Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


“Konsep Keperawatan Lansia”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Dosen Pembimbing :

Ns. Tini M.Kep

Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
Jurusan Keperawatan
Program Studi D-III Keperawatan Samarinda
Samarinda, Kalimantan Timur
2021

MAKALAH
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
“Konsep Keperawatan Keluarga”

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dosen Pembimbing :

Ns. Tini M.Kep

1. Dayana Devi P07220119010


2. Helmaliya Nurul Sam P07220119018
3. Nur Hidayah P07220119032
4. Rifa Diya Noor Santung P07220119037
5. Akmilda Regita Putri Aris P07220119056
6. Arif Hendra Nur Hidayat P07220119061
7. Fiqi Nur Anisa P07220119073
8. Kartika Dwi Cahyani Rahmiatul Z P07220119077

Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
Jurusan Keperawatan
Program Studi D-III Keperawatan Samarinda
Samarinda, Kalimantan Timur
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Keperawatan
Lansia” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moral maupun materi khususnya dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Keluarga sehingga makalah ini dapat selesai.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Terimakasih.

Samarinda, 26 September 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................7
A. Konsep Keperawatan Lansia........................................................................................................7
B. Alasan Timbulnya Perhatian Pada Lansia..................................................................................8
C. Fokus Keperawatan Lansia........................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan Gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang


didasarkan pada ilmu dan kiat/Teknik keperawatan yang bersifat komprehensif yang
terdiri dari bio psikososio-spritual dan kultural yang holistic,ditunjukan pada klien lanjut
usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(UU RI No.38 tahun 2014)

Pengertian lain dari keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang


berkaitan dengan penyakit pada proses menua (kozier,1987). Sedangkan menurut
Lueckerotte(2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang
perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian Kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi.

Lansia merupakan kelompok yang heterogeny.setiap lansia menunjukkan satu


tujuan, pengalaman, nilai, dan sikap yang unik. Menjadi tua adalah suatu proses yang
tidak dapat dihindari oleh kita semua, namun tidak ada pengaruh tentang penilaian ciri
menjadi tua itudengan Kesehatan (Stanley,Mickey 2007)

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba
tiba menjadi tua. Hal ininormal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Di masa ini lansia akan mengalami kemunduran fisik
secara bertahap (Azizah,2011:1).
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Lansia


2. Apa saja batasan lansia
3. Apa saja tipe tipe lansia
4. Apa alasan timbulnya perhatian pada lansia
5. Apa saja perubahan yang terjadi pada usia lanjut
6. Apa saja fokus keperawatan lansia
7. Apa tujuan keperawatan lansia
8. Apa saja landasan penanganan lansia

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Lansia


2. Untuk mengetahui apa saja Apa saja batasan lansia
3. Untuk mengetahui apa saja tipe tipe lansia
4. Untuk mengetahui apa alasan timbulnya perhatian pada lansia
5. Untuk mengetahui apa saja perubahan yang terjadi pada usia lanjut
6. Untuk mengetahui apa Apa saja fokus keperawatan lansia
7. Untuk mengetahui apa tujuan keperawatan lansia
8. Untuk mengetahui apa saja landasan penanganan lansia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Lansia

1. Pengertian Lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).
Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini lansia akan mengalami
keunduran fisik secara bertahap (Azizah, 2011:1).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
dengan kematian (Hutapea, 2005).
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006)

2. Batasan Lansia
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
1. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
2. Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun
3. Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun
4. Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas

Menurut Dra.Jos Masdani (psikolog UI)


 Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat
dibagi menjadi 4 bagian:
1. Fase iuventus antara 25dan 40 tahun
2. Verilitia antara 40 dan 50 tahun
3. Fase praesenium antara 55 dan 65 tahun
4. Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia

3. Tipe – tipe Lansia


Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada
tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:
1) Tipe Arif Bijaksana
Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah,
rendah hati, menjadi panutan.
2) Tipe Mandiri
Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.
3) Tipe Tidak Puas
Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan
hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
4) Tipe Pasrah
Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
5) Tipe Bingung
Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif, dan
kaget.
B. Alasan Timbulnya Perhatian Pada Lansia
Alasan lansia membutuhkan perhatian khusus dikarenakan masalah pada lansia
dimasukkan ke dalam “Empat Besar” penderitaan geriatrik yaitumempunyai masalah
yang kompleks, tidak ada pengobatan sederhana, penurunan kemandirian, dan
membutuhkan bantuan orang lain dalam perawatan (Isaac, 1981 dalam Watson, 2003).
Perhatian yang diberikan kepada lansia dapat berupa dukungan sosial khususnya
keluarga atau kerabat dekat. Gottlieb (1983, dalam Mundiharno, 2010) menyatakan
bahwa dukungan keluarga dapat merupakan informasi verbal maupun nonverbal,
saran, bantuan, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang terdekat berupa
kehadiran serta hal-hal yang dapat memberi keuntungan emosional kepada
penerimanya.
Dukungan dari keluarga terhadap lansia sangat dipengaruhi oleh modernisasi
yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat lansia.
Mundiharno (2010) menyatakan ada tiga penyebab yaitu perubahan keluarga dari
extended family ke nuclear family, meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja
pada wanita, dan migrasi keluar pada usia muda (Young-Out Migration).
Perubahan tanggung jawab keluarga mengurus lansia disebabkan keluarga yang
sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak mempunyai waktu mengurus lansia
atau bahkan ditinggal sendiri oleh keluarga yang membuat hidup lansia tidak potensial
dan menjadi terlantar. Kondisi ini yang menyebabkan keluarga memilih pelayanan
institusi untuk mengurus lansia. Salah satu dari pelayanan institusi lansia adalah panti
sosial.
Program pelayananan yang dilakukan oleh Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW)
terkait dengan peningkatan kesejahteraan lansia tidak selalu berjalan optimal. Faktor
yang dapat mempengaruhi yaitu seperti terbatasnya waktu lansia mengikuti kegiatan,
masih terbatas peralatan, masih tersebar beberapa fasilitas kegiatan, kurangnya SDM
di panti dalam menjalankan program, keterbatasan dana khususnya membiayai
instruktur dari luar (Depsos RI, 2009). Program PSTW yang tidak optimal ditambah
kurang dukungan keluarga dapat menimbulkan masalah yang dialami oleh lansia
selama hidup di PSTW, terutama dalam masalah psikososial. Permasalahan
psikososial yang dialami lansia terkait dukungan keluarga akan memunculkan makna
dan harapan yang berbeda.

Perubahan yang terjadi pada usia lanjut :

a. Perubahan fisik
1) Jumlah sel lebih sedikit, ukuran lebih besar, mekanisme perbaikan terganggu.
2) Sistem persyarafan lambat dalam respon, mengecilnya saraf panca indera, kurang
sensitive terhadap sentuhan.
3) System pendengaran mengalami presbiskusis/gangguan,terjadi pengumpulan
serumen.
4) Menurunnya daya penglihatan
5) Temperatur tubuh menurun secara fiiologis, tidak dapat memproduksi panas yang
banyak.
6) Menurunnya kekuatan otot pernafasan, menurunnya O2 pada arteri.
7) Terjadi penurunan selera makan dan rasa haus,mudah terjadi konstipasi dan
gangguan pencernaan lainnya.
8) Ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, otot kandung kemih menjadi
menurun,vesikel urunaria susah dikosongkan.
9) Produksi hormone menurun, menurunnya sekresi hormone kelamin.
10) System integument, kulit mengerut, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit
kepala dan rambut menipis, pertumbuhan kuku menjadi lambat,kuku menjadi
keras dan seperti bertanduk, kelenjar keringat berkurang.
11) Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, tubuh menjadi lebih pendek,
persendian membesar dan menjadi kaku.

b. Perubahan Psikologi
1) Pengamatan, memerlukan waktu lebih lama untukmenyimak keadaan.
2) Daya ingat, cenderung masih mengingat hal yang lama daripada hala yang
baru
3) Berpikir dan argumentasi terjadi penurunan dalam pengambilan keputusan.
4) Belajar, memerlukan waktu lebih lama untuk dapat mengintegrasikan
jawaban, kurang mampu mempelajari hal-hal baru.
5) Perubahan social, usia lanjut cenderung mengurangi bahkan berhenti dari
kegiatan social atau menarik diri dari kegiatan sosialnya, keadaan ini
mengakibatkan interaksi social usia lanjut menurun, secara kualitas
maupun kuantitas, yaitun:kehilangan peran, kontak social dan
berkurangnya komitmen karena merasa sudah tidak mampu
(Hurlock,1990).
6) Perubahan spiritual, hubungan horizontal, antar pribadi menyerasikan
hubungan dengan dunia.
Berdasarkan uraian diatas, dari berbagai aspek yang mengalami perubahan
dari kelompok usia lanjut dapat kita ketahui bahwa banyak penurunan baik
secara fisik maupun psikologis yang berakibat pada timbulnya berbagai macam
masalah fisik dan psikisnya, sehingga dengan segala perubahan tersebut kelompok
usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus guna memenuhi kebutuhan
dasarnya untuk tetap hidup sehat

C. Fokus Keperawatan Lansia

a. Peningkatan kesehatan (health promotion)

Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan


kondisi Lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan
sehat serta manfaat olah raga.

b. Pencegahan penyakit (preventif)

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan


melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin
terjadinya penyakit, contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah,
kolesterol secara berkala, menjaga pola makan, contohnya makan 3 kali sehari
dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makanan tidak terlalu banyak mengandung
karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya tidur
selama 6-8 jam/24 jam.

c. Mengoptimalkan fungsi mental.

Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan ceramah


agama, sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) (GLO) dan melakukan
terapi aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan musik bersama lansia lain dan
menebak judul lagunya.

d.Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.


Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada
penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap
penyakit, misalnya pada saat kegiatan Posyandu Lansia

D. Tujuan Keperawatan Lansia

a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif.

b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.

c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life


Support).

d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau
akut).

e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

E. LANDASAN PENANGANAN LANJUT USIA

Filsafat negara / P4

 UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34

Pasal 27 ayat 2, berbunyi:

“ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak ”.

Pasal 34, berbunyi:

Ayat 1 : “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara ”.

Ayat 2 : “ Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan ”.

Ayat 3 : “ Negara bertanggungjawab atas penyediaan pelayanan kesehatan dan


fasilitas pelayan umum yang layak ”.

 UUD No.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan bab 1 pasal 1


ayat 1, berbunyi :
“ Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha kesehatan pemerintah ”.

 UU N0.4 tahun 1965, Tentang pemberian bantuan penghidupan orang


tua, berbunyi :

1. Ketentuan-Ketentuan Umum

Pasal 1, berbunyi : “ Yang dimaksud dengan orang jompo dalam Undang-undang


ini ialah setiap orang yang berhubung dengan lanjutnya usia, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi hidupnya sehari-
hari ”.

Pasal 2, berbunyi: “Bantuan penghidupan yang dimaksudkan dalam Undang-


undang ini adalah pemberian tunjangan dan perawatan kepada orang jompo yang
diselenggarakan secara umum oleh Pemerintah atau di rumah Badan-
badan/Organisasi Swasta Perseorangan ”.

Pasal 3, berbunyi: “ Tunjangan yang diberikan kepada orang jompo berupa


pemberian bahan-bahan keperluan hidup atau uang, sedangkan perawatan
diberikan di rumah sendiri, di rumah peristirahatan atau pengasuhan/pemondokan
pada suatu keluarga ”.

 UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintah di daerah

2. Pengertian - Pengertian

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat


Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta pembantu-
pembantunya ;

b. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari Pemerintah


atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya ;
c. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban Daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku ;

d. Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan


urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya ; *4596 e. Daerah
Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

e. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau


Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada Pejabat-
pejabatnya di daerah:

f. Wilayah Administratip, selanjutnya disebut Wilayah, adalah lingkungan


kerja perangkat Pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas
pemerintahan umum di daerah;

g. Instansi Vertikal adalah perangkat deri Departemen-departemen atau


Lembaga-lembaga Pemerintah bukan Departemen yang mempunyai lingkungan
kerja di Wilayah yang bersangkutan ;

h. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mensahkan,


membatalkan dan menangguhkan Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala
Daerah, yaitu Menteri Dalam Negeri bagi Daerah Tingkat I dan Gubernur Kepala
Daerah bagi Daerah Tingkat II, sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

i. Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang meliputi


bidang-bidang ketentraman dan ketertiban, politik, kordinasi, pengawasan, dan
urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu lnstansi dan
tidak termasuk urusan rumah tangga Daerah ;
j.  Polisi Pamong Praja adalah perangkat Wilayah yang bertugas membantu Kepala
Wilayah dalam menyelenggarakan pemerintahan khususnya dalam melaksanakan wewenang,
tugas, dan kewajiban di bidang pemerintahan umum.

 UU No.6 tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial

3. Ketentuan Umum

Pasal 1

“ Setiap Warganegara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-


baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha-usaha
kesejahteraan sosial ”.

Pasal 2

Yang dimaksudkan di dalam Undang-undang ini dengan:

(1) "Kesejahteraan Sosial" ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan


sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan,
dan ketenteraman lahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap Warganegara
untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila.

(2) "Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial" ialah semua upaya, program, dan kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan
mengembangkan kesejahteraan sosial.

(3) "Pekerjaan Sosial" ialah semua keterampilan teknis yang dijadikan wahana
bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.

(4) "Jaminan Sosial" sebagai perwujudan dari pada sekuritas sosial adalah seluruh
sistim perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi Warganegara
yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat guna memelihara taraf
kesejahteraan sosial.

 Keputusan Presiden No.44 Tahun 1974

Program PBB tentang lansia , anjuran kongres internasional WINA 1983

GBHN 1983 / Repelita IV

 Keputusan Menteri Sosial RI No. 44 Tahun 1974, Tentang Organisasi Dan


Tata Kerja Departement Sosial Propinsi

4. Kedudukan, Tugas-Pokok, Dan Fungsi Departemen

Pasal 1

“Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia, selanjutnya


dalam Keputusan Presiden ini disebut Departemen, berkedudukan sebagai bagian
dari Pemerintahan Negara yang dipimpin oleh seorang Menteri yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden ”.

Pasal 2

“Tugas-pokok Departemen adalah menyelenggarakan sebagian dari tugas


umum pemerintahan dari pembangunan ”.

Pasal 3

(1) Setiap Departemen menyelenggarakan fungsi kegiatan perumusan


kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan
pembinaan serta pemberian perizinan, sesuai dengan kebijaksanaan umum yang
ditetapkan oleh Presiden dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Setiap Departemen menyelenggarakan fungsi pengelolaan atas milik


negara yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Setiap Departemen menyelenggarakan fungsi pelaksanaan sesuai


dengan tugas pokoknya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Setiap Departemen menyelenggarakan fungsi pengawasan atas
pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan umum yang ditetapkan
oleh Presiden dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Di masa ini lansia akan
mengalami kemunduran fisik secara bertahap (Azizah, 2011:1).

Beberapa tipe-tipe lansia menurut Nugroho W (2000) yaitu tipe arif


bijaksana, tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah, dan tipe bingung. Dukungan
dari keluarga terhadap lansia sangat dipengaruhi oleh modernisasi yang
menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat lansia.
Pada usia lanjut terjadi perubahan fisik dan juga perubahan psikologisnya. Fokus
keperawatan lansia adalah untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
mengoptimalkan fungsi mental serta mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

B. Saran

Sebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat


harus lebih tanggap dalam mengindentifikasi masalah-masalah apa saja yang
terkait dengan keluarga lanjut usia sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan tahap lanjut usia serta perawat menjadi fasilitator dalam membantu
penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Zulfitri, R. (2011). Konsep diri dan gaya hidup lansia yang mengalami penyakit
kronis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah
Pekanbaru. Jurnal Ners Indonesia, 1(2), 21-30.

Saputri, Y. H., & Prasetyo, Y. B. (2012). Peran Sosial Dan Konsep Diri Pada
Lansia. Jurnal Keperawatan, 3(2).

Kholifah, S.N. 2016 .’’ keperawatan Gerontik ‘’ jakarta selatan : Pusdik SDM
Kesehatan

Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan keperawatan gerontik. Penerbit Andi.

Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2019). Meningkatkan Kualitas


Hidup Lansia Konsep dan Berbagai Intervensi. Wineka Media.

Tani, V. A., Siwu, J., & Rompas, S. (2017). Hubungan konsep diri dengan
perawatan diri pada lansia di bplu senja cerah propinsi sulawesi utara. JURNAL
KEPERAWATAN, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai