Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BABI
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan permasalahan
penelitia sebagai berikut: 1. Apakah penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? 2. Apakah
penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
belajar pendidikan Agama Islam? 3. Apakah penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan akhlak?
C. Tujuan Penelitian
° Cony Semiawan, Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat
Seoptimal Mungkin, Jakarta, Dirjen DiktiDepdikbud,1998,hlm.43 ' Nur Uhbiyati dan Abu
Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung :Pustaka Setia, 1997,hlm.38 Tujuan yang diharapkan
oleh peneliti dalam kegiatan penelitia ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah
strategi pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan pehatian siswa dalam
belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Untuk mengetahui apakah strategi
pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. 3. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran dengan metode
sosiodrama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan akhlak siswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Penulis,
menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang penggunaan metode sosiodrama. 2.
Sekolah, dapat bermanfaat bahwa metode sosiodrama dapat diterapkan didalam pembelajaran
selain mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Guru, dapat menambah poengetahuan dan
daya mengajar dalam menggunakan metode pembelajaran, akhirnya guru tidak hanya
menggunakan satu metode yang sering digunakan. 4. Bagi siswa, dengan menggunakan metode
sosiodrama akan lebih senang dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya keterlibatan 6
siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Juga akan membuat siswa lebih aktif dalam
menerima pelajaran.
E. Kajian Pustaka
Istilah pembelajaran sering dipakai untuk menunjukan proses proses yang menekan pada
pola interaksi guru dan murid atau interaksi kegiatan belajar dan mengajar. Menurut Robert M.
Cagne belajar diartikan sebagai perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang
relative permanen sebagai hasil pengalaman dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang
komplek.8 Sedangkan mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berpikir,
dan bagaimana menyelidiki ( Conny Semiaman, 1992 : 8). Dari pendapat di atas, dapat dipahami
bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi dialami siswa sedangkan mengajar
merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh guru. Walaupun kegiatan belajar dan
kegiatan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, akan tetapi keduanya adalah saling
berkaitan dengan tujuan akhir yang sama yaitu bagaimana supaya teijadi perubahan yang optimal
pada diri siswa. 1. Metode Pembelajaran Teknik sosiodarama adalah mendramatisasikan dan
mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, dan gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial
antar manusia. Tujuan teknik sosiodrama dan bermain peran adalah agar siswa dapat: 8 Santoso,
puji. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.Jakarta : Universitas Terbuka .2007.hlm 17.
b. memahami perasaan orang lain. c. menempatkan dieri dalam situasi orang lain. d. mengerti
dan menghargai perbedaan pendapat. Sosiodrama dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam berlatih: a. menjiwai peran yang dimainkan. b. mengemukakan pendapat. c. memecahkan
masalah bersama. d. menarik simpulan dari sebuah peristiwa. e. bersosialisasi dengan
lingkungan. 2. Penguasaan Materi Pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran merupakan
indikator suatu keberhasilan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Proses tersebut
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu guru, siswa, dan lingkungan atau bisa disebut situasi
pembelajaran di kelas. Maka bukan hal yang mustahil bahwa pembelajaran yang excellent
( unggul ) dikeijakan oleh guru - guru artistik yang tidak memiliki konsep yang jelas tentang
tujuan tetapi mereka secara intuitif memiliki pemahaman tentang apa proses pembelajaran yang
baik, materi sajian apa yang dianggap penting / bermakna, topic apa yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, dan bagaimana menyajikan bahan secara efektif.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Dalam penulisan ini mengunakan bentuk guru 8 sebagai peneliti dimana
guru sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas.
Ditahap penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi
dan refleksi siklus ini berlanjut dan akan diberikan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
sudah cukup.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan saat berlangsungnya penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007 / 2008. Terdiri
dari dua pertemuan yaitu : Siklus I tanggal 5 Mei 2008. Siklus II tanggal 12 Mei 2008.
c. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa - siswi kelas 2 di SD Negeri 02 Kalikayen Kecamatan
Ungaan Timur tahun pelajaran 2007 / 2008 padaa pokok permasalahan peningkatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 2 dengan menggunakan metode sosiodrama. 9 2.
Kondisi penguasaan siswa sebelum diberi tindakan a. Dalam pembelajaran siswa kurang aktif
dalam menerima pelajaran di kelas. b. Dengan hasil post tes setelah adanya tindakan c. Kurang
adanya perpaduan penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang akhirnya siswa merasa
kejenuhan dalam menerima pelajaran. 3. Rancangan penelitian Dalam penelitian ini dirancang
dan ditetapkan sebagai penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kineija sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat'’ Adapun
rancangan tindakan ini dibagi melalui beberapa tahapan yaitu : a. Perencaanaan Rencanaan
merupakan kebutuhan pokok dalam melakukan setiap tindakan dalam penelitian ini, peneliti
merencanakan menggunakan 3 tahap. b. Rancangan tindakan Sebelum siswa yang akan diteliti
amati dan dan diberi tes tertulis dan diberi nilai. Tindakan pertama atau pada siklus I 9 Arikunto,
Suharsini. Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta, Bumi Aksara.2006. him 14. 10 Siswa diberi
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama kemudian dalam penelitian siswa
diberikan tes tertulis, pemberian nilai, dan analisa. Tindakan kedua ( siklus 11) Siswa diberi
pembelajaran dengan metode sosiodrama dan diberi tes tertulis kemudian dinilai hasil tesnya dan
dianalisa. c. Pelaksanaan 1. Siswa diberi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan metode sosiodrama. 2. Siswa diberi tes tertulis sebagai tolak ukur untuk
mengetahui tentang keberhasilan penggunaan metode sosiodrama dalam penbelajaran. 3. Siswa
dalam pembelajaran juga diamati dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam hal peningkatan akhlak. 4. Siswa diberi tes
yang kedua untuk meyakinkkan peneliti sejauh mana keberhasilan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam peningkatan akhlak dengan menggunakan metode sosiodrama. d. Siklus 1.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
2. Subyek penelitian
Subyek adalah siswa kelas 2 SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur dengan
jumlah siswa 42. 11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi
1. Pengertian Prestasi
Belajar Belajar merupakan bagian paling pokok dalam kehidupan manusia. Karena
dengan belajar seseorang akan mengalami perubahan - perubahan pada tingkah laku dan
ketrampilan. Serta perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Prestasi belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan .* Dengan demikian hasil dari pada
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, meningkatnya keterampilan dan bertambahnya
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas yang telah dicapai oleh seseorang yang sedang
mengalami proses belajar. Adapun ciri - ciri perubahan tingkah laku yang teijadi: a. Perubahan
yang teijadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat terus menerus c. Perubahan dalam
belajar bersifat pasif d. Perubahan dalam belajar bersifat terarah 1 Hamalik, Oemar. Metode
Belajar dan Kesulitan - Kesulitan Belajar,Bandung ,Tarsito,hlm 31 14 15
2. Tujuan belajar
Dalam belajar sudah barang tentu tidak akan lepas dari tujuan. Karena tujuan adalah
suaru rumusan hasil yang diharapkan dapat tercapai dan dapat diperoleh dalam kegiatan belajar.
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam antara lain : a. Menanamkan perasaan cinta dan taat
kepada Allah. b. Mendidik anak - anak menjadi anak yang berakhlak mulia dan adapt kebiasaan
yang baik. c. Membentuk menjadi warga Negara yang baik, yang berbudi pekerti yang luhur dan
berakhlakul karimah. Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Tujuan pendidikan agama adalah
mendidik anak - anak, pemuda - pemuda, orang dewasa supaya menjadi seseorang muslim sejati
beriman teguh beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga dapay menjadi salah seorang
anggota masyarakat yang sanhgup hidup diatas kaki sendiri, mengapdi kepada Allah dan
berbakti kepada bangsa dan tanah air bahkan sesame umat manusia/ Adapun tujuan khusus pada
penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD Negeri Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur yaitu
adanya perubahan pembentukan pribadi dan tingkah laku yang berakhlakul karimah atau akhlak
yang mulia. 2 Yunus, Mahmud. Meodik Khusus Pendidikan Agama. PT. Hidakarya Agung
Jakarta. 1983.him, 13. 16
3. Proses belajar
Proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan
psikomotor yang terjadi didalam diri siswa. Adapun perubahan itu adalah perubahan untuk
menuiu pasif yaitu adanya kemajuan dari keadaan sebelumnya. Yang semula belum tahu adat
bertamu yang baik akhirnya tahu dan dapat dilakuakan untuk kegiatan sehari — hari atau
menjadi terbiasa/ Sebelum diterapkannya metode sosiodrama pada siswa kelas dua SD Negeri
Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur, siswa kurang dapat menerapkan tentang bagaimana
tatakrama yang baik dalam bertamu, dan berbicara dengan orang yang lebih tua, namun setelah
diterapkannya proses pembelajaran dengan metode sosiodrama sanagat tamapk sekali perubahan
yang dialami siswa, sehingga siswa kelas dua dapat menerapkan kesopan santunannya baik
dalam bertamu atau menyapa orang lebih tua atau berkomunikasi dengan orang lain.
2. Rasional Keterampilan
Proses dalam pembelajaran Conny Semiawan mengemukakan empat alasan mengapa
pendekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran a.
Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,guru tidak mungkin
lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kalau guru tetap akan mengajarkan
semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, maka waktunya tidak akan cukup. Supaya
guru tetap memenuhi target waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum , maka cara yang
digunakan adalah sekedar menyampaikan informasi, seperti yang lazim metode ceramah. Siswa
memang memiliki segunung pengetahuan , tetapi mereka tidak dilatih menemukan sendiri dan
mengembangkan pengetahuan itu. 5 5 Supamo, Asas - asas Praktik Mengajar, Bratara, Jakarta ,
1998, him 12 19 b. Siswa — siswa , khususnya dalam usia perkembangan anak , secara
psikologis lebih mudah memahami konsep , apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh -
contoh kongrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Perkembangan kognitif
anak dilandasi oleh perbuatan, sebab intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas , baik
fisik maupun mental. c. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relatif . Artinya suatu
kebenaran teori pada saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi.
Suatu teori bisa gugur, bila ditemukan teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi suatu teori selalu
masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Untuk itu perlu orang - orang yang kritis, mempunyai
sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak - anak atau siswa sejak dini ditanamkan dalam dirinya
sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut,
untuk saat ini pantas diterima. d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membetuk manusia
yang utuh, artinya cerdas ,terampil, dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi
pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keteranpilan memproses ilmu,
diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan nilai. 3
C. Metode Sosiodrama
1. Pengertian sosiodrama
Istilah sosiodrama dan bermain peranan {role playing) dalam metode merupakan dua
istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan
dan silih berganti Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan
mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial Pada metode bermain peranan,
titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu
situasi masalah yang secara nyata dihadapi.0 Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain
peranan), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanyakedua metode tersebut
tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya. 6 6 Tim Pengembang PGSD, Strategi Belajar
Mengajar, Depdikbud. Jakarta. Him,93 21 Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan
bermain peran ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik
lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah
Abu Bakar, ketika beliau masuk Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui
metode sosiodrma dan bermain peran. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya
khalifah Abu Bakar masuk Islam, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung
dalam kisah tersebut. Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok
akhlaqul karimah (seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika berhadapan dengan
orang tuanya maupun anak durhaka kepada orang tuanya, misalnya sebagaimana cerita “Si Malin
Kundang” yang tersohor itu. Dan lainlainnya yang bersifat sosiodrama, dan bermain peran. *%
Perasan sosiodrama Peranan sosiodrama dapat digunakan apabila : a. Pelajaran dimaksudkan
untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang b. Pelajaran dimaksudkan
untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul
amanah yang telah dipercayakan c. Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil
suatu keputusan d. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga
diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam
masyarakat kelak 22 e. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai
sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-
angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya f.
Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi
kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan
sebagainya.