalu banyak dapat mempengaruhi hasil uji
mikroskipik.
Daftar Pustaka
Fikayuniar.Lia.2021.Modul Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan,Karawang.
Depkes RI, 2009, Farmakope Herbal Indonesia E 1 DepKes RI, Jakarta
Hambali, ddk.,2007, Teknologi Bioenergi, Agro Media Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai