9. Masalah investasi :
Indonesia masih dianggap belum memiliki daya saing tinggi terkait investasi asing di
sektor property.Ada beberapa kendala yang masih menyandera negeri ini untuk dapat
melaju kencang melampaui kompetitornya dikawasan regional Asia Tenggara.Untuk
menjadi Negara tujuan investasi properti bersanding dengan Negara Asia Pasifik
lainnya.Indonesia masih terkendala banyak “Pekerjaan rumah”.Banyak hal harus
menjadi perhatian pemerintah,terutama pembenahan infrastruktur hingga status
kepemilikan asing.Walaupun begitu,antara pembisnis property dan investor property itu
sebenarnya saling membutuhkan,pembisnis property butuh investor property untuk
membiayai projek yang akan digarap,begitu juga investor property yang membutuhkan
pembisnis property untuk mengelola dana yang dimiliki dengan harapan data tersebut
akan memberikan keuntungan yang berlipat.Hanya mengandalkan dari dorongan sektor
konsumsi dan terjadi pada sektor-sektor yang padat modal dan nontradeble sehingga
kurang memberikan dorongan pertumbuhan ekenomi secara mantap dan
berkesinambungan dan minimnya investasi pada kegiatan ekonomi menyebabkan
pertumbuhan ekenomi tidak diikuti dengan aspek pemerataan dan menimbulkan
gelombang pengangguran serta kemeskinan.
10.Masalah Gini ratio :
Tahun ini, pemerintah memator rasio ketimpangan pada level 0,39. Per September
2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini
Ratio adalah sebesar 0,391. Berdasarkan data BPS, angka ini menurun sebesar 0,002
poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,393. Deputi
Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Pungky Sumadi mengungkapkan upaya
menekan rasio ketimpagan dengan menuntaskan masalah kemiskinan ekstrim atau
extreme poverty ini sudah dijalankan mulai tahun ini.