Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN SAHAM & OBLIGASI SERTA JENIS-JENISNYA

Pengertian Saham Dan Obligasi

1. Pengertian Saham
Dalam bahasa Belanda saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan ”share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis disebut
“action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata
“saham” di dalamnya sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan.

Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan
penawaran umum (go public) dalam nominal dan persentase tertentu. Sementara itu,
saham merupakan jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar
dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung
keuntungan dan kerugian atau kinerja perusahaan tersebut.

Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai
buku-buku teks, antara lain:
1.    Menurut Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan
perusahaan. (Gitman:2000, 7)
2.    Menurut Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari
sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)
3.    Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan
dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas
pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang
meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4).
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham menunjukkan
kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada pemiliknya. Kepemilikan
tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat
diperolehnya, yaitu keuntungan modal (capital gain) atas saham yang memiliki harga jual
lebih tinggi daripada harga belinya, atau deviden atas saham tersebut. Di samping hak
lainnya non-financial-benefit berupa hak suara dalam RUPS. Peluang untuk mendapatkan
return dari capital gain ini memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan saham
di pasar modal (Bursa Efek).

2. Pengertian Obligasi
Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu obligatie atau obligaat, yang berarti
kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan atau surat hutang suatu pinjaman Negara atau
daerah atau perseroan dengan bunga tetap. Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995,
Obligasi Konvensional yaitu surat berharga jangka panjang yang bersifat hutang yang
dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan kewajiban membayar bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo.

Obligasi merupakan instrumen utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh


modal. Jangka waktu jatuh tempo dari suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah
dijanjikan oleh emiten untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, jatuh tempo dari
obligasi mengacu pada tanggal berakhirnya eksistensi utang tersebut dan hari dimana
emiten akan menebus obligasi dengan membayar jumlah yang terutang.

Perbedaan Saham dan Obligasi

a. Penghasilan pemilik saham disebut sebagai deviden dimana frekuensi penghasilan


yang dia terima tidak ditentukan sedangkan pada pemilik obligasi, penghasilan yang
diterima sudah disebutkan pada surat obligasi dengan tingkat bunga yang sudah
disesuaikan untuk jangka waktu tertentu.
b. Keuntungan investasi yang didapatkan oleh pemegang saham bergantung pada
keuntungan perusahaan sehingga tidak bisa ditentukan secara tetap. Bahkan dalam
beberapa kasus jika perusahaan merugi maka Anda selaku pemegang saham juga
merasakan imbasnya. Sedangkan pemegang obligasi keuntungannya sudah dapat
dipastikan karena pada faktanya tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
c. Harga investasi saham tidak bisa dipastikan dan cukup sulit untuk diprediksi.
Terkadang harga saham bisa naik namun tidak jarang juga turun, bergantung pada
perkembangan perusahaan. Sedangkan harga obligasi biasanya relatif stabil dan
sensitif terhadap suku bunga dan tingkat inflasi.
d. Bentuk kepemilikan pada saham adalah pemegang saham memiliki hak milik
terhadap perusahaan tertentu, sedangkan bentuk kepemilikan pada obligasi hanya
berbentuk pengakuan utang. Jadi, pemegang saham sudah sebagai pemilik
perusahaan atau memiliki hak pada suatu perusahaan, sedangkan pemegang
obligasi bukan pemilik perusahaan melainkan perusahaan hanya berutang.
e. Waktu investasi saham bersifat jangka waktu tidak tertentu sedangkan obligasi
sudah memiliki jangka waktu yang ditetapkan.
f. Pajak pemegang saham sudah dipotong terlebih dahulu jadi keuntungan yang
diperoleh oleh bersifat bersih, sedangkan pemilik obligasi, keuntungan yang akan
diperoleh mengalami pemotongan. Karena itu biasanya perhitungan potongan pajak
sudah dilakukan terlebih dahulu sebelum pembayaran utang oleh pihak
perusahaan.
g. Hak suara atau menentukan kebijakan perusahaan pada pemegang saham memiliki
andil untuk menentukannya karena merupakan pemilik perusahaan juga.
Sedangkan pemegang obligasi tidak dapat ikut serta menentukan kebijakan
perusahaan karena statusnya adalah sebagai pemberi pinjaman.
h. Jika likuidasi atau pembubaran terjadi pada perusahaan maka pemegang saham
tidak memiliki hak prioritas untuk pembagian. Pembagian bukan prioritas
perusahaan. Namun pada pemegang obligasi punya klaim inferior untuk
mendapatkan aset-aset yang dipunyai oleh perusahaan demi pembayaran utang.
Oleh karena itu, pemilik obligasi diprioritaskan ketika perusahaan mengalami
likuidasi.
Jenis-jenis Saham

1. Saham Biasa ( Common Stock )

Saham biasa ini merupakan jenis efek yang paling sering digunakan oleh emiten
( perusahaan publik ) dan yang paling populer di pasar modal.

Saham biasa memiliki beberapa karakterisitik sebagai berikut :

 Hak suara untuk memilih dewan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada
rapat umum pemegang saham.
 Hak untuk didahulukan membeli saham sebelum ditawarkan ke publik, jika
mengeluarkan saham baru.
 Merupakan perseroan terbatas.

2. Saham Preferen ( Preferred Stock )

Saham preferen merupakan jenis saham yang mendahulukan hak pemiliknya dibanding
pemilik saham biasa.

Saham preferen memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

 Pembayaran dividen akan di prioritaskan


 Memiliki hak suara lebih dibanding saham biasa
 Jumlah dividen tidak berubah
 Saham preferren bisa diubah menjadi saham biasa

Selain dua jenis di atas, investasi saham juga dibagi menjadi beberapa jenis yang dilihat
dari kinerja perdagangannya antara lain :

1. Blue Chip Stocks – Saham biasa yang memiliki reputasi tinggi sebagai pemimpin
dalam industri.
2. Cyclical Stocks – Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi maksro.
3. Defensive Stocks – Saham yang tetap stabil dalam kondisi yang tidak pasti.
4. Income Stocks – Saham emiten dengan pembayaran dividen yang tinggi dari
sebelumnya.
5. Growth Stocks – Saham yang terdiri dari saham terkenal dan saham kurang
terkenal
6. Speculative Stocks – Saham yang memiliki potensi secara konsisten mendapat
penghasilan tinggi di masa mendatang.
7. Emerging Growth – Saham yang diterbitkan perusahaan tercatat relatif kecil dan
stabil.

Anda mungkin juga menyukai