PTS Lesson Study
PTS Lesson Study
OLEH
LATIP NASRUDIN
PENGAWAS TK / SD UPK PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh Subhanahu wata’alaatas rahmat dan hidayah yang
Profesional Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan
Lesson Study di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Pada Semester I Tahun Pelajaran 2010
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan pada kegaiatan penelitian yang dilaksanakan
di sekolah Dasar yang merupakan sekolah binaan Peneliti sebagai pengawas . Kegiatan
penelitian dimaksud dilaksanakan selama Bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2010.
Dengan tersusunnya laporan penelitian ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan , untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Harapan Peneliti mudah-mudahan penelitian ini ada
manfaatnya.
Peneliti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan professional Guru pada pembelajaran
mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui kegiatan Lesson Study. Metode yang digunakan adalah
deskriptif komparatif.
Data diambil dengan menggunakan observasi, dan dokumentasi. Populasi sebanyak 6 orang
guru kelas di Sekolah dasar Negeri 1 Petahunan UPKPekuncen Kabupaten Banyumas.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa kemampuan professional guru sebelum diadakan kegiatan
Lesson Study masih tidak tampak maksimal dengan rata-rata 1,6 poin. Setelah melakukan kegiatan
Lesson Study hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,7 point dan ketika pengawas bertindak sebagai
nara sumber pada siklus II hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,81 poin.
Dari hasil kegiatan penelitian ini disarankan agar kepala sekolah membuat kegiatan Lesson
Study di sekolah bagi para guru untuk membentuk komunitas belajar. Guru hendaknya selalu berusaha
memecahkan persoalan pembelajaran dengan diskusi pada teman sejawat. Pengawas sekolah
hendaknya memotivasi sekolah-sekolah binaannya untuk terbentuknya komunitas belajar yang baik
demi peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan.
DAFTAR ISI
BAB Hal
JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
13
III. PROSEDUR PENELITIAN .............................................................. 10
E. Validasi Data 15
Siklus I ......................................................................................... 16
Siklus II ........................................................................................ 17
A. Lokasi Penelitian 19
B. Pembahasan .................................................................................. 28
A. Simpulan ...................................................................................... 30
B. Saran ............................................................................................ 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................... 33
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
SDN 1 Petahunan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seorang guru dalam mengajar dan mendidik siswa-siswanya tergantung pada banyak factor
baik dari dalam diri siswa maupun kemampuan dan kesiapan guru bertatap muka dalam
Kemampuan guru berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melakukan
pembinaan terhadap guru-guru yang ada di lingkungan kerjanya. Kepala sekolah yang selalu
melaksanakan supervise terhadap guru dalam kegiatan belajar mengajar akan menemukan
permasalahan yang dihadapi oleh guru dan akhirnya guru akan mengetahui apa yang
para siswanya. Sulit kiranya guru mengetahui akar permasalahan yang dihadapi oleh diri
para guru dalam mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri sendiri.
sekolah sering memperoleh keluhan dari para guru sulitnya mengajar Bahasa Indonesia
karena materi pembelajarannya yang ada di buku sangat sedikit. Guru sering mengalami
kesulitan mengajar dan kehabisan bahan ajar pada kompetensi yang diajarkan kepada
siswanya. Siswapun sering merasa jenuh ketika diajar oleh guru yang selalu memberikan
tugas-tugas . Banyak keluhan siswa yang sering didengar oleh guru dari siswa “ LKS lagi, LKS
lagi…!” itu kata sebagian siswa yang memang mau mengungkapkannya. Gurupun sering
terjebak pada pembelajaran bahasa Indonesia yang mengarah pada teori-teori bahasa dan
mengembangkan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Pihak atasan seperti Kepala
sekolah dan pengawas jarang melakukan diskusi pembinaan professional terhadap para
guru sebagai wilayah kerjanya. Hal ini juga diiyakan oleh pengawas sebagai peneliti.
Pengawas sekolah mensupervisi guru ketika ada peristiwa penting seperti kegiatan
kenaikan angka kredit bagi guru yang mengajukan. Kegiatan penilaian oleh pengawas dalam
pengajuan angka kredit ini dilaksanakan atas dasar pengusulan pada PNS yang bersangkutan
dalam kenaikan tingkat atau pangkat. Kegiatan ini otomatis tidak terjadi proses pembinaan
guru karena pada kegiatan ini hanya berlaku penilaian pada guru yang akan memperoleh
bahwa kategori kemampuan guru dalam mengajar masih dalam kategori cukup. Penilaian ini
akan berakibat pada kebijakan pengawas yang tidak meloloskan guru dalam pengajuan
angka kreditnya dan ditunda pada semester berikutnya. Keadaan yang demikian ini akhirnya
mendorong peneliti untuk melakukan kajian awal melelui kegiatan supervise penilaian
kemampuan professional guru dalam mengajar. Pada penilaian ini peneliti memfokuskan
pada penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di salah satu sekolah Dasar yaitu
Banyumas.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Karena keterbatasan peneliti maka membatasi masalah sebagai berikut: “ Apakah melalui
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kegaiatan Belajar Mengajar Bahasa
C. Tujuan
Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti menjadi tahu apakah
professional pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada proses belajar mengajar.
Apabila hasil penelitian ini positif maka peneliti akan mengembangkan di sekolah lain yang
mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kegiatan Belajar
Mengajar , sehingga akan berdampak bagi siswa yaitu tercipta pembelajaran yang
berkualitas dengan mengedepankan pada kegiatan belajar yang menyenagkan bagi siswa
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
kegiatan Belajar Mengajar di hadapan siswa dan juga mengevaluasi hasil pembelajaran. Salah
satu factor keberhasilan dalam proses Belajar Mengajar adalah jika guru mampu
mengembangkan materi pelajaran dan juga bahan ajar yang akan disampaiakan kepada siswa
di dalam kelas.
Mutu pembelajaran akan diperoleh jika guru memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga
memiliki rasa bangga dan puas jika seorang guru berhasil mengajar dengan baik dihadapan
para siswa. Guru sebagai manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Maslow
( Stoner, 1986 : 13), kebutuhan seseorang terdiri dari lima tingkatan yaitu : (1) fisiologis,
meliputi kebutuhan udara, air, makan dan seks; ( 2 ) rasa aman, mencakup kebutuhan akan
keselamatan, ketertiban, dan bebas dari rasa takut dari ancaman;( 3 ) rasa memiliki dan cinta
atau kebutuhan social, meliputi kebutuhan akan cinta, afeksi,rasa memiliki, dan hubungan
hormat dari orang lain ; ( 5 ) akualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk berkembang, untuk
Guru saat ini sudah mulai sejahtera dengan adanya tunjangan sertifikasi sehingga gaji
guru akan dapat mencukupi kebutuhan pada tingkat yang pertama, sehingga akan berusaha
untuk mencapai pada tingkatan berikutnya. Kebutuhan yang belum terpenuhi adalah
kebutuhan pada tingkatan yang kelima yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri, atau
kebutuhan untuk mengembangkan diri dari potensi yang dimiliki.Jika kebutuhan terakhir ini
terpenuhi maka akan berpengaruh pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja ini bagi seorang
guru akan berpengaruh pada prestasi kerjanya yaitu melaksanakan tugas mengajar
dihadapan para siswanya sesuaidengan potensi yang dimilikinya. Dikatakan Hoppeci, bahawa
kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara
perbedaan siswa, (3) berkomunikasi dan mengkomunikasikan hasil didikan siswa kepada guru
membimbing siswa dalam menggunakan alat secara individual ( 7 ) memilih atan atau
program remedial.
Jika guru dimotivasi dan memiliki motivasi intrinsic yang kuat maka diharapkan guru
dapat memenuhi kebutuhannya dalam pelaksanaan tugasnya di hadapan para siswa yaitu
ketika melakukan pembelajaran. Orang yang memiliki kewajiban untuk mendorong motivasi
guru adalah pembina guru yang salah satunya adalah pengawas sekolah. Salah satu kegiatan
atau tugas dalam unsure kepengawasan bagi pengawas sekolah atara lain memberikan
contoh pelaksanaan tugas guru dalam meleksanakan proses pmbelajaran / bimbingan ( : (1)
melanjutkan bimbingan atau terus melakukan bimbingan ( Cullen, 2004 : 120-140 ). Langkah
– langkah yang baik tersebut untuk dicobakan kepada para guru untuk terus belajar dan
Slamet Mulyana ( 2007 ) memberikan rumusan tentang lesson Study sebagai salah satu
Bill Cerbin & Bryan Kopp (Goglle :2010) mengemukakan bawa lesson Study memiliki empat
tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
siswa belajar dan guru mengajar; ( 2 ) Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat
dimanfaatkan oleh para guru lainnya, diluar peserta lesson Study; ( 3 ) meningkatkan
pengetahuan pedagogis, dimana seseorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru
lainnya.
Jika kesulitan para guru dalam melakukan pembelajaran didiskusikan dan dicari
alternative pemecahan di sekolah antar para guru maka proses Belajar Mengajar di suatu
sekolah akan terpecahkan. Guru akan melakukan yang terbaik untuk para siswanya demi
suksesnya pembelajaran.
B. Kerang Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini peneliti mengambil langkah langkah kerja berdasarkan teori
Siklus I
Action Pengawas Menerapkan
melaksanakan kegiatan leasson
Study tanpa nara
tindakan
sumber
Siklus II
Menerapkan
kegiatan leasson
Study dengan
pembimbingan
Diduga melalui kegiatan pengawas sebagai
leasson study dapat nara sumber
Berasumsi pada kerangka berfikir yang didasari dari kajian teori yang tertulis di
“ Melalui kegiatan leasson study secara efektif dapat meningkatkan kinerja guru
PROSEDUR PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Pendidikan Kecamatan Pekuncen yang merupakan salah satu sekolah yang berada di
daerah binaan peneliti. Alasan memilih Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan adalah karena
guru-guru yang ada di sekolah itu adalah guru yang relative baru karena guru yang
kebanyakan adalah guru PNS yang baru 3 – 4 Th dan banyak terdapat guru wiyata bhakti.
Nilai rata-rata UASBN pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2009/2010
pinggirang wilayah kecamatan Pekuncen dengan jarak kira-kira 6 Km dari Kantor UPK
Pekuncen. Jumlah Sekolah yang ada di Desa Pekuncen adalan berjumlah 3 Sekolah Dasar
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan terdiri dari 6 Rombongan belajar dengan jumlah
Guru kelas adalah 6 orang guru kelas dan 1 orang kepala Sekolah. Data selengkapnya lihat
Keterangan :
Tabel 2 : Nilai Rata-rata Taraf Serap Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1 I 33 58.8
2 II 28 66,2
3 III 31 62,9
4 IV 32 57,1
5 V 25 61,0
6 VI 29 67,5
Sedangkan subyek yang akan diberi tindakan adalah guru kelas I s.d Kelas VI Sekolah
masing-masing kelas.
Sebagai pelaku yang memberikan tindakan pemberian pembinaan adalah peneliti yaitu
pengawas sekolah. Sedangkan sebagai kolaborator dan yang membantu observasi adalah
kepala sekolah dan pengawas sejawat. Waktu penelitian sesudah proposal disetujui yaitu
pada akhir Januari 2010 dan diharaapkan selesai awal bulan April 2010.
Semester I Th 2010/2011
7 7 8 9 10 10
a. Siklus 1
b. Siklus 2
04 Analisis Data X
05 Pembahasan/Diskusi X
Data diambil dari rata-rata skor lembar pengamatan yang diisi oleh kepala sekolah
(selaku kolaborator) tentang tindakan pembinaan dengan partisipasi aktif yang dilakukan
peneliti untuk guru kelas 1 SDN 1 Petahunan, setiap siklus, berarti ada 12 data pembinaan.
Selain itu, peneliti juga mengambil data hasil pembinaan dari rata-rata skor hasil angket
yang diisi oleh guru (subyek penelitian) sebagai validasi data. Jumlah data hasil pembinaan
Skor setiap komponen yang diamati pada masing-masing data tersebut terdiri dari 3
option yaitu skor 3 jika nampak maksimal, skor 2 jika nampak kurang maksimal, dan skor 1
jika tidak nampak/nampak tidak maksimal. Rata-rata skor diperoleh dari menghitung jumlah
skor setiap lembar pengamatan, dibagi jumlah butir indikator pengamatan. Sehingga data
melalui studi dokumen dan juga hasil wawancara pada subyek penelitian.
Teknik pengumpulan data kedua variabel menggunakan teknik non tes yaitu
pembimbingan dengan partisipasi aktif oleh pengawas dikumpulkan dengan alat yaitu
lembar pengamatan.
standar isi , meliputi 15 butir indikator yang diamati, setiap butir memiliki 3 option, yaitu
nampak baik skor 3, nampak sedang skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak baik skor 1,
aktif didasarkan pada teori yang telah dikemukakan pada Bab II dan indikator
keberhasilan (lihat tabel 1.1). Terdiri dari 15 butir indikator yang diamati. Masing-
masing butir terdiri dari 3 option yaitu nampak maksimal skor 3 nampak kurang
maksimal skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak maksimal skor 1, sehingga skor
1. Penyusunan Silabus 1 2 3
2. Penyusunan RPP
4. Penyusunan Soal
No Kegiatan Kategori
1 2 3
1 Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi
b. Penggunaan Metode
c. Media / Sumber
f. Penguatan / Motivasi
3. EVALUASI
a. Prosedur
b. Alat Tes
c. Hasil Akhir
4 KEGIATAN AKHIR
a. Kongklusi / Kesimpulan
b. Tindak lanjut
5 PENDUKUNG KBM
A. Penampilan Guru
b. Penggunaan Bahasa
c. Bimbingan
d. Ketertiban Siswa
JUMLAH
RATA-RATA
No Kegiatan Kategori
1 2 3
3. Hasil Evaluasi
Jumlah
Rata-rata
validasi data dilakukan dengan mencocokkan data lebih dari satu sumber. Data mutu
divalidasi dengan data yang diperoleh dari pengamatan oleh kepala sekolah. Data hasil
yaitu kepala sekolah terhadap peneliti, divalidasi melalui hasil pengamatan yang
E. Validasi Data
Analisis data menggunakan cara dengan membandingkan antara skor data awal, data
akhir siklus 1 dan data akhir siklus 2. Jika besar data mutu pembelajaran meningkat,
berarti tindakan lesson study berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini akan dilakukan dalam dua siklus, lama
setiap siklus kurang lebih satu bulan. Sebelumnya peneliti menyusun proposal dan
Siklus I
1. Perencanaan tindakan
a.Mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan guru untuk membuat jadwal
b. Peneliti mempersiapkan materi standar proses , Contoh silabus dan, contoh RPP.
d. Peneliti mencari dokumen data awal penilaian proses pembelajaran yang lalu bagi
guru yang akan diberi tindakan khususnya pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia..
2. Pelaksanaan tindakan
Lesson Study dengan partisipasi aktif menggunakan lembar observasi (lampiran I).
b. Peneliti dan kepala sekolah melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran guru
(lampiran III).
c. Peneliti memberikan angket kepada guru (subjek penelitian) sesuai (lampiran II)
d. Dari hasil lembar observasi dan angket tersebut kemudian dianalisis dan dievaluasi.
4. Refleksi
Mengadakan pertemuan antara peneliti, kepala sekolah, dan guru melakukan diskusi
tentang keberhasilan dan kelemahan hasil tindakan yang telah dilakukan. Hal ini
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
siklus I.
b. Mempersiapkan instrumen pengamatan dan angket.
2. Pelaksanaan Tindakan
sebagai nara sumber terhadap guru kelas 1, 2,3,4,5,dan 6 SDN 1 Petahunan diamati
b. Guru menerapkan hasil kegiatan lesson Study pada kegiatan Proses Belajar Mengajar
a.Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap peneliti ketika berperan sebagai nara
c.Hasil pengamatan dari kepala sekolah dan peneliti serta hasil angket yang diisi guru
4. Refleksi
Pada tahap ini dapat disimpulkan bersama antara peneliti, kepala sekolah, dan
guru tentang hasil kegiatan Lesson Study pada kegiatan pengembangan bahan Ajar
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Unit Pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan merupakan sekolah yang berada di paling ujung di
berjumlah 6 kelas dengan jumlah guru kelas 6 Orang dan jumlah Siswa adalah 178 siswa.
Pendidikan yang dimiliki para Guru yaitu S1 berjumlah 1 Orang; dan 6 Orang Guru
berpendidikan DII. Dengan rata – rata berusia 30 Th. Sedangkan Kepala Sekolah Berusia 47
Th.
B. Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal
Data di bawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan Kepala Sekolah .
Adapun data hasil supervise kinerja guru sebelum dilakukan penelitian adalah :
A B C
1 Guru I 1 1 2 1 4 1,3
2 Guru II 2 1 2 1 4 1,3
4 Guru IV 4 1 1 1 3 1
5 Guru V 5 1 2 2 5 1,6
6 Guru VI 6 1 2 2 5 1,6
Jumlah 7 11 8 26 8,4
Keterangan :
3. Tampak Maksimal
Data tersebut adalah data yang diperoleh sebelum diadakan kegiatan Lesson Study dari
hasil supervise kepala sekolah dan pengawas yang dilaksanakan dimasing-masing kelas pada
kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari data tersebut diatas dileroleh
gambaran bahwa kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia masih
tergolong rendah.
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat dan melihat hasil data yang ada maka
peneliti menyiapkan rencana tinda sebagai daerah pembinaan kan untuk memperbaiki
kinerja gur dalam proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study. Skenario dilakukan
secara kolaboratif antara Peneliti dan Kepala Sekolah agar data yang diperoleh lebih akurat
dan obyektif.
Perencanaan yang lebih konkret adalah dengan cara peneliti melakukan wawancara dan
rencana kerja kegiatan lesson study dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran bagi para
pelaksanaan pembelajaran.
peneliti perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sesuai hipotesis yang telah dipilih
2. Pelaksanaan
langkah program yang sudah disusun dengan peneliti. Kegiatan itu antara lain pada proses
pengumpulan data dan juga bahan-bahan kegiatan lesson study. Kegiatan ini dilakukan tanpa
peran pengawas sebagai nara sumber dengan tujuan guru dan kepala sekolah ada kolaborasi
Observasi dilakukan peneliti pada saat proses pelaksanaan kegiatan lesson study antara
guru dan kepala sekolah. Setelah melalui tahapan kegiatan sesuai perencanaan kegiatan lesson
study dan kegiatan pembelajaran dengan hasil observasi Kegiatan Belajar Mengajar sebagai
1 Guru I 1 2 2 1 5 1,6
2 Guru II 2 2 2 2 6 2
4 Guru IV 4 2 2 2 6 2
5 Guru V 5 2 3 2 7 2,2
6 Guru VI 6 2 3 3 8 2,6
Jumlah 13 14 12 39 12,3
Keterangan :
B. Melaksanakan Pembelajaran
3. Tampak Maksimal
Jika dilihat dari data yang telah diperoleh maka terlihat adanya perbaikan nilai pada
masing-masing aspek penilaian Kegiatan Belajar Mengajar. Hasil kinerja guru dalam kegiatan
Belajar Mengajar terlihat ada peningkatan dari 1,6 pada data awal menjadi 2,7 pada siklus I.
Kategori yang diperoleh pada kinerja guru tampak cukup maksimal. Peningkatan ini juga
tampak pada semua aspek yaitu dari penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan juga pada kegiatan penilaian. Berdasarkan perubahan peningkatan yang
dilaksanakan ini maka perlu diadakan tindakan lebih lanjut agar terjadi peningkatan yang lebih
baik lagi.
4. Refleksi
Hasil kinerja guru pada saat kondisi awal terlihat tidak maksimal oleh karena itu
dilakukan siklus I yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja guru pada proses
Pembelajaran. Setelah dilakukan analisis ternyata peningkatan yang terjadi terlalu signifikan.
Tabel dan gambar perbandingan antara sebelum kegiatan Lesson Study dengan setelah
2 Guru II 1,3 2
4 Guru IV 1 2
5 Guru V 1,6 2,2
Peneliti perlu melakukan tindakan lanjutan yang dilakukan dengan disertai keterlibatan
c. Deskripsi Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan langkah-langkah yang sama sesperti pada kegiatan
1. Perencanaan / Planning
Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan
kinerja Guru pada proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study diadakan revisi kembali.
Hasil observasi tercatat perlu adanya keterlibatan pengawas dalam kegiatan lesson Study demi
peningkatan hasil kinerja guru. Dalam kegiatan siklus II ini pengawas akan bertindak sebagai
nara sumber pada kegiatan Lesson Study antara guru dan Kepala Sekolah. Adanya kesempatan
yang diberikan oleh pengawas untuk berkreasi bagi para guru beserta Kepala Sekolah kurang
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknyA. Karena itu pengawas terlibat langsung dalamkegaiatan
2. Tindakan / Acting
Pelaksanaan Lesson Stady pada siklus yang kedua pengawas terlibat secara langsung
dan bertindak sebagai nara sumber. Pengawas menyediakan bahan-bahan diskusi dan juga
menanggapi persoalan-persoalan yang muncul selama pelaksanaan Lesson Study. Kegiatan ini
dihadapi para guru dan kepala sekolah agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara maksimal dan juga guru termotivasi untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
yang sudah direncanakan secara tepat dan benar tanpa ada keragu-raguan..
3. Pengamatan / Observasi
Setelah melalui dua tahap perencanaan dan pelaksanaan, serta pengamatan langsung
peneliti memperoleh data atau hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai berikut :
Tabel 7 : Data hasil supervise Kegiatan Belajar Mengajar disertai pembimbingan ( siklus II )
1 Guru I 1 3 2 2 7 2,3
2 Guru II 2 3 3 3 9 3
3 Guru III 3 3 3 3 9 3
4 Guru IV 4 3 2 3 8 2,6
5 Guru V 5 3 3 3 9 3
6 Guru VI 6 3 3 3 9 3
Jumlah 18 16 17 51 17
Keterangan :
B. Melaksanakan Pembelajaran
3. Tampak Maksimal
4. Refleksi.
Dari hasil supervise yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan instrument yang
sama seperti pada siklus I peningkatan yang dihasilkan sangat sedikit. Ini terlihat pada data
table di atas. Hal ini dimungkinkan karena para guru tidak mengalami kesulitan yang berarti
pada kegiatan siklus I.Perubahan yang dimaksud dapat terlihat secara eksplisit dalam penelitian
di atas. Berikut adalah perbandingan rata-rata hasil kenerja guru pada proses Pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Indonesia secara keseluruhan ( Data Awal, Siklus I dan Siklus II ) yang
2 Guru II 1,3 2 3
4 Guru IV 1 2 2,6
Keterangan :
1. Kondisi Awal
Kondisi awal yaitu kondisi kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
sebelum dilaksanakannnya kegiatan Lesson Study oleh para guru dan Kepala Sekolah.
Kondisi ini bias jadi berbeda antara guru kelas yang satu dengan kelas yang lain dan juga
pada sekolah yang berbeda. Peneliti mengumpulkan terlebih dahulu data-data yang
mencerminkan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di Sekolah dasar Negeri
1 Petahunan. Hal ini diperoleh dari hasil supervise yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
juga hasil supervise yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah sebagai peneliti.Data awal ini
sangat penting untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada tahap-
tahap selanjutnya.
Dari data awal yang ada terlihat kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tidak tampak maksimal. Pengawas sbagai peneliti perlu
mengadakan tindakan agar kinerja pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menjadi lebih baik. Kegiatan Lesson Study menjadi alternative yang baik dan tepat dalam
meningkatkan kinerja guru dan Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalitas
2. Siklus I
Siklus I merupakan tindakan kegiatan Lesson Study yang dilakukan oleh para guru
dan Kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dihadapan Para siswa di kelas. Dalam siklus I Pengawas hanya bertindak
sebagai obsever dan tidak terlibat dalam kegiatan Lesson Study. Hal ini dalam rangka
memupuk kreatifitas para guru dan Kepala Sekolah untuk mengapresiasikan kreativitasnya
3. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.Hasil yang belum maksimal dalam
kegiatan siklus I diperbaiki dengan cara meningkatkan efektivitas kegiatan Lesson Study
bagi para guru dan Kepala Sekolah. Pengawas Sekolah sebagai peneliti ikut terlibat dalam
kegaiatan Lesson Study dan bertindak sebagai nara sumber. Adanya kerterlibatan Pengawas
Sekolah dalam kegaiatan Lesson Study pada siklus II terbukti dapat meningkatkan kinerja
guru dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas masing-masing. Hal ini terlihat
perubahan skor meningkat walaupun belum sampai pada kategori Tampak Maksimal.Rata-
rata kinerja guru dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia mencapai 2, 81 ( kategori
BAB V
A. Simpulan
Dari analisis data hasil observasi pada kegiatan Lesson Study oleh para guru di
Bahasa Indonesia . Pernyataan ini terbukti karena pada analisis data terbukti jika dilihat
dari meningkatnya kinerja guru pada siklus I dan juga pada siklus II. Keterlibatan
profesional guru jika dilihat dari peningkatan pada siklus I ke siklus II.
pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan melalui kegiatan Lesson Study oleh para
guru dan Kepala Sekolah . Dalam penelitian ini peningkatan terlihat sangat signifikan
yaitu rata-rata kinerja guru sebelum diadakan kegiatan Lesson Study adalah 1,6
meningkat menjadi 2,7 setelah diadakan kegiatan Lesson Study. Keterlibatan Pengawas
Sekolah pada kegiatan Lesson Study juga meningkatkan profesionalitas guru yaitu dari
2,7 pada siklus I menjadi 2,81 pada siklus II. Dari data hasil penelitian tersebut maka
B. Saran
1. Kepala Sekolah.
professional guru.
2. Guru.
3. Pengawas Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Cullen, Jack., Len D’Innocenzo, (terjemahan), 2004. Memaksimalkan Kinerja. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Dirjendikdasmen, (2000). Keputusan Mendiknas Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.
Goggle ( 2010 ) Bill Cerbin & Bryan Koop : Tujuan Lesson Study
Keputusan Menpan Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya.
Yapsir Candhi Wirawan, (1997). Insentif bagi Guru Sekolah Dasar. Yogyakarta: Dirjendikti.