Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REPTIL

(Mabouya multifasciata))

Oleh:

Asmaul Husna (2011010003)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

2021/2022
LAPORAN REPTIL(Mabouya multifasciata)

Tujuan : Mengenal ciri ciri reptilyang penting untuk identifikasi


Landasan Teori :

Kadal atau bengkarung adalah kelompok reptilia bersisik berkaki empat (beberapa spesies


tidak berkaki dan mirip ular, tetapi bukan ular) yang tersebar sangat luas di dunia. Secara
ilmiah, kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia (beberapa
literatur menyebut Sauria) yang merupakan anggota dari bangsa reptilia bersisik (Squamata)
bersama dengan ular.[1]

Secara umum, istilah "kadal" atau "bengkarung" (bahasa Inggris: lizards) juga mencakup
kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak, iguana, dan lain-lain. Sedangkan
secara sempit, istilah kadal (dan bengkarung) dalam bahasa Indonesia hanya merujuk
kepada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil, padat, bersisik licin dan berkilau,
serta hidup di tanah (Ingg.: skink, yaitu semua jenis dari famili Scincidae, atau jenis-jenis
dari infraordo Scincomorpha). Kadal pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga
luar, dan kelopak mata yang dapat dibuka-ditutup. Walau begitu, ada pula jenis-jenis yang
tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ular kaca (glass snake atau glass lizard,
suku Anguidae) yang tidak 6 kaki fisik sehingga menyerupai ular, tetapi masih bisa
dibedakan dengan ular berdasarkan ciri-ciri yang lain

Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya fasciata) didapatkan hasil bahwa tubuh
Mabouya multifaciata atau kadal terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), ekor (cauda) dan
extrimitas anterior serta posterior (masing-masing jari berjumlah lima dan tiap jarinya
mempunyai cakar. Tubuh pada kadal pun nampak tertutupi oleh sisik. Bagian kepala yang
pipih meruncing terlihat lubang tidur, organon visus, lubang hidung, cavum oris dan selaput
niktitans. Tubuh kadal yang berbentuk bulat memanjang terdapat sisik berwarna putih
kekuning-kuningan pada perut dan berwarna kuning kecoklat-coklatan pada punggung. Ekor
salah satu reptil ini berbentuk bulat panjang meruncing ke ujungnya dan bersisik. Kadal
mempunyai tubuh panjang dan langsing yang meruncing ke belakang dan berakhir berupa
ekor. Leher kadal panjang, pada badannya terdapat empat kaki dengan lima jari pada masing-
masing kaki. Kadal adalah hewan yang sangat tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat.
Ekor kadal yang panjang bisa membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan
ekornya bila dalam keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan menarik
perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari bahaya. Kadal merupakan hewan
yang dibungkus oleh sisik tanduk pada bagian epidermisnya dan kadang ditambah dengan
pengerasan tulang pada epidermisnya (Radiopoetra, 1991).

Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas. Kadal
umumnya memiliki warna antara kuning hingga coklat, warna ini sesuai dengan umur, jenis
kelamin kadal dan juga pengaruh lingkungan hidupnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Djuhanda (1984) yang menyatakan kadal merupakan reptil yang berkaki empat, dengan
panjang berkisar antara 5-40 sentimeter. Kebanyakan hidup di pepohonan. Kadal umumnya
berkulit mengkilap dan mempunyai warna kehijauan sampai coklat.

Sistem pencernaan kadal meliputi cavum oris, pharynk, oesophagus, gastrum,


intestinum dan cloaca. Lidah dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa, giginya melekat
pada rahang. Sistem pencernaan kadal dimulai dari cavum oris dilanjutkan ke pharynk,
oesophagus dan gastrum atau lambung kemudian ke intestine, rectum dan cloaca. Cloaca
merupakan muara tiga saluran yaitu tempat mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk
reproduksi (Brotowidjojo, 1995).
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Sebagian besar reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter
atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Makanan untuk calon embrio
diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di
dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis kemudian sperma bergerak menuju vas deferens
dan berakhir di hemipenis (David, 1986).
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Kelompok hewan reptil mengadakan
kopulasi hanya menggunakan satu hemipenis saja yang kemudian dimasukkan ke dalam
saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk
dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah.
Sebagian besar jenis reptil mengubur telurnya dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan
oleh induknya. Terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah di dalamnya. Hewan reptil
seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan
sebagian besar hidupnya di dalam air. Mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan
telurnya (Parker and Haswell,1962).
Sistem ekskresi pada kadal dibangun oleh sepasang ginjal yang terdapat agak ke pangkal ekor
dari kaki belakang. Bentuk dari ginjal tersebut agak gepeng dan berwarna coklat. Terdapat
sepasang ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesica urinaria) yang kecil dan berakhir
pada lubang kloaka (Jassin, 1989).( LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN I oleh Desi Ariana S,
ANATOMI_KADAL_Mabouya_multifasciata_Asis _2013)

Metode kerja :

Alat :

1. 1 ekor kadal
2. Kantong plastik
3. Sapu tangan karet
4. 1 set alat bedah (pinset, gunting, kaca pembesar, dll)
5. Bak preparat
6. Mikroskop
Bahan:

Camera

Pembahasan
Menurut Radiopoetro (1988) klasifikasi Kadal (Mabouya multifasciata) adalah sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Lacertilia
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Spesies : Mabouya multifasciata
1. Kenekaragaman

Saat ini, bangsa kadal terdiri dari sekitar 40 suku (tidak termasuk anak suku), dengan bentuk
tubuh, warna, dan ukuran tubuh setiap jenisnya yang sangat bervariasi. Sebagian jenis
mempunyai sisik-sisik yang halus dan mengkilap seolah-olah dilapisi minyak, tetapi
sebenarnya sisik-sisik itu kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk
mengeluarkan keringat atau minyak. Beberapa jenis kadal seperti cecak dan tokek memiliki
bulu-bulu khusus di telapak kaki yang berfungsi sebagai perekat saat memanjat pohon atau
dinding.[3]

Sebagian besar spesies kadal sudah tentu memiliki lengan kaki, baik besar maupun kecil.
Akan tetapi, ada beberapa golongan kadal yang tidak memiliki kaki dan bentuk tubuhnya
menyerupai ular. Kadal-kadal ini disebut kadal tanpa kaki. Contohnya Anguis fragilis, yang
memiliki tubuh yang panjang dan tanpa tungkai. Terlepas dari itu semua, kadal-kadal tanpa
kaki masih bisa dibedakan dari ular, misalnya dari bentuk lidah yang bercabang dua namun
setiap cabang berukuran pendek dan gepeng (sedangkan pada ular, kedua cabang lidah
berukuran panjang, dan dapat dijulurkan dalam keadaan mulut tertutup), lubang telinga (ular
tidak memiliki lubang telinga dan tidak bisa mendengar sama sekali), kelopak mata (ular
tidak memiliki kelopak mata), ekor yang lebih panjang daripada tubuh (pada ular, tubuh lebih
panjang dan ekor lebih pendek), sisik yang lunak (sementara pada ular, sisik cenderung lebih
menonjol).[4][5]

2. Habitat dan Penyebaran

Kadal adalah reptilia yang paling sukses berkembang di dunia dan dapat (bahkan sering)
dijumpai di semua habitat: hutan, gurun pasir, padang rumput, kebun, sawah, daerah berawa,
bahkan di pemukiman dan kota-kota, dimanapun selama kadal bisa menemukan makanan
kesukaan mereka. Beberapa spesies seperti Iguana laut bahkan hidup di pantai dan
memakan rumput laut sebagai makanan utamanya. Kadal juga dapat hidup di wilayah sejuk
seperti pegunungan. Namun, sebagai binatang berdarah dingin (poikiloterm), kadal tidak
dapat bertahan terlalu lama di tempat yang bersuhu rendah dan memerlukan sinar matahari
sebagai salah satu sumber energi mereka untuk beraktivitas, sehingga kadal tidak akan bisa
dijumpai di puncak-puncak gunung serta di daerah salju dan kutub. Kadal juga tidak bisa
dijumpai di pulau-pulau terisolasi seperti kepulauan di Pasifik
(kecuali Melanesia dan Selandia Baru, serta Kepulauan Galapagos yang masing-masing
daerah tersebut memiliki spesies kadal endemik).

3. Kebiasaan

Sebagian besar kadal aktif pada siang hari, sebagian lainnya aktif pada malam hari. Ada juga
beberapa spesies yang aktif pada pagi hingga sore hari. Sebagian besar kadal memerlukan
sinar matahari untuk menghangatkan badannya sebelum beraktivitas. Biasanya, kadal
berkelana sendirian, kadang-kadang juga berkelompok, misalnya Komodo yang memakan
mangsanya bersama-sama dengan komodo lainnya. Interaksi yang paling sering dilakukan
kadal adalah ketika musim kawin. Biasanya, kadal saling berkomunikasi menggunakan
isyarat tertentu seperti enggerakkan bagian tubuh tertentu (semisal ekor), menjulurkan
lidahnya, mengubah-ubah warna kulit (contohnya bunglon) atau menaik-turunkan badannya.
Pada keadaan tertentu, kadal-kadal jantan sering kali berkelahi dengan sadis untuk
memperebutkan wilayah kekuasaan atau kadal betina, seperti saling menggigit atau
mencakar, sampai salah satu mengalah dan pergi.[6][7]
Jika ada hewan atau manusia yang mengganggu, kadal biasanya memilih pergi menjauh.
Namun, jika sudah tidak mampu melarikan diri, kadal akan membela diri dengan berbagai
cara. Misalnya, mengeluarkan suara yang nyaring atau menggigit bagian tubuh
pengganggunya. Beberapa jenis kadal seperti cecak dapat memutuskan ekornya (autotomi)
sebagai alat pengalih perhatian pengganggu, selanjutnya kadal tersebut akan melarikan diri
secepat mungkin dan bersembunyi. Meskipun ekornya putus, tetapi tubuhnya bisa
menumbuhkan ekor yang baru.[8]

4. Makanan

Kadal adalah reptil omnivora (pemakan hewan dan/atau tumbuhan), tetapi bisa dipastikan
bahwa hampir semua jenis kadal pasti lebih menyukai zat hewani. Makanan kadal
meliputi serangga (yang merupakan makanan utama sebagian besar spesies kadal, biasanya
nyamuk, belalang, atau larva), cacing, amfibia, reptil yang lain (terkadang jenisnya
sendiri/kanibal), dan mamalia kecil. Beberapa spesies lebih menyukai zat nabati
seperti tanaman, buah-buahan dan bahan nabati lain, misalnya Iguana laut yang
memakan rumput laut. Sebagian kelompok kadal juga menyukai bangkai, bahkan kadal besar
seperti komodo juga memangsa hewan besar lainnya, misalnya unggas, rusa atau babi hutan.
Bahkan ada beberapa kasus serangan komodo terhadap manusia.[5]

5. Reproduksi

Sebagian besar kadal berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Telur kadal terdiri dari
lapisan luar berupa cangkang lunak yang kedap air (biasanya berwarna putih), kemudian ada
dinding dalam berupa selaput, serta zat puti-kuning telur, yang akan berubah menjadi
individu kadal baru apabila diinkubasi. Jenis kelamin pada kadal yang akan menetas sangat
dipengaruhi suhu udara di sekitarnya. Apabila suhu udara tinggi, telur tersebut akan berisi
kadal jantan, sedangkan jika sebaliknya (suhu udara rendah) akan menghasilkan kadal betina.
Namun, batas suhu pasti akan menghasilkan jantan atau betina, sampai saat ini masih
diperdebatkan.[9]

Beberapa jenis kadal, sekitar 20% spesies, berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar).
Biasanya, saat melahirkan, bagian tubuh yang keluar terlebih dahulu adalah ekor. Jenis
kelamin bayi kadal yang lahir dipengaruhi oleh suhu tempat ia akan dilahirkan. Seperti
halnya kadal yang bertelur, suhu yang tinggi akan neghasilkan lebih banyak jantan dan suhu
yang rendah akan menghasilkan lebih banyak betina. Beberapa jenis kadal bahkan dapat
berkembangbiak tanpa perkawinan samasekali (partenogenesis).
Kadal Gila,

Sejauh ini, dikenal hanya ada dua jenis kadal yang gigitannya terbukti berbisa, yakni kadal
Gila dan kadal manik-manik Meksiko. Kedua jenis kadal yang berkerabat ini hidup di gurun
di Amerika Serikat bagian barat daya dan Meksiko utara. Meskipun banyak mitos dan
legenda tentang kedua makhluk tersebut dan ditemukannya fakta bahwa gigitan mereka bisa
menyebabkan luka yang serius, tetapi belum ada catatan atau informasi mengenai kematian
yang terjadi pada manusia akibat gigitan kedua kadal ini.

Penelitian di Australia beberapa waktu yang lalu menunjukkan adanya kemungkinan bahwa


beberapa jenis kadal, seperti iguana dan biawak, juga memiliki kelenjar bisa .[10] Walaupun,
jika dugaan ini benar, bisa ini diyakini tidak berpengaruh serius pada manusia, mengingat
bahwa bisa ini dikeluarkan kadal-kadal tersebut sedikit demi sedikit dari mulutnya melalui
proses mengunyah mangsanya, dan bukan disuntikkan sekaligus dalam jumlah besar
sebagaimana yang dilakukan ular berbisa.

Sebelumnya, diyakini bahwa pembengkakan dan iritasi yang terjadi akibat gigitan kadal-
kadal itu terjadi karena infeksi bakteri yang menyertai gigitan. Hal ini masih benar pada
kebanyakan kasus. Akan tetapi, penelitian di atas mengindikasikan kemungkinan
pembengkakan itu terjadi akibat masuknya bisa kadal. Lebih jauh, para ahli yang mendukung
penelitian ini mengajak untuk meninjau kembali sistem klasifikasi kadal khususnya terkait
dengan perkembangan kelenjar bisa pada kadal. Jika berhasil, penelitian ini dapat
memperbaiki pemahaman mengenai evolusi kadal dan ular, serta racun atau bisa yang
dimiliki keduanya.[10]

6. Kadal dan manusia

Sebagian besar kadal tidak berbahaya bagi manusia. Sekalipun ada kadal menggigit manusia,
jarang sekali gigitannya sampai menyebabkan luka parah. Diyakini pula bahwa hanya biawak
Komodo yang bisa membunuh manusia dan hewan ternak, baik karena mengganggu atau
sebagai makanan. Kadal Gila dan kadal manik-manik Meksiko yang berbisa pun juga tidak
selalu mematikan, meskipun luka yang diakibatkan oleh gigitannya sangat menyakitkan.
Umumnya, kadal bahkan berguna bagi manusia karena mengendalikan hama yang
mengganggu, sebagai hewan peliharaan (pet), atau menghasilkan kulit untuk dijadikan karya
seni kerajinan, dan ada pula yang diburu dan diambil dagingnya untuk dimakan.[11][12]

Kadal juga dianggap binatang sakral dalam sebagian budaya dan mitologi suku-suku


tradisional di dunia, misalnya di Australia dan Peru. Tidak mengherankan jika kadal kerap
diterakan dalam simbol-simbol kesenian tradisional mereka. Namun pada beberapa
kepercayaan lain, misalnya dalam agama Islam, ada banyak Hadist riwayat yang
memerintahkan untuk membunuh jenis-jenis kadal tertentu, misalnya cecak dan/atau tokek.
Meskipun membantu mengurangi populasi nyamuk di rumah, tetapi diperintahkan untuk
dibunuh karena dianggap menjijikan dan menyebarkan penyakit apabila menyentuh makanan
manusia.( https://id.wikipedia.org/ )

Hasil pengamatan

N GAMBAR KETEERANGAN
O
Gambar Lampiran
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :


1. Tubuh kadal terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda).
2. Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas.
3. Sistem pencernaan kadal meliputi cavum oris, pharynk, oesophagus, gastrum,
intestinum dan cloaca.
4. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.

5. Sistem eksresi kadal meliputi ginjal, ureter, kantung kemih (vesica urinaria) dan
bermuara pada cloaca.
Daftar Pustaka

ANATOMI_KADAL_Mabouya_multifasciata_Asis _2013

(Diakses pada selasa 12 Desember 2021)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kadal

(Diakses pada ,senin 13 Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai