Anda di halaman 1dari 8

Hasil

PBL 3 (Pengalaman Belajar Lapangan) ke-3 merupakan pengabdian masyarakat


lanjutan yang dilakukan setelah PBL 1 dan PBL 2, PBL merupakan suatu pemecahan
masalah dengan membuat suatu program agar masalah kesehatan di masyarakat sasaran
dapat tertangani. PBL 2 yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2020 sampai dengan
tanggal 27 November 2020. Dikarenakan situasi masih dalam keadaan pandemi covid-19,
maka kegiatan dilakukan secara daring menggunakan media WhatsApp Group. Sasaran
pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah warga Desa Pemurus RT 01A Kecamatan
Aluh-Aluh.
Berdasarkan data yang telah didapatkan melalui pengamatan dan hasil FGD (Focus
Group Discussion) pada saat PBL 1, dari 50 kartu keluarga terdapat 25 balita yang memiliki
status gizi baik (60%), gizi kurang (36%) dan gizi buruk (4%). Selain itu, masih adanya
kejadian kekuragan energi kronik (KEK) pada remaja putri, berdasarkan data yang didapat
melalui pengukuran LILA terdapat 9 (52,94%) remaja putri yang mengalami KEK. Oleh
karena itu, sebagai lanjutan program yang menyesuaikan dengan keadaan pandemi covid-
19 maka, kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada PBL 2 yang dilakukan dengan
memberikan penyuluhan tentang gizi balita dan gizi remaja putri.
Warga Desa Pemurus RT 01A yang berpartisipasi pada kegiatan ini sebanyak 11
orang. Kegiatan diawali dengan pembukaan, lalu seluruh partisipan mengisi soal pre-test
dengan menggunakan platform Google Form yang telah kelompok siapkan. Kemudian,
kelompok memberikan materi edukasi berupa video dan poster mengenai status gizi balita
dan status gizi remaja putri. Materi yang diberikan lebih menekankan kepada bagaimana
orang tua rutin membawa anaknya untuk pergi ke posyandu dengan menggunakan
protokol kesehatan di masa pandemi. Sedangkan materi yang ditekankan pada remaja
putri berupa pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah sebagai pencegahan
terjadinya kekurangan energi kronik maupun anemia. Setelah itu, seluruh partisipan diberi
kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi mengenai isi media yang diberikan. Akhir
kegiatan adalah seluruh partisipan mengisi soal post-test, guna mengetahui tingkat
pengetahuan yang meningkat setelah diberikan maupun sebelum diberikannya
pemahaman terkait materi.
Gambar 1. Pembukaan Kegiatan

Gambar 2. Pembagian link soal pre-post test


Gambar 3. Pembagian materi status gizi

Gambar 4. Pembagian materi status gizi remaja putri (TTD)


Gambar 5. Pembagian link post test

Soal pada pre-test dan post-test terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pertanyaan
mengenai pengetahuan tentang status gizi balita dan pengetahuan tentang status gizi
remaja putri terkait tablet tambah darah. Berdasarkan hasil yang didapatkan peningkatan
pengetahuan responden mengenai Gizi Balita pada saat pre test dan post test masih rendah
hal dapat diketahui dari tabel persentase yaitu sebanyak 3 orang (27.3%) baik, 6 orang
(54.6%) cukup dan 2 orang (18.2%) kurang. Berdasarkan uji statistik tabel uji Wilcoxon
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Uji Wilcoxon
Test Statisticsa
Post_test - Pre_test
Z -.836b
Asymp. Sig. (2-tailed) .403
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Pada tabel 1. Merupakan hasil uji wilcoxon pre test dan post test kuesioner
pengetahuan kepala keluarga terkait status gizi balita Desa Pemurus terlihat nilai Sig
(0,403) > 0,05 yang berarti H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata antara
pre test dan post test kuesioner antara pengetahuan masyarakat di Desa Pemurus RT.001A
pada saat pengisian kuesioner sebelum dan sesudah diberikan materi penyuluhan
mengenai Gizi Balita. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya fokus dan perhatian
masyarakat pada saat dilakukan edukasi.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada kuesioner peningkatan pengetahuan


responden mengenai gizi remaja putri terkait tablet tambah darah pada saat pre-post test
terjadi perubahan. Pada bagian pre-test terdapat 5 responden (45.5%) dengan kategori
cukup, kategori kurang sebanyak 4 responden (36.4%), dan kategori baik sebanyak 2
responden (18.2%). Setelah di lakukan post-test terdapat dalam kategori baik yaitu
sebanyak 6 responden (54.5%), kategori kurang sebanyak 3 responden (27.3%), dan
kategori cukup sebanyak 2 responden (18.2%). Namun setelah dilakukan uji normalitas
didapat nilai pre test dan post test responden terdistribusi normal (> 0,05) sehingga
pengujian selanjutnya dilakukan uji perbedaan dengan uji t berpasangan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan rata-rata antara pre test dan post test kuesioner pengetahuan tablet
tambah darah sebelum dan sesudah diberikan intervensi penyuluhan tablet tambah darah
remaja putri. Berdasarkan uji statistik tabel uji t berpasangan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Uji t berpasangan


Paired Samples Test
Sig.
(2-
Paired Differences T df tailed)
Std. 95% Confidence
Erro Interval of the
Std. r Difference
Deviat Mea
Mean ion n Lower Upper
Pair pre - -
- 5,87
1 post 19,494 -23,096 3,096 1,70 10 ,120
10,000 8
1
Berdasarkan tabel hasil uji t berpasangan pre test dan post test kuesioner
pengetahuan tablet tambah darah di RT 01A Desa Pemurus terlihat nilai Sig (0,120) > 0,05
yang berarti Ho diterima. Sehingga tidak ada perbedaan rata-rata antara pre test dan post
test kuesioner pengetahuan tablet tambah darah di RT.001A Desa Pemurus saat sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan. Ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hal ini dapat terjadi
karena pada saat penyuluhan peserta kurang berpartisipasi aktif dan tidak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh pemateri.

Diskusi

Pemberdayaan dapat berupa usaha atau kemampuan orang, khususnya kelompok


rentan dan yang masih belum dapat bergerak, untuk memiliki akses terhadap sumber-
sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan ekonomi maupun
kesehatan serta berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka. Jika menarik beberapa kesinpulan dari berbagai pendapat
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan dan memandirikan
masyarakat baik dari segi produktif maupun ekonomi dan kesehatan 1.

Hasil dari kegiatan permberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan program


pengalaman belajar lapangan (PBL) yang dilakukan di Desa Pemurus RT 01A, Kecamatan
Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar beruapa penyuluhan yang dilakukan secara dari (online)
mengenai “Status Gizi Balita dan Status Gizi Remaja”. Berdasarkan hasil ¬pre-post test
terkait pengetahuan warga tidak terdapat perubahan atau perbedaan rata-rata. Hal
tersebut didasari karena masyarakat yang masih belum memerhatikan materi dan tidak
fokus dalam penyampaian materi.

Permasalahan status gizi balita pada masyarakat umumnya di dasari pada


kurangnya pengawasan orang tua terhadap balita. Kurangnya pengetahuan keluarga
khususnya ibu terkait bagaimana memberikan asupan gizi yang seimbang dan baik bagi
anaknya serta masih ada beberapa ibu yang tidak membawa anaknya rutin ke posyandu
sehingga berdampak pada kesehatan anak. Selain itu, adanya kesulitan makan pada balita
yang dapat menyebabkan munculnya berbagai gangguan dalam pertumbuhan maupun
perkembangan pada anak seperti penurunan daya tahan tubuh, adanya gangguan saat
tidur, adanya gangguan pada kesimbangan dan koordinasi, serta dapat memengaruhi
kesehatan gizi balita2. Hasil dari penelitian juga diketahui bahwa tidak ada perubahan
pengetahuan keluarga khsusunya ibu terkait pengetahuan status gizi ballita sebelum dan
setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh penyuluhan
terhadap pengetahuan yang kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji
wilcoxon.

Permasalahan status gizi remaja putri umumnya di dasari oleh bagaimana remaja
putri itu sendiri memenuhi kebutuhan zat besi tubuhnya. Tingkat pengetahuan akan
kurangnya zat besi pada tubuh sangatlah penting bagi remaja putri. Jika semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Hasil
penelitian ini juga menunjukan bahwa remaja putri cenderung tidak menyukai tablet
tambah darah dikarenakan mereka beranggapan akan memiliki keringat yang bau, maupun
rasa mual 3. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan
terhadap pengetahuan remaja ketika diberikan pre-post test. Hal ini menunjukkan tidak
adanya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan yang kemudian dianalisis secara
statistik dengan menggunakan uji t berpasangan. Hal ini disebabkan kebanyakan warga
memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tiviyanto D, dkk. 2019. Pemberdayaan masyarakat melalui program kota tanpa


kumuh (KOTAKU) di kelurahan pelita kecamatan samarinda ilirkota samarinda.
eJournal Administrasi Negara. 7(2): 8892-8905.
2. Anggraeni E, dkk. 2020. Perubahan status gizi balita dengan akupresur selama
pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan pada balita. Jurnal Gizi Prima
(Frime Nutrition Journal). 5(2): 75-80.
3. Putri RD, dkk. 2017. Pengetahuan gizi, pola makan, dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah dengan kejadian anemia remaja putri. Jurnal Kesehatan. 8(3): 404-409.

Anda mungkin juga menyukai