Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STUDI PUSTAKA
akan berfungsi sebagai mahkota pada bangunan. Penggunaan atap beton bertulang
sering digunakan, karena mampu menahan panas sinar matahari dengan baik
sebab atap beton bertulang memiliki ketebalan yang cukup. Atap beton bertulang
banyak digunakan karena apabila suatu saat ingin menambahkan tinggi bangunan
(penambahan ruang secara vertikal) dan merubah fungsi atap menjadi lantai dapat
dikerjakan dengan mudah. Karakteristik atap beton bertulang yang baik sebagai
berikut :
a. Solid atau kuat, agar mampu menahan beban dan berat tanpa kendala.
b. Pengerjaan yang halus dan rata, karena berpengaruh terhadap fungsi dan
estetika rumah/gedung secara keseluruhan.
c. Efisien, yang artinya atap beton bertulang harus dibangun dalam tempo yang
tepat dan tidak terlalu lama supaya hasilnya tidak mudah retak atau keropos.
d. Ekonomis, atap beton bertulang merupakan salah satu pilihan untuk membuat
atap yang terjangkau dan irit.
2.1.1.2 Balok
Balok merupakan bagian dari struktur sebuah bangunan yang kaku dan
dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang. Selain itu ring balok berfungsi sebagai pengikat kolom agar
apabila terjadi pergerakan kolom tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuat dengan bahan yang sama dengan kolom,
sehingga hubungan ring balok dengan kolom bersifat kaku tidak mudah berubah
bentuk. Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung
atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material.
Apabila suatu gelagar balok bentang sederhana menahan beban yang
mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan terjadi deformasi (regangan) lentur
didalam balok tersebut. Pada kejadian momen lentur positif, regangan tekan
terjadi dibagian atas dan regangan tarik dibagian bawah dari penampang.
Regangan-regangan tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan-tegangan yang
harus ditahan oleh balok, tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik
dibagian bawah. Agar stabilitasnya terjamin, batang balok sebagai bagian dari
sistem yang menahan lentur harus kuat untuk menahan tegangan tekan dan tarik
tersebut. Untuk memperhitungkan kemampuan dan kapasitas dukung komponen
7
struktur beton terlentur (balok, pelat, dinding, dan sebagainya), sifat utama bahwa
bahan beton kurang mampu menahan tegangan tarik akan menjadi dasar
pertimbangan. Dengan cara memperkuat dengan batang tulangan baja pada daerah
dimana tegangan tarik bekerja akan didapat apa yang dinamakan struktur beton
bertulang. Apabila dirancang dan dilaksanakan dengan cara yang saksama,
struktur beton bertulang dengan susunan bahan seperti tersebut diatas akan
memberikan kemampuan yang dapat diandalkan untuk melawan lenturan.
(Dipohusodo, 1994).
2.1.1.3 Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996).
Kolom berfungsi sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.
Secara garis besar ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu sebagai berikut :
1. Kolom menggunakan pegikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak
spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang kearah lateral, sehingga
penulangan keseluruhan membentuk kerangka.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan kolom yang
menggunakan pengikat sengkang lateral, hanya saja sebagai pengikat tulangan
8
anak sebagai pengaku pelat supaya lantai tidak menyangga beban terpusat yang
besar.
2. Ibu tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang
digunakan untuk membuat ibu tangga antara lain beton bertulang, kayu, baja
profil kanal pelat baja, dan besi. Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga
biasanya untuk ibu tangga beton bertulang dipadukan dengan anak tangga dari
bahan papan kayu atau bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal
untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.
3. Anak tangga
Merupakan elemen dari tangga yang perlu diperhatikan karena sering dilalui
untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar
aman dan nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti
terpeleset karena licin atau sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian horizontal (pijakan datar) dan vertikal (pijakan untuk langkah kaki).
4. Pagar tangga
Pelindungan disamping sisi tangga untuk pemakai agar tidak terpeleset jatuh
atau guna pegangan ketika menaiki tangga. Pada sisi tangga yang berbatasan
langsung dengan tembok tidak butuh memasang pagar tangga, namun sisi lain
yang bebas mesti diberi pagar.
5. Pegangan tangga
Suatu yang diletakan pada anak tangga sebagai tempat bertumpu tangan orang
naik atau turun tangga agar terasa aman. Material yang digunakan untuk
pegangan tangga antara lain kayu, besi hollow bulat, dan baja.
6. Bordes
Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju arah tangga
berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga, umumnya
keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes juga perlu
diperhatikan, untuk lebar harus diusahakan sama dengan lebar tangga.
10
dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat
digunakan jika lapisan tanah keras terletak dekat dengan permukaan tanah.
Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah kerasnya berada jauh dari
permukaan tanah.
2.1.3 Pembebanan
Menurut SNI-1727-2013, Beban minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur lain, struktur komponen dan pondasi harus dirancang
sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari beban
terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2 D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
4. 0,9 D + 1,0E
2.1.3.1 Beban Mati (D)
Berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat keran.
2.1.3.2 Beban Hidup (L)
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau
struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti
beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
2.1.3.3 Beban Hidup Atap (Lr)
Beban pada atap yang diakibatkan (1) pelaksanaan pemeliharaan oleh pekerja,
peralatan, material dan (2) selama masa layan struktur yang diakibatkan oleh
benda bergerak, seperti tanaman atau benda dekorasi kecil yang tidak
berhubungan dengan penghuni.
kasar, hasil dari penafsiran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran
yang dihitung secara teliti didapat sedikit selisih.
b. Rencana anggaran biaya terperinci
Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan
yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Cara
perhitungan pertama adalah dengan harga satuan, dimana semua harga satuan
dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah dengan harga
seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta dijumlahkan seluruhnya.
terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus dirancang agar
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Menurut Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Sistem Lalu
Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dalam merancang
suatu fasilitas parkir perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
Dasar Perhitungan Satuan Ruang Parkir (SPR), sebagaimana telah diuraikan
diatas bahwa (SPR) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi
untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-
pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain, diantaranya sebagai berikut :
o Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang
o Ruang bebas kendaraan parkir
o Lebar bukaan pintu kendaraan
o Penentuan Satuan Ruang Parkir (SPR)
o Jenis peruntukan parkir
o Standar kebutuhan ruang parkir
Sentraland Semarang. Pada tugas akhir yang dibuat, gedung Sentraland Semarang
akan didesain strukturnya sesuai dengan perbedaan fungsi tiap lantai untuk
menopang perbedaan beban hidup, tanpa mengurangi bentuk unik dari gedung
tersebut. Perhitungan untuk pendesainan struktur gedung ini menggunakan
software SAP2000 (Structure Analysis Program) v.10. Gedung Sentraland
Semarang merupakan bangunan Mixed Used Building 21 lantai, yang mempunyai
perbedaan fungsi bangunan diantara retail, parkir, perkantoran (office), condotel,
apartemen, dan dak berlokasi di Jalan Ki Mangun Sarkono No. 36, Semarang.
Dalam mendesain gedung Sentraland Semarang pada Tugas Akhir yang dibuat,
mendesain strukturnya sesuai dengan perbedaan fungsi tiap lantai untuk
menopang perbedaan beban hidup, tanpa mengurangi keamanan, dan bentuk unik
dari gedung tersebut. Pendesainan gedung ini berdasarkan pada peraturan SNI
2847:2013 mengenai Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI
1726:2012 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan dan Non-Gedung, dan SNI 1727:2013 mengenai Beban Minimum
Untuk Perancangan Bangunan.
Dalam tugas akhir ini yang berjudul Perencanaan Struktur Gedung
Apartemen Satria Bantarsoka Purwokerto Barat, mengambil beberapa acuan
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya guna untuk mendukung tugas akhir
yang dibuat.