Anda di halaman 1dari 10

STRIGIFORMES

DI SUSUN

OLEH

MUSLIMATIL MAHIRAH (2011010012)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH


BURUNG HANTU (STIGIFORMES)
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung
ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan
malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang
menyebar di seluruh dunia kecuali Antarktika, sebagian besar Greenland, dan beberapa
pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di
Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Walau begitu
tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa
misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan
maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya
jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok
tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah,
tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang
menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar
180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam
dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak,
menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah
lindungan daun-daun.
Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya
mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

Kingdom Animalia

Filum Chordata

Superkelas Tetrapoda

Kelas Aves

Superordo Strigimorphae

Ordo Strigiformes

Famili Strigidae

Genus Ketupa
Spesies Ketupa ketupu  

Morfologi
Ciri morfologi burung hantu terletak pada bagian wajahnya, yaitu satwa ini memiliki mata
yang sangat unik dan berbeda dengan jenis burung lainnya. Jika kebanyakan kelompok aves
memiliki mata menghadap ke samping, maka mata burung ini menghadap ke depan. Selain
itu ukuran matanya juga sangat besar dengan warna kuning terang.

Sebagai jenis karnivora, burung hantu mempunyai bentuk paruh mirip dengan burung elang
jawa. Paruh tersebut berbentuk bengkok dan tajam menyesuaikan dengan jenis makanannya,
yaitu daging.

Hal unik juga terletak pada bagian leher burung ini, yakni dapat berputar hingga 180 derajat.
Oleh karena itu jangan heran jika saat tubuhnya menghadap ke depan, namun wajahnya
menghadap ke belakang.

 Pixabay

Area wajah burung ini dikelilingi oleh bulu-bulu dan karakter wajahnya berbentuk love. Hal
tersebut menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri bagi binatang malam ini, namun
sekaligus membuatnya tampak menyeramkan. Umumnya warna bulu satwa ini adalah cokelat
dan abu-abu yang dipadukan dengan bercak hitam putih.

Ekor burung hantu rata-rata berukuran pendek. Akan tetapi satwa dengan nama Latin Ketupa
ketupu ini memiliki sayap yang luar biasa besar dan sangat lebar. Ketika burung ini
merentangkan sayapnya, maka lebarnya bisa setara tiga kali dari panjang tubuhnya sendiri.

Selain itu kaki burung hantu juga dikenal sangat kuat dan cekatan, sehingga mampu
mencengkeram sesuatu dengan begitu eratnya. Kekuatan cengkeraman dan paruh tajam inilah
yang dimanfaatkan untuk berburu dan menangkap mangsa dengan cepat.

Habitat dan Sebaran


Burung hantu termasuk jenis satwa yang dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan, kecuali
gurun dan wilayah kutub. Akan tetapi binatang nokturnal ini sebenarnya lebih senang tinggal
di habitat terbuka seperti tepi sungai, pekarangan, perkotaan, kebun, padang rumput, semak-
semak, sawah, serta area atau pinggir hutan yang tidak begitu lebat.

Ketinggian habitat yang disukai oleh satwa ini adalah dataran rendah pada ketinggian 1.500
sampai 2.000 meter di atas permukaan laut. Meski berada di ketinggian tersebut, burung ini
akan memilih wilayah yang tidak memiliki suhu rendah. Berdasarkan naluri, rata-rata burung
hantu menghindari hutan karena tingkat perburuan di kawasan tersebut sangat tinggi.

Meski menyukai habitat terbuka, faktanya burung hantu membangun sarang di wilayah yang
jauh dari pemukiman penduduk. Sarang tersebut berada di atas ranting pohon-pohon yang
sangat tinggi, di mana terdapat lubang atau celah, salah satunya jenis pohon suntuk sarang
burung ini adalah pohon palem.

Sebagian burung hantu juga membuat sarang di atap bangunan atau bagian-bagian rumah
yang jarang terjamah oleh manusia. Lokasi ini akan memudahkan untuk keluar setelah hari
gelap. Satwa ini akan meninggalkan sarangnya pada waktu malam hari untuk beraktivitas
mencari mangsa.

Area terbuka disenangi oleh burung ini karena memudahkan binatang malam ini untuk
mencari mangsa, misalnya di sekitar sungai dan wilayah persawahan. Keberadaan burung
hantu di persawahan memiliki manfaat besar bagi petani, sebab burung ini akan memangsa
hama seperti tikus, kodok, dan serangga yang merusak tanaman. Oleh karena itu, burung ini
juga disebut sahabat petani.

Persebaran satwa ini nyaris terdapat di berbagai belahan bumi kecuali kutub dan gurun. Mulai
dari Amerika Utara selain Kanada, Amerika Selatan, Amerika Tengah, sebagian besar Benua
Eropa, kawasan sub-sahara di Benua Afrika, India, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Timor
Leste.

Status Kelangkaan
Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List,
diketahui bahwa burung hantu atau owl dengan nama Latin Ketupa ketupu masuk dalam
kategori Least Concern atau LC. Status tersebut diperoleh hewan nokturnal ini pada tahun
2016 silam.

Maksud dari status Least Concern adalah memiliki risiko rendah, artinya spesies ini tidak
masuk dalam satwa kategori terancam atau hampir punah. Kondisi ini tidak lepas dari fakta
ada begitu banyak spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia. Hanya saja status
kelangkaan tersebut mungkin berbeda untuk spesies burung lainnya.

Perilaku & Karakteristik


Burung hantu adalah pengintai yang sangat tajam dan cerdik. Satwa ini terkenal berperilaku
diam dan tidak mengeluarkan bunyi bahkan pada saat terbang. Burung ini lebih sering
dijumpai mematung serta tidak banyak melakukan gerakan. Hal tersebut menjadikan
keberadaan satwa nokturnal ini sulit untuk dideteksi.
Ada beberapa spesies burung hantu dengan kemampuan mengukur jarak buruan serta posisi
mangsanya secara akurat dalam kondisi gelap total. Kemampuan ini diperoleh dari
pendengarannya yang tajam dan bulu-bulu wajah yang berfungsi seperti radar untuk
mengarahkan pada sumber suara.

Rata-rata fauna ini melakukan perburuan mangsa di waktu malam. Akan tetapi ada juga yang
berburu menjelang subuh atau ketika kondisi hari sudah mulai remang-remang. Asa hal yang
juga menarik, yaitu ada beberapa spesies yang justru berburu pada sore hari atau krepuskular
dan juga siang hari.

Pada siang hari burung hantu akan menghabiskan waktu dengan tidur di dalam sarangnya
yang terlindungi oleh dedaunan. Kemudian pada saat malam tiba binatang ini akan mulai
mengeluarkan suara dari dalam sarangnya dan hal ini terus berlangsung termasuk ketika
satwa ini keluar dan mengelilingi sarangnya sambil terbang.

Binatang nokturnal ini juga memiliki kebiasaan untuk melindungi wilayah teritorialnya.
Upaya menandai wilayah kekuasan ini jugalah yang membuat burung hantu akan
mengeluarkan suara dan mengelilingi sarangnya pada waktu malam hari. Apabila ada musuh
yang mendekat wilayah teritorinya, maka satwa ini akan bersiaga untuk melakukan
perlawanan. 

Reproduksi
Ketupa ketupu atau burung hantu adalah kelompok ovipar, yaitu perkembangbiakannya
dilakukan dengan cara bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan pun tidak begitu banyak, yaitu
hanya sekitar satu butir hingga empat butir saja. Namun jumlah telur tersebut bergantung
pada spesies dari burung itu sendiri.

Kematangan reproduksi akan dimulai minimal setahun setelah menetas dari telurnya. Waktu
yang cukup seimbang dengan jumlah telur yang dihasilkan. Umumnya setiap burung hantu
yang memiliki telur akan merawat anaknya hingga usia dewasa dan baru melepaskan setelah
dirasa mampu untuk mencari makan sendiri.

Masa perkembangbiakan burung hantu bergantung pada jenis spesiesnya, seperti pada musim
semi di kawasan beriklim sedang. Kegiatan ini juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca di tempat
tinggal, penyakit yang dimiliki, ketersediaan bahan makanan, tingkat persiangan dengan
burung lain, serta kecocokan dengan pasangan.

Tidak jauh berbeda dengan binatang lainnya, burung hantu juga akan mengeluarkan suara
tertentu ketika ingin kawin. Jantan akan melakukan usaha untuk menarik perhatian betina
melalui beberapa cara tertentu. Selain bersuara, hewan ini akan mengubah perilaku seperti
gaya terbang khusus dan memberi makanan. Usaha ini dianggap berhasil jika betina datang
ke sarang jantan.

Jenis Burung Hantu


Burung hantu atau owl  terbagi menjadi beberapa spesies yang sangat variatif. Apabila
dikonversi jumlah yang sudah terverifikasi mencapai kurang lebih 222 jenis. Semua spesies
tersebut menyebar di berbagai penjuru dunia dan masing-masing memiliki keunikan
tersendiri.

Secara umum burung hantu dibagi menjadi dua, yaitu Strigidae atau burung hantu sejati
dan Tytonidae atau burung hantu serak. Berikut ini adalah beberapa jenis burung hantu dari
berbagai jenis yang ada di dunia, antara lain:

1. Burung Hantu Serak Jawa


Burung Hantu Serak Jawa merupakan bagian dari kelompok Tytonidae. Nama Latin dari jenis
ini adalah Tyto alba dan dikenal memiliki kecantikan yang sangat khas. Daya tariknya
terletak pada bagian wajah yang berbentuk hati, sehingga membuatnya sangat mudah
dikenali.

Ukuran tubuh Burung Hantu Serak Jawa sekitar 34 cm dan memiliki tekstur bulu yang sangat
menawan. Bulu spesies ini sangat halus apabila diraba, sedangkan bulu di bagian sayapnya
memiliki tekstur licin dan berwarna kecokelatan. Bulu di bagian bawahnya sedikit berbeda
dengan warna putih berpadu bintik-bintik hitam.

Jenis burung hantu ini banyak menjadi predator tikus di sawah dan perkebunan, khususnya di
Indonesia. Maka dari itu pemerintah mulai mencanangkan program penangkaran Burung
Hantu Serak Jawa untuk membantu menjaga tanaman petani dari serangan hama. Sebab
setelah melalui analisis ternyata kelompok aves ini lebih efektif mengendalikan hama tikus
dibanding satwa lainnya.

2. Burung Hantu Celepuk Reban


Burung Hantu Celepuk Reban adalah kelompok burung hantu sejati atau Strigidae dengan
nama Latin Otus lempiji. Spesies satu ini menyebar di sepanjang kawasan Asia Selatan dan
dapat pula ditemukan di Indonesia. Misalnya di Sunda, disebut sebagai bueuk dan di Jawa
dengan nama manuk kuwek.

Jenis burung hantu ini menempati habitat di wilayah ketinggian sekitar 1.600 meter di atas
permukaan laut. Umumnya mereka bersarang di lubang kayu yang berada di atas pepohonan
tinggi. Burung Hantu Celepuk Reban sering beraktivitas di sekitar perkebunan dan
pekarangan rumah.

3. Burung Hantu Salju Putih


Burung Hantu Salju Putih adalah kelompok salah satu jenis yang banyak diperjualbelikan
karena memiliki tampilan yang cantik dan menawan. Sesuai dengan namanya, burung satu ini
hanya dapat hidup di kawasan yang mempunyai musim salju, misalnya di kawasan Eropa.

 
Bulu spesies ini berwarna putih bersih layaknya salju dan memiliki bentuk tubuh elegan dan
rapi. Ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 30 sampai 35 cm. Seperti burung
hantu lain, wajahnya berbentuk hati dan sering dijadikan sebagai peliharaan oleh manusia.

4. Burung Hantu Ketupa

Burung Hantu Ketupa juga disebut sebagai buffy fish merupakan salah satu jenis burung yang
kerap diperdagangkan. Ukuran tubuh spesies ini sekitar 50 cm dan memiliki bulu indah.
Warna bulunya meliputo krem hingga cokelat dengan bulu yang menjuntai ke bawah
memberi kesan mewah.

5. Burung Hantu Kelabu Besar


Burung Hantu Kelabu Besar adalah kelompok Strigidae dengan karakter wajah yang
menyeramkan. Spesies ini adalah satu-satunya kelompok yang digambarkan dalam kisah
perjalanan keliling dunia Johann Reinhold Foster pada tahun 1722.
Jenis ini juga biasa disebut dengan nama great gray owl dan strixx nebulos. Arti kata
‘nebulos’ adalah berkabut, makna ini diambil dari warna bulu Burung Hantu Kelabu Besar
yang menyerupai kabut. Beberapa nama lain dari jenis ini adalah phantom of the north,
lapland owl, cinerous owl, sooty owl, spruce owl, bearded owl,  dan grear gray ghost.

Nama tersebut bergantung pada wilayah yang ditinggali oleh burung hantu ini. Persebarannya
meliputi wilayah Kanada, California, Amerika Serikat, dan juga Alaska. Mangsa dari spesies
ini yaitu vole, binatang pengerat yang menyerupai tikus tetapi bertubuh bundar dan berukuran
kecil.

Spesies ini adalah salah satu burung hantu yang aktif tidak hanya di malam hari, tetapi juga
pada saat remang-remang menjelang subuh dan siang hari ketika sedang bertelur. Saat musim
dingin binatang ini memiliki kebiasaan untuk mengumpulkan mangsa lebih banyak dibanding
pada musim panas.

Ukuran tubuh Burung Hantu Kelabu Besar sekitar 64 sampai 68 cm dengan berat badan 790
sampai 1.454 gram. Jika hidup di dalam penangkaran, satwa ini dapat bertahan sangat lama,
yaitu hingga usia 40 tahun. Akan tetapi ketika berada di alam liar tidak jarang ditemukan mati
akibat kurangnya persediaan makanan. 

6. Burung Hantu Pere David


Burung hantu Pere David adalah salah satu kelompok burung hantu sejati dengan nama
Latin Strix davidi  yang memiliki morfologi berbeda dari spesies yang hidup di Indonesia.
Satwa ini diketahui hidup di sepanjang wilayah pegunungan China Tengah tepatnya di
Qinghai dan Sichuan.

Terdapat fakta menarik tentang Burung Hantu Pere David, yaitu spesies ini dikenal sebagai
satwa yang dianggap mendatangkan petaka. Bahkan berdasarkan kisah dari bangsa Romawi
Kuno, diketahui bahwa burung ini dipercaya sebagai burung pemakan daging dan darah
seperti vampir.
7. Burung Hantu Elang Andaman
Burung Hantu Elang Andaman masuk dalam kelompok Strigidae. Spesies ini masuk dalam
genus Ninox dan merupakan satwa endemik yang hanya dapat hidup pada wilayah tertentu di
dataran India. Banyak orang yang juga memasukkan spesies ini dalam jenis Pere David.

Anda mungkin juga menyukai