Anda di halaman 1dari 51

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN

MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI


KECAMATAN AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU
SUNGAI UTARA TAHUN 2020

Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Vinny Aziza
1810912120001

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARBARU

Desember, 2020
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Covid 19............................................................................... 8
B. Perilaku dalam Kesehatan.................................................... 12
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori .................................................................... 22
B. Hipotesis............................................................................... 26
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................... 27
B. Populasi dan Sampel............................................................ 27
C. Instrumen Penelitian............................................................. 28
D. Variabel Penelitian............................................................... 30
E. Definisi Operasional............................................................. 30
F. Prosedur Penelitian............................................................... 31

ii
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data......................... 33
H. Cara Analisis Data................................................................ 34
I. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 35
J. Biaya Penelitian.................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Definisi Operasional ........................................................................ 30


4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 35
4.3 Biaya Penelitian ............................................................................... 36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Teori Penelitian............................................................ 24


3.2 Kerangka Konsep Penelitian......................................................... 25

v
DAFTAR LAMPIRAN

Informed Consent

Kuesioner Penelitian

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Coronavirus merupakan virus zoonotic yaitu virus yang ditransmisikan dari

hewan ke manusia. Berdasarkan penelitian, coronavirus jenis baru pertama kali di

identifikasi pada Desember 2019 di salah satu pasar hewan Wuhan, China. Pasar

tersebut menjual hewan hidup, hewan liar, hewan ternak dan seafood. Tempat yang

ramai dikunjungi sehingga risiko virus berpindah ke manusia menjadi lebih tinggi

serta dukungan kondisi kebersihan pasar yang kurang hygiene. Sumber hewan

pembawa coronavirus adalah kelelawar, tikus bambu, unta, yang mana juga

merupakan sumber utama untuk kejadian SARS dan MERS (1,2).

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan isolat pada tanggal 10 Januari 2020.

World health Organization memberi nama 2019-novel Coronavirus (2019-nCoV).

Kemudian, pada tanggal 2 Februari 2020, World health Organization memberi nama

penyakitnya dengan coronavirus disease 2019 (COVID-19). Studi terhadap kasus ini

terus dilakukan, pada mulanya, tidak diketahui apakah dapat menular melalui

manusia ke manusia. Namun laporan World health Organization tanggal 30 Januari

2020 menyatakan terdapat 83 kasus di luar China dengan jumlah 18 Negara. Dari 83

kasus tersebut hanya 7 kasus yang tidak ada riwayat perjalanan ke China. Akibatnya

World health Organization, menyatakan darurat internasional untuk kasus pneumonia

1
2

Covid-19. Hal tersebut membuat resah warga dunia dan sangat diperhatikan dunia,

tidak terkecuali Indonesia (3).

Covid-19 terkait erat dengan severe acute respiratory syndrome (SARS) dan

middle east respiratory syndrome (MERS). Namun penyebaran SARS dan MERS

dapat segera dihentikan, sebab sebagian besar penderita yang terinfeksi menunjukan

gejala yang jelas sehingga mudah untuk dideteksi dan dikendalikan. Covid-19

berbeda dengan SARS dan MERS karena spektrum penyakitnya luas dengan 80%

kasus mengarah pada infeksi ringan serta orang yang membawa penyakit ini bisa

tidak menunjukan gejala namun dapat menularkannya ke orang lain. Inilah yang

menjadi Covid-19 sulit untuk dikendalikan dan menyebar cepat (4, 5, 6)

Menurut data pandemic coronavirus dunia pembaharuan 2 Desember 2020

dengan jumlah pasien positif Covid-19 cara keseluruhan yaitu 64,1 juta jiwa. Negara

yang menduduki peringkat tiga teratas dengan angka jumlah pasien positif Covid-19

adalah Amerika Serikat, India dan Brazil. Indonesia menduduki peringkat ke-22 yang

terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan Wikipedia perbaharuan 2 Desember

2020 oleh kementerian kesehatan RI, data akumulasi terkonfirmasi positif Covid-19

sebanyak 550 ribu jiwa dan dinyatakan sembuh 459 ribu jiwa serta meninggal 17.199

jiwa. Namun, angka tersebut belum dapat dipastikan karena data masih terus berubah

(7).

Berdasarkan data Dinas Kabupaten/Kota Se-Kalimatan Selatan pada

pembaharuan 1 Desember 2020, diketahui jumlah penduduknya sekitar 4.303.979

jiwa dengan sebaran orang dalam pemantauan sebanyak 300 jiwa, pasien dalam
3

pengawasan 682 jiwa, positif Covid-19 sebanyak 13.252 jiwa, dinyatakan sembuh

12.039 jiwa orang dan 531 jiwa dinyatakan meninggal dunia. Kabupaten yang

menduduki 3 peringkat tertinggi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak

adalah Banjarmasin, Banjarbaru dan Tanah Laut. Pada Awal April 2020, dari 13

kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan, hanya kabupaten Hulu Sungai Utara yang

menjadi satu-satunya kabupaten yang belum ada catatan kasus positif Covid-19.

Namun, Awal bulan Mei baru ditemukan kasus positif Covid-19 di kabupaten ini. Hal

ini memicu ketertarikan peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab

keterlambatan respons Covid-19 dikabupaten ini (8).

COVID-19 merupakan penyakit yang penyebarannya tergolong cepat sehingga

menjadi pandemik dunia. Keadaan itu juga dukung belum terdisribusinya vaksin

secara keseluruhan dalam rangka mencegah atau menaggulangi virus ini. Oleh karena

itu, tenaga kesehatan berperan penting dalam mengurangi angka kematian akibat

penyakit Covid-19. Kebijakan pemerintah baik di tingkat nasional ataupun

internasional menjadi langkah yang tepat dalam upaya memperlambat atau

menghentikan penyebaran virus tersebut. Dari individual masyarakat, pengetahuan

terkait Covid-19 diperlukan untuk memahami dan mengerti tentang bahaya Covid-19

sehinga kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dipatuhi oleh masyarakat

tanpa ada paksaan termasuk COVID-19 (2, 9, 10, 11).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Husna (2019) mengutip teori dari

Roger (1974) menyebutkan bahwa mekanisme perubahan tindakan terjadi akibat

peningkatan pengetahuan dan sikap positif. Setelah menilai dan menimbang baik
4

buruknya stimulus, seseorang mulai mencoba tindakan baru. Hal ini sejalan dengan

teori Notoatmojo (2007) menjelaskan pengetahuan merupakan dasar dari perilaku.

Artinya semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula perilaku

yang dihasilkan oleh orang tersebut. Berdasarkan kerangka kerja health belief model

rosenstrock menyebutkan seorang individu akan menilai keuntungan dan kerugikan

dari suatu tindakan pencegahan tersebut. Sebelum memutuskan tindakan cenderung

mengukur keuntungan dari hambatan dalam menaati ketentuan tersebut. Jika lebih

besar keuntungan, baru mereka akan menerapkan tindakan pencegahan yang di

tetapkan oleh pemerintah tersebut (12,13).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan dan Kepatuhan Masyarakat dalam Upaya

Pencegahan COVID-19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Utara Tahun 2020”.

A. Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Masyarakat Terkait Upaya

Pencegahan Covid-19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan tingkat

pengetahuan dan kepatuhan masyarakat terhadap upaya pencegahan Covid-19 di

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


5

2. Tujuan Khusus

a. Manganalisis hubungan tingkat pengetahuan masyaraka dengan upaya

pencegahan kasus Covid-19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu

Sungai Utara.

b. Menganalisis hubungan tingkat kepatuhan masyarakat dengan upaya pencegahan

kasus Covid-19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan di bidang zoonosis serta memberikan acuan

sebagai bahan literatur yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran

b. Dapat memberikan informasi pada masyarakat terkait kasus pandemi dalam

upaya pencegahan Covid-19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

c. Memberikan kerjasama Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran (PSKM FK ULM) dengan instansi yang terkait melalui kegiatan Tri

Dharma perguruan tinggi meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

dalam upaya memecahkan permasalahan terkait hubungan tingkat pengetahuan dan


6

kepatuhan masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Kecamatan Amuntai

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bantuan pemikiran dan tenaga yang

dapat digunakan sebagai masukan untuk program kesehatan dalam mengoptimalkan

program-program edukasi kesehatan yang berhubungan dengan penyakit zoonosis

khususnya Covid-19 dalam rangka meningkatkan personal hygiene masyarakat di

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

D. Keaslian Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dengan

jumlah sampel sebanyak 136 responden yang merupakan masyarakat di Kecamatan

Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Cuiyan Wang, Riyu Pan, Xiaoyang Wan, Yilin Tan,

Linkang Xu, Cyrus S. Ho dan Roger C. Ho (2020) yang berjudul Immediat

psychological responses and associated factor during the initial stage of the

2019 coronavirus disease (Covid-19) epidemic among the general population in

China (5). Persamaan dari kedua penelitian adalah variabel terikat yaitu

mengenai 2019 coronavirus disease (COVID-19). Desain penelitian cross

sectional serta pengukuran dengan instrument berupa kuesioner, namun hanya


7

saja dilakukan secara online. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

diajukan calon peneliti yaitu variabel bebas yang diukur yaitu respon psikologi

masyarakat selama epidemik Covid-19 berlangsung. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan simple random sampling sedangkan penelitian sebelumnya

menggunakan teknik pengambilan sampel dengan snowball sampling.

2. Penelitian yang dilakukan Rahman F, Adenan, Yulidasari F, Laily N, Rosadi D,

dan Azmi AN (2017) yang berjudul pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

upaya pencegahan tuberkolusis (10). Persamaan dari kedua penelitian adalah

variabel bebas yang diambil yaitu pengetahuan. Variabel bebas lainnya yaitu

sikap masyarakat yang mana memiliki makna yang hampir mirip dengan

kepatuhan, dimana sama sama mengukur perilaku seseorang. Desain penelitian

cross sectional, teknik pengambilan sample menggunakan metode cluster

random sampling serta instrumen penelitian menggunakan kuesioner.. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang diajukan calon peneliti yaitu hanya pada

variabel terikat yaitu pada penyakit yang menjadi pembahasan utama, dalam

penelitian ini, peneliti membahas terkait upaya pencegahan tuberculosis, namun

pada penelitian yang diajukan membahas tentang upaya pencegahan COVID-19.

3. Penelitian Nurbaety B, Wahid AR, Suryaningsih E (2020) yang berjudul

Gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan pada pasien Tuberkulosis di RS

Umum Provinsi NTB Periode Juli-Agustus 2019 (14). Persamaan dari kedua

penelitian adalah variabel bebasnya yaitu mengukur tingkat pengetahuan dan

kepatuhan seseorang. Dengan menggunakan observasional deskriptif serta


8

pendekatan cross sectional serta instrument yang digunakan berupa kuesioner.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diajukan oleh calon peneliti

yaitu variabel terikatnya yaitu Covid-19. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan peneliti sebelumnya menggunakan purposive sampling, sedangkan

calon penelti menggunakan simple random sampling.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Covid 19 (Corona Virus Disease 2019)

1. Definisi

Coronavirus meruapakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak

bersegmen. Coronavirus tergolong ordo nidovirales, keluarga coronaviridae.

Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi

di permukaan virus. Berdasarkan dari European centre for disease preventation and

control mengatakan bahwa virus corona merupakan sebuat virus baru yang telah di

identifikasi sebagai penyabab penyakit pneumonia pada manusia. Penyakit ini

sejatinya dengan nama pertamanya “2019-nCoV acute respiratory disease (ARD)”

yang secara resmi namanya menjadi COVID-19 yang merupakan pertama kalinya

terdeteksi pada musim dingin di Desember 2019 pada sebuah kota dengan 11 juta

penduduk yaitu Wuhan, propinsi Hubei, China (15, 16).

Coronavirus dalah kumpulan virus yang bisa menginpeksi system pernapasan

dan menyebabkan kematian. Secara historis viruscorona pertama kali di identifikasi

sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960. Menurut world health organization,

viruscorona merupakan virus menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang lebih

parah seperti sindrom pernapasan timur tengah (MERS-CoV) dan sindrom

pernapasan akut parah (SARS-CoV). Bahkan ada dugaan bahwa coronavirus awalnya

ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa coronavirus

8
9

juga menular dari manusia ke manusia. Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk

mencegah infeksi virus corona atau sekarang secara resmi disebut COVID-19 (17,

18).

Seluruh dunia saat ini sedang mengalami pandemic bernama novel coronavirus

2019 (nCoV-2019). Virus yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat ini

sudah menyebar ke 203 negara, termasuk Indonesia (19).

2. Manifestasi Klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala

klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu>380C), batuk dan kesulitan bernapas.

Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, myalgia, gejala

gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Pada kasus berat

perburukan terjadi dengan cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolic yang sulit di koreksi dan pendarahan atau disfungsi system koagulasi

dalam beberapa hari (15). Sindrom klinis yang muncul jika terinfeksi COVID-19

antara lain:

a. Tidak berkomplikasi/ gejala ringan, biasanya muncul dengan keadaan yang tidak

spesik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk disertai sakit

tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala dan nyeri otot. Pada kondisi

ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau

napas pendek.
10

b. Pneumonia ringan, gejala utamanya dapat muncul seperti demam, batuk dan

sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak pneumonia

tingan ditandai batuk dan susah bernapas.

c. Pneumonia berat, biasanya terjadi pada pasien dewasa dengan gejala yang

muncul dengan demam dan infeksi saluran napas. Tanda yang muncul berupa

takipnea (frekuensi napas >30x/menit) , distress pernapasan berat atau saturasi

oksigen pasien <90% udara luar.

2019-nCoV menyebabkan gambaran pneumonia fatal dengan presentasi klinis

yang sangat menyerupai SARS-CoV. Pasien yang terinfeksi 2019-nCoV dapat

mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, memiliki kemungkinan masuk pada

tingkat perawatan intensif bahkan mungkin meninggal. Badai sitokin dapat dikaitkan

dengan tingkat keparahan penyakit. Upaya lebih lanjut harus dilakukan untuk

mengetahui seluruh spectrum dan patofisiologi penyakit baru (10).

3. Diagnosis

Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu: demam, batuk kering dan

sulit bernapas atau sesak (15).

a. Pasien dalam pengawasan (PDP) atau kasus suspek yaitu seseorang yang

memiliki riwayat demam, batuk/pilek, pneumonia ringan sampai berat

berdasarkan klinis atau gambaran radiologi dan pasien infeksi pernapasankut

dengan tingkat keparahan ringan sampai berat yang memiliki riwayat perjalanan

ke Tiongkok atau wilayah/Negara yang terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul

gejala.
11

b. Orang dalam pemantauan (ODP), seseorang yang mengalami gejala demam atau

riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok

atau wilayah/Negara yang terjangkit.

c. Kasus Probable, pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19

tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan dengan hasil konfirmasi positif

pan-coronavirus atau beta coronavirus.

d. Kasus terkonfirmasi, seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi Covid-

19.

4. Penularan

COVID-19 menyebabkan penyakit flu biasanya sampai penyakit yang lebih

parah seperti sindrom pernafasan timur tengah (MERS-CoV) dan sindrom

pernapasan akun parah (SARS-CoV). Virus ini menular dengan cepat dan telah

menyebar ke beberapa Negara, termasuk Indonesia. Seseorang dapat tertular

COVID-19 melalui sebagai cara, yaitu (20):

1. Tidak sengaja terhirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-

19

2. Memegang mulud atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah

menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19

3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau

berjabat tangan.
12

B. Perilaku dalam Kesehatan

1. Konsep Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup

yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari

manusia itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan respon individu terhadap suatu stimulus

atau suatu tindakan yang dapat dilihat dan diamati baik secara sadar atau tidak.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa

faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup

termasuk perilaku manusia (21).

2. Perilaku Kesehatan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seorang dalam berperilaku

sehat Dalam teori perilaku Precede dan Proceed Lawrence Green (1980) faktor yang

mempengaruhi kepatuhan, dibedakannya menjadi dua determinan yaitu behavioral

factors (faktor perilaku) dan non behavioral factors (faktor non perilaku). Teori ini

berdasarkan tindakan seseorang yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan

dengan kepatuhan terhadap upaya pencegahan Covid-19 dipengaruhi oleh 3 faktor

yaitu (21, 22):

a. Faktor Predisposisi

Menurut Green (1980), faktor predisposisi merupakan suatu faktor yang

mendahului perilaku dan menjadi dasar atau motivasi untuk terjadinya perilaku.

Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku sesorang. Faktor ini meliputi


13

pengetahuan, sikap dan lainnya yang berhubungan dengan motivasi individu atau

kelompok untuk melakukan tindakan atau perilaku. Faktor lain yang termasuk faktor

predisposisi yaitu faktor sosiodemografi seperti umur, jenis kelamin, status sosial

seseorang yang meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan (21).

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah kesan di dalam pemikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indra yang berbeda dengan kepercayaan, takhayul, dan

penerangan-penerangan yang keliru. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (21).

Menurut penelitian Sulaeman (2020), pengetahuan dan pemahaman yang

ilmiah, akurat dan dapat dipercaya dapat membantu masyarakat untuk mudah

melaksanakan himbauan dan arahan pemerintah guna menekan penyebaran Covid-19.

Selain membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang Covid-19, perlu juga

diberikan pengetahuan tentang kunci penting untuk terhindar dari penularan/transmisi

virus covid-19 yaitu pengetahuan tentang kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat

(PHBS). Pemberian materi tentang lingkungan dan kesehatan serta pola hidup bersih

dan sehat akan membantu masyarakat terhindar dari Covid-19 dan penyakit infeksius

lainnya (23).
14

2) Sikap (Attitude)

Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan

fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Sikap

merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-

hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum

merupakan suatu tindakan dan aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku (21).

Menurut penelitian Yunus (2020), Sikap atau perilaku masyarakat terhadap

kebijakan pemberlakukan lockdown sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 sangat

berpengaruh terhadap penyelesaian masalah kasus pandemik ini. Upaya pemerintah

dalam mengantisipasi perkembangan Covid-19 cukup membuat khawatir masyarakat.

Bukan hanya khawatir terjangkit saja, tetapi kebijakan pemerintah yang

memberlakukan lockdown menyulitkan masyarakat dalam melakukan aktifitas normal

sehari-hari sehingga dapat berdampak pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat

(24).

3) Kepercayaan (Belief)

Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan tertentu akan

mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh

terhadap kesehatannya. Sejalan dengan penelitian Putri (2020), salah satu kunci dari
15

repons masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk memutus

mata rantai penularan Covid-19 adalah kepercayaan atau keyakinan. Merebaknya

pandemic Covid-19 di Indonesia berimbas pada guncangan ekonomi akibat

pemberlakukan kebijakan karantina dan social distancing. Hubungan antara

kepercayaan dengan kepatuhan terhadap kebijakan guna menanggulangi dan

mencegah penyebaran Covid-19 oleh masyarakat yakin dengan patuh terhadap aturan

bisa memutus mata rantai penyebarannya (21, 25).

4) Nilai (Values)

Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang. Menurut

Sumarni (2015), nilai yang dianut oleh suatu masyarakat berisikan elemen-elemen

yang judgmental seperti apa yang dianggap baik, benar dan dikehendaki. Pentingnya

nilai untuk mengerti sikap dan motivasi, dan nilai juga mempengaruhi persepsi.

Dalam nilai persepsi sangat berpengaruh karena interpretasi terhadap objek

dipengaruhi persepsi. Nilai mempengaruhi sikap dan perilaku, persepsi

mempengaruhi sikap, motivasi kerja yang dapat dilihat dari perilaku. (21, 26).

5) Persepsi (Perseption)

Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individu terhadap

stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu

sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh

dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan
16

dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan obyek.

Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga

keadaan dirinya. Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu

cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang dimilikinya (21).

Menurut penelitian Dani (2020), terdapat hubungan antara persepsi dengan

perilaku pencegahan Covid-19 oleh masyarakat yang mana dipengaruhi oleh

komunikasi. Perubahan yang terjadi dalam komunikasi sosial terlihat dan terasa saat

wabah Covid-19 melanda dunia dengan penularan penyakit yang begitu mudah.

Banyaknya berita bohong atau hoax yang menyebar dimedia sosial sehingga

mengakibatkan masyarakat mengalami mis persepsi dan muncul asumsi baru terkait

penyakit Covid-19 (27).

6) Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang

merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan perilaku

manusia. Motivasi yaitu dorongan atau menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari

dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Motivasi

terbagi menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya tidak mudik

atau pulang kampung ditengah pandemik Covid-19 serta melakukan karantina

mandiri untuk mengantisipasi penyebaran penularan Covid-19 sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau

pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (21).


17

Sejalan dengan penelitian Hartati dkk (2020), yang menyatakan terdapat

hubungan antara motivasi dengan kepatuhan upaya pencegahan Covid-19. Dengan

adanya motivasi yang tinggi dari pemerintah, LSM, dan orang sekitar untuk

mematuhi kebijakan yang ditetapkan berarti ada suatu keinginan dari dalam diri

masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan (28).

7) Status demografi (Demographic Status)

Faktor lain yang termasuk faktor predisposisi yaitu faktor status demografi.

Status demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat

diantaranya seperti pendidikan dan status pekerjaan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupanya yang dapat

digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga meningkatkan kualitas hidup.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan memudahkan seseorang menerima

informasi dan berdampak pada pengetahuan. Pengetahuan adalah yang mendasari

seseorang dalam bersikap dan kemudian dalam melakukan tindakan. Kemudian,

pengetahuan, sikap, dan tindakan yang sejalan tersebut akan membentuk perilaku

(29).
18

Sedangkan status pekerjaan menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam

(2003) dalam Puspita (2016), pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan keluarga. Orang yang bekerja cenderung

memiliki sedikit waktu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan sehingga akan semakin

sedikit pula ketersediaan waktu dan kesempatan untuk melakukan pengobatan (30).

b. Faktor pemungkin (enabling factors).

Menurut Green (1980), yaitu faktor yang memotivasi individu atau kelompok

untuk melakukan tindakan yang berwujud lingkungan fisik, tersedianya fasilitas dan

sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana kesehatan, waktu pelayanan, dan

kemudahan transportasi. Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh

suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya diantaranya yaitu

fasilitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan sumberdaya, biaya, jarak, ketersediaan

transportasi, jam buka dan lain sebagainya (21, 29).

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Menurut Green (1980), faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong

atau memperkuat seseorang dalam berperilaku kesehatan yaitu mencakup sikap dan

dukungan keluarga, teman sebaya, penyedia layanan kesehatan dan media massa

(21,29).

1) Keluarga (family)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Untuk mencapai perilaku sehat

masyarakat, maka hasrus dimulai pada masing-masing tatanan keluarga. Keluarga

merupakan orang-orang yang paling pertama dan paling sering berinteraksi satu sama
19

lain. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarganya. Dukungan keluarga memiliki empat tipe, yaitu dukungan

emosional, dukungan informasional, dukungan instrument, dan dukungan

penghargaan/penilaiaan (31).

a) Dukungan informasional yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi individu.

Dukungan ini berupa pemberian nasehat, saran dan feed back atau umpan balik

tentang apa yang sedang atau sudah dilakukan oleh seseorang, misalnya seperti

pemberian informasi tentang penyakit yang diderita oleh keluarganya.

b) Dukungan emosional yang meliputi ekspresi empati misalnya mendengarkan,

bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan,

mau memahami, ekspresi kasih sayang dan perhatian. Dukungan emosional akan

membuat si penerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.

c) Dukungan instrument adalah bantuan yang diberikan secara langsung, bersifat

fasilitas atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan seperti

dukungan ekonomi dan perawatan kesehatan yang diterapkan oleh keluarganya.

d) Dukungan penilaian merupakan dukungan dalam memberikan umpan balik dan

penghargaan dengan menunjukkan respon positif, yaitu dorongan terhadap

perasaan ataupun gagasan.

Menurut penelitian Juliansyah (2019), adanya hubungan signifikan antara

dukungan keluarga dengan upaya pencegahan Covid-19. Dukungan keluarga dalam

upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pemberian informasi, komunikasi, dan


20

dukungan untuk melakukan pencegahan sehingga anggota keluarga memiliki

tanggung jawab untuk melakukannya (32).

2) Media Massa (mass media)

Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber untuk menyampaikan

pesan pada sasaran. Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat

komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun

yang termasuk media massa adalah surat kabar, televisi, majalah, radio dan internet

(21).

Melalui media massa, pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat dapat

melakukan himbauan untuk mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus

corona di Indonesia sudah dilakukan di seluruh daerah. Diantaranya dengan

memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah, kegiatan sekolah dirumah,

bekerja di rumah, bahkan kegiatan beribadahpun dirumah. Hal itu sudah menjadi

kebijakan pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sudah dianalisa

dengan maksimal tentunya saja (33).

3) Teman Sebaya (peer influence)

Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia atau tingkat kematangan

yang kurang lebih sama. Teman sebaya memberikan dukungan yang kuat pada

seseorang, baik secara individu maupun secara kelompok, memberikan seseorang

perasaan memiliki dan kekuatan serta kekuasaan. Salah satu fungsi dari teman sebaya

adalah untuk memberikan sumber informasi tentang dunia di luar keluarga. Hal-hal
21

ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang biasanya dipengaruhi atau didukung oleh

hal dan orang-orang yang dianggap penting disektor kehidupan mereka (19).
BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Menurut Wang, et al (2020) coronavirus merupakan virus zoonotic yaitu virus

yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Dari penelitian Lu (2020) mamalia yang

dapat terinfeksi coronavirus sebelum manusia adalah kelelawar. Kelelawar

merupakan sumber utama kejadian SARS, MERS dan juga virus baru yaitu Covid-19.

Berdasarkan observasi dari Song, Fengxiang (2020), gejala umum yang terjadi

setelah terinfeksi Covid-19 yaitu demam diikuti dengan batuk serta myalgia atau

kelelahan. Hal itu didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Li (2020) terkait

gejala klinis spesifik yang muncul pada pasien Covid-19 seperti infeksi saluran

pernafasan bawah yang mana terjadi peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah

paru yang berakibat pada system imunitas tubuh di luar kendali (5, 34, 35, 36).

Berbagai teori membahas tentang kepatuhan seseorang untuk berperilaku dalam

upaya pencegahan penyakit menular khususnya Covid-19 seperti teori perilaku

Precede dan Proceed Lawrence Green. Dalam teori Precede dan Proceed Lawrence

Green faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah predisposing, enabling dan

reinforcing. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap kepatuhan dijelaskan melalui

teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi seseorang dalam menaati atau melanggar kebijakan pemerintah

dalam pencegahan Covid-19 (29).

22
23

Teori ini berdasarkan tindakan seseorang yang mempengaruhi perilaku yang

berhubungan dengan kepatuhan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi

(predisposing) faktor yang mendahului perilaku seseorang yang akan mendorong

untuk berperilaku yaitu pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, motivasi, dan

status demografis (umur, jenis kelamin, status sosial seseorang yang meliputi

pendapatan, pendidikan dan pekerjaan). Faktor pemungkin (enabling) yaitu faktor

yang memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang berwujud

lingkungan fisik, tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan, kemudahan mencapai

sarana kesehatan, waktu pelayanan, dan kemudahan transportasi. Faktor penguat

(reinforcing) mencakup sikap dan dukungan keluarga, teman sebaya, dan media

massa (29).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hidayati, dkk

(2019) menyatakan bahwa terdapat hubungan pengaruh pengetahuan dan sikap dalam

upaya pengendalian penyakit menular oleh masyarakat. Kunci keberhasilan

pengendalian dan pemberantasan penyakit menular tidak hanya tergantung pada

bahaya virus dan keahlian tim medis dalam melakukan pengobatan. Namun,

kesadaran masyarakat berperan penting untuk berpartisipasi dalam menyukseskan

kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait upaya pemutusan rantai penularan.

Hal ini tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap yang positif untuk mencegah

terjadinya penyebaran penyakit ini. Pemberian health education kepada masyarakat

agar mampu memberikan efek peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan secara

signifikan terhadap upaya pencegahan Covid-19 (37).


24

Faktor Predisposisi

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Nilai-nilai
5. Persepsi
6. Motivasi
7. Status Demografi

Faktor Pemungkin
Perilaku
1. Sarana Prasarana
2. Pelayanan Kesehatan

Faktor Penguat

1. Keluarga
2. Media Massa
3. Teman Sebaya

Gambar 3.1 Kerangka Teori Perilaku Precede dan Proceed Lawrence Green (1980)
(29).
25

Sedangkan kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor Predisposisi
-Pengetahuan
-Sikap/Kepatuhan

Faktor Pemungkin Upaya Pencegahan

Faktor Penguat

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Kepatuhan dalam


Pencegahan Covid-19
26

B. Hipotesis

1. Ada hubungan pengetahuan masyarakat dengan upaya pencegahan Covid-19 di

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Ada hubungan kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan Covid-19 di

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat studi observasional analitik, yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan pengetahuan dan kepatuhan dengan upaya pencegahan Covid-

19 di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Desain penelitian

yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengumpulkan data tentang variabel

independen yang dilakukan pada satu titik waktu.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Amuntai

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri atas 34 desa dengan total keseluruhan

penduduk adalah 26.545 jiwa.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode teknik simple

random sampling dengan pengambilan sampel dari angota populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Jumlah

sampel yang diambil adalah berjumlah 136 orang berdasarkan 4 orang dari setiap

desa yang ada di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

27
28

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner berupa

sejumlah pertanyaan tertulis/gform yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden

1. Kuesioner Tingkat Pengetahuan.

Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat

terkait Covid-19. Kuesioner ini dalam bentuk pertanyaan tertutup (closed

ended) dengan menyediakan hanya dua alternative jawaban. Pengetahuan

yang diukur mencakup (10) :

Tabel 3. 1. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan

Variabel Indikator Jumlah pertanyaan


Definisi 1
Faktor Risiko 1
Pengetahuan Cara Penularan 3
Tanda dan Gejala 3
Pengobatan dan Pencegahan 4
Jumlah pertanyaan 12

Hasil kuesioner tentang pengetahuan menggunakan 10 pertanyaan

yang diukur menggunakan Rating Scale dengan jawaban Ya diberi nilai 1 dan

untuk jawaban Tidak diberi nilai 0.

0 6 12
29

Kurang baik Baik

Dengan kriteria sebagai berikut:

Kurang Baik : 0-6

Baik : 7-12

2. Kuesioner Tingkat Kepatuhan

Kuesioner Kepatuhan ini dibuat untuk mengetahui tingkat kepatuhan

masyarakat terhadap upaya pencegahan Covid-19. Kuesioner dalam bentuk

pertanyaan tertutup (closed ended) dengan menyediakan dua alternatif

jawaban. Kepatuhan yang diukur mencakup (12) :

Tabel 3. 2. Kisi-kisi Kuesioner Kepatuhan

Variabel Indikator Jumlah pertanyaan


Kebiasaan Hand Hygiene 2
Penggunaan Masker 1
Kepatuhan Sosial Distancing dan Physical 4
Distancing
Karantina mandiri 1
Jumlah total pertanyaan 8

Hasil kuesioner tentang kepatuhan menggunakan 8 pertanyaan yang

diukur menggunakan Rating Scale dengan jawaban Ya diberi nilai 1 dan

untuk jawaban Tidak diberi nilai 0.

0 4 8

Kurang baik Baik

Dengan kriteria sebagai berikut:


30

Kurang Baik : 0-4

Baik : 5-8

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas yang digunakan adalah pengetahuan dan kepatuhan

2. Variabel terikat

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah upaya

pencegahan Covid-19

E. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel

4.1.

Tabel 4.1 Definisi Operasional


Definisi Hasil dan
Variabel Alat Ukur Skala uji
Operasional Kategori
Tingkat Informasi K Hasil ukur dan Nominal
Pengetahua yang ue kategori sebagai
n diketahui si berikut:
atau di on 1. Baik jika skor 7-
sadari er 12
masyarakat 2. Kurang jika skor
terkait 0-6
Covid-19.
31

Definisi Hasil dan


Variabel Alat Ukur Skala uji
Operasional Kategori
Tingkat Dorongan dari K Hasil ukur dan No
Kepatuhan dalam diri ue kategori sebagai mi
responden untuk si berikut: nal
berperilaku sesuai on 1. Baik jika skor 5-
kebijakan er 8
pemerintah dalam 2. Kurang jika skor
upaya pencegahan 0-4
Covid-19.

F. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Tahap persiapan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Mulai konsultasi dengan pembimbing dan melakukan penelusuran pustaka

b. Mendapatkan surat izin penelitian dari ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

c. Mengajukan surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai

Utara, Puskesmas Amuntai Selatan serta kecamatan Amuntai Selatan guna

mengumpulkan data awal terkait populasi

d. Mempersiapkan instrumen penelitian seperti menyiapkan kuesioner berupa

sejumlah pertanyaan dalam bentuk gform/tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi

e. Menyusun proposal usulan penelitian dan konsultasi..

Bentuk kuesioner yang disiapkan dapat berupa tulisan ataupun gform

dengan menilai situasi dan kondisi saat kelapangan. Jika memungkinkan


32

untuk melakukan aktifitas outdoor maka kuesioner disiapkan dalam bentuk

tertulis. Selain itu, mengingat pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner maka kesungguhan responden dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian

karena keabsahan suatu hasil penelitian tergantung dari alat ukur yang

digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan dua macam pengujian

yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan teknik

korelasi yaitu melihat nilai korelasi r-hitung, nilai korelasi ini dibandingkan

dengan nilai r-tabel, dimana suatu alat ukur dikatakan valid jika korelasi r-

hitung > r-tabel. Sedangkan, untuk pengujian reliabelitas dengan

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, karena nilai dari jawabam terdiri dari

rentangan nilai dengan koefisien alpha harusnya lebih besar dari 0,7 (38).

2. Pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Setelah mendapat izin dari pihak Puskesmas Amuntai Selatan, calon peneliti

menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta mengkonfirmasi waktu untuk

melakukan penelitian.

b. Selanjutnya, responden dimintai persetujuan (inform consent) sebagai sampel

pada penelitian dengan mengisi lembar persetujuan menjadi responden.

c. Pengisian kuesioner dalam bentuk tertulis/gform oleh responden.

3. Tahap penyelesaian
33

Adapun beberapa tahapan penyelesaian yang dilakukan, yaitu:

a. Mengumpulkan semua data primer dan sekunder.

b. Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang telah didapatkan.

c. Melakukan penyusunan laporan skripsi.

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer didapat dari hasil penyebaran secara langsung lembar

kuesioner kepada responden penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder dimaksudkan untuk menunjang penggalian data yang

belum dapat diperoleh dengan penyebaran lembar kuesioner. Data sekunder

diperoleh dari data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan Dinas

Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara serta hasil kepustakaan yang

mendukung.

2. Pengolahan data

Tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing

Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.

Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw date) tidak

memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan
34

untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data

mentah.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan coding adalah untuk mempermudah pada

saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.

c. Processing

Processing data dilakukan agar data yang di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan

data dilakukan dengan cara meng-entry data dari lembar isian ke paket program

komputer.

d. Cleaning (pembersihan data)

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan mengecek kembali

data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

H. Cara Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian.

Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari variabel

dependen yaitu pengetahuan dan kepatuhan

2. Analisis bivariat

ini digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara

variabel independen dengan variabel dependen yaitu pengetahuan dan


35

kepatuhan dengan upaya pencegahan Covid-19 dengan menggunakan uji chi

square dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (derajat kepercayaan 95%).

Jika data yang dianalisis, ditemukan nilai expected count kurang dari 5

sebanyak 20% atau lebih, maka uji yang digunakan adalah uji fisher exact

test.

I. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

2. Waktu penelitian

Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian


Bulan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1. Tahap Persiapan
a. Perijinan dan Pengumpulan Data
b. Persiapan Instrumen Penelitian
2. Penyusunan Proposal
1. Seminar Proposal Skripsi
2. Perbaikan Proposal Skripsi
3. Pengurusan Etik
5. Tahap Pelaksanaan
a. Penyebaran Kuesioner
b. Perekapan Data
36

Bulan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
6. Tahap Pelaporan
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data
c. Analisis Data
d. Penyusunan Laporan
7. Seminar Hasil Skripsi
8. Perbaikan Laporan
J. Biaya Penelitian

Biaya yang dianggarkan untuk penelitian ini disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Biaya Kegiatan Penelitian


No Keterangan Biaya
.
1. Tahap Persiapan
a. Administrasi Perizinan Rp. 50.000,00
b. Transportasi Perizinan Rp. 50.000,00
c. Transportasi Observasi Rp. 50.000,00
d. Transportasi Pengambilan data Rp. 50.000,00
e. Pengurusan Etik Rp. 150.000,00
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner Rp. 150.000,00
3. Tahap Pelaporan
a. Alat Tulis Kantor Rp. 100.000,00
b. Penjilidan Rp. 200.000,00
Jumlah Rp. 800.000,00
37
DAFTAR PUSTAKA

1. Hui DS, et al. The continuing 2019–nCoV epidemiologi threat of novel


coronavirus to global health – the latest 2019 novel coronavirus outbreak . in
Wuhan, China. International Journal of Infectious Disease 2020; 91, 264-266.
2. Gao J, et al. Breakthrough : chloroquire phosphate has shown apparent efficacy
in treatment of Covid-19 associated pneumonia in clinical studies. Bioscience
Treands Advence Publication 2020; 1(1): 1-2.
3. World Health Organization. Considerations for quarantine of individuals in the
context of containment for coronavirus disease (Covid-19). Interim Guidance.
march 19, 2020. 1-4.
4. Azhar EI, et al.. The middle east respiratory syndrome (MERS). Infect Dis Clin
North Am 2019; 33(4): 891-905
5. Wang C, et al. Immediat psychological responses and associated factor during
the initial stage of the 2019 coronavirus disease (Covid-19) epidemic among the
general population in China. Journal of Environment Research and Public
Health 2020; 1(1): 1-25
6. Pradanti DS. Evaluation of formal risk assessment implementation of middle east
respiratory syndrome corona virus in 2018. Jurnal Berkala Epidemiologi 2019 ;
7(3): 197-206.
7. Burhan E. Coronavirus yang meresahkan dunia. Journal Indonesian Medic
Assoc 2020; 70(2): 1-3.
8. Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. Sebaran ODP,PDP dan
Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan 2020.
9. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) situation
report – 27. National authorities, april 1, 2020.
10. Rahman F, et al. Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan
tuberculosis. Jurnal MKMI 2017; 13(2): 183-189.
11. Rampul L, et al. Coronavirus disease (COVID-19) pandemic. Med J Malaysia
2020; 75(2): 95-97.
12. Husna K, et al. konseling meningkatkan perilaku ibu dalam pencegahan dan
perawatan balita infeksi saluran pernafasan akut di wilayah kerja puskesmas
bangkalan. Critical, Medical and Surgical Nursing Journal 2016; 4(2): 1-11.
13. Maharani CA, et al. Perilaku ibu dalam penegahan kekambuhan pneumonia pada
bayi dan balita di kota semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2019; 7(2): 73-
80.
14. Norbaety B, Wahid AR, Suryaningsih E. Gambaran tingkat pengetahuan dan
kepatuhan pada pasien Tuberkulosis di RS Umum Provinsi NTB Periode Juli-
Agustus 2019. Jurnal Ilmu Kefarmasian 2020; 1(1): 8-13.
15. Yuliana. Coronavirus disease (Covid-19; sebuah tinjauan literature. Wellness
and Healthy Magazine 2020; 2(1): 1-6.
16. Fauzi ER. Deteksi dini Covid-19 untuk keselamatan dan kesehatan pekerja
dengan meode ESMDA. Seminar Nasional Dinamika Informatika 2020; 78-81.
17. Mukhrom, Aravik H. Kebijakan nabi Muhammad saw mengenai wabah penyakit
menular dan implementasinya dalam konsep menanggulangi coronavirus Covid-
19. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i 2020; 7(3): 1-15.
18. Zheng YY, et al. Covid-19 and the cardiovascular system. Nature Reviews 2020;
17(1): 259-260.
19. Qandi GA, Rakhmawati NA. Visualisasi data penyebaran COVID-19 di
Indonesia Artikel Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya 2020.
20. Zahrotunnimah. Langkah taktik pemerintah daerah dalam pencegahan
penyebaran viruscorona Covid-19 di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i
2020; 7(3): 247-260.
21. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
22. Green LW, Inverson DC.School Health Education. Annual Review Public
Health, 1982. 3: 321-338.
23. Sulaeman, Supriadi. Peningkatan pengetahuan masyarakat desa jelantik dalam
menghadapi pandemic corona virus desease-19 (Covid-19). Jurnal Pengabdian
dan Pemberdayaan kepada Masyarakat 2020; 1(1): 12-17.
24. Yunus AR, Rezki A. Kebijakan pemberlakuan lockdown sebagai antisipasi
penyebaran coronavirus (Covid-19). Jurnal Sosial & Budaya Syar’I 2020; 7(3):
227-238.
25. Putri AO. Real actualization of the state defense then the Covid-19 pandemic.
Artikel pelaksanaan bela Negara terhadap virus corona 2020.
26. Sumarni P. Persepsi, nilai dan sikap. Buku ajar fakultas kedokteran. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 2015.
27. Dani JA, Mediantara Y. Covid-19 dan perubahan komunikasi. Persepsi:
Commucation Journal 2020; 3(1): 94-102.
28. Hartati P, Susanto. Peran pemuda tani dalam pencegahan penyebaran Covid-19
di tingkat petani. Journal of Bussiness & Entrepreneurship 2020; 2(2): 107-112
29. Green L. Health Education Planning a Diagnostik Approach. John Hopkins: My
fields Publishing Co, 1980.
30. Puspita E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita
hipertensi dalam menjalani pengobatan. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang, 2016.
31. Budiman Arif, dkk. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien yang
diterapi dengan temoxifen setelah operasi kanker payudara. Jurnal Keperawatan
2013; 2(1): 20-24.
32. Juliansyah E, Nurdin F. faktor pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan
masyarakat dengan upaya pencegahan kejadian rabies di wilayah kerja
puskesmas pandan kecamatan sungai tebelian kabupaten sintang. Jurnal Kesehata
Masyarakat 2019; 18(2); 120-129
33. Gunawan, Suranti NMY, Fathoroni. Variations of models and learning olatform
for prospective teachers during the Covis-19 Pandemic periode. Indonesian
Journal of Teacher Education 2020; 1(2): 61-70.
34. Lu, Roujin. Genomic characterization and epidemiology of 2019 novel
coronavirus; implications for virus origins and receptor binting. Lancet 2020;
February, 22: 565-574.
35. Fengxiang, Song. Emerging coronavirus 2019-nCoV Pneumonia, Shanghai:
Radiology 2020.
36. Li, Geng. Coronavirus infections and immune response. Journal of medical
Virology 2020; 1(92): 424-432.
37. Hidayati F, dkk. Intervensi penyuluhan dengan metode ceramah dan Buzz untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam pengendalian rabies
di kabupaten sukabumi. Jurnal Penyuluhan 2019; 15(1): 65-74.
38. Rohman F, Kurniawan D. Pengukuran kualitas website badan nasional
penanggulangan bencana menggunakan metode webqual 4.0. Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Komputer 2017; 3(1): 31-38.
Lampiran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Alamat: Jalan A. Yani Km. 36,00 Telp/Fax. 0511-4772747
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SEBELUM PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Usia :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian
Nama Peneliti : Vinny Aziza
NIM : 1810912120001
Judul Penelitian : Hubungan pengetahuan dan kepatuhan masyarakat dalam
upaya pencegahan Covid-19 di Kecamatan Amuntai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2020
Tujuan Penelitian : Menjelaskan hubungan pengetahuan dan kepatuhan
masyarakat dalam upaya pencegahan Covid-19

Dengan ini Saya menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dan


mengisi dengan jujur. Saya tidak akan menuntut apapun kepada pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti menjamin kerahasiaan
data yang didapat pada penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan yang sadar tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.

Amuntai, ……….......2020
Peneliti, Responden penelitian,

Vinny Aziza
NIM. 1810912120001 ......................................
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Alamat: Jalan A. Yani Km. 36,00 Telp/Fax. 0511-4772747
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714

KUESINONER PENELITIAN
“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT
DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI KECAMATAN AMUNTAI
SELATAN KABUPATEN HSU TAHUN 2020”

No. responden : …………………………………………………

Hari/tanggal : …………………………………………………

A. Identitas Responden
Nama Responden : ………………………………(L/P)
Umur Responden : ………………………………
Alamat : ………………………………
Tingkat Pendidikan :1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur dan benar.
2. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda memulai untuk
menjawabnya.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara menyilang jawaban pada
salah satu jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
4. Setiap jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi
penilaian terhadap kinerja anda.
I. Pertanyaan yang disampaikan kepada responden dan diisi oleh responden
A. Pengetahuan
No. Penyataan S R TS
1. Coronavirus merupakan penyakit yang tidak
berbahaya.
2. Penularan Covid-19 dapat melalui droplets, kontak
pribadi atau menyentuh benda yang terkontaminasi
virus.
3. Salah satu upaya pencegahan Covid-19 adalah
dengan tidak merokok, istirahat yang cukup dan
menjaga kebersihan lingkungan.
4. Apabila merasakan gejala demam atau batuk segera
mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat untuk
melakukan pemeriksaan Covid-19.
5. Aktifitas seperti belajar, bekerja dan beribadah tetap
dilakukan seperti biasa tanpa rasa takut merupakan hal
penting dalam mencegah penyebaran Covid-19.
6. Pengukuran suhu tubuh sebelum dan sesudah
mengemudi merupakan salah satu pencegahan Covid-
19 dalam transportasi public.
7. Demam, sakit tenggorokan, lesu, gangguan
pernafasan, batuk dan pilek merupakan gejala klinis
dari Covid-19
8. Tidak menunjukan gejala Covid-19 tetapi pernah
melakukan kontak erat dengan orang yang sudah
dinyatakan positif Covid disebut ODP
9. Menjaga jarak dari orang lain disebut physical
distancing.
10. Salah satu contoh isolasi mandiri adalah tidak
berbicara dengan siapapun dirumah.
11. Aktifitas sepeti belajar, bekerja dan beribadah tetap
dilakukan seperti biasa tanpa rasa takut merupakan hal
penting dalam mencegah penyebaran Covid-19.
12. Pasien dalam pengawasan isolasi diri dirumah
ditujukan pada pasien dengan gejala sedang.

B. Kepatuhan
1. Apa anda mencuci tangan setelah beraktifitas atau kontak pribadi dengan
orang lain?
1. Ya 2. Tidak
Jika Ya, mencuci tangan menggunakan apa?
1. Sabun dan air
2. Hanya air
2. Apa anda mencuci tangan sebelum menyentuh area wajah khususnya
mulut, hidung, atau mata?
1. Ya 2. Tidak
3. Saat berada di tempat umum, apakah anda selalu menggunakan masker?.
1. Ya 2. Tidak
4. Apa anda menerapkan sosial distancing?
1. Ya 2. Tidak
5. Apa anda menerapkan physical distancing?
1. Ya 2. Tidak
6. Apa anda keberatan dengan kebijakan lockdown wilayah dan PSBB yang
ditetapkan pemerintah?
1. Ya 2. Tidak
7. Apa anda berencana melakukan mudik atau traveling ditengah wabah
Covid-19?
1. Ya 2. Tidak
8. Apa anda melakukan karantina mandiri dengan tetap berada dirumah saja
saat wabah Covid-19 berlangsung?
1. Ya 2. Tidak

Anda mungkin juga menyukai