Anda di halaman 1dari 15

STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ( SAK)

STANDART AKUNTANSI KEUANGAN


(SAK)
Dalam dunia Akuntansi ada kaidah-kaidah yang
perlu diperhatikan sebagai seorang akuntan. Kaidah
Akuntansi di dunia internasional diatur dalam
International Financial Reporting Standards (IFRS)
atau Standart Pelaporan Keuangan Internasional
dan di Indonesia sendiri diatur dalam SAK atau
Standar Akuntansi Keuangan.
Pada pertemuan kali ini kita akan
bersama-sama memperlajari tentang kaidah SAK
secara sederhana dan hal-hal penting lainnya dalam
hal akuntansi yang perlu diketahui.
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Pengertian SAK menurut Ikatan Akuntan Indonesia


standar akuntansi keuangan adalah pernyataan
standar akuntansi keuangan dan interpretasi standar
keuangan yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar
Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta
peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Vs. International Financial
Reporting Standards (IFRS)

IFRS dan SAK sebelumnya memeiliki beberapa perbedaan


dalam penetapan kaidah-kaidah akuntansinya. Namun
keperluan penyetaraan kaidah akuntansi di indonesia dengan
kaidah akuntansi dengan standar internasional menjadi
semakin penting dengan masuknya Indonesia sebagai anggota
negara G20.
Pada ditahun 2015 SAK resmi mengadopsi IFRS dalam
penetapan kaidah-kaidah akuntansinya. Pengadopsian dan
penyetaraan terhadap aturan akuntansi di Indonesia
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para
pemangku kepentingan di Indonesia.
Standard Akuntasi yang Berlaku di Indonesia.

Setelah mempelajari tentang pengertian dan perkembangan


tentang kaidah akuntansi di indonesia. Pada bagian ini kita akan
membahas jenis standar akuntasi apa saja yang berlaku di
Indonesia.

1. PSAK-IFRS
PSAK-IFRS adalah aturan umum yang berlaku di indonesia
yang didalamnya mengatur kaidah dan asas yang harus
dipenuhi pada pembuatan laporan keungan perusahaan. PSAK
sendiri sudah mengadopsi kaidah dari IFRS sebagai acuan
kaidah akuntansi yang diakui secara internasional ditahun
2015. Aturan ini wajib dipatuhi oleh perushaan publik ataupun
emiten (badan usaha yang mengeluarkan surat berharga) pada
penyusunan laporan keuangannya.
SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik adalah kaidah akuntansi yang boleh dipergunakan oleh
usaha denga skala kecil dan menengah atau usaha UMKM
dalam pembuatan dan penyusunan akuntansinya. SAK-ETAP
sendiri juga mengadopsi dari aturan akuntansi yang ditetapkan
IFRS, hanya saja lebih sederhana dan merujuk kepada aturan
akuntansi untuk Small Medium Enterprise atau usaha kecil
menengah. Di Indonesia sendiri aturan ini ditetapkan pada
tahun 2009 dan efektif pada awal tahun 2011.
Hal yang menjadi penting untuk kamu perhatikan adalah
bahwa entitas usaha disini tidak memiliki akuntabilitas publik
yang signifikan. Penerbitan laporan keuangan entitas ini
untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal.
Pengguna eksternal yang dimaksud disini bisa pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan badan usaha
ataupun kreditur. Tujuannya adalah kemudahan dan
penyederhanaan dalam penyusunan laporan keuangan
entitas yang dimaksud.
Contoh penyederhanaannya meliputi
a. Laporan laba/rugi yang tidak perlu komprehensif
b. Penilaian aset entitas yang dimaksud hanya
berdasarkan harga perolehan dan bukan berdasarkan
nilai revaluasi
c. Tidak adanya pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan
Standar Akuntansi Syariah (SAS)

Standar Akuntansi Syariah adalah SAK syariah yang


ditujukan terhadap badan usaha atau organisasi yang memiliki
pedoman bisnis berbasis syariah.
Dibuatnya Standar Akuntansi Syariah ini bertujuan untuk
memberi standarisasi dan kemudahan dalam penyusunan
laporan keuangan syariah.
Alasan perlunya standar akuntansi syariah karena ekonomi
syariah sendiri memiliki beberapa perbedaan dengan konsep
ekonomi konvensional. Contohnya sebagai berikut :
Dalam konsep konvensional modal/aktiva terbagi menjadi
dua aktiva tetap dan aktiva lancar. Sedangkan pada ekonomi
syariah modal pokok dibagi menjadi harta uang dan harta
barang, yang akan dikategorikan lagi menjadi barang milik atau
barang dagang.
Pada konsep konvensional laba dihitung secara keseluruhan
yang artinya perhitungan mencakup laba transaksi dan
investasi, yang mungkin beberapa jenis investasi tersebut dalam
ekonomi syariah tidak diperbolehkan. Laba dalam konsep
ekonomi konvensional terjadi karena adanya transaksi dari hasil
penjualan barang ataupun jasa.
Sementara dalam ekonomi syariah laba dapat terjadi jika
ada penambahan nilai baik barang yang belum ataupun sudah
terjual. Meski perhitungan realisasi laba dalam ekonomi syariah
baru bisa dilakukan setelah barang atau jasa telah terjual.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Standar akuntansi Pemerintah diatur dalam


Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Penggunaan SAP
ditujukan pada badan pemeritah dalam melakukan
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).
Penyusunan standar akuntansi jenis ini mengacu
pada kerangka konseptual akuntansi pada sebuah
badan pemerintahan.
Tujuan SAP

Pembentukan SAP sebagai kaidah terpisah dari SAK memiliki tujuan sebagai
berikut. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam
rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, maupun antar entitas.
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini
menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan,
pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis akrual.
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan
peristiwa-peristiwa yang lain, diatur dalam standar akuntansi pemerintahan
lainnya.
International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai
Induk dari SAK

IFRS sendiri saat ini sudah digunakan sebagai kaidah


umum dalam akuntansi setidaknya oleh 120 negara,
termasuk negara-negara Uni Eropa, Asia, dan amerika
selatan.
Standarisasi yang dilakukan IFRS bertujuan
memberikan konsistensi terhadap penyusunan akuntansi
yang dapat membantu bisnis dan investor global dalam
melakukan analisa keuangan dan pengambilan keputusan.
Pembentukan standarisasi dari IFRS ini dilandasi dengan
asas transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi pada pasar
keuangan global. Serta dapat memelihara kepercayaan,
pertumbuhan, dan stablitas ekonomi global.
Subjek Ekonomi yang mendapat manfaat dari SAK

Bagian terakhir pada artikel ini kita akan bersama-sama


membahas siapa saja yang mendapatkan keuntungan dari
adanya SAK dalam akuntansi.

Pemerintah
Dengan adanya SAK dapat memudahkan pemerintah dalam
menentukan pembebanan pajak terhadap suatu badan atau
perusahaan.

Bank
Bank dalam hal ini sebagai pemberi pinjaman modal bagi
pelaku usaha dapat menganalisa resiko sebelum memberikan
pinjaman modal pada sebuah perusaaan. Bank juga dapat
melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
hutang pada setiap krediturnya.
Investor
Para investor dapat menganalisa potensi keuntungan yang
akan didapatkan, jika investor tersebut memilih untuk
berinvenstasi di perusahaan tersebut.

Pemegang Saham
Pemegang saham dapat menganalisa pertumbuhan
perusahaan serta dapat memperhitungkan earning per share
yang dihasilkan dari saham yang dimilikinya.

Supplier
Laporan keuangan yang sudah distandarisasi memudahkan
supplier untuk mengetahui keberlanjutan kerja sama yang
dilakukan dengan perusahaan dan pembayaran kewajiban
perusahaan apabila masih adanya penunggakan tagihan
terhadap barang yang telah dipesan.

Anda mungkin juga menyukai