Anda di halaman 1dari 26

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKHLAK MELALUI

METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI


KALIKAYEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2007 / 2008

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan bahwa
pendidikan diasumsikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena
perubahan zaman yang senantiasa melaju dengan cepatnya menuntut dunia pendidikan untuk
selalu melakukan pembaharuan dalam mengatasi masalah - masalah pendidikan. Mutu
pendidikan dapat terwujud apabila proses belajar mengajar dapat beijalan secara efektif, artinya
dapat berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.1
Mengemukakan berbagai kriteria proses belajar mengajar yang efektif meliputi: 1. Proses belajar
mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dan bahan abstrak menjadi hal yang jelas
uan nyata. 2. Proses belajar mengajar mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar
peserta didik yang berbeda - beda. 3. Proses belajar mengajar mampu melayani perkembangan
belajar peserta didik yang berbeda - beda. 4. Proses belajar mengajar melibatkan peserta didik
secara aktif dalam pengajaran, sehingga mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan. 1 Sutopo, JokoPedontan penyusunan proposal penelitian . STAIN Salatiga 2008 hal
78 1 2 Proses belajar mengajar yang efektif seperti tersebut di atas, sering kali sulit diwujudkan
dalam praktek kegiatan belajarmengajar di kelas. Dalam hal ini karena proses belajar mengajar
yang melibatkan antara guru dan siswa pelaksanaannya masih belum maksimal. Seperti halnya
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih ditemukan rendahnya penerapan
pembentukan akhlak mulia dalam pembelajaran. Pada satu sisi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dipahami siswa dan guru sebagai bahan yang bersifat pengetahuan, di sisi lain strategi
penyampaian materi pembelajaran masih bertumpu pada metode-metode tertentu seperti ceramah
dan tugas. Akhirnya kegiatan pembelajaran tidak interaktif, kurang narik, dan terkesan hanya
mengejar target pada pokok permasalahan. Keadaan di atas perlu penanganan secara serius agar
peningkatan kualitas pembelajaran dapat tercapai sehingga peningkatan penguasaan materi
pembelajaran yang diharapkan dapat terwujud. Oleh karena itu, perlu diuji cobakan penerapan
berbagai strategi pembelajaran untuk mengetahui dampaknya bagi proses dan hasil
pembelajaran. Untuk memahami permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui kegiatan
penelitian tindakan kelas (PTK). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan kekuatan spiritual 3 keagamaan ,
kepribadian , kecerdasan akhlak mulia , serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.2 Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode -
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan.3 Menurut Poerbakawatja dan Harahab , Pendidikan adalah usaha
secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kedewasaan yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawamoril dari segala perbuatan. Orang dewasa
adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai
kewajiban untuk mendidik misalnya guru sekolah , pendeta atau kyai dalam lingkungan
keagamaan, Kepala - kepala asrama dan sebagainya.4 Menurut pendapat Gagne fungsi utama
guru adalah merancang , mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Guru bertugas mengalihkan
seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga pengetahuan itu menjadi bagian dari
system pengetahuan siswa.5 Dalam pendidikan Azas Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarsa
Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) menegaskan bahwa kedudukan guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar sangat strategis karena gurulah yang akan 2 Undang - Undang RI Nomor 20/Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kloang Klede Putra Timur bekerja sama dengan
Koperasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri ,2003,him. 11 J Muhibin Syah,
Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002 ), him. 10. 4 Ibid, him 11. 5 Elane
B.J., Contextual Teaching & Learning. Penerbit Corwin Pres.Inc.Colifomia,2007, him 234 4
menentukan kedalam materi dan keleluasaan materi pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya memperluas dan
memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang efektif, efisien,menarik dan hasil
pembelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dan dicapai oleh setiap guru.° Menurut Imam
Ghazali yang dikutip oleh Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi bahwa tujuan pendidikan adalah
membentuk insane purnama, baik dunia maupun akhirat. Menurut Iman Ghazali manusia dapat
mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya berusaha
mengamalkan melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan permasalahan
penelitia sebagai berikut: 1. Apakah penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? 2. Apakah
penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
belajar pendidikan Agama Islam? 3. Apakah penerapan pembelajaran dengan metode sosiodrama
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan akhlak?

C. Tujuan Penelitian
° Cony Semiawan, Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat
Seoptimal Mungkin, Jakarta, Dirjen DiktiDepdikbud,1998,hlm.43 ' Nur Uhbiyati dan Abu
Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung :Pustaka Setia, 1997,hlm.38 Tujuan yang diharapkan
oleh peneliti dalam kegiatan penelitia ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah
strategi pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan pehatian siswa dalam
belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Untuk mengetahui apakah strategi
pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. 3. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran dengan metode
sosiodrama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan akhlak siswa.

D. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Penulis,
menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang penggunaan metode sosiodrama. 2.
Sekolah, dapat bermanfaat bahwa metode sosiodrama dapat diterapkan didalam pembelajaran
selain mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Guru, dapat menambah poengetahuan dan
daya mengajar dalam menggunakan metode pembelajaran, akhirnya guru tidak hanya
menggunakan satu metode yang sering digunakan. 4. Bagi siswa, dengan menggunakan metode
sosiodrama akan lebih senang dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya keterlibatan 6
siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Juga akan membuat siswa lebih aktif dalam
menerima pelajaran.

E. Kajian Pustaka
Istilah pembelajaran sering dipakai untuk menunjukan proses proses yang menekan pada
pola interaksi guru dan murid atau interaksi kegiatan belajar dan mengajar. Menurut Robert M.
Cagne belajar diartikan sebagai perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang
relative permanen sebagai hasil pengalaman dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang
komplek.8 Sedangkan mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berpikir,
dan bagaimana menyelidiki ( Conny Semiaman, 1992 : 8). Dari pendapat di atas, dapat dipahami
bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi dialami siswa sedangkan mengajar
merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh guru. Walaupun kegiatan belajar dan
kegiatan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, akan tetapi keduanya adalah saling
berkaitan dengan tujuan akhir yang sama yaitu bagaimana supaya teijadi perubahan yang optimal
pada diri siswa. 1. Metode Pembelajaran Teknik sosiodarama adalah mendramatisasikan dan
mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, dan gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial
antar manusia. Tujuan teknik sosiodrama dan bermain peran adalah agar siswa dapat: 8 Santoso,
puji. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.Jakarta : Universitas Terbuka .2007.hlm 17.
b. memahami perasaan orang lain. c. menempatkan dieri dalam situasi orang lain. d. mengerti
dan menghargai perbedaan pendapat. Sosiodrama dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam berlatih: a. menjiwai peran yang dimainkan. b. mengemukakan pendapat. c. memecahkan
masalah bersama. d. menarik simpulan dari sebuah peristiwa. e. bersosialisasi dengan
lingkungan. 2. Penguasaan Materi Pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran merupakan
indikator suatu keberhasilan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Proses tersebut
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu guru, siswa, dan lingkungan atau bisa disebut situasi
pembelajaran di kelas. Maka bukan hal yang mustahil bahwa pembelajaran yang excellent
( unggul ) dikeijakan oleh guru - guru artistik yang tidak memiliki konsep yang jelas tentang
tujuan tetapi mereka secara intuitif memiliki pemahaman tentang apa proses pembelajaran yang
baik, materi sajian apa yang dianggap penting / bermakna, topic apa yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, dan bagaimana menyajikan bahan secara efektif.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Dalam penulisan ini mengunakan bentuk guru 8 sebagai peneliti dimana
guru sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas.
Ditahap penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi
dan refleksi siklus ini berlanjut dan akan diberikan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
sudah cukup.

1. Tempat waktu dan subyek penelitian


a. Tempat penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini mengambil tempat di SD Negeri Kalikayen 02
Kecamatan Ungaran Timur tahun pelajaran 2007 / 2008 semester 2.

b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan saat berlangsungnya penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007 / 2008. Terdiri
dari dua pertemuan yaitu : Siklus I tanggal 5 Mei 2008. Siklus II tanggal 12 Mei 2008.

c. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa - siswi kelas 2 di SD Negeri 02 Kalikayen Kecamatan
Ungaan Timur tahun pelajaran 2007 / 2008 padaa pokok permasalahan peningkatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 2 dengan menggunakan metode sosiodrama. 9 2.
Kondisi penguasaan siswa sebelum diberi tindakan a. Dalam pembelajaran siswa kurang aktif
dalam menerima pelajaran di kelas. b. Dengan hasil post tes setelah adanya tindakan c. Kurang
adanya perpaduan penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang akhirnya siswa merasa
kejenuhan dalam menerima pelajaran. 3. Rancangan penelitian Dalam penelitian ini dirancang
dan ditetapkan sebagai penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kineija sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat'’ Adapun
rancangan tindakan ini dibagi melalui beberapa tahapan yaitu : a. Perencaanaan Rencanaan
merupakan kebutuhan pokok dalam melakukan setiap tindakan dalam penelitian ini, peneliti
merencanakan menggunakan 3 tahap. b. Rancangan tindakan Sebelum siswa yang akan diteliti
amati dan dan diberi tes tertulis dan diberi nilai. Tindakan pertama atau pada siklus I 9 Arikunto,
Suharsini. Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta, Bumi Aksara.2006. him 14. 10 Siswa diberi
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama kemudian dalam penelitian siswa
diberikan tes tertulis, pemberian nilai, dan analisa. Tindakan kedua ( siklus 11) Siswa diberi
pembelajaran dengan metode sosiodrama dan diberi tes tertulis kemudian dinilai hasil tesnya dan
dianalisa. c. Pelaksanaan 1. Siswa diberi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan metode sosiodrama. 2. Siswa diberi tes tertulis sebagai tolak ukur untuk
mengetahui tentang keberhasilan penggunaan metode sosiodrama dalam penbelajaran. 3. Siswa
dalam pembelajaran juga diamati dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam hal peningkatan akhlak. 4. Siswa diberi tes
yang kedua untuk meyakinkkan peneliti sejauh mana keberhasilan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam peningkatan akhlak dengan menggunakan metode sosiodrama. d. Siklus 1.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

2. Subyek penelitian
Subyek adalah siswa kelas 2 SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur dengan
jumlah siswa 42. 11

3. Teknik mengumpulkan data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah a. Observasi
Dalam penelitian tindakan kelas akan digunakan metode observasi, yaitu suatu metode yang
digunakan untuk mendapatkan data dimana peneliti mengadakan poengamatan secara langsung
kepada obyek yang diteliti. b. Metode tes tertulis Metode tes tertulis adalah suatu metode atau
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan secara tertulis terhadap siswa.
Karena metode ini dirasa lebih efektif untuk mengetahui keberhasikan siswa dalam pembelajaran
Pendidiksn Agama Islam untuk meningkatkan akhlak dengan metode sosiodrama.
4. Tekknik analisa data
Untuk menganalisa data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan sistem tes “ t “.'°
Sebagai berikut: 1. Mencari Mean Of Defference ( M n ) 2. Mencari Standar Deviasi 10
Sudijono, Anas.Pengantar Stistik Pendidikan .1990 him 289. 12 5. Mencari Standar Error dari
Mean Defference ( SE M D ) S E M D 4. Mencari t observasi t o Mn St- UD

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi
1. Pengertian Prestasi
Belajar Belajar merupakan bagian paling pokok dalam kehidupan manusia. Karena
dengan belajar seseorang akan mengalami perubahan - perubahan pada tingkah laku dan
ketrampilan. Serta perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Prestasi belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan .* Dengan demikian hasil dari pada
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, meningkatnya keterampilan dan bertambahnya
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas yang telah dicapai oleh seseorang yang sedang
mengalami proses belajar. Adapun ciri - ciri perubahan tingkah laku yang teijadi: a. Perubahan
yang teijadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat terus menerus c. Perubahan dalam
belajar bersifat pasif d. Perubahan dalam belajar bersifat terarah 1 Hamalik, Oemar. Metode
Belajar dan Kesulitan - Kesulitan Belajar,Bandung ,Tarsito,hlm 31 14 15

2. Tujuan belajar
Dalam belajar sudah barang tentu tidak akan lepas dari tujuan. Karena tujuan adalah
suaru rumusan hasil yang diharapkan dapat tercapai dan dapat diperoleh dalam kegiatan belajar.
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam antara lain : a. Menanamkan perasaan cinta dan taat
kepada Allah. b. Mendidik anak - anak menjadi anak yang berakhlak mulia dan adapt kebiasaan
yang baik. c. Membentuk menjadi warga Negara yang baik, yang berbudi pekerti yang luhur dan
berakhlakul karimah. Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Tujuan pendidikan agama adalah
mendidik anak - anak, pemuda - pemuda, orang dewasa supaya menjadi seseorang muslim sejati
beriman teguh beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga dapay menjadi salah seorang
anggota masyarakat yang sanhgup hidup diatas kaki sendiri, mengapdi kepada Allah dan
berbakti kepada bangsa dan tanah air bahkan sesame umat manusia/ Adapun tujuan khusus pada
penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD Negeri Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur yaitu
adanya perubahan pembentukan pribadi dan tingkah laku yang berakhlakul karimah atau akhlak
yang mulia. 2 Yunus, Mahmud. Meodik Khusus Pendidikan Agama. PT. Hidakarya Agung
Jakarta. 1983.him, 13. 16

3. Proses belajar
Proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan
psikomotor yang terjadi didalam diri siswa. Adapun perubahan itu adalah perubahan untuk
menuiu pasif yaitu adanya kemajuan dari keadaan sebelumnya. Yang semula belum tahu adat
bertamu yang baik akhirnya tahu dan dapat dilakuakan untuk kegiatan sehari — hari atau
menjadi terbiasa/ Sebelum diterapkannya metode sosiodrama pada siswa kelas dua SD Negeri
Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur, siswa kurang dapat menerapkan tentang bagaimana
tatakrama yang baik dalam bertamu, dan berbicara dengan orang yang lebih tua, namun setelah
diterapkannya proses pembelajaran dengan metode sosiodrama sanagat tamapk sekali perubahan
yang dialami siswa, sehingga siswa kelas dua dapat menerapkan kesopan santunannya baik
dalam bertamu atau menyapa orang lebih tua atau berkomunikasi dengan orang lain.

4. Faktor yang mempengaruhi proses belajar


Pendapat dari Oemar Hamalik, faktor kesulitan belajar a. Faktor-faktor yang terdiri dari
diri sendiri 1) Kurang adanya minat terhadap bahan pelajaran 2) Gangguan kesehatan 3) Tidak
adanya tujuan yang jelas J Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002 ), him 109. 17 b. Faktor - faktor yang bersumber dari lingkungan luar 1)
Kurangnya bahan - bahan ajar 2) Kurangnya alat peraga 3) Bahan pelajaran tidak sesuai dengan
kemampuan c. Faktor yang bersumber pada lingkungan keluarga 1) Masalah kemampuan
ekonomi 2) Masalah pertengkaran orang tua 3) Kurang adznya pengaawasan orang tua d. Faktor
yang bersumber dari masyarakat 1) Tidak dapa membagi waktu 2) Tidak mempunyai kelompok
belajar 3) Aktif berorganisasi Ada faktor lain yang mempengaruhi kesulitan bekeija, yaitu lupas
dan kejauhan/
B. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
1. Pengertian keterampilan
Proses Kurikulum yang berorentasi pada materi dan tujuan, sekarang nampaknya sudah
Edak lagi dengan tuntutan zaman. Perlu ditambahkan satu pemikiran lain, yanu bagaimana
memproses hasil belajar berupa konsep dan fakta yang sudah diperoleh itu, untuk
mengembangkan diri, untuk memenuhi sesuatu yang baru. Dengan konsep dan fakta yang tidak
banyak , tetapi 4 4 Hamalik, Oemar. Metode Bilajar dan Kesulitan - Kesulitan
Belajar,Bandung ,Tarsito,hlm, 117. l8 dipahami betul, dapat diproses untuk menguasai dan atau
menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak . Justru pemberian konsep dan fakta yang
terlalu banyak,dapat menghambat kreativitas siswa.3 Jadi pendekatan keterampilan proses
menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga
dipahami dan uapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhannya dimasyarakat.
Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatnkan mutu pendidikan.

2. Rasional Keterampilan
Proses dalam pembelajaran Conny Semiawan mengemukakan empat alasan mengapa
pendekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran a.
Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,guru tidak mungkin
lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kalau guru tetap akan mengajarkan
semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, maka waktunya tidak akan cukup. Supaya
guru tetap memenuhi target waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum , maka cara yang
digunakan adalah sekedar menyampaikan informasi, seperti yang lazim metode ceramah. Siswa
memang memiliki segunung pengetahuan , tetapi mereka tidak dilatih menemukan sendiri dan
mengembangkan pengetahuan itu. 5 5 Supamo, Asas - asas Praktik Mengajar, Bratara, Jakarta ,
1998, him 12 19 b. Siswa — siswa , khususnya dalam usia perkembangan anak , secara
psikologis lebih mudah memahami konsep , apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh -
contoh kongrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Perkembangan kognitif
anak dilandasi oleh perbuatan, sebab intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas , baik
fisik maupun mental. c. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relatif . Artinya suatu
kebenaran teori pada saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi.
Suatu teori bisa gugur, bila ditemukan teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi suatu teori selalu
masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Untuk itu perlu orang - orang yang kritis, mempunyai
sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak - anak atau siswa sejak dini ditanamkan dalam dirinya
sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut,
untuk saat ini pantas diterima. d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membetuk manusia
yang utuh, artinya cerdas ,terampil, dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi
pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keteranpilan memproses ilmu,
diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan nilai. 3

3. Kemampuan Dasar dalam Keterampilan Proses 20


Ilmuwan - ilmuwan yang menemukan sesuatu yang baru, menurut pengamatan , tidak
menguasai konsep semua dan fakta dalam suatu bidang ilmu. Namun mereka mempunyai
kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka
mampu mencipiakan atau menemukan sesuatu yang baru. Kemampuan - kemampuan dasar yang
dimaksud, antara lain : mengobservasi, menghitung , mengukur, mengklasifasikan, mencari
hubungan ruang / waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen,
mengedalikan variabel, menerapkan, mengkomukasikan.

C. Metode Sosiodrama
1. Pengertian sosiodrama
Istilah sosiodrama dan bermain peranan {role playing) dalam metode merupakan dua
istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan
dan silih berganti Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan
mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial Pada metode bermain peranan,
titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu
situasi masalah yang secara nyata dihadapi.0 Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain
peranan), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanyakedua metode tersebut
tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya. 6 6 Tim Pengembang PGSD, Strategi Belajar
Mengajar, Depdikbud. Jakarta. Him,93 21 Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan
bermain peran ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik
lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah
Abu Bakar, ketika beliau masuk Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui
metode sosiodrma dan bermain peran. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya
khalifah Abu Bakar masuk Islam, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung
dalam kisah tersebut. Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok
akhlaqul karimah (seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika berhadapan dengan
orang tuanya maupun anak durhaka kepada orang tuanya, misalnya sebagaimana cerita “Si Malin
Kundang” yang tersohor itu. Dan lainlainnya yang bersifat sosiodrama, dan bermain peran. *%
Perasan sosiodrama Peranan sosiodrama dapat digunakan apabila : a. Pelajaran dimaksudkan
untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang b. Pelajaran dimaksudkan
untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul
amanah yang telah dipercayakan c. Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil
suatu keputusan d. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga
diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam
masyarakat kelak 22 e. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai
sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-
angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya f.
Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi
kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan
sebagainya.

3. Langkah-langkah sosiodrama yang ditempuh


a. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya
terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk
memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas b. Menerapkan situasi
dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar
belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut c. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat
dilakukan sedemikian rupa d. Setelah sosiodrama itu dalam puncak klimas, maka guru dapat
menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinankemungkinan pemecahan
masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat
dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan
buntu 23 e. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa ^ i catatan
jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya 4. Kebaikan Metode Sosiodrama a.
Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengalaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan b. Sangat menarik bagi siswa,
sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias c. Membangkitkan gairah
dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan
kesetiakawanan sosial yang tinggi d. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan
mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan
siswa sendiri e. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan keija Kelemahan-keiemahannya
Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan
memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode
tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. 24 Mungkin sekali kita perlu memakai
metode diskusi, audio visual, tanya jawab dan metode-metode lain yang dapat dianggap
melengkapi metode sosiodrama/bermain peran. Kelemahan metode sosiodrama dan bermain
peran ini terletak pada: 1. Sosiodrama dan bermain peran memerlukan waktu yang relatif
panjang/banyak 2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya 3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai
pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu 4. Apabila pelaksanaan
sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang
baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai. 5. Tidak semua materi pelajaran
dapat disajikan melalui metode ini. 6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan
melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini. Saran-saran yang perlu pendapat perhatian
dalam pelaksanaan metode ini. 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode
ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah
dilaksanakan. 2. Melatar belakang cerita sosiodrama dan bermain peranan tersbeut. Misalnya
bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum
menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk 25 Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat
dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik. 3 Guru menjelaskan bagaimana
proses pelaksanaan sosiodrama dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa
lakukan/mainkan 4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan
jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton. 5. Guru dapat menghentikan
jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama. Sebaiknya diadakan
latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum sosiodrama
dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya. D. Mata Pelajaran Akhlak Program pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) adalah tetap mengedepankan penanaman pada akhlak siswa. 1.
Pendekatan dan Prinsip Pembelajaran Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
seorang guru tidak hanya terpaku pada stua mata pelajaran saja tetapi juga harus melihat secara
menyeluruh atau terpadu. Yang perlu menjadi perhatian seperti; a. Keimanan; yakni suatu
pendekatan yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman
adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat. 26 b. Pengamalan c. Pembiasaan d.
Rasional e. Emosional f. Fungsional g. Keteladanan Sementara itu dalam kegiatan pembelajaran
seorang guru Pendidikan Agama Islam perlu memperhatikan beberapa prinsip di bawah ini
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif; a. Berpusat pada peserta didik.
b. Belajar dengan melakukan c. Mengembangkan kecakapan sosial. d. Mengembangklan fitroh
bertuhan e. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah. f. Mengembangkan kreatifitas
peserta didik. g. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi. h. Menumbuhkan kesadaran
sebagai warga Negara yang baik. i. Menumbuhkan kesadaran semangat belajar sepanjang hayat.
j. Mengembangkan perpaduan antara kompetisi , kerjasama dan solidaritas. 2. Penerapan Akhlak
Materi akhlak diarahkan kepada pemberian kemampuan dasar peseta didik untuk dapat
memahami rukun Iman dan Islam dengan 27 sederhana serta pengamalan dan pembiasaan
berakhlak islami sederhana pula, untuk dapat dijadikan landasan perilaku terpuji dalam
kehidupan sehari - hari serta sebagpi bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.7 Hambatan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Andi Rasdianah mengemukakan beberapa kelemahan
lainnya dari Pendidikan Agama Islam di sekolah baik dalam materi maupun dalam
pelaksanaannya yaitu: 1) Bidang Teolog, ada kecenderungan mengarah pada faham falaistik. 2)
Bidang akhlak berorientasi pada sopan santun dan belum dipahami dengan keseluruhan .pribadi
manusia beragama. 3) Bidang ibadah kurang ditekankan sebagai proses pembentukan
kepribadian. 4) Bidang hokum cenderung dipelajari sebagai tata aturan yang tidak akan berubah
sepanjang masa dan kurang memahami dinamika dan jiwa hokum islam. ' Syaefudin , Didin.
Penyelenggara Pendidikan Agama Islam ( SD dan SMP) . Jakarta. Depag, 2005, him 112.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Situasi umum SD Negeri Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang L


Letak Dan Keadaan Geografis SD Negeri Kalikayen 02 berada di sebelah Utara Jalan antar kota
Kecamatan . Lebih tepatnya terletak di Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. SDN Kalikayen terletak jauh dari keramaian untuk kegiatan belajar mengajar sangat
kondusif. Letak yang strategis yaitu di tengah - tengah Desa. 2. Sejarah Berdirinya SDN
Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. SDN Kalikayen didirikan pada
tahun 1975 , selang 1 tahun tepatnya tahun 1976 mulai menerima siswa baru untuk kelas satu. 3.
Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Kegiatan belajar mengajar di SDN Kalikayen 02 di dukung oleh fasilitas yang cukup
walaupun gedung semi permanen akan tetapi cukup kokoh 28 29 kontruksi bangmannya. Alat
praktek dan koleksi buku perpustakaan cukup mendukung daam proses belajar mengajar.
Adapun Tirana fisik yang dimiliki SDN Kalikayen 02 adalah sebagai berikut: a. 6 ruang kelas
belajar b. sebuah ruang iewan guru c. sebuah ruang Kepala Sekolah d. sebuah ruang L KS e.
sebuah lapanmn sudah berpavin Sedang alat-alat yang dimiliki SDN Kalikayen 02 cukup
memadai antara lain : alat - ain olah raga, KIT IPA, alat seni musik dan alat ketrampilan. 2.
Keadaan Gnrn dan Karyawan SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Tenaga Kepeididikan di SD Negeri Kalikayen 02 sebanyak 9 orang terdiri dari 7 guru
negeri dm 2 guru wiyata bhakti. 30 3. Keadan Siswa SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang. KEADAAN SISWA SDN K Al IXAYF.N 02 KECAMATAN
UNGARAN TIMUR KADIPATEN SEMARANG TAHUN 2007/200$ NO KELAS JUMLAH
SISWA 1. 1 44 2. 11 42 3. 111 35 4. IV 44 5. V 44 6. VI 36 JML 6 245 4. Kegiatan Ekstra
Kurikuler SDN Kalikayen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. SDN Kalikayen
02 walaupun terletak di Desa untuk kegiatan ekstra kurikuler juga tidak ketinggalan. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan adalah iebagai berikut: a. Pramuka b. Olah raga yaitu sepak takrow
c. Kesenian yaitu seni musik 31 B. Pendidikan Agama Islam Materi PAI yang diajarkan
menggunakan Kurikulum KTSP tahun 2007. Adapun untuk materi pokok meliputi: Semester I
( Gasal) a. Al-Quran - . Mengenal Huruf Hijaiyah Mengenal Tanda Baca b. Aqidah Mengenal
Asmaul Husna d. Fiqih Mengenal Tata Cara Wudu Menghafal Bacaan Sholat. Semester II
( Genap) a. Al - Quran Membaca Al Quran Surat Pendek b. Aqidah Mengenal Asmaul Husna c.
Akhlak Membiasakan perilaku terpuji Kepada Guru d. Fiqih Membiasakan Sholat secara Tertib
32 C. Pelaksanaan siklus I Dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada peningkatan akhlak pada siswa kelas 2 SD Negeri Kalikayen Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang maka peneliti mengembangkan rencana penelitian
tindakan kelas berupa prosedur keija yang dilaksanakan didalam kelas. Dalam penelitian ini
terdiri dari 2 siklus yang masing - masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. a. Proses perencanaan 1) Merancang pembelajaran dengan menitik
beratkan pada usaha meningkatkan, membangkitkan minat dan motivasi siswa. 2) Menyusun
lembar observasi sebagai panduan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 3) Merancang tes
formatif b. Proses pelaksanaan pembelajaran 1) Peneliti mengatur tempat duduk dan mencatat
kehadiran siswa 2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3) Peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 4-5 siswa 4) Peneliti
memberi penjelasan kepada siswa tiap kelompok untuk menunjuk menjadi pemeran atau pelaku
5) Peneliti mengamati dan memberi nilai 6) Peneliti menyimpulkan materi yang diajarkan 7)
Siswa mengerjakan tes 33 c. Proses Pengamatan Peneliti mengamati seluruh kegiatan siswa
waktu berlangsungnya pembelajaran Peneliti mencatat semua temuan waktu berlangsungnya
pembelajaran antaralain 1) Masih banyak siswa yang malu waktu memerankan sebagai tokoh
atau pelaku 2) Dari kelompok hanya ada 4 kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan
baik d. Refleksi Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan
pengamatan atas tindakan yang dilakukan diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: 1) Masih ada
sebagian kelompok yang belum tahu akan tugas yang diberikan 2) Masih belum bisa
memerankan dengan baik dalam penokohan D. Pelaksanaan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi
terdapat perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan didiskusikan dengan teman sejawat, maka
disusun rencana pembelajaran yang terdiri dari beberapa prosedur kerja yang dilaksanakan dalam
kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1. Proses
perencanaan a. Merancang pembelajaran dengan menambah kegiatan menggunakan alat peraga
dan memfokuskan pada metode sosio drama atau bermain peran b. Menyusun lembar kerja siswa
c. Mengevaluasi lembar kerja siswa d. Mengecek kembali lembar pengamatan e. Merancang tes
formatif 2. Proses pelaksanaan pembelajaran a. Peneliti mengatur tempat duduk dan mencatat
kehadiran siswa b. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Membagi
menjadi 8 kelompok dengan beranggota 5 -6 siswa d. Peneliti menyuruh masing - masing
kelompok untuk memerankan e. Siswa mengerjakan tes f. Peneliti bersama siswa membuat
kesimpulan 3. Proses pengamatan a. Peneliti mengamati seluruh kegiatan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran b. Peneliti mencatat temuan - temuan pada saat pembelajaran
antara lain c. Siswa sudah tidak malu-malu lagi dalam memerankan sebagai tokoh atau pelaku d.
Dari 8 kelompok hanya 1 kelompok yang belum bisa memerankan 34 dengan baik 35 4. Refleksi
Setalah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan pengamatan atau
tindakan yang dilakukan diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: a. Dengan menggunakan alat
peraga dan difokuskannya pembelajaran dengan metode sosio drama dengan penjelasan-
penjelasan yang dianggap diperlukan siswa, akhirnya siswa terlihat lebih antusias dalam dan
lebih senang dalam mengikuti pelajaran b. Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II sudah beijalan dengan baik terbukti dari hasil belajar siswa teriah memenuhi standar
kepantasan 65 dengan demikian hepotesis tindakan yang telah dirumuskan terbukti
kebenarannya. Berdasarkan temuan hasil refleksi maupun evaluasi pada perbaikan pembelajaran
siklus II maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga dan memfokuskan
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dalam proses perbaikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam untuk peningkatan siswa berakhlakul karimah berhasil, hal ini dapat
dilihat dari analisa tes yang dilakukan setelah akhir pelaksanaan siklus II. Siswa yang
memperoleh nilai lebih dari 65 mencapai dengan nilai rata - rata kelas. E. Metode pengumpulan
data 1. Metode Pengamatan a. Peneliti mengamati seluruh kegiatan siswa selama berlangsungnya
pembelajaran b. Peneliti mencatat temuan - temuan pada saat pembelajaran antara lain 1) Siswa
sudah tidak malu-malu lagi dalam memerankan sebagai tokoh atau pelaku 2) Kelompok yang
belum bisa memerankan dengan baik 3) Mengadakan tes Tes yang digunakan adalah tes yang
dibuat oleh peneliti yang fungsinya. a. Untuk menetukan jumlah siswa yang telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan. b. Untuk mengetahui suatu tujuan yang telah tercapai. c. Untuk
memperoleh suatu nilai Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa secara individu maupun secara klasikal. Disamping itu juga untuk mengetahui letak
kesalahan atau kekurangan yang dilakukan siswa sehingga kelemahan - kelemahan itu yang perlu
adanya tindakan untuk menguatkan data yang dikumpulkan peneliti juga menggunakan metode
pengamatan. 36 37 F. Analisa data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang telah
peneliti kumpulkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan,
maka oleh peneliti digunakannya analisis data kuantitatif. Adapun cara perhitungan untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Merekap
hasil tes 2) Merekap hasil pengamatan 3) Menghitung jumlah skor yang tercapai dan
prosentasenya untuk masing - masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar,
yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu; siswa dikatakan tuntas secara
individual jika mendapat nilai minimal 65. Sedangkan secara individual memnuhi 85%, yang
telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah hasil uji coba item butir soal data
observasi berupa pengamatan pengelolaan model pengajaran dan pengamatan afctifitas siswa dan
peneliti pada akhir pembelajaran dan data tes formatif siswa pada setiap diskusi. Data lembar
pengamatan yaitu pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode sosiodrama untuk mengetahui pengaruh penerapan metode sosiodrama
dalam meningkatkan akhlak siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan dan
keberhasilan prestasi siswa setelah diterapkannya prses belajar mengajar dengan menerapkan
metode sosiodrama. A. Analisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, soal tes
formatif, dan lembar pengamatan serta alat-alat pengajaran yang mendukung adanya kegiatan
belajar mengajar. 38 39 b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan atau proses belajar mengajar
untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2008 di kelas 2 SD Negeri Kalikayen 02 dengan
jumlah siswa sebanyak 42 anak. Adapun proses belajar mengajar (PBM) mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabie 1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif
Siswa pada Siklus I No. Uraian Hasil siklus 11 1. Nilai rata tes formatif 70,71 2. Jumlah siswa
yang tuntas belajar 31 3. Presentasi ketuntasan belajar 73, 80 Dari table di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode sosiodrama diperoleh nilai rata-
rata pada prestasi belajar siswa 70,71% dan ketuntasan belajar mencapai 73,80% atau ada 31
siswa dari 42 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara
klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya
73,80 %, lebih 40 kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85 %. Hal ini
disebabkan kirena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa vanr dimaksud dan
digunakan peneliti dengan menerapkan pembeajaran menggunakan metode sosiodrama. c.
Analisis Data Keaktifan, Semangat, dan Partisipasi 1. Keaktifan Dari analisis data diperoleh 24
anak (57,14%) memiliki keaktifan baik 10 anak (23,80%) memiliki keaktifan atau perhatian
cukur, dan 8 anak (19,04%) memiliki keaktifan kurang. 2. Semangat Dari anaisis data diperoleh
hasil sebanyak 25 anak (59,52%) memliki semangat yang tinggi, 10 anak (23,80%) memiliki
semargat yang cukup, dan 7 anak (16,66%) memiliki semangat kurarg. 3. Partisipasi Dari anaisis
data diperoleh hasil sebanyak 22 anak (52,38%) memiliki partisipasi yang baik, 11 anak
(26,19%) partisipasi cukip. dan 9 anak (21,42%) memiliki partisipasi kurang. 41 d. Refleksi
Dalam pelaksanaan proses belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1.
Peneliti kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan. 2. Peneliti kurang
maksimal dalam pengelolaan waktu. 3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. e.
Revisi Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan sehingga
perlu adanya refisi unutk dilakukan pada siklus II. 1. Peneliti perlu lebih banyak memberi
motivasi kepada siswa yang lebih jelas dalam menyampaikan tujuan. 2. Peneliti perlu membagi
waktu secara baik selama proses pembelajaran berlangsung. 3. peneliti lebih teramoil dalam
menggunakan alat peraga dan lebih bersemangat dalam menyampaikan materi pembelajaran. 2.
Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran, soal tes formatif, dan alat-alat pengajaran yang mendukung
serta mempersiapkan lembar pengamatan atau observasi. 42 b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan
proses balajar mengajar unutk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2008 di kelas 2 SD
Negeri K-iIikayen 02 dengan jumlah siswa sebanyak 42 anak. Dalam hal iri peneliti bertindak
sebagai pengajar. Adapun proses belajar irengajar mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan atau observasi dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif kedua dengan tujuan unutk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dilam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Juga peneliti men\mbuat lembar pengamatan
untuk mengetahui nsampai di mana peningkatan akhlak siswa dalam pembelajaran.’Adapun hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Table 2. Rekapitulasi Tes Formatif Siswa pada
Siklus II 1 No. Uraian Hasil siklus II i. j Nilai rata - rata tes formartif Jumlah siswa yang tuntas
belajar Persentase ketuntasan belajar 78, 33 37 88, 01% 43 Berdasar tabel di atas diperoleh rata-
rata tes formatif sebesar 78,33% dan dari 42 siswa yang telah tuntas sebanyak 37 siswa dan 5
siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang telah dicapai sebesar 88,09% (termasuk sudah
tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan pada siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemempuan peneliti dalam menerapkan pembelajaran dengan metode sosiodrama sehingga
siswa lebih mudah dan merasa lebih senang dan bersemangat tinggi dalam menerima pelajaran.
c. Analisis data keaktifan, semangat dan partisipasi 1. Keaktifan Dari analisis data diperoleh hasil
sebanyak 38 anak (90,47%)memilik keaktifan dan perhatian baik, 2 anak (4,76%) memiliki
keaktifan dan perhatian yang cukup, dan 2 anak (4,76%) memilliki keaktifan dan perhatian
kurang. 2. Semangat Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 39 anak (92,85%) memiliki
semangat baik, 1 anak (2,38%) memiliki semangat cukup dan 2 anak (4,76%) memiliki semangat
kurang. 44 3. Partisipasi Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 36 anak (85,71%) memiliki
partisipasi baik, 4 anak (9,52%)memiHki partisipasi cukup dan 2 anak (4,76%) memiliki
partisipasi kurang. d. Refleksi Ada siklus II guru atau peneliti telah menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan metode sosiodrama dewngan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta
hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah beijalan dengan baik, tetapi yang
perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa
yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dapat
meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan 1. Ketuntasan hasil
belajar siswa Melalui hasil penelitian ini mennjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode sosiodrama memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. 45 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan peningkatan akhlak, dalam
pembelajaran dengan mengguanakan metode sosiodrama yang paling dominan adalah belajar
dengan sesame anggota kelompok, memperhatikan pelajaran guru dan diskusi antar siswa /
antara siswa dengan guru, jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa adalah aktif. Dari
pengumpulan data siswa kelas II dari siklus I dan II dapat diolah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: 1. Mencari Mean Of Defference ( M D ) nr = ^ =9,52 2. Mencari Standar
Deviasi = 5,963 3. Mencari Standar Error dari Mean Defference ( SEA/D ) _ 5,963 = 0,931 46 3.
Mencari t observasi _ 9,52 0,931 = 10,225 Interpretasi: Ha = terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai siswa yang menggunakan sosiodrama setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan
siklus II Ho = Tidak terdapat terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa yang
menggunakan sosiodrama setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II t tabel = db. Dt
= N-1 = 4 2 -1 = 41 t tabel = 2.00 to dibanding dengan t tabel = to > t tabel =10,225 >2.00
Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa yang menggunakan
sosiodrama dibandingkan nilai siswa yang tidak menggunakan sosiodrama.
KESIMPULAN DAN SARAN BAB V A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dipaparkan selama dua siklus hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran sosiodrama dapat meningkatkan
perhatian pembelajaran PAI ( Pendidikan Agama Islam ). 2. Metode pembelajaran sosiodrama
dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar pendidikan Agama Islam 3. Dengan metode
sosiodrama siswa dapat meningkatkan Prestasi Mata Pelajaran ahlak ditandai adanya
peningkatan keaktifan, semangat dan partisipasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam .
Sehingga keberhasilan dari metode sosiodarma secara kuantitatif ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I 70,71 % dan siklus II 78, 33 % B.
Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar
lebih efektif dan lebih memberi hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut: 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran sosiodrama perlu dipersiapkan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih tema yang benar - benar bisa
diterapkan dengan pembelajaran sosiodrama. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa, guru hendaknya lebih sering melatih dengan berbagai metode pembelajaran walau dalam
47 48 taraf yang sederhana dimana siswa nantinya dapat menemukan sendiri dan dapat
memecahkan masalah - masalah yang dihadapi. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut,
karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas dua tahun pelajaran 2007 / 2008 4. Untuk
penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih
baik. Lampiran - lampiran 49 DAFTAR PUSTAKA Arifin., H.M. Bimbingan Dan Konseling.
Jakarta : Universitas Terbuka. 1998. Arikunto, Suharsini. Penelitian Tindakan /Ce/as.Jakarta :
Bumi Aksara. 2006. Elane,B.J. Contextual Teaching. Colivomia. Corwin.2007. Hamalik, Oemar.
Metode Belajar dan Kesulitan - Kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito.1990 Kartadinata, Sunaryo.
Landasan - landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta; Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. 1997. N, Amal ud in. Pendidikan Agama Islam Paket B. Bandung : Lubung Agung.
2002. Rosyad, Aminudin. Media Pengajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.2000.
Saleh,Rohman,Abdul. Panduan Pengembangan Kurikulum. Jakarta ; Bina Mitra Santoso, Puji.
Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka. 2007.
Semiawan,Cony. Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat
Seoptimal Mungkin.] akarta. D i rj en Dikti. 1998. Sudijono,Anas. Pengantar Statistik
Pendidikan. 1990 Sudjana. Metoda Statistika.BandungiTarsito. 1996 Sunarto. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Korwas Kab. Semarang. 2007. Supamo. Asas - Asas Praktik
Mengajar. Jakarta . Bratara. 1998. Sutopo, Joko. Pedoman Penyusunan Proposal
Penelitian.Salatiga. STAIN. 2008. Syaefudin,Didin. Penyelenggara Pendidikan Agama Islam
(SD dan SMP). Jakarta: Departemen Agama . 2005. Syah , Muhibin. Psikologi
PendidikanBandung: Remaja Rosdakarya.2002. Tim Pengembang PGSD . Srategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi PGSD. 1998. Uhbiyati,Nur. Ilmu Pendidikan Islam . Bandung. Pustaka Setia. 1997.
Undang - Undang RI Nomor 20 / tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :
Kloang Klede Putra. 2003 Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan agama. Jakarta.
Hidakarya Agung. 1983. 50 51 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata
pelajran : Pendidikan Agama Islam Kelas/semester : II / 2 Waktu : 2 X 35 menit A. Kompetensi
dasar Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru. B. Hasil belajar Siswa
memberikan contoh bagaimana berperilaku hormat dan satun kepada guru. C. Indikator
Bagaimana berperilaku homat dan santun kepada guru. D. Tujuan perbaikan siklus I Dengan
menjelaskan, memberi contoh - contoh, latihan soal serta menggunakan pembelajaran dengan
bermain peran sehingga siswa dapat berperilaku sopan santun terhadap guru. E. Materi Ajar.
Mencontoh perilaku dan santun kepada guru. F. Metode Sosiodrama G. Langkah - langkah
pembelajaran. 1. Kegiatan awal ( 10 menit) a. Guru mencatat kehadiran siswa b. Guru mengatur
tempat duduk c. Guru menyiapkan peralatan mengajar d. Guru melakukan apersepsi e. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran 52 2. Kegiatan inti ( 35 menit) a. Guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok dan memberi penjelasan tentang tugas yang harus diperankan. b.
Guru memberikan lembar kerja. c. Guru memberikan kesempatan kelompok untuk
menyampaikan dan memerankan. d. Guru menyimpulkan materi pembelajaran. 3. Kegiatan akhir
( 25 menit) a. Siswa mengerjakan tes formatif b. Guru mengoreksi, menilai dan menganalisa
hasil keija siswa c. Menyimpulkan hasil pembelajaran 4. Tindak lanjut a. Guru memberikan
perbaikan kepada siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 b. Guru memberikan pengajaran
kepada sisvta yang mendapat nilai lebih dari 65 c. Guru memberikan pekerjaan rumah H.
Evaluasi 1. Prosedur evaluasi : Tes akhir 2. Jenis tes : Tertulis 3. Alat tes : Soal Ungaran, 12 Mei
2008 Mengetahui, Dosen pembimbing Pembuat laporan Tri Wahyu Hidayati, M.Ag NIP.
150302215 Sadi NIM: 11406216 53 MATERI PEMBELAJARAN SEKOLAH UNGGULAN
Jam menunjukkan pukul 08.30. Pak Amin terlihat gelisah siswanya juga gelisah . Jam pertama
sudah lewat, ini pergantian jam. Pak Amin : “ Selamat pagi anak - anak ? “ Para Siswa : “Pagi
pak ! (serempak) “ Pak Amin : “ Ada yang tidak masuk ? “ Para siswa: “ ( terdiam ) “ Suasana
hening tak ada suara yang terdengar hanya detak jam dinding . Para siswa : “ ( Saling
berpandangan ) “ Pak Amin melihat gelagat siswa - siswanya yang aneh . Pak Amin ; “
( bertanya) “ anak - anak ada apa ? “. Santo : “ Pak saya......... , saya .... Anu pak “. Para siswa
seremp;ak tertawa . Pak Amin : Santo, kamu sebagai ketua kelas coba ceritakan apa yang teijadi!
“. Santo : “ tidak ada pak “ Pak Amin : “ Jangan berbohong Santo , apa yang kamu simpan coba
ceritakan apa yang teijadi. Sebagai siswa kamu harus menghormati guru yang bertanya pada
siswanya “. 54 Santo : “ Masih terdiam Tiba - tiba sebelum cerita Santo dimulai Anwar datang ,
tanpa basa basi dia langsung duduk dan masih membawa tas . Semua hanya terdiam. Para siswa :
“ ( Saling berpandangan ) Anwar langsung duduk. Pak Amin : “ ( bertanya) dari mana kamu ?”.
Anwar : “ ( terdiam ) Pak Amin : “ tadi jam pertama kamu masuk tidak ? “. Anwar : “ Masuk pak
! “. Pak Amin : “ Kok kamu bawa tas “. Anwar : “ ( Dengan sikap meremehkan ) emang tidak
boleh.......! “. Pak Amin : “ kamu tidak boleh seperti itu , coba lihat teman - temanmu yang
disiplin lebih terarah dalam belajar “. Anwar : Pak jangan samakan saya dengan orang lain ! “.
Pak Amin : “ kamu diberitahu malah melawan “. Semua siswa hanya terdiam . Santo : “ Pak tadi
Anwar tidak masuk jam pertama ! “. Anwar : “ ( marah ) Santo.....! awas kamu !”. 55 Anwar mau
menyerang Santo tapi dihalang halangi teman -temannya. Pak Amin : “(menunjuk) Anwar,
duduk!” Semua terdiam santo menunduk merasa bersalah. Pak Amin : “(dengan sabar
menasehati) Anak - anak coba lihat ada temanmu ini, dia tidak menghormati, yang sedang disini
dia anggap ini hutan ya, yang menang yang berkuasa. Suasana semakin hening. Pak Amin :
“(bertanya) anak - anak ...? Siswa - siswa : “ ya paaaak!”(serempak) Pak Amin : “begini anak -
anak, sebagai siswa kalian harusnya rendah hati dalam berteman, bersungguh - sungguh dalam
belajar, menjaga nama baik sekolah. Ini kan sekolah unggulan, jadi kalian harus menjaga nama
baik sekolah ya....” Anwar: “Pak saya minta maaf’ Pak Amin : “ ya, tidak apa - apa, yang penting
kamu harus belajar ya..... ” Siswa - siswa : “ Ya, pak....” Pak Amin : “ Inikan sekolah unggulan
jadi kalian harus menjaga nama baik sekolah unggulan ini”. Siswa - siswa senang karena teman
yang selama ini malas sudah berubah. DO TEST FORMATIF KELAS : II / 2 SDN
KALIKAYEN 02 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Berilah tanda silang
x pada huruf a, b, dan c yang dianggap benar! 1. ALLAH menurunkan nabi Muhammad s.a.w ke
dunia untuk .... akhlaq a. Berperang b. Berdagang c. Menyempurnakan 2. Nilai manusia di
tentukan oleh .... a. Akhlaq yang mulia b. Wajah yang tampan c. Harta yang banyak 3. Manusia
adalah makhluk sosial artinya .... a. Hidup menyendiri b. Hidup tidak mempunyai teman c.
Hidup bertetangga 4. Tetangga adalah.... a. Orang lain yang serumah dengan kita b. Orang lain
yang rumahnya dengan kita c. Orang lain yang rumahnya jauh dari kita 5. Terhadap sesama
tetangga sikap kita harus.... a. Bermusuhan b. Rukun c. Berselisih 6. Orang tua kita di sekolah
adalah.... a. Ayah b. Ibu c. Guru J/ 7. Guru mempunyai tugas di sekolah untuk.... a. Mengajar b.
Mengobati c. Memberi uang 8. Anak yang rajin belajar akan m enjadi.... a. Bodoh b. Pandai c.
Kaya 9. Segala perbuatan buruk harus k ita .... a. Contoh b. Catat c. Tinggalkan 10. Guru harus k
ita ...... a. Hormati b. Musuhi c. Sakiti 11. Perbuatan guru harus d i ...... a. Tinggalkan b. Tiru c.
Musuhi n 12. Orang tua kedua kita adalah..... a. Ayah b. Ibu c. Guru 13. Manusia saling
membutuhkan.... dengan yang lain a. Satu b. Dua c. Tiga 58 14. Kita diperintah untuk saling.... a.
tolong - menolong b. tawur c. benci - membenci 15. Yang mengandung dan melahirkan kita
adalah..... a. Pembantu b. Bapak c. Ibu 16. Dengan orang tua kita harus selalu..... a. Taat b.
Ingkar c. Durhaka 17. Jika orang tua sedang sibuk maka k ita ..... a. bermain b. Membantu c.
Diam saja 18. Nasehat ibu bapak harus d i.... a. Dengarkan b. Diamkan c. Biarkan 19. Anak yang
patuh dengan orang tuanya disebut anak a. Saleh b. Durhaka c. Berani 20. Jika bapak dan ibu
sakit kita mendoakan agar segera a. Sembuh b. Meninggal c. Dapat bekerja 59 SIKLUS I NO
NAMA HASIL NILAI KETERANGAN 1 Arif Maulana 70 2 Fani Kisfara 60 3 Muhammad
Khoerul R 55 4 Agung Priyo W 50 5 Ahmad Fadillah Adi M 70 6 Aknes Yuli I rawan 50 7 Ali
Syarifiidin Yakariya 60 8 Citra Amalia Pri H 65 9 Dandi Kumiawan 70 10 Devita Meksi
Lianasari 65 11 Devi Sukma Nur Ch 70 12 Diah Ayu Lestari 60 13 Dwi Bagus Winamo 75 14
Faizal Adi Pradana 80 15 Farosa Indah Kirana 80 16 Fabri Adi Pumomo 70 17 Inka Ayu
Permata S 75 18 Lisfatiyani 65 19 Meisi Inti Nurani 80 20 Melly Yuniar Safitri 95 21 Mifta
Setiani 60 22 Muhammad Ariyono 80 23 Muhamad Shobihin 50 24 Noviana Dewi Fatma N 70
25 Nus Ria Ulfa 85 26 Ovika Intan Lestari 65 27 Prastiyo Eri Endra F 60 28 Puput Tri Inaka Sari
85 29 Putri Andriani 80 30 Putri Vivianti 80 31 Rika Umami 70 32 Rini Dwi Astuti 60 33 Satria
Adi Wijaya 70 34 Sinta Rahmawati 90 35 Sintiya Anggrair.i 90 36 Slamet Adi Yulianto 80 37
Sukron Ainun Na'im 70 38 Tika Selviana 70 39 Uswatun Hasan ah 75 40 Vanisa Rindi Antika
60 41 Vinka Widya Sanggita 70 42 Widya Setyo Anggoro PP 65 JUMLAH Yang melakukan
penelitian SADI 60 SIK LU S I Nilai Banyak Siswa Jumlah KET. 95 1 95 Yang tuntas sebanyak
31 anak 90 2 180 31x100= 73,80% 85 2 170 42 80 7 580 75 3 225 70 11 770 65 5 325 60 7 420
Yang belum tuntas sebanyak 11 55 1 55 anak 50 3 150 i i x 100= 26,20% 42 42 2.970 Rata - rata
2970 : 42 = 70,71% 61 LEMBAR PENGAMATAN 'Tll^UOC 1 NO NAMA ASPEK YANG
DIAMATI KEAKTIFAN SEMANGAT PARTISIPASI KETERANGAN A B C A | B c A B C 1
AlifMaulana V Y V A = Baik 2 Fani Kisfara Y V V B = Cukup 3 Muhamad Khoerur R v Y Y C
= Kurang 4 Agung Priyo W y y Y 5 Ahmad Fadilah Adi M V Y V 6 Aknes Yuli Irawan v V V 7
Ali Syarifudin Yakariya V ✓ Y ! 8 Citra Amalia Pri H. t Y y 9 Dandi Kumiawan v Y Y 10
Devita Meksi Lianasari Y / v / 11 Dcvi Sukma Nur Ch Y Y 9 Y 12 Diah Ayu Lestari y ' Y / 13
Dwi Bagus Winamo V y \ / 14 Faizal Aji Pradana V' Y j / 15 Farosa Indah Kirana Y I p J Y 16
Febri Adi Pumomo V Y \ / 17 Inka Ayu Permata S. Y Y \r 18 Lisfatiyani v Y Y 19 Meisi Inti
Nurani V Y 20 Melly Yuniar Safitri v V v 21 Mifta Setiani Y / Y 22 Muhammad Ariyono v V V
23 Muhamad Shobihin V ' Y Y 24 Noviana Dewi Fatma N y Y v ' 25 Nus Ria Ulfa Y V V" 26
Ofika Intan Lestari y Y v 27 Prasetiyo Eri Endra F Y Y *Y 28 Puput Tri Inaka Sari i/ Y 29 Putri
Andriani y v Y 30 Putri Vivianti i V k' Y 31 Rika Umami 1/ Y Y 32 Rini Dwi Astuti V Y ~ ir 33
Satria Adi Wi jaya V / Y 34 Sinta Rahmawati v Y 35 Sintiya Anggraini V V \T 36 Slamei Adi
Yulianto y / p ' 37 Sukron Ainun Nairn Y Y V 38 Tika Selviana k ’ V 39 Uswatun Hasan ah V Y
40 Vanisa Rindi Antika I) Y 41 Vinka Widya Sanggita V ✓ 42 Widya Setyo Anggoro P Y v r v
JUMLAH j Yang rn^lak^an penelitian aZf 62 ;IKLUS II NO NAMA HASIL NILAI |
KETERANGAN 1 Arif Maulana 80 2 Fani Kisfara 70 3 Muhammad Khoerul R 60 4 Agung
Priyo W 55 5 Ahmad Fadillah Adi M 75 6 Aknes Yuli I rawan 60 7 Ali Syarifudin Yakariya 65 8
Citra Amalia Pri H 85 9 Dandi Kumiawan 75 10 Devita Meksi Lianasari 85 11 Devi Sukma Nur
Ch 75 12 Diah Ayu Lestari 65 13 Dwi Bagus Winarno 90 14 Faizal Adi Pradana 95 15 Farosa
Indah Kirana 95 16 Fabri Adi Purnomo 80 17 Inka Ayu Permata S 90 18 Lisfatiyani 70 19 Meisi
Inti Nurani 90 20 Melly Yuniar Safitri 100 21 Mifta Setiani 65 22 Muhammad Ariyono 100 23
Muhamad Shobihin 55 24 Noviana Dewi Fatma N 80 25 Nus Ria Ulfa 95 26 Ovika Intan Lestari
80 27 Prastiyo Eri Endra F 60 28 Puput Tri Inaka Sari 95 29 Putri Andriani 95 30 Putri Vivianti
95 31 Rika Umami 90 32 Rini Dwi Astuti 65 33 Satria Adi Wijaya 85 34 Sinta Rahmawati 95 35
Sintiya Anggraini 95 36 Slamet Adi Yulianto 90 37 Sukron Ainun Na'im 70 38 Tika Selviana 90
39 Uswatun Hasanah 90 40 Vanisa Rindi Antika 65 41 Vinka Widya Sanggita 75 42 Widya
Setyo Anggoro PP 80 JUMLAH Yang melakukan penelitian SADI 63 SIKLUS II Nilai Banyak
Siswa Jumlah KET. 100 2 200 Yang dapat nilai tuntas 37 anak. 95 8 680 }7x 100 = 88,09% 90 7
630 42 85 3 255 80 5 400 75 4 300 70 3 210 65 5 325 60 3 180 Yang belum tuntas 5 anak 55 2
110 L x 100= 11,91% 42 42 3290 R ata-rata 3290 :42 = 78,33% 64 LEMBAR PENGAMATAN
L t f f 5 NO NAMA ASPEK YANG DIAMATI KEAKTIFAN SEMANGAT PARTISIPASI
KETERANGAN A 3 c A B c A B c 1 AlifMaulana y V Y A = Baik 2 Fani Kisfara v V Y B =
Cukup 3 Muhamad Khoerur R Y V v C = Kurang 4 Agung Priyo W Y Y S/ 5 Ahmad Fadilah
Adi M V V V 6 Aknes Yuli 1 rawan Y V V 7 Ali Syarifudin Yakariya Y Y v 8 Citra Amalia Pri
H. Y V v 9 Dandi Kumiawan Y Y Y 10 Devita Meksi Lianasari Y V V 11 Devi Sukma Nur Ch
Y m Y " 1 T 12 Diah Ayu I-estari l / Y' v 13 Dwi Bagus Winamo / v Y' 14 Faizai Aji Pradana l /
Y. Y 15 Farosa Indah Kirana v' v Y 16 Febri Adi Pumomo Y V V 17 Inka Ayu Permata S. V V
Y 18 Lisfatiyani y Y Y 19 Meisi Inti Nurani V Y Y 20 Melly Yuniar Safitri V Y Y 21 Mifta
Sctiani V v y 22 Muhammad Ariyono Y V Y 23 Muhamad Shobihin Y V/ v 24 Noviana Dewi
Fatma N v, V V 25 Nus Ria UI fa v’ Y, Y 26 Ofika Intan Lestari Y v, Y 27 Prasetiyo Eri Endra F
v v V 28 Puput Tri Inaka Sari V V Y. 29 Putri Andriani V V v, 30 Putri Vivianti V V' 31 Rika
Umami V V y' 32 Rini Dwi Astuti v y’ Yt 33 Satria Adi Wijaya Y V, v 34 Sinta Rahmawati V /
V 35 Sintiya Anggraini Y Y V 36 Slamet Adi Yulianto Y •/ Y 37 Sukron Ainun Nairn Y, p Y 38
Tika Selviana Y Y 39 Jswatun Hasanah v K V 40 Vanisa Rindi Antika Y / v' 41 Vinka Widya
Sanggita V Y V 42 Widya Setyo Anggoro P v v v JUMLAH __i__ Yang metetajkan penelitian
65 Data Siklus I dan Siklus II .No Nama X Y D D2 1 Arif Maulana 70 80 -10 100 2 Fani Kisfara
60 70 -10 100 3 Muhammad Khoerul R 55 60 -5 25 4 Agung Priyo W 50 55 -5 25 5 Ahmad
Fadillah Adi M 70 75 -5 25 6 Aknes Yuli Ira wan 50 60 -10 100 7 Ali Syarifudin Yakariya 60 65
-5 25 8 Citra Amalia Pri H 65 85 -20 400 9 Dandi K urn i a wan 70 75 -5 25 10 Devita Meksi
Lianasari 65 85 -20 400 11 Devi Sukma Nur Ch 70 75 -5 25 12 Diah Ayu Lestari 60 65 -5 25 13
Dwi Bagus Winamo 75 90 -15 225 14 Faizal Adi Pradana 80 95 -15 225 15 Farosa Indah Kirana
80 95 -15 225 16 Fabri Adi Pumomo 70 80 -10 100 17 Inka Ayu Permata S 75 90 -15 225 18
Lisfatiyani 65 70 -5 25 19 Meisi Inti Nurani 80 90 -10 100 20 Melly Yuniar Safitri 95 100 -5 25
21 Mifta Setiani 60 65 -5 25 22 Muhammad Ariyono 80 100 -20 400 23 Muhamad Shobihin 50
55 -5 25 24 Noviana Dewi Fatma N 70 80 -10 100 25 Nus Ria Ulfa 85 95 -10 100 26 Ovika
Intan Lestari 65 80 -15 225 27 Prastiyo Eri Endra F 60 60 0 0 28 Puput Tri Inaka Sari 85 95 -10
100 29 Putri Andriani 80 95 -15 225 30 Putri Vivianti 80 95 -15 225 31 Rika Umami 70 90 -20
400 32 Rini Dwi Astuti 60 65 -5 25 33 Satria Adi Wijaya 70 85 -15 225 34 Sinta Rahmawati 90
95 -5 25 35 Sintiya Anggraini 90 95 -5 25 36 Slamet Adi Yulianto 80 90 -10 100 37 Sukron
Ainun Na'im 70 70 0 0 38 Tika Selviana 70 90 -20 400 39 Uswatun Hasan ah 75 90 -15 225 40
Vanisa Rindi Antika 60 65 -5 25 41 Vinka Widya Sanggita 75 75 0 0 42 Widya Setyo Anggoro
PP 60 80 -20 400 Jumlah -400 5300 66 DAFTAR RTVVAYAT HIDUP Yang bertanda tangan
dibawah ini: Nama : Sadi NIM : 11406216 Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 1 Februari
1967 Alamat : Dusun Jadrejo Desa Kawengen RT 02 / RW 02 Kecamaan Ungaran Timur Kab.
Semarang. Jenjang Pendidikan 1. Ml Kawengen 02 Tahun 1980 2. M Ts. Ungaran Tahun 1983 3.
PGAN Salatiga Tahun 1987 4. D D IAIN Wali Songo Semarang Tahun 2001 Salatiga, 24
Agustus 2008 Penulis SADI NIM : 11406216 DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl- Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7
0 6 , 3 2 3 4 3 3 Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
administrasi@stainsaiatiga.ac.id B ER ITA ACARA UJIAN MUNAQOSYAH Assalamu
*alaikum wr. wb. Pada hari ini ............, tanggal, Agustus 2008 telah dilaksanakan Ujian
Munaqosyah: Nama : ...•?£$>........................................ N I M : 11406 r ^ - Program Studi :
Pendidikan Agama Islam (PAI Ekstensi) Setelah dilaksanakan ujian, maka Tim Penguji
memutuskan bahwa yang bersangkutan dinyatakan: V Lulus dengan revisi Tidak Lulus Tunda *)
Selanjutnya yang bersangkutan wajib melakukan revisi dan lelah mendapat pengesahan dari lim
Penguji selambat-lambatnya tanggal, ' 4 ^ . . ^ . ^ . ..................... 2008. Apabila sampai tanggal
tersebut yang bersangkutan tidak melakukan revisi dan belum mendapat pengesahan dari Tim
Penguji, maka hasil ujian ini dinyatakan batal dan yang bersangkutan wajib menempuh ujian
ulang. Wassalamu’alaikum wr. wb. 'fim Penguji Salatiga, Agustus 2008 Peserta Uiian
Munaqosyah '.•A Keterangan: *) BERI TANDA CENTANG (V) SESUAI NASIL UJIAN

Anda mungkin juga menyukai