Anda di halaman 1dari 11

BUDIDAYA TANAMAN CABAI

Oleh :
Putu Rudi Ramawan (SURYA / 33)
Kadek Gilang Abdi Krisna D.W. (INDRA / 26)
Komang Adi Suandana (INDRA / 28)
I Kadek Dandy Kusuma (SURYA / 9)
Ngakan Putu Anandhya P. (INDRA / 31)

SMA Taruna Mandara


Tahun Ajaran 2018/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam

anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa

masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman

cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya

yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena

merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan

jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

perekonomian nasional .

Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan

manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang

rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu

dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi

untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu

molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil

dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar

anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan

Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.


1.2.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut. 

1.        Bagaimana Teknik budidaya tanaman cabai

2.        Bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai ? 

3.        Apa manfaat cabai?

1.3.       Tujuan

1.        Agar siswa mengetahui Teknik budidaya tanaman cabai

2.        Agar siswa mengetahui cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai

3.        Agar siswa mengetahui manfaat cabai.

1.4.       Manfaat Pembuatan Makalah

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut

a.         Bagi petani, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk menaggulangi penyakti yang

menyerang tanaman cabai.

b.        Bagi penyuluh atau dinas pertanian, penelitian ini dapat di jadikan bahan untuk memberikan

pengetahuan kepada petani untuk dapat menaikan hasil panen cabai.

c.         Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tentang penanggulangan penyakti

yang di alami tanaman cabai.

1.5.       Metode
1.      Membaca   
Metode membaca adalah, penulis membaca berbagai sumber yang berkaitan denga cabai.
Penulis membaca di buku dan dari situs internet. Agar penulis dapat mengumpulkan data yang
akurat.
2.      Pengelompokaan data.
Metode pengelompokkan data adalah penulis mengelompokkan data-data yang di dapat
dari bebrbagai situs.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Cabai

Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah

pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A,

B1, dan vitamin C.

2.2 Manfaat Cabai

            Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang

memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna

bagi kesehatan manusia.Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh

dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai

juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai

(Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh

petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat

kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit

kanker.

2.3    Teknik Budidaya Tanaman Cabai

            Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan

tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai

banyak mengandungvitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang

menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-

rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk

kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabe cocok ditanam

pada tanahyang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal

sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret -

April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan
panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak

melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah

cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima

hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3

kg buah cabe (300-500 gr biji). 

Adapun cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut :

1.        Persiapan lahan untuk menana cabe merah keriting dan cabe rawit

a.         Pengolahan Lahan cabe merah keriting dan cabe rawit

o    Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2

o    Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)

o    Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2

o    Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm

o    Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan +

1 - 2 minggu ).

b.        Benih cabe merah keriting dan cabe rawit

Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30

·            Biji direndam dalam air hangat kemudian diperam semalam.

Sedangkan cara Penanaman cabe merah sebagai berikut :

1.      Pemilihan Bibit cabe merah

·      Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus

·      Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)


2.      Cara Tanam cabe merah

·      Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.

·      Plastik polibag dilepas

·      Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram

3.      Pengamatan Hama cabe merah

·      Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat

makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi

dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh,

serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI

·      Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua )

·      Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi

dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit).

Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan

berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabe gundul sehingga tinggal

ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar

tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau

PESTONA.

·      Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman

( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

2.4    Permasalahan Produksi

Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya

serangan lalat buah pada tanaman cabai. [3] Hama ini sering menyebabkan gagal panen.


berdasarkan laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%.

Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya

membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hama lalat buah

terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas,

sementara hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama

karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada

produksi cabai.

Pengamatan hama dan penyakit cabe merah

·           Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.

·           Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.

·           Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia.

Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu

dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO

·           Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali

pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan

bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang.

Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah

menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.

·           Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi

keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah

memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor

Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabe busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat

buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha


·           Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula

bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna

orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora

berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan

dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada

waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

2.5    Upaya Penanggulangan

            Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di

antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara

ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara

penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi konsumen

buah.. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah

penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek

yang cepat.  80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit

tanaman.
BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi.

Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum

annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di

Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.

Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang

lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil

panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen

1.2    Saran

Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita dalam

pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh

hasil panen yang lebih maksimal. 

Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi

pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan

harapan mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik NTB, 2007. Statistik Produksi Tanaman Horticultural Provinsi NTB. Mataram,
NTB.

Badan Pusat Statistik NTB, 2010. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia. Jakarta.
Indonesia.

Hadiyanto, Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha

Martodireso, sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam Era
Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII. Yoyakarta. 78h.

Ma’shum Mansur. 2005. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan
IV. Mataram.

Mulyati dan Lolita E.S. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan I.
Mataram.

Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya. Cetakan ke
XII. Jakarta 64h.

Prajanata, Final. 2006. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 ha

Anda mungkin juga menyukai