Kel. 9 Supervisi Pendidikan
Kel. 9 Supervisi Pendidikan
Disusun Oleh:
Kelompok IX
Abdurrahman Azkiya 190101010058
Masruri Ridwan 190101010947
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan
alam dan seisinya, tidak lupa pula sholawat serta salam kami curahkan
kejunjungan Nabi Besar Baginda Muhammad SAW. Karena berkat Allah dan
Rosulullah lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
tidak lepas dari bantuan dan jasa berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
dalam penyusunannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Supervisi Pendidikan, Bapak H. Samsuni, S. Sos, M. AP
yang telah membimbing dan memberikan masukan terhadap pembuatan makalah
ini. Kami harap makalah bermanfaat bagi masyarakat, terlebih bagi pembacanya
dan bagi kami sebagai penulis.
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimensi kompetensi yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Dalam peraturan tersebut, pengawas satuan pendidikan dituntut memiliki
kompetensi supervisi manajerial dan supervisi akademik, di samping kompetensi
kepribadian, sosial, dan penelitian dan pengembangan. Untuk dapat meningkatkan
kualitas pendidikan serta kompentensi daripada suatu sekolah maka ada banyak
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan supervisi ataupun pengawasan, diantara
berbagai macam cara tersebut diantaranya ialah supervisi akademik dan supervisi
manajerial. Kemudian adapun juga berbagai macam metode dan teknik yang dapat
dilakukan oleh supervisor dalam pelaksanaannya dilapangan. Sehingga dalam
makalah ini akan kami paparkan terkait pengertian, metode dan teknik mengenai
supervisi akademik dan manajerial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian supervisi akademik?
2. Apa saja metode dan teknik supervisi akademik?
3. Apa pengertian supervisi manajerial?
4. Apa saja metode dan teknik supervisi manajerial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi akademik.
2. Untuk mengetahui metode dan teknik supervisi akademik.
3. Untuk mengetahui pengertian supervisi manajerial.
4. Untuk mengetahui metode dan teknik supervisi manajerial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Daresh, J.C., Supervision as a Proactif Process, (White Plains: NY Longman, 1989), h.7
2
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajarandalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 156.
2
Sahertian dan Mataheru membedakan teknik-teknik supervisi akademik
yang bersifat individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada
guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan,
maksudnya supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru yang dianggap
mempunyai permasalahan atau persoalan tertentu. Disini pengawas sekolah
hanya berhadapan dengan seorang guru yang memiliki masalah/persoalan.
Adapun teknik supervisi akademik sebagai berikut:
1. Teknik Supervisi Individual
Supervisi individual antara lain:kunjungan kelas (classroom visitation),
observasi kelas (classroom observation), pertemuan individual (individual
visitation), menilai diri sendiri (self evaluation) dan kunjungan antar kelas
(intervisitation).3
a. Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)
Pengawas sekolah datang ke-kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan kelas
terdiri atas empat tahap yaitu:
1) Tahap persiapan, pada tahap ini, pengawas sekolah
merencanakanwaktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama
kunjungan kelas.
2) Tahap pengamatan selama kunjungan, pada tahap ini, Pengawas
sekolah mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3) Tahap melaksanakan diskusi, yaitu membahas dam musyawarah apa
saja yang telah dilakukan guru selama pembelajaran dapat
didiskusikan dengan pengawas, bila ada kekurangan-kekurangan.
4) Tahap akhir kunjungan tahap akhir kunjungan, pada tahap ini,
pengawas sekolahbersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasil observasi, dan tahap tindak lanjut yang akan
dilaksanakan.
3
Mukhtar & Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan,(Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009),h.67
3
b. Kunjungan observasi ( Observation visits)
Pada kegiatan supervisi dalam bentuk kunjungan kelas/observasi
guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan
mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Adapun aspek-aspek yang
diobservasi:
1) Usaha-usaha dan keaktifan guru, peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2) Cara guru menggunakan media pembelajaran
3) Ketepatan penggunaan media dengan materi bahan ajar
4) Reaksi mental pra peserta didik dalam proses belajar mengajar.
c. Pertemuan individual (individual visitation)
Pertemuan individual ini adalah suatu pertemuan, percakapan,
dialog, dan tukar pikiran antara pengawas sekolah dengan guru.
Tujuannya adalah:
1) Mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran
3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan diri bagi guru
4
hal yang diungkapkan, seluruh kemampuan yang dimiliki atas kelebihan
dan kekurangannya.
e. Kunjungan antar kelas (inter visitation).
Kunjungan yang dilakukan oleh guru untuk berkunjung dari kelas
yang satu kepada kelas yang lain/guru yang lain di suatu sekolah yang
sama. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran,
adapun cara yang dapat dilakukan untuk kunjungan antar kelas sebagai
berikut:
1) Jadwal kunjungan kelas harus direncanakan
2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi
3) Tentukan guru-guru yang akan dikunjungi
4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan
5) Pengawas sekolah hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat
6) Lakukan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai,
misalkan dengan cara percakapan pribadi, penegasan dan pemberian
tugas-tugas tertentu.
7) Segera aplikasikan ke-kelas guru yang bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar
kelas berikutnya.
2. Teknik Supervisi Kelompok
a. Teknik Supervisi Akademik
Sedangkan teknik supervisi akademik yang bersifat kelompok adalah
suatu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua
orang atau lebih. Hal ini dilaksanakan kepada guru-guru yang dianggap
mempunyai masalah-masalah atau kebutuhan yang sama sehingga dapat
dikumpulkan dan dikelompokkan menjadi satu dan secara bersama-sama
kepada guru-guru tersebut diberikan layanan atau bimbingan sesuai
dengan persoalan yang mereka hadapi.
5
Teknik supervisi akademik antara lain:a). pertemuan orientasi bagi
guru baru, b).studi kelompok antar guru, c).rapat guru-guru, d).diskusi
antar guru, e). musyawarah guru mata pelajaran.4
Untuk itu, sebagai supervisor harus memiliki beberapa kompetensi.
Kompetensi supervisor merupakan seperangkat pengetahuan
(knowledge), keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh setiap supervisor atau pengawas. Kompetensi inilah yang
harus dimiliki oleh semua supervisor baik pada jenjang pendidikan
dasar/ibtidaiyah, pendidikan menengah/Tsanawiyah, dan pendidikan
atas/aliyah.
Sedangkan sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan
guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil
penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar
yang tersedia dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,
metode, teknik) yang tepat bagi guru-guru.
4
Hendiyat Sutopo & Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,
(Jakarta: Bina Aksara, 2008), h. 188
5
Abd Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3.
6
Menurut Akhmat Sudrajat (2011), dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang, Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
diisyaratkan bahwa pengawas sekolah dituntut untuk menguasai kompetensi
Supervisi manajerial. Esensi dari Supervisi manajerial adalah berupa kegiatan
pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh
elemen sekolah lainnya dalam mengelola, mengadministrasikan, dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah. Sehingga proses pendidikan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan
memenuhi standar pendidikan nasional.6
6
Siti Nur Aini Hamzah, “Mengenal Supervisi Manajerial dalam Lembaga Pendidikan”,
dalam Jurnal Kependidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim, Vol. 6 No. 2 2015, h. 79.
7
Ketut Jelantik, Mengenal Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h. 70.
7
hanya menjadi otoritas pengawas sekolah. Hasil monitoring yang dilakukan
oleh pengawas sekolah hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak
sekolah, terutama kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah, dan
dewan guru.
Secara bersama-sama, pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap
data yang terkumpul, kemudian menemukan sendiri faktor- faktor
penghambat dan pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk
ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan
unsurunsur stakeholder sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat
dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tuiuan dari
FGD adalah untuk menyatukan pandan gan stakeholder mengenai realitas
kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, dan menentukan langkah-
langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan
sekolah. Peran pengawas sekolah dalam hal ini adalah sebagai fasilitator
sekaligus narasumber apabila diperlukan untuk memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas sekolah dalam
membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi, dan tujuannya. Dalam
merumuskan Rencana pengembangan sekolah (RPS), sebuah sekolah harus
memiliki rumusan visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta realistis yang digali
dari kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah, dan pandangan seluruh
stakeholder.
Sejauh ini, kebanyakan sekolah merumuskan visi dan misi dalam
susunan kalimat "yang bagus", tanpa dilandasi filosofi dan pendalaman
terhadap potensi yang dimiliki. Akibatnya,visi dan misi tersebut tidak
realistis, dan tidak memberikan inspirasi kepada warga sekolah untuk
mencapainya. Metode Delphi merupakan cara yang efisien untuk
melibatkan banyak stakeholder sekolah ranpa memandang faktor-faktor
status yang sering menjadi kendala dalam sebuah diskusi atau musyawarah.
Misalnya, sekolah mengadakan pertemuan bersama altara sekolah, dinas
8
pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua murid dan guru. Dengan demikian,
biasa nya pembica ran hanya didominasi oleh orang – orang tertentu yang
memiliki kepercayaan diri dalamberbicara di forum. Selebihnya, peserta
hanya menjadi pendengar yang pasif. Metode Delphi dapat disampaikan
oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil
keputusan yang melibatkan banyak pihak.
4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat
pengawas lakukan dalam melaksanakan supervisi manajerial. Strategi ini
untuk mendorong dinamika kelompok dan dapat melibatkan beberapa
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan atau perwakilan komite sekolah.
Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Yang penting seorang pengawas memiliki kewajiban untuk
mengarahkan workshop sekurang-kurangnya 3 kali dalam setahun.8
8
Ratu Vina Rohmatika, “Urgensi Supervisi Manajerial Untuk Peningkatan Kinerja
Sekolah”, dalam Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 9, No. 1, Februari 2016, h. 12.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi akademik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh supervisor
yaitu seorang ahli yang ditunjuk/dipercaya untuk memberikan bantuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun metode dan teknik supervisi
akademik ialah supervisi individual dan supervisi kelompok.
Supervisi manajerial merupakan jenis pengawasan yang dilakukan oleh
pengawas kepada kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja
manajemen sekolah. Adapun aspek yang harus diawasi oleh pengawas yaitu
meliputi manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen peserta didik,
manajemen ketenagaan pendidikan, manajemen prasarana dan sarana,
manajemen dana, dan manajemen partisipasi masyarakat. Diantara metode dan
teknik supervisi manajerial yaitu monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD,
metode delphi, dan workshop.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kesalahan, baik dari
penulisan maupun dari penjelasan materi yang kami sajikan. Oleh karena itu,
diharapkan kritik maupun saran untuk kami selaku pembuat makalah agar
kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik dari pada ini. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nur Aini Hamzah, Siti. 2015. “Mengenal Supervisi Manajerial dalam Lembaga
Pendidikan”, Jurnal Kependidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim, 6
(2): 79.
11