57 191 1 PB
57 191 1 PB
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya dualisme dalam dunia
Dipublikasi Januari 2018 pendidikan, yaitu pendidikan umum dan agama. Hal tersebut, jika
ditelusuri melalui perspektif historis merupakan dampak dari politik etis
warisan imperialis Belanda. Hasil dari keadaan tersebut telah
memunculkan kurikulum pendidikan yang memperlihatkan pemisahan
antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Karena itu, perlu adanya
konsep integrasi keilmuan untuk menciptakan pribadi yang tangguh.
Konsep ini, sudah ditelaah oleh beberapa pakar, di antaranya Imam
Suprayogo dengan konsepnya “tarbīyah ūlūl al-bāb.” Tulisan ini,
difokuskan pada konsep integrasi keilmuan dalam perspektif pemikiran
Imam Suprayogo. Studi ini menggunakan pendekatan kajian pustaka
dengan teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analisis).
Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder yang
relevan dengan pemikiran Imam Suprayogo tentang integrasi keilmuan.
Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui cross-cheek
dengan teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsep integrasi ilmu merupakan salah
satu upaya Imam Suprayogo untuk mengintegrasikan dan
mengkontekstualisasikan sistem pendidikan yang selama ini dikotomik
yang menyebabkan lembaga pendidikan Islam berada pada posisi
pinggiran. Dengan menjadikan al-Qur’ān dan Sunnah sebagai sumber
konsultasi bagi cabang ilmu lainnya (grand theory), sehingga ayat-ayat
qauliyah dan kauniyah dapat dipakai. Melalui program integrasi tersebut
Imam Suprayogo telah berhasil membawa UIN Maliki Malang mencapai
posisi puncak yang dalam proses implementasinya. Sehingga, becermin
dari pengalaman tersebut di atas, agar konsep integrasi keilmuan
sebagaimana yang digagas dan diterapkan oleh Imam Suprayogo tersebut
dapat diimplementasikan secara nyata dalam dunia pendidikan khususnya
di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan Aceh selatan.
Alamat Korespondensi:
Kampus STAI Tapaktuan, Jalan T. Ben Mahmud, Lhok Keutapang, Aceh Selatan,
Email: jurnal.staitapaktuan@gmail.com
_______________
1Maidar Darwis, M.Ag, Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Tapaktuan, Aceh Selatan. Mena Rantika, S.Pd, alumni Prodi PAI STAI Tapaktuan, Aceh
Selatan. Saat ini, sedang melanjutkan program pendidikan lanjutan (S2) Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Pendidikannya didanai dari beasiswa Pemerintahan Aceh
Selatan Tahun 2018.
1
FITRA, Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
Interkonektif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Muslim Modern, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
hal. 94. 2006), hal. 4.
2 | Konsep Integrasi Keilmuan dalam Perspektif Pemikiran Imam Suprayogo
FITRA, Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
dan budaya akademik yang sangat kuat, di itu, beliau pernah ditunjuk menjadi pengurus
mana nuansa kemodernan dan ke Majelis PKU Kabupaten Malang, kemudian
pesantrennya itu sangat terasa. Seperti sebagai Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan
pengakuan dari salah seorang alumni tersebut Menengah Muhammadiyah Kabupaten Malang
yang penulis kutip menyatakan bahwa: “Meski hingga 10 tahun, dan bersamaan dengan itu
UIN Malang telah berevolusi, kampus ini tidak juga pernah ditunjuk menjadi anggota Majelis
meninggalkan ciri khasnya sebagai perguruan Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat
tinggi berbasis ma’had. UIN Malang tidak Muhammadiyah. Sewaktu memimpin UIN
kering kegiatan spiritual. Sebagai saksi Maliki Malang, Imam Suprayogo dinobatkan
sejarah, saya berani menyimpulkan, sebagai pemimpin pendidikan yang sangat
dibandingkan UIN Jakarta, UIN Yogyakarta cemerlang oleh MURI Indonesia (2006) dalam
dan UIN Surabaya, UIN Malang ini cukup memimpin dunia pendidikan Islam.12
bersih dari virus paham liberalisme. Di Adapun di antara posisi beliau dalam
kampus ini nuansa kemodernan dan nuansa pendidikan sebagaimana terangkum, berikut
tradisi pesantren bisa dinikmati para ini: Dosen IAIN Sunan Ampel Cabang
mahasiswa. Ini sejalan dengan cita-cita Imam Bojonegoro 1981-1982, Dosen IAIN Sunan
Suprayogo yang ingin mahasiswanya menjadi Ampel Malang 1983-1997, Sekretaris
“kiai modern.”10 Fakultas Tarbiyah Universitas
Khusus kiprah beliau dalam Muhammadiyah Malang, 1982-1983, Dekan
memimpin UIN Malang, mulai dari berbentuk Fisip Universitas Muhammadiyah Malang
STAIN hingga menjadi UIN (1997-2013) yang 1983, Pembantu Rektor 1 Universitas
pada tahun 2002 pernah bernama Universitas Muhammadiyah Malang 1983-1996, Wakil
Islam Indonesia-Sudan (UIIS) dengan Direktur Pascasarjana Universitas
mengembangkan konsep pendidikan dalam Muhammadiyah Malang, 1996, Pembantu
format yang baru, sekalipun pada masa itu Ketua 1 STAIN Malang 1997, Ketua STAIN
dipandang radikal dan banyak memunculkan Malang 1998-2004 dan Rektor UIN Malang
resistensi. Format baru yang dimaksud 2004-2013.13
merupakan sintesis antara tradisi universitas
dengan pesantren atau ma’had. METODE PENELITIAN
Kiprah mantan rektor yang rajin Penelitian ini termasuk dalam jenis
menulis di website ini dalam dunia penelitian content analisis (kajian tokoh),
pendidikan sudah banyak dicatat melalui karena data yang diteliti berupa naskah-
beberapa posisi di lembaga yang pernah naskah, buku-buku atau majalah-majalah yang
diamanatkan kepadanya. Sebelum hijrah ke bersumber dari khazanah kepustakaan,
UIN Maliki Malang, Imam Suproyogo bekerja penelitian ini digunakan untuk meneliti
di Universitas Muhammadiyah selama 20 tentang validitas menurut sejarah yang ada,
tahun, mulai dari menjadi tata usaha, wakil serta mengetahui riwayat hidup Imam
dekan, dekan, dan sebagai pembantu rektor I Suprayogo, karya-karya dan pemikirannya,
selama 13 tahun. Beliau juga pernah khususnya yang berkaitan dengan integrasi
mengubah Madrasah Ibtidaiyah Negeri keilmuan.
Malang menjadi sekolah pilihan masyarakat
dan prestasinya mengalahkan sekolah negeri HASIL PEMBAHASAN
yang selama ini lebih awal maju11. Di samping Integrasi ilmu dimaknai sebagai sebuah
_______________ proses menyempurnakan atau menyatukan
10 Fadh Ahmad Arifan, “Pemikiran Imam ilmu-ilmu yang selama ini dianggap dikotomis
Suprayogo dalam Pendidikan Islam; sehingga menghasilkan satu pola pemahaman
https://www.academia.edu/9331298/Pemikiran_I integrative tentang konsep ilmu pengetahuan.
mam_Suprayogo_Tentang_Pendidikan_Islām, Oleh Kuntowijoyo, menyebutkan bahwa
disadur dan dikutip pada Selasa, 15 November pokok dari konsep integrasi adalah penyatuan
2016.
11 Zukra SMPMU, Pemikiran Prof. Dr. Imam
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hal. 55. kedokteran di sebuah Universitas AS menulis
15 Lihat, Imam Suprayogo, “Rekonstruksi disertasi dengan tema “emotional intelligence”.
Kajian Keislaman” dalam M. Zainuddin & Tahun 1990 psikolog Peter Salovey dari Harvard
Muhammad In’am Esha (ed), Horizon Baru University dan John Mayer dari University of New
Pengembangan Pendidikan Islam, (Malang: UIN Hampshire mengembangkan cara pengukuran
Press, 2004), hal. 12. kemampuan manusia dalam bidang emosi. Mereka
Maidar Darwis, M.Ag & Mena Rantika, S.Pd | 5
FITRA, Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
spiritual (SQ). 20 Inilah antara lain bagian dari dan dikembangkan Imam Suprayogo di UIN
kepribadian ūlūl albāb yang akan di bangun Maliki Malang. Oleh sebab itu, ada sebuah
jargon yang selalu didengungkan yaitu
“Mencetak ulama yang intelek profesional dan
intelek profesional yang ulama.”
Ūlūl albāb mempunyai peranan yang
menemukan beberapa orang lebih baik dari pada sangat penting, sebagai unsur-unsur kontrol
yang lain dalam berpikir seperti: mengenali sosial yang dapat memberi perhatian terhadap
perasaan-perasaan mereka sendiri, mengenali masyarakat dalam mempertebal dan
perasaan-perasaan orang lain dan pemecahan
memperkukuh keimanan. sehingga tidak
masalah melibatkan isu-isu emosional. EQ
(Emotional Quotient) adalah istilah baru yang
tergoyahkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Berdasarkan dan teknologi. sehingga antara agama dan
hasil penelitian para neurolog dan psikolog, ilmu pengetahuan terbentuk menjadi
Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap kesatuan yang sangat baik, tanpa ada pemisah
manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu antara agama dan ilmu pengetahuan.21 Jika
pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran ditelaah secara historis, ilmu pengetahuan dan
rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual teknologi pada awal perkembangannya adalah
atau yang populer dengan sebutan “Intelligence merupakan sarana untuk mengabdi kepada
Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional Yang Maha Kuasa, sehingga ilmu pengetahuan
digerakkan oleh emosi. EQ merupakan serangkaian
dan teknologi senantiasa sarat dengan nilai-
kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi,
serta mengendalikan diri, semangat, motivasi,
nilai spiritual.
empati, kecakapan sosial, kerja sama, dan Tarbiyah ūlūl albāb bentuk riilnya
menyesuaikan diri dengan lingkungan. adalah penggabungan antara pesantren dan
20 SQ (Spiritual Quotient), yang diusulkan perguruan tinggi. Sebab telah kita ketahui
oleh pasangan Danah Zohar dan Ian Marshall bagaimana keberadaan pesantren sebagai
dalam bukunya berjudul ”Spiritual Intelligence : the pusat pendidikan agama Islam yang telah
Ultimate Intellegence (2000), mendefinisikan lama berdiri melahirkan manusia yang
kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk mengedepankan zikir. Begitu juga dengan
menghadapi persoalan makna atau value, yaitu perguruan tinggi yang menghasilkan manusia
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
yang mengedepankan berpikir, dan atas
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
keduanya melahirkan amal ṣhaleh.22 Dalam
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih dunia pendidikan, iman, ilmu dan amal
bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ menjadi sasaran utama untuk dikembangkan
adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan secara seimbang, jika tidak ia akan
yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ menghasilkan kehidupan yang timpang.
secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan Amīn “Abdullāh juga memiliki
tertinggi dalam diri manusia. Dari pernyataan pandangan yang sama, bahwa integrasi
tersebut, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan keilmuan mengalami kesulitan, yaitu kesulitan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, memadukan studi Islam dan umum yang
karena diperlukan keseimbangan pula dari
kadang tidak saling akur karena keduanya
kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi
seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang
saling mengalahkan. Dalam proses
mampu secara proporsional bersinergi, pengintegrasian ilmu sebaiknya mengacu
menghasilkan kekuatan jiwa raga yang penuh pada perspektif ontologis, epistemologis, dan
keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat
dilihat sebuah model ESQ yang merupakan sebuah
keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis), dan Soul
(Spiritual). Ketika seseorang dengan kemampuan
EQ dan IQ-nya berhasil meraih prestasi dan diraihnya?, hingga hampir-hampir diperbudak
kesuksesan, sering ditemukan orang tersebut oleh uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti di
disergap oleh perasaan “kosong” dan hampa dalam mana ia harus berpijak?. Di sinilah kecerdasan
celah batin kehidupannya. Setelah prestasi puncak spiritual atau yang biasa disebut SQ muncul untuk
telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan melengkapi IQ dan EQ yang ada di diri setiap
telah diraihnya, setelah uang hasil jerih payah orang.
berada dalam genggaman, ia tak tahu lagi ke mana 21 Jannah, Penafsiran … hal. 97.
harus melangkah. Untuk apa semua prestasi itu 22 Zamroni, “Pendidikan Islam … hal. 59.
aksiologis sehingga keilmuan umum dan ilmu pengetahuan selalu dapat dicari
agama dapat saling bekerja sama tanpa saling sumbernya dari dan al-Ḥadīst.
mengalahkan.23 Berdasarkan hasil wawancara yang
Dari perspektif ontologis, bahwa ilmu penulis lakukan melalui handphone dengan
itu pada hakikatnya, adalah merupakan Prof. Imam, bahwa UIN Maliki Malang
pemahaman yang timbul dari hasil studi yang merupakan salah satu lembaga pendidikan
mendalam, sistematis, obyektif dan tinggi Islam yang menerapkan proses
menyeluruh tentang ayat-ayat Allah Swt. Baik akademiknya memadu sains dan agama. UIN
berupa ayat-ayat qauliyah yang terhimpun di tersebut untuk mengintegrasikan agama dan
dalam al-Qur’ān maupun ayat-ayat kauniyah sains: bahwa pertama-tama bangunan
yang terhampar di alam jagat raya ini. Karena struktur keilmuannya didasarkan pada
keterbatasan kemampuan manusia untuk universalitas ajaran Islam. Dalam hal ini Imam
mengkaji ayat-ayat tersebut, maka hasil Suprayogo mengambil metafora pohon ilmu
kajian/ pemikiran manusia tersebut harus yaitu sebuah pohon yang kokoh, bercabang
dipahami atau diterima sebagai pengetahuan rindang, berdaun subur, dan berbuah lebat
yang relatif kebenarannya, dan pengetahuan karena ditopang oleh akar yang kuat24.
yang memiliki kebenaran mutlak hanya Batang dengan cabang yang rindang
dimiliki oleh Allah Swt. dalam metafora yang digunakan Imam
Dari perspektif epistemologis, adalah Suprayogo adalah kelompok tumbuhan yang
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki batang yang kuat, kokoh dan
diperoleh melalui usaha yang sungguh- berkayu. Batang yang kukuh digunakan untuk
sungguh dengan menggunakan instrumen menggambarkan ilmu-ilmu yang terkait dan
penglihatan, pendengaran, dan hati yang bersumber langsung dari al-Qur’ān dan al-
diciptakan Allah Swt. Terhadap hukum-hukum Ḥadīst Nabi. Yaitu, studi al-Qur’ān, studi al-
alam dan sosial (ṣunnatullah). Karena itu tidak Ḥadits, pemikiran Islam, dan Sirah Nabawiyah.
menafikan tuhan sebagai sumber dari segala Ilmu semacam ini hanya dapat dikaji dan
realitas termasuk ilmu pengetahuan dan dipahami secara baik oleh mereka yang telah
teknologi. memiliki kemahiran bahasa Arab, logika, ilmu
Dari perspektif aksiologis, bahwa ilmu alam dan ilmu sosial.
pengetahuan dan teknologi harus diarahkan Akar yang kukuh menghunjam ke
kepada pemberian manfaat dan pemenuhan bumi itu digunakan untuk menggambarkan
kebutuhan hidup umat ,manusia. Bukan kemampuan berbahasa asing (Arab dan
sebaliknya, ilmu pengetahuan dan teknologi Inggris), logika dan filsafat, ilmu-ilmu alam
digunakan untuk menghancurkan kehidupan dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa Asing yaitu ‘Arab
manusia. Perlu disadari bahwa ilmu dan Inggris, harus dikuasai oleh setiap
pengetahuan dan teknologi adalah bagian dari mahasiswa. Bahasa ‘Arab digunakan sebagai
ayat-ayat Allah Swt dan merupakan amanat piranti mendalami ilmu-ilmu yang bersumber
bagi pemiliknya yang nantinya akan dimintai dari al-Qur’ān dan al-Ḥadīst nabi serta kitab-
pertanggung jawaban di sisi-Nya. kitab berbahasa Arab lainnya. Penggunaan
Paradigma konsep integrasi keilmuan bahasa Inggris dipandang penting sebagai
dalam perspektif pemikiran Imam Suprayogo bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi dan
meletakkan agama sebagai basis ilmu bahasa pergaulan internasional.
pengetahuan. al-Ḥadīst dalam pengembangan Pohon ilmu diharapkan berbuah
ilmu diposisikan sebagai sumber ayat-ayat orang-orang yang beriman, berakhlak mulia,
qauliyyah sedangkan hasil observasi, berilmu, dan beramal ṣhaleh. Di mana pun dan
eksperimen dan penalaran logis diposisikan kapan pun bahwa penyandang derajat setinggi
sebagai sumber ayat-ayat kauniyyah. Dengan itu tidak akan membebani pada orang lain,
posisinya seperti ini, maka berbagai cabang tetapi justru sebaliknya, selalu memberi
manfaat bagi kehidupan ini. Berbekalkan
_______________
kekayaan ilmunya, ketajaman pandangan
23Asep Iwan, “Integrasi Ilmu Keislaman da
n Ilmu Umum,” diakses melalui situs: _______________
http://www.aswanblog.com/2013/03/integrasi- 24Hasilwawancara langsung dengan Prof.
ilmu-ilmu-keislaman-dengan.html, disadur dan Imam Suprayogo, pada Rabu, 29 Maret 2017, pukul
dikutip pada Kamis, 08 Desember 2016. 16.30 WIB, via handphone.
Maidar Darwis, M.Ag & Mena Rantika, S.Pd | 7
FITRA, Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
mata dan telinganya, serta kelembutan sementara ilmu alam, ilmu sosial, humaniora
hatinya, mereka akan berjuang di jalan Allah adalah ayat-ayat kauniyyah. Ilmu pengetahuan
Swt dengan sebenar-benarnya perjuangan. yang dikembangkan atas dasar sumber ayat
Orang seperti ini kehadirannya, sebagai buah qauliyyah dan ayat kauniyyah adalah
pohon ilmu, akan selalu membawa manfaat gambaran sesungguhnya cara berpikir dunia
bagi siapapun. pendidikan Islam. Hal ini sesungguhnya
Melalui metafora pohon itu, merupakan model integrasi ilmu dan Islam
sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, (Agama).25
bahwa integrasi ilmu dan agama lebih Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
cenderung menyerupai pandangan Imam al- untuk mengetahui Konsep integrasi keilmuan
Ghazalī, bahwa mendalami ilmu agama bagi dalam perspektif pemikiran Imam Suprayogo.
setiap orang adalah kewajiban pribadi fardhu Implementasi dan Kontekstualisasi konsep
‘ain, sedangkan mendalami ilmu umum, integrasi keilmuan Imam Suprayogo dalam
seperti kedokteran, teknik, pertanian, dunia pendidikan.
perdagangan, dan lain-lain adalah fardhu
kifayah. Demikian pula halnya bangunan KESIMPULAN
kurikulum UIN Maliki Malang, bahwa Integrasi ilmu menurut Imam
mendalami sumber-sumber ajaran Islam Suprayogo adalah menjadikan dan Sunnah
adalah wajib untuk seluruh mahasiswa sebagai grand theory pengetahuan, sehingga
apapun program studinya. Selain itu setiap ayat-ayat qauliyah dan kauniyah dapat
mahasiswa diwajibkan pula mendalami dipakai. Gagasan integrasi keilmuan Imam
bidang ilmu lainnya sebagai keahliannya yang Suprayogo berparadigma integratif universal
bersifat fardhu ‘ain. Dengan model konseptual ulūl albāb dengan menjadikan sebuah pohon
seperti itu diharapkan akan terjadi integrasi sebagai metafora yang menggambarkan
keilmuan secara kokoh. bangunan keilmuan UIN Maliki Malang yang
Dari paparan di atas, dapat kita kemudian disebut “Pohon Ilmu UIN Malang”.
simpulkan bahwa menurut Imam Suprayogo, Untuk menjadikan sebuah lembaga
keterpaduan ilmu dan agama dapat dilakukan pendidikan Islam yang integratif dengan tetap
melalui pengembangan kurikulum memiliki karakter keislaman yang kuat, maka
sebagaimana yang digambarkan dalam Imam Suprayogo meniscayakan keberadaan
metafora “pohon ilmu” yang besar dan ma’had dalam sebuah lembaga pendidikan.
akarnya kukuh menghunjam ke dasar bumi. Konsep integrasi ilmu yang dibangun Imam
Dengan demikian, Imam Suprayogo Suprayogo mencakup keterpaduan
meyakini bahwa teks al-Qur’ān merupakan keseluruhan dari setiap aspeknya secara utuh
sumber ilmu pengetahuan, baik dalam level dan menyeluruh. Maka untuk mendukung hal
teori pengembangan keilmuan maupun dalam tersebut secara institusional UIN Maliki
level praktek keagamaan, yang mestinya Malang membentuk lembaga penunjang
dikembangkan dalam dunia kampus Islam akademik dan lembaga pelaksana teknis.
yang integral di semua fakultas. Di sinilah Lembaga penunjang akademik terdiri dari;
pentingnya melakukan pengembangan LKQS (Lembaga Kajian dan Sains), HTQ
epistemologi penafsiran teks al-Qur’ān yang (Hai’ah Tahfiz ), PKSI (Pusat Kajian Sains dan
integrated antara ilmu dan teks al-Qur’ān. Islam), Kajian Tarbiyah Ulul Albab, Lembaga
Dalam mengintegrasikan ilmu dan Islam Penerbitan, Kajian Zakat dan Wakaf, Unit
beliau mengatakan jika muncul pertanyaan- Informasi dan Publikasi, Unit Kerja sama,
pertanyaan akademik, yang pertama Laboratorium Bahasa. Sedangkan lembaga
dilakukan adalah meninjau kepada al-Qur’ān pelaksana teknis terdiri dari; Ma’had Aly,
dan al-Ḥadiṭ tentang persoalan tersebut, al- PKPBA (Program Khusus Pendidikan Bahasa
Qur’ān dan al-Ḥadits bicara apa. Karena al- Arab, PKPBI (Program Khusus Pendidikan
Qur’ān itu universal, yang isinya adalah hal- Bahasa Inggris), Perpustakaan, Lembaga
hal yang pokok (qauliyyah) tidak langsung Penjamin Mutu, Pusat Komputer dan
bicara teknis, di sisi lain bagaimana hasil Informasi. Perpaduan integratif antara
eksperimen dan observasi penalaran logis _______________
(kauniyyah). Dalam dunia pendidikan Islam al- 25 Saefuddin, On Islamaic Civilization
Qur’ān dan Al-Ḥadits adalah ayat qauliyyah, Menyalakan ... hal. 320.
8 | Konsep Integrasi Keilmuan dalam Perspektif Pemikiran Imam Suprayogo
FITRA, Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
DAFTAR BACAAN
Prihatin, Eka. Elin Rosalin, Taufani, Cepi Triatna. (2008). Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa
Mandiri Persada.
Rosadis Astra, Andi. (2014). “Integrasi Ilmu Sosial dengan Teks Agama dalam Perspektif Tafsir ”,
dalam Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, Vol. 4 No. 1.
Suprayogo, Imam. (2012). Paradigma Pengembangan Keilmuan Di Perguruan Tinggi. Malang: UIN
Malang Press.
-----------. (2016). Pemimpin itu Seperti Pengembala Kuda, Website Pribadi, intellectual
adventure.com.