Anda di halaman 1dari 4

Nama : setry palimbunga

Nim : P07220119093
Resume Apa dan Bagaimana Korupsi

Pengertian Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus . « Menurut
Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara salah
menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya
sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain. Dalam
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
korupsi dikategorikan sebagai tindakan setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Pelaku korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan dalam hal
keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat terkait pada tanggung jawab dan wewenang
yang diberikan kepadanya, serta pelanggaran hukum.

Seseorang yang diberikan amanah seperti seorang pemimpin yang menyalahgunakan


wewenangnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau kelompoknya. Penipuan terhadap
badan pemerintah, lembaga swasta, atau masyarakat umumnya. Dilakukan dengan rahasia,
kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya
tidak perlu. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak.

Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain. Beberapa istilah
yang perlu dipahami terkait dengan jenis-jenis korupsi yaitu adanya pemahaman tentang
pengertian korupsi, kolusi, dan nepotisme orang yang mempergunakan modal atau fasilitas dari
negara/masyarakat. Korupsi yang memeras adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya atau
orang-orang dan hal-hal yang dihargainya. Korupsi investif adalah pemberian barang atau jasa
tanpa ada pertalian langsung dari keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan
diperoleh di masa yang akan datang.

Korupsi perkerabatan adalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara
untuk memegang jabatan dalam pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang
mengutamakan dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, kepada mereka, secara bertentangan
dengan norma dan peraturan yang berlaku. Korupsi dukungan yaitu korupsi tidak secara
langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain. Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa »Keuangan negara yang
dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apa pun, yang dipisahkan atau yang
tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan
kewajiban yang timbul karena a. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan, badan
hukum, dan perusahaan yang menyertakan modal negara, atau perusahaan yang menyertakan
modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara.

« kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah. Tindak pidana korupsi terkait
kerugian negara dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diperbarui
dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 yaitu terdapat pada Pasal 2 dan Pasal 3 yang
menyebutkan bahwa setiap orang yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 atau dapat dihukum pidana mati. menerima hadiah bagi pegawai negeri
yang mengetahui bahwa hadiah itu diberikan sebagai akibat atau oleh karena si penerima telah
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.

Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud dalam ayat huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam ayat . memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri
sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili. Bagi
hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat huruf a atau
advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat huruf b,
dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat . Pasal 11 Dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp50.000.000,00 dan paling banyak Rp250.000.000,00 pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga,
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.

seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat


untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk memengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili. Pasal 13
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada
pegawai negeri dengan mengingat kekuasan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling
banyak Rp150.000.000,00 3. Pasal 8 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan
paling lama 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp150.000.000,00 dan paling banyak
Rp750.000.000,00 , pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau
membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau
membantu dalam melakukan perbuatan tersebut. Pasal 9 Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 dan
paling banyak Rp250.000.000,00 pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi
tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftardaftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi.

membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut. Tindak Pidana Korupsi Pemerasan Tindak
pidana korupsi pemerasan yaitu usaha pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
sehingga orang itu menyerahkan sesuatu atau mengadakan utang atau menghapus piutang,
sedangkan pada delik penipuan, korban tergerak untuk menyerahkan sesuatu dan seterusnya,
rayuan memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kata-kata bohong. setiap
orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam huruf c. Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan
atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana
dimaksud dalam ayat huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana
dimaksud dalam ayat .

Pasal 12 huruf h Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolaholah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya
bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. » Gratifikasi
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. « Pada dasarnya pemberian
gratifikasi mempunyai nilai netral, artinya tidak semua bentuk gratifikasi bersifat tercela atau
negatif. Gratifikasi dapat dikategorikan sebagai tindakan korupsi apabila setiap gratifikasi
diberikan kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap memberi suap apabila
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Penyelenggara negara atau PNS meliputi semua pejabat dan pegawai lembaga tinggi dari pusat
sampai daerah termasuk DPR/DPRD, hakim, jaksa, polisi, rektor perguruan tinggi negeri,
BUMN/BUMD, pimpinan proyek, dan lainnya wajib melaporkan gratifikasi. »Pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai