Anda di halaman 1dari 136

MAKALAH TUTORIAL KASUS 1 BASIC SCIENCE

Anggota Kelompok A3 :
1. Syahda Artanti 2010211013
2. Muhammad Pandji Raihan 2010211034
3. Ardesta Edvantinus 2010211045
4. Tasya Zuhriya Putri 2010211060
5. Sarah Shabrina Yusri Anshari 2010211072
6. Dea Eka Oktaviana 2010211074
7. Anisa Tsurayya Shafa 2010211094
8. Bening Anjani Sri Winafebria 2010211114
9. Daffa Fawwaz Bahana 2010211116
10. Nadindya Lutfa Bathari 2010211140

Tutor : Dr. dr. Maria S T,M.Biomed


S1 Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta
2021
1
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tutorial kasus 1 dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas dosen pada tutorial tingkat 2 blok CVS di
fakultas kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Maria S T, M.Biomed selaku dosen
pembimbing tutorial. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang basic science jantung dan pembuluh darah Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi menyempurnakan makalah ini.

Jakarta,4 December 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

1. embriologi jantung ................................................................................ 4


2. embriologi pemb darah definisi ............................................................ 11
3. anatomi histo jantung ............................................................................ 31
4: anatomi histo pemb darah ..................................................................... 68
5. fisiologi jantung ......................................................................................78
6. fisiologi jantung ....................................................................................... 87
7. fisiologi pemb darah ................................................................................100
8. fisiologi pemb darah ................................................................................106
9. pemeriksaan jantung dan pemb darah ..................................................116
10. hormon yg mempengaruhi jantunh dan pemb darah ........................132

3
4
5
Pembentukan Jantung

Pada awal gestasi, embrio dapat mencukupi kebutuhan nutrisi melalui proses difusi.
Dengan berkembangnya embrio, kebutuhan nutrisi semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan aktivitas metabolik dan hal ini tidak dapat tercukupi dengan
proses difusi saja. Pada saat inilah terjadi pembentukan sistem kardiovaskuler untuk
mendukung pengantaran nutrisi.6

Struktur primer pembentukan jantung berlangsung terutama pada minggu ke

3 sampai dengan minggu ke 8 gestasi. Sistem kardiovaskuler terbentuk dari jaringan


angioblastik yang berasal dari sel-sel mesenkim mesoderm. Secara umum,
embriogenesis jantung normal terdiri dari 4 tahapan yaitu 1) Pembentukkan buluh
jantung (tubing), 2) Pembentukan jerat jantung/perputaran bagian-bagian bakal
jantung dan arteri besar (looping), 3) Pembentukan sekat jantung (septasi), 4)
pergeseran bagian-bagian jantung sebelum mencapai bentuk akhirnya (migrasi).6

2.1.1 Pembentukan buluh jantung (tubing)

Awalnya jantung merupakan sebuah buluh/tabung lurus yang berasal dari fusi
sepasang primordia yang simetris. Buluh jantung ini dindingnya terdiri dari yaitu:
a) Endokardium yang membentuk lapisan dalam jantung; b) Miokardium yang
membentuk lapisan dinding muskular; c) Epikardium atau perikardium viseral yang
melapisi bagian luar buluh darah jantung. Buluh jantung mengalami elongasi,
dilatasi, dan konstriksi di beberapa tempat membentuk atrium primitif, komponen
ventrikel yang terdiri dari segmen inlet dan outlet, dan trunkus arteriosus yang
nantinya menjadi aorta dan arteri pulmonalis.6

6
Tabel 1. Tahap-tahap perkembangan jantung6

Minggu Hari Ukuran Kejadian


III 16/17 Presomit  Kelompok sel angioblast terletak di daerah
Presomit kardiogenik
1,8 mm  Buluh endokardial terbentuk dan masing-
18-20 masing mulai bergerak ke depan
2 somit
 Buluh endokardial mulai menyatu
membentuk sebuah buluh jantung
21-22  Buluh jantung masuk ke dalam region toraks

akibat fleksi kearah kepala dan lateral


IV 22 2,0 mm  Penyatuan buluh jantung sudah sempurna
4 somit  Jantung mulai berdetak

 Mesoderm splanchnopleuric menanam buluh


jantung dan membentuk rongga perikardium
23 2,2-2,5 mm  Buluh jantung berkembang cepat dan
7/8 somit dipaksa melipat sendiri

25 14 somit  Sinoatrial junction yang terletak di tengah


bergeser ke kanan

 Tampak perforasi pada mesokardium dorsal

 Terbentuk lekukan bulboventrikuler

 Tampak septum primum


25-28 3,2-5 mm
 Septum ventrikel tampak sebagai tonjolan

kecil pada lantai common ventricle

7
28 5 mm  Ventrikel mulai dilatasi

16 somit  Sebuah arteri pulmonal tumbuh dari dinding


belakang luar atrium kiri
 Tampak bantalan endokardial
V 29 6-7 mm  Tampak truncal swelling
30/31  Tampak perforasi pada septum primum
32/33
 Pinggiran Bulboventricular mulai menyusut
9 mm
 Kanalis atrioventrikuler menjadi berbentuk
tulang anjing
 Pembentukan ostium sekundum oleh tepi
bebas septum primum
35
 Sinoatrial junction sempurna bergeser ke

kanan
VI 37  Septum sekundum berhenti berkembang.
42 Tepi bebasnya akan membentuk foramen
ovale
 Terjadi fusi bantalan endokardial superior

dan inferior
VII 46  Septum ventrikel berhenti berkembang

 Terbentuk sinus koronarius

Akhir  Kanalis interventrikuler menutup sempurna

VIII Awal  Alur keluar (aorta dan pulmonal) secara

lengkap terpisah

Vena umbilikalis yang mengalirkan darah dari plasenta, vena vitelina yang
berasal dari yolk saci serta vena kardinalis yang berasal dari embrio bergabung dan
masuk ke sinus venosus, untuk selanjutnya berhubungan dengan atrium primitif
dari tabung jantung. Bagian distal trunkus arteriosus (aortic sac) .

8
2.1.2 Pembentukan sekat jantung (septasi)

Sekat jantung utama terbentuk pada hari ke 27 dan 37 perkembangan janin.

Proses septasi terjadi pada segmen atrium, ventrikel, dan trunkus arteriosus.6

2.1.3 Pembentukan sekat pada common atrium

Pada akhir minggu ke 4 atrium primitif terseptasi dengan terbentuknya sekat


yang disebut septum primum. Sekat ini tumbuh dari atap atrium komunis meluas
kearah bantalan endokardial di dalam kanalis atrioventrikuler. Lubang antara
lapisan bawah septum primum dan bantalan endokardial adalah ostium primum.6

Dalam perkembangan selanjutnya, perluasan dari bantalan endokardial


superior dan inferior yang tumbuh sepanjang ujung septum primum, dan perlahan
menutupi ostium primum. Tetapi sebelum penutupan sempurna, timbul lubang

9
pada septum primum. Bila lubang tersebut bersatu, terbentuklah ostium sekundum.
Dengan demikian aliran darah bebas dari atrium primitif kanan ke kiri masih terjadi.6

Rongga primitif kanan meluas hingga menimbulkan suatu lipatan baru yaitu
septum sekundum, yang tidak pernah membentuk suatu pemisah sempurna di
rongga atrium. Kaki depannya akan meluas ke bawah sekat dalam kanalis
atrioventrikuler. Jika katup kiri vena dan septum spurium menyatu dengan sisi
kanan septum sekundum, pinggir cekung yang bebas dari septum sekundum mulai
menutupi ostium sekundum. Lubang yang tertinggal pada septum sekundum
disebut foramen ovale. Jika bagian atas septum primum perlahan-lahan
menghilang, bagian yang tertinggal menjadi katup foramen ovale. Hubungan antara
kedua rongga atrium merupakan suatu celah memanjang yang miring, dan arah dari
atrium kanan akan mengalir ke sisi kiri melalui celah ini.6

Setelah lahir, jika peredaran darah melalui paru mulai bekerja dan tekanan di
dalam atrium kiri meningkat, katup foramen ovale tertekan pada septum sekundum.
Dengan menutupnya foramen ovale, maka atrium kanan akan terpisah dari atrium
kiri. Sekat hasil penutupan tersebut kemudian dinamakan fossa ovalis.6

2.1.4 Pembentukan septum kanalis atrioventrikularis

Pada akhir minggu keempat, dua bantalan mesenkim yaitu bantalan


endokardium atrioventrikularis tampak pada tepi atas dan bawah kanalis
atrioventrikularis. Selain itu terdapat dua bantalan lain yaitu bantalan
atrioventrikularis lateral, tampak di tepi kanan dan kiri kanalis atrioventrikularis.
Sementara itu bantalan-bantalan endokardium yang utama makin menonjol dan
akhirnya bersatu membagi kanalis atrioventrikularis menjadi orficium
atrioventrikularis kanan dan kiri pada akhir minggu ke lima.6

2.1.5 Pembentukan katup atrioventrikuler

Setelah bantalan endokardium atrioventrikuler bersatu, setiap orficium


atrioventrikularis dikelilingi oleh proliferasi jaringan mesenkim setempat.
Akhirnya jaringan otot di daerah ini akan berdegenerasi dan digantikan oleh

10
jaringan penyambung yang diliputi endokardium dan dihubungkan pada trabekula
yang tebal di dinding ventrikel yaitu muskulus papilaris oleh corda tendinea.
Terbentuklah dua daun katup dalam kanalis atrioventrikularis kiri yaitu katup
bikuspid atau katup mitral dan tiga buah di sisi kanan yaitu katup trikuspid.6

2.1.6 Pembentukan septum ventrikel

Menjelang akhir minggu keempat, kedua ventrikel primitif mulai melebar.


Dinding medial ventrikel yang sedang meluas lalu berhimpitan dan bersatu
sehingga membentuk septum interventrikuler pars muskularis. Lubang
interventrikuler yang berada di bagian atas septum interventrikuler pars muskuler
akan mengalami penyusutan sempurna dengan selesainya pembentukan konus
septum. Penutupan lengkap lubang interventrikuler membentuk bagian membran
septum interventrikuler.6

2.1.7 Septasi alur keluar (trunkus arteriosus)

Septasi alur keluar terjadi selama minggu ke lima. Rigi trunkus superior kanan
tumbuh ke distal dan ke kiri, sedangkan rigi trunkus inferior kiri tumbuh ke distal
dan ke kanan. Dalam pertumbuhannya, rigi-rigi tersebut berputar satu terhadap
yang lain membentuk spiral. Setelah penyatuan sempurna, rigi-rigi membentuk
suatu sekat yang dikenal sebagai septum aorto-pulmonal yang membagi trunkus
menjadi pembuluh darah aorta dan arteri pulmonalis.6

2.1.8 Pembentukan katup semilunaris

Primordia katup semilunar tampak sebagai tonjolan kecil pada perluasan distal
dari bantalan trunkus, setelah pembagian trunkus arteriosus hampir selesai pada
embrio 9 mm (Gambar 1). Masing-masing katup dibentuk di pembuluhdarah aorta
dan pulmonalis. Dalam setiap pembuluh timbulah sebuah tonjolan ketiga
berhadapan dengan rigi trunkus yang telah bersatu. Perlahan-lahan tonjolan ini
menjadi cekungan pada permukaan atasnya, dan terbentuklah katup semilunaris.6

11
Gambar 1. Potongan melintang melalui truncus arteriosus pada tingkat katupsemilunar6

2.1.9 Migrasi

Bersamaan dengan septasi kanalis atrioventrikuler, terjadi migrasi dari segmen inlet
ventrikel sehingga orificium atrioventrikuler kanan akan berhubungan dengan area
trabekuler ventrikel kanan. Bersamaan dengan itu terbentuk septum inlet, sehingga
ventrikel kanan mempunyai inlet dan 2 outlet, sedangkan ventrikel kiri hanya
mempunyai 1 inlet. Selanjutnya alur keluar aorta akan bergeser ke ventrikel kiri akibat
adanya absorbsi dan perlekatan kurvatura dalam jantung, sehingga kedua ventrikel
masing-masing memiliki inlet, outlet, dan trabekuler. Pergeseran aorta kearah ventrikel
kiri akan menyebabkan septum outlet (infandibuler) berada dalam satu garis dengan
septum inlet dan septum trabekuler. Terdapat komunikasi antara kedua ventrikel, lubang
tersebut kemudianakan tertutup oleh septum membraneus.4,6
EMBRIOLOGI PEMBULUH DARAH

Pendahuluan

 Pertumbuhan jantung dan pembuluh darah dimulai pada minggu ke 3.


 Perkembangan pembuluh darah terbentuk melalui dua mekanisme:
(1) vaskulogenesis yaitu berupa pembentukan pembuluh darah melalui penyatuan angioblas
(sel-sel mesoderm ).
Contoh : Pembuluh darah besar, termasuk aorta dorsalis dan vena kardinalis.
(2) angiogenesis yaitu pembuluh darah tumbuh keluar dari pembuluh yang sudah ada.
Contoh : sisa sistem vaskular selain pembuluh darah besar dibentuk melalui angiogenesis.
 Melibatkan vascular endothelial growth factor (VEGF) dan faktor pertumbuhan lainnya.

12
Pembuluh darah terbentuk dalam dua cara: vaskulogenesis (atas), yaitu pembuluh darah berasal
dari pulau-pulau darah dan angiogenesis (bawah), yaitu pembuluh darah baru ditunaskan dari
pembuluh darah yang sudah ada.
 Selama vaskulogenesis, FGF2 berikatan pada reseptornya di subpopulasi sel mesoderm dan
menginduksi sel-sel tersebut untuk membentuk hemangioblas ( suatu prekursor umum u/
pembentukan pembuluh darah & sel darah ) . Kemudian, di bawah pengaruh VEGF yang
bekerja melalui dua receptor yang berbeda, sel-sel ini menjadi endotelial dan menyatu untuk
membentuk pembuluh darah.
 (biru) intraembrional dan ekstraembrional utama pada mudigah berukuran 4 mm (akhir
minggu keempat). Hanya pembuluh darah di sisi kiri mudigah yang terlihat.Angiogenesis

13
juga diatur oleh VEGF, yang merangsang proliferasi sel-sel endotelial di titik tempat
pembuluh darah baru akan ditunaskan dari pembuluh darah yang sudah ada.
 meningkatkan reseptor VEGF yaitu FLK1
 Pembentukan model dan stabilisasi akhir pembuluh darah dituntaskan oleh PDGF dan
TGF-β
Pertanyaan
Faktor Pertumbuhan yang lain :
1. PDGF ( platelet Derived Growth Factor ) TGF-B ( Transforming Growth Factor – beta
) -> pembentukan / stabilisasi akhir pembuluh darah
2. FGF 2 : menginduksi perkembangan pulau darah dr sel mesoderm yang membentuk
hemangioblas

 Pembentukan pembuluh darah ekstraembrional di dalam vilus, korion, tangkai


penghubung, dan dinding yolk sac pada mudigah presomit yang berusia sekitar 19 hari.

Perkembangan Arteri
 Arkus Aortae

14
 Arteri (merah) dan vena

A. Arkus aortae di akhir minggu keempat. Arkus pertama mengalami obliterasi


(menghilang )
sebelum arkus keenam terbentuk.
B. Sistem arkus aortae di awal minggu keenam. Perhatikan septum aortikopulmonale dan
arteri

15
pulmonalais yang besar.

 Saat lengkung faring terbentuk selama perkembangan minggu ke-4 dan ke-5, setiap
lengkung menerima saraf kranial dan arterinya sendiri-sendiri.
 Arteri ini berasal dari sakus aortikus, yang merupakan bagian paling distal dari trunkus
arteriosus yang bermula dari jantung.
 Arkus aorta ini tertanam di dalam mesenkim arkus faring dan berakhir di aorta dorsalis
kanan dan kiri. Pada regio arkus, aorta dorsalis tetap berpasangan, tetapi di sebelah kaudal
dari regio ini, aorta dorsalis menyatu membentuk satu pembuluh darah.
 Sakus aortikus membentuk cabang untuk setiap arkus baru, secara keseluruhan akan
terbentuk lima pasang arteri.
 Arkus V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk sebagian dan kemudian
mengalami regresi. Oleh sebab itu, kelima arkus diberi nomor I, II, III, IV, dan VI.
 Selama perkembangan selanjutnya, pola arteri ini mengalami modifikasi, dan beberapa
pembuluh darah mengalami regresi secara sempurna. Nantinya dapat membentuk arteri
baru.

Pada hari ke-27 :


 Arkus aorta I, sudah menghilang, namun sebagian kecil menetap dan membentuk arteri
maksilaris
 Arkus aorta II, akan segera menghilang, bagian yang tersisa dari arkus ini adalah arteri
hioidea dan arteri stapedialis.
 Arkus aorta III, IV, VI, dalam proses pembentukan, tetapi sudah ditemukan arteri
pulmonalis primitif sebagai cabang besar.

Pada hari ke-29 :


 Arkus aorta I dan II hilang.
 Arkus aorta III, IV, VI menjadi pembuluh besar

16
 Trunkus arteriosus akan mengalami pemisahan oleh septum aortikopulmonale yang
akan membagi saluran aliran keluar jantung menjadi aorta ventralis dan trunkus
pulmonalis.
 Kemudian sakus aortikus membentuk kornu kanan dan kiri, yang kemudian masing-
masing menghasilkan arteri brakiosefalika dan bagian proksimal arkus aortae. Sehingga
arkus aorta VI berlanjut dengan trunkus pulmonalis.

A. Arkus aortae dan aorta dorsalis sebelum berubah menjadi pola vaskular definitif.

17
B. Arkus aortae dan aorta dorsalis sesudah perubahan. Garis putus-putus,
komponen yang mengalami obliterasi. Perhatikan duktus arteriosus paten dan posisi
arteri intersegmental ketujuh di kiri.
C. Arteri-arteri besar pada orang dewasa.
Note : Bandingkan jarak letak pangkal arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia
kiri pada B dan C. Setelah hilangnya bagian distal arkus aortae keenam (arkus kelima
tidak pernah terbentuk sempurna), nervus laringeus rekurens kanan mengait arteri
subklavia kanan. Di sisi kiri, nervus ini tetap berada di tempat dan mengait ligamentum
arteriosum.

Perubahan arkus aorta pada awal minggu ke-6:


Pada perkembangan selanjutnya, sistem arkus aortae kehilangan bentuk yang semula
simetris, akan membentuk pola definitif. Gambaran ini dapat memperjelas transformasi
dari sistem arteri mudigah ke sistem arteri dewasa. Terjadi perubahan-perubahan
sebagai berikut:
 Arkus aorta ke III, membentuk arteri komunis dan bagian pertama dari arteri karotis
interna. Bagian lain arteri karotis interna dibentuk oleh bagian kranial aorta dorsalis.
Sedangkan arteri karotis eksterna adalah cabang kecil dari arkus aorta ke III
 Arkus aorta ke IV, tetap ada di kedua sisi, tetapi hasil akhirnya berbeda untuk sisi
kanan
dan kiri. Di sisi kiri, arkus aortae ini membentuk bagian arkus, di antara arteri
karotis
komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Di sisi kanan, arkus aortae ini membentuk
bagian paling proksimal arteri subklavia kanan, yang bagian distalnya dibentuk oleh
sebagian dari aorta dorsalis kanan dan arteri intersegmental ketujuh.
 Arkus aortae ke V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk tidak sempurna
dan
kemudian mengalami regresi. Seperti yang dibilang di awal.
 Arkus aortae VI, juga dikenal sebagai arkus pulmonal, memberikan cabang penting
yang

18
tumbuh ke arah tunas paru yang sedang berkembang. Di sisi kanan, bagian
proksimal
menjadi segmen proksimal arteri pulmonalis kanan. Bagian distal dari arkus ini
kehilangan hubungannya dengan aorta dorsalis dan lenyap. Di sisi kiri, bagian distal
tetap ada selama kehidupan intrauterin ( posisi janin di dlm ) sebagai duktus
arteriosus.

19
Perubahan pada sistem arkus aorta:
 Aorta dorsalis di antara pintu masuk arkus ke III dan ke IV, yang dikenal sebagai duktus

karotikus, mengalami obliterasi.


 Aorta dorsalis kanan menghilang di antara pangkal arteri intersegmental ketujuh dan

tautannya dengan aorta dorsalis kiri


 Pelipatan sefalik, pertumbuhan otak depan dan pemanjangan leher mendorong jantung

masuk ke dalam rongga toraks. Oleh sebab itu, arteri karotis dan arteri brakiosefalika
semakin memanjang, sebagai akibat dari kelanjutan pergeseran ke arah kaudal ini, arteri
subklavia kiri, yang terfiksasi di distal di tunas lengan, menggeser titik pangkalnya yang
awalnya dari aorta setinggi arteri intersegmental ketujuh ke titik yang semakin tinggi
hingga mendekati pangkal arteri karotis komunis kiri

 Arteri Vitelina dan Arteri Umbilikalis

20
 Arteri vitelina, yang pada awalnya berupa sejumlah pembuluh darah berpasangan yang
menyuplai yolk sac, secara bertahap menyatu dan membentuk arteri di mesenterium dorsal
usus.
 Pada orang dewasa, pembuluh darah ini diwakili oleh arteri seliaka, dan arteri mesenterika
superior. Arteri mesenterika inferior berasal dari arteri umbilikalis.
 Ketiga pembuluh darah ini, masing-masing menyuplai turunan usus depan, usus tengah,
dan usus belakang.
 Arteri umbilikalis, yang mula-mula berpasangan dengan cabang ventral dari aorta dorsalis,
berjalan ke plasenta berdekatan dengan alantois. (Allantois adalah membran lain di sekitar
embrio, membran di tali pusat dan membantu pertukaran gas dan mengambil limbah
nitrogen dari janin). Namun, selama minggu keempat, setiap arteri memperoleh hubungan
sekunder dengan cabang dorsal dari aorta, arteri iliaka komunis, dan kehilangan pangkal
aslinya.
 Sesudah lahir, bagian proksimal arteri umbilikalis menetap sebagai arteri iliaka interna dan
arteri vesikalis superior, dan bagian distal mengalami obliterasi membentuk ligamentum
umbilikale medianum.

 Arteri Koronaria
 Arteri koronaria berasal dari dua sumber:
(1) angioblas yang dibentuk dari pertumbuhan sinus venosus yang didistribusi di seluruh
permukaan jantung melalui migrasi sel
(2) epikardium itu sendiri.
 Beberapa sel epikardium mengalami transisi dari epitel-ke-mesenkim yang diinduksi oleh
miokardium di bawahnya.
 Sel-sel mesenkim yang baru terbentuk kemudian ikut membentuk sel-sel otot polos dan
endotel arteri koronaria.
 Sel krista neuralis juga ikut membentuk sel otot polos di sepanjang segmen proksimal arteri-
arteri ini.
 Hubungan arteri koronaria ke aorta terjadi melalui pertumbuhan ke dalam sel-sel endotel
arteri dari arteri ke dalam aorta. Melalui mekanisme ini, arteri koronaria "menginvasi" aorta.

21
Perkembangan Vena
Pada minggu ke-5, tiga pasang vena utama yang dapat dikenali:
1. Vena Vitelina (vena omphalo mesenterika) : mengangkut darah dari yolk sac ke sinus
venosus. Nantinya akan berubah menjadi Vena Porta.
2. Vena Umbilikalis : mengangkut darah yang mengandung oksigen dari plasenta. Akan
menghilang setelah lahir.
3. Vena Kardinalis : mengembalikan darah dari tubuh janin ke jantungnya. Akan berubah
menjadi vena cava.

 Sistem Vena Vitelina

22
 Sebelum masuk ke sinus venosus, vena vitelina membentuk pleksus mengelilingi

duodenum dan berjalan melalui septum transversum.


 Korda hati yang tumbuh ke dalam septum mengganggu perjalanan vena, dan terbentuk

jaringan vaskular yang luas (sinusoid hati)


 Akibat pengecilan kornu sinus kiri, darah dari sisi kiri hati dialihkan ke kanan,

yang menyebabkan pembesaran vena vitelina kanan (saluran hepatokardiak kanan).


Pada akhirnya, saluran hepatokardiak kanan membentuk bagian hepatokardiak vena
kava inferior.
 Bagian proksimal vena vitelina kiri lenyap. Jaringan anastomosis di sekeliling duodenum

berkembang menjadi satu pembuluh darah, vena porta.


 Vena mesenterika superior, yang mengalirkan darah dari lengkung usus primer, berasal

dari vena vitelina kanan. Bagian distal vena vitelina kiri juga lenyap.

 Vena Umbilikalis

23
Perkembangan vena vitelina dan vena umbilikalis di bulan kedua A dan ketiga B. Perhatikan
pembuatan duktus venosus, vena porta, dan pars hepatika vena kava inferior. Vena lienalis
dan vena mesenterika superior masuk ke vena porta

 Mula-mula, vena umbilikalis berjalan di kedua sisi hati, tetapi sebagian berhubungan

dengan sinusoid hati.


 Bagian proksimal kedua vena umblikalis dan sisa vena umbilikalis kanan kemudian lenyap

sehingga vena kiri adalah satu-satunya pembuluh yang membawa darah dari plasenta ke
hati. Dengan peningkatan sirkulasi plasenta, terbentuk hubungan langsung antara vena
umbilikalis kiri dan saluran hepatokardiak kanan -> duktus venosus.
 Pembuluh darah ini memintas pleksus sinusoid hati.

 Sesudah lahir, vena umbilikalis kiri dan duktus venosus mengalami obliterasi dan masing-

masing membentuk ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum

 Vena Kardinalis
Sistem drainase vena utama pada janin :
 Vena Kardinalis Anterior: mengalirkan darah dari bagian kepala janin

 Vena Kardinalis Posterior: mengalirkan darah dari bagian tubuh janin lainnya

24
 Vena Kardinalis Anterior dan Posterior akan bersatu sebelum masuk ke kornu sinus ->

Vena Kardinalis Komunis yang pendek

Mingu ke-5 hingga ke-7, terbentuk vena tambahan:


▪ Vena Subkardinal: mengalirkan darah dari ginjal
▪ Vena Sakrokardinal: mengalirkan darah dari ekstremitas bawah
▪ Vena Suprakardinal: mengalirkan darah dari dinding tubuh melalui Vena Interkostales

Pembentukan sistem vena kava ditandai dengan munculnya anastomosis antara bagian kiri
dan kanan sedemikian rupa sehingga darah dari kiri disalurkan ke sisi kanan.

25
 Anastomosis antara vena kardinalis anterior berkembang menjadi vena brakiosefalika kiri.

 Bagian terminal vena kardinalis posterior kiri yang masuk ke dalam vena brakiosefalika

kiri dipertahankan sebagai suatu pembuluh darah kecil -> vena interkostalis superior kiri
 Vena kava superior dibentuk oleh vena kardinalis komunis kanan dan bagian proksimal

vena kardinalis anterior kanan


 Vena kardinalis anterior merupakan drainase vena primer dari kepala selama minggu

keempat perkembangan dan pada akhirnya, membentuk vena jugularis interna


 Anastomosis antara vena subkardinalis membentuk vena renalis kiri. Saat hubungan ini

telah terbentuk, vena subkardinalis kiri lenyap, dan hanya bagian distalnya yang tersisa
sebagai vena gonadalis kiri. Dengan demikian, vena subkardinalis kanan menjadi saluran
drainase utama dan berkembang menjadi segmen renalis, vena kava inferior
 Anastomosis antara vena sakrokardinalis membentuk vena iliaka komunis. Vena

sakrokardinalis kanan menjadi segmen sakrokardinal vena kava inferior. Ketika segmen
renalis vena kava inferior terhubung dengan segmen hepatika, yang berasal dari vena

26
vitelina kanan, maka vena kava inferior, yang terdiri dari segmen hepatika, renalis dan
sakrokardinal, terbentuk dengan sempurna.
 Dengan obliterasi pada bagian utama vena kardinalis posterior, vena suprakardinalis

mengambil peran yang lebih besar dalam mengalir darah dari dinding tubuh.
 Vena interkostalis kanan IV hingga XI mengosongkan isinya ke dalam vena
suprakardinalis kanan, yang bersama dengan sebagian vena kardinalis posterior
membentuk vena azigos
 Di sisi kiri, vena interkostalis IV hingga VII masuk ke dalam vena suprakardinalis kiri dan

kemudian vena suprakardinalis kiri, yang dikenal sebagai vena hemiazigos,


mengosongkan isinya ke vena hemiazigos

Sirkulasi Sebelum Lahir


Sirkulasi Janin
 Sebelum lahir, darah dari plasenta, yang sekitar 80% tersaturasi dengan oksigen, kembali ke
janin melalui vena umbilikalis.
 Sewaktu mendekati hati, sebagian besar dari darah ini mengalir melintasi hati dan melalui
duktus venosus langsung masuk ke vena kava inferior.
 Sejumlah kecil darah masuk ke sinusoid hati dan bercampur dengan darah dari sirkulasi porta
 Mekanisme sfingter di dalam duktus venosus, dekat dengan pintu masuk vena umbilikalis,
mengatur aliran darah tali pusat yang akan melalui sinusoid hati.
 Sfingter ini menutup ketika kontraksi uterus menyebabkan aliran balik vena terlalu tinggi,
sehingga dapat mencegah pembebanan berlebihan yang mendadak pada jantung.
 Sesudah perjalanan singkat di vena kava inferior, tempat darah plasenta bercampur dengan
darah terdeoksigenasi yang kembali dari ekstremitas bawah, darah plasenta masuk ke atrium
kanan.
 Di sini, darah plasenta diarahkan ke foramen ovale oleh katup vena kava inferior, dan sebagian
besar darah dialirkan langsung ke dalam atrium kiri. Sehingga darah tidak melewati paru,
namun langsung melalui aorta menuju sirkulasi sistemik.
 Di sini, darah bercampur dengan darah terdesaturasi yang kembali dari kepala dan lengan
melalui vena kava superior

27
 Dan atrium kiri, tempat darah bercampur dengan sejumlah kecil darah terdesaturasi yang
kembali dari paru, darah masuk ke ventrikel kiri dan aorta asendens.
 Arteri koronaria dan arteri karotis adalah cabang-cabang pertama dari aorta
asendens, sehingga otot jantung dan otak disuplai oleh darah yang teroksigenasi dengan baik.
 Darah dari vena kava superior masuk ke atrium dextra dan mengalir melalui ventrikel dextra
ke dalam trunkus pulmonalis.
 Sebagian besar dari darah ini mengalir langsung melalui duktus arteriosus ke dalam aorta
desendens, tempat darah bercampur dengan darah dari bagian proksimal aorta.
 Setelah berjalan melalui aorta desendens, darah mengalir ke arah plasenta melalui dua arteri
umbilikalis.
 Saturasi oksigen di dalam arteri umbilikalis sekitar 58%.
 Selama perjalanannya dari plasenta ke organ-organ janin, darah di dalam vena umbilikalis
secara bertahap kehilangan kandungan oksigennya yang tinggi sewaktu darah ini bercampur
dengan darah yang terdesaturasi.
 Secara teoritis, percampuran dapat terjadi di tempat-tempat berikut: di hati
(I), bercampur dengan sejumlah kecil darah yang kembali dari sistem porta; di vena kava
inferior (II), yang membawa darah terdeoksigenasi yang kembali dari ekstremitas bawah,
pelvis, dan ginjal; di dalam atrium kanan
(III), bercampur dengan darah yang kembali dari kepala dan ekstremitas; di atrium kiri (IV),
bercampur dengan darah yang kembali dari paru; dan di muara duktus arteriosus ke dalam
aorta desendens (V)

28
Sirkulasi Setelah Lahir
 Setelah lahir, sirkulasi plasenta terganggu akibat pemutusan tali pusat. Tekanan parsial CO2
di dalam darah bayi yang baru lahir akan meningkat. Pusat pernapasan akan terangsang dan
paru akan mulai berfungsi. Hubungan aliran darah yang memintas harus terputus.
 Karena ada peningkatan tekanan dalam atrium sinistra, maka terjadi penutupan fungsional
foramen ovale. Valvula foraminis ovalis bersatu dengan septum secundum.

29
Sebagai sisanya terbentuk fossa ovalis.
 Ductus arteriosus menutup oleh kontraksi otot polos, yang dipicu oleh kandungan oksigen yang
tinggi. Biasanya empat hari setelah lahir ductus akan menutup sempurna.
Pada orang dewasa, sisanya akan ditemukan sebagai Lig. Arteriosum
 Ductus venosus mengalami obliterasi menjadi Lig. Venosum.
 Vena umbilicalis mengalami obliterasi menjadi Lig. Teres hepatis antara hati dan dinding
perut.
 Kedua Aa. Umbilicalis berkontraksi dan mencegah kehilangan darah. Kedua sisi bagian distal
membentuk Lig. Umbilicale mediale, yang masing-masing merupakan dasar plica umbilicalis
medialis pada bagian dalam dinding perut.

30
31
ANATOMI DAN HISTOLOGI JANTUNG

ANATOMI

Sistem kaediovaskular terdiri dari cor/jantung, yang memompa darah ke seluruh tubuh, dan
pembuluh-pembuluh darah, yang merupakan suatu tabung jaringan tertutup untuk mengangkut
darah.

a. Orientasi Cor. Bentuk dan orientasi jantung seperti piramida terbalik yang berdiri
di atas satu sisinya. Berada dalam cavitas thoracis, apex piramida ini menghadap ke
depan, bawah, dan ke kiri, sedangkan basisnya berada di arah kebalikan apex dan
menghadap ke posteriror.

b. Sisi-sisi piramida terdiri dari :


o Facies diaphragmatica (inferior) yang merupakan tempat piramida bersandar
o Facies sternocostalis (anterior) yang menghadap ke anterior
o Facies pulmonalis kanan, dan
o Facies pulmonalis kiri

32
c. Facies cordis
o Facies anterior menghadap ke anterior dan terutama terdiri atas ventriculus
dexter, Sebagian atrium dextrum di sebelah kanan dan Sebagian ventriculus
sinister di sebelah kiri

 Cor pada posisi anatomis berada di atas facies diaphragmatica, yang terdiri dari
ventriculus sinister dan sebagian kecil ventriculus dexter yang terpisah oleh
Sulcus interventricularis posterior (Gambar 3.60). Facies ini menghadap ke
inferior, di atas diaphragma, terpisah dari basis cordis oleh sinus coronarius,
dan membentang dari basis sampai apex cordis.

 Facies pulmonalis sinistra menghadap pulmo sinister, lebar dan cembung,


terdiri dari ventriculus sinister dan sebagian atrium sinistrum. Facies

33
pulmonalis dextra menghadap pulmo dexter, lebar dan cembung, terdiri dari
atrium dextrum.

d. Tepi-tepi dan batas-batas Beberapa deskripsi umum orientasi cor merujuk kepada
margo kanan, kiri, inferior (acutus) dan obtusus:

 Margo dexter dan sinister sama dengan facies pulmonalis dexter dan sinister
cor.

 Margo inferior adalah tepi tajam di antara facies anterior dan diaphragmatica
cordis (Gambar 3.57. 3.59) terbentuk sebagian besar oleh ventriculus dexter dan
sebagian kecil ventriculus sinister dekat apex.

 Margo obtusus memisahkan facies pulmonalis anterior dan sinistra berbentuk


membulat dan berada dari auricula sinistra sampai apex cordis (Gambar 3.59),
dan terbentuk terutama oleh ventriculus sinister dan sebagian kecil auricula

34
sinistra.

e. Sulci externum Pemisah/partisi internum memisahkan cor menjadi 4 ruangan (yakni,


dua atria dan dua ventriculi) dan menghasilkan facies atau cekungan externum yang
disebut sulci.

 Sulcus coronarius mengelilingi cor, memisahkan ateria dan ventriculi (Gambar


3.62). Sulcus coronarius berisi arteria coronaria dextra, vena cardiaca parva,
sinus coronarius, dan ramus circumflexus arteria coronaria sinistra.

 Sulci interventriculares anterior dan posterior memisahkan dua ventriculus


sulcus interventricularis anterior di permukaan anterior cor berisi arteria
interventricularis anterior dan vena cardiaca magna, dan sulcus
interventricularis posterior pada facies diaphragmatica cordis yang berisi arteria
interventricularis posterior dan vena cardiaca media. Sulci ini berlanjut di
inferior, tepat di sisi kanan apex cordis.

35
f. Ruang-ruang cor Secara fungsional, cor terdiri dari dua pompa yang terpisah oleh suatu
sekat (Gambar 3.63).

 Pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh dan mengirimnya ke


pulmo.

 Pompa kiri menerima darah teroksigenasi dari pulmo dan mengirimnya ke


seluruh tubuh.

36
 Setiap pompa terdiri dari atrium dan ventriculus yang terpisah oleh suatu
katup/valvula. Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang datang ke
cor, sedangkan ventriculus yang relatif berdinding tebal memompa darah ke
luar cor. Lebih banyak tenaga diperlukan untuk memompa darah keluar cor
menuju ke seluruh tubuh dibandingkan ke pulmo, sehingga dinding muscularis
ventriculus sinister lebih tebal dibandingkan ventriculus dexter. Septa
interatriale, interventriculare, dan atrioventriculare memisahkan keempat
ruangan cor (Gambar 3.64), Anatomi bagian dalam setiap ruangan penting
terkait fungsinya.

g. Anatomi permukaan

37
h. Atrium dextrum
Atrium dextrum Pada posisi anatomis, atrium dextrum membentuk batas kanan cor dan
merupakan bagian kanan facies anterior cordis (Gambar 3.66 ).

Darah kembali ke atrium dextrum melalui salah satu dari 3 pembuluh darah yaitu:
 vena cava superior dan vena cava inferior, yang bersama- sama mengalirkan
darah ke cor dari seluruh tubuh: dan

 sinus coronarius, yang mengembalikan darah dari dinding cor itu sendiri.

Vena cava superior memasuki bagian atas posterior atrium dextrum, dan vena cava
inferior dan sinus coronarius memasuki bagian posterior bawah atrium dextrum
(Gambar 3.66).

Dari atrium dextrum, darah mengalir ke ventriculus dexter melewati ostium


atrioventriculare dextrum. Lubang ini menghadap ke depan dan medial dan tertutup
selama kontraksi ventriculus oleh valvula atrioventricularis dextra/valvula
tricuspidalis.

38
Bagian dalam atrium dextrum terbagi menjadi dua ruangan bersinambungan. Dari luar,
pemisahan ini ditandai oleh sulcus verticalis yang dangkal (sulcus terminalis cordis),
yang membentang dari sisi kanan ostium venae cavae superioris sampai ke sisi kanan
ostium venea cavae inferioris. Dari sisi dalam, cekungan ini ditandai oleh crista
terminalis (Gambar 3.66), yang merupakan crista berotot halus, yang dimulai dari atap
atrium di depan ostium venae cavae superioris sampai ke bawah di dinding lateral bibir
anterior vena cava inferior.

Ruangan di posterior crista adalah sinus venarum cavarum dan secara embryologis
berasal dari tanduk kanan sinus venosus. Komponcn atrium dextrum ini halus,
berdinding tipis, dan kedua venae cavae bermuara di sini. Ruangan di anterior dari
crista, termasuk auricula dextra, terkadang disebut sebagai atrium proper.

Terminologi ini didasarkan pada asalnya dari atrium primitif semasa embryo.
Dindingnya tertutup rigi-rigi yang disebut musculi pectinati (pectinate muscles), yang
menyebar keluar dari crista seperti "gigi-gigi sisir". Rigi ini juga ditemui di auricula
dextra, yang merupakan kantung muscularis, berbentuk kerucut, seperti daun telinga,
yang di bagian luarnya menutupi aorta ascendens.

Struktur tambahan atrium dextrum adalah ostium sinus coronarii, yang menerima darah
dari sebagian besar venae cordis dan bermuara di sebelah medial terhadap ostium venae
cavae inferioris. Terkait dengan ostea ini ada lipatan kecil jaringan yang berasal dari
valvula sinus venosus embryonik (secara berturut-turut valvula sinus coronarii dan
valvula venae cavae inferioris). Selama perkembangan, valvula venea cavae inferioris
membantu mengarahkan aliran darah teroksigenasi yang datang, melewati foramen
ovale masuk ke atrium sinistrum.

Septum interatriale memisahkan atrium dextrum dari atrium sinistrum, struktur ini
menghadap ke depan dan kanan karena atrium sinistrum terletak di posterior dan di kiri
atrium dextrum. Suatu cekungan tampak jelas terlihat pada septum tepat di atas ostium

39
venae cavae inferioris. Struktur ini adalah fossa ovalis, dengan tepi yang jelas, yaitu
limbus fossae ovalis (tepi fossa ovalis) (Gambar 3.66).

Fossa ovalis menandai lokasi foramen ovale embryonicum, yang merupakan bagian
penting dari sirkulasi fetus. Foramen ovale memungkinkan darah teroksigenasi
memasuki atrium dextrum lewat vena cava inferior langsung menuju atrium sinistrum
tanpa melalui pulmo, yang tidak berfungsi sebelum lahir.

Terakhir, beberapa lubang kecil—lubang venae cardiacae minimae (foramina venarum


minimarum)—tersebar di sepanjang atrium dextrum. Ini adalah venae kecil dari
myocardium yang bermuara langsung ke atrium dextrum.

i. ventriculus dexter

Pada posisi anatomis, ventriculus dexter membentuk sebagian besar facies anterior
cordis dan sebagian pars diaphragmatica (Gambar 3.67). Ventriculus dexter ini terletak

40
di kanan atrium dextrum dan berlokasi di depan dan sebelah kiri ostium
atrioventriculare dextrum. Darah yang memasuki ventriculus dexter dari atrium
dextrum, dengan demikian bergerak ke arah horizontalis dan ke depan

Jalur aliran keluar dari ventriculus dexter, yang mengarah ke truncus pulmonalis,
adalah conus arteriosus (infundibulum) (Gambar 3.67). Daerah ini memiliki dinding
halus dan berasal dari bulbus cordis embryonik.

Dinding-dinding bagian aliran masuk ventriculus dexter memiliki banyak pars


muscularis, strukturnya tak beraturan dan disebut trabeculae carneae (Gambar 3.67).
Sebagian besar struktur ini melekat secara keseluruhan di dinding ventriculus,
membentuk rigi-rigi, atau hanya melekat di ujung-ujungnya, membentuk jembatan-
jembatan.

Beberapa trabeculae carneae (musculi papillares) hanya memiliki satu ujung yang
melekat ke permukaan ventriculus, sedangkan ujung lainnya berfungsi untuk
perlekatan pita fibrosa seperti tendo (chordae tendineae), yang menghubungkan tepi-
tepi bebas cuspis valvula atrioventricularis dextra/valvula atrioventricularis
dextra/valvula tricuspidalis.

Terdapat tiga musculi papillares di ventriculus dexter. Namanya relatif disesuaikan


dengan titik origonya di permukaan ventriculus, yaitu musculi papillares anterior,
posterior, dan septalis (Gambar 3.67).
 Musculus papillaris anterior adalah musculus papillaris yang terbesar dan
paling sering didapatkan, dan berasal dari dinding anterior ventriculus.

 Musculus papillaris posterior dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga struktur,
dengan beberapa chordae tendineae yang berasal langsung dari dinding
ventriculus

41
 Musculus papillaris septalis adalah musculus papillaris yang kadang-kadang
dapat ditemui, karena kecil bahkan tidak ada sama sekali, dengan chordae
tendineae yang langsung muncul dari dinding septum

Satu trabeculum yang khusus, trabecula septomarginalis (moderator band), membentuk


suatu jembatan di antara bagian bawah septum interventriculare dan dasar musculus
papillaris anterior. Trabecula septomarginalis membawa sebagian systema conducens
cordis, yakni, crus dextrum fasciculus atrioventricularis, ke dinding anterior ventriculus
dexter.

j. Valvula atrioventricularis dextra/valvula trikuspidalis

42
Ostium atrioventriculare dextrum tertutup selama kontraksi ventriculus oleh valvula
atrioventricularis dextra/valvula tricuspidalis (valva atrioventricularis dextrum),
dinamakan demikian karena biasanya terdiri dari tiga cuspis atau daun katup (Gambar
3.67). Basis setiap cuspis diamankan oleh cincin fibrosa yang mengelilingi ostium
atrioventrieulare. Cincin fibrosa membantu mempertahankan bentuk dari lubang.
Cuspis saling bersinambungan dekat dasarnya pada daerah yang disebut commissurae.

Penamaan tiga cuspis, cuspis anterior, septalis, dan posterior, didasarkan pada posisi
relatif cuspis tersebut di ventriculus dexter (Gambar 3.67). Tepi bebas cuspis melekat
pada chordae tendineae, yang muncul dari ujung-ujung musculi papillares.

Selama fase mengisi ventriculus dexter, valvula atrioventricularis dextra/valvula


tricuspidalis terbuka, dan ketiga cuspis berproyeksi ke dalam ventriculus dexter.

Tanpa adanya mekanisme kompensasi, saat muscularis ventriculorum berkontraksi,


cuspis valvula akan terdorong ke atas bersama aliran darah dan darah akan bergerak
kembali ke dalam atrium dextrum. Tetapi, kontraksi musculi papillares yang melekat
pada cuspis melalui chordae tendineae mencegah cuspis berbalik ke dalam atrium
dextrum.

Secara sederhana, musculi papillares dan chordae tendineae yang terkait


mempertahankan valvulae tertutup selama perubahan-perubahan dramatis ukuran
ventriculus yang berlangsung selama kontraksi.

Selain itu, chordae tendineae dari dua musculi papillares melekat di setiap cuspis. Ini
membantu mencegah terpisahnya cuspis selama kontraksi ventriculus. Penutupan
sempurna valvula atrioventricularis dextra/valvula tricuspidalis menyebabkan darah
keluar dari ventriculus dexter dan bergerak ke dalam truncus pulmonalis.

Nekrosis musculi papillares yang terjadi setelah infark myocardium (serangan jantung)
dapat menyebabkan prolaps valvula terkait.

43
k. Valva trunci pulmonalis

Di apex infundibulum, jalur aliran keluar ventriculus dexter, lubang ke dalam truncus
pulmonalis tertutup oleh valva trunci pulmonalis (Gambar 3.68), yang terdiri dari tiga
valva semilunaris dengan tepi-tepi bebas yang berproyeksi ke atas, ke dalam lumen
truncus pulmonalis. Tepi superior yang bebas dari setiap cuspis memiliki bagian tengah
yang menebal, noduli valvularum semilunarium; bagian tipis di lateral, lunulae
valvularum semilunarum (Gambar 3.68).

Cuspisnya dinamai valvula semilunaris sinistra, dextra, dan, anterior, relatif dengan
posisi fetal valvula semilunaris ini sebelum rotasi jalur aliran keluar dari ventriculi
sempurn. Setiap cuspis membentuk sinus berbentuk seperti kantung (Gambar 3.68)
suatu dilatasi dinding bagian permulaan truncus pulmonalis. Setelah kontraksi
ventriculus, berbaliknya darah mengisi sinus-sinus pulmonales ini dan memaksa cuspis

44
menutup. Ini mencegah darah di truncus pulmonalis mengisi kembali ventriculus
dexter.

l. Atrium Sinistrum

Atrium sinistrum membentuk sebagian besar dasar atau facies posterior cor. Seperti
dengan atrium dextrum, atrium sinistrum secara embryologis berasal dari dua struktur.

45
 Separuh bagian posterior, atau bagian aliran masuk, menerima darah dari 4
venae pulmonales (Gambar 3.70). Bagian ini memiliki dinding halus dan
berasal dari parsproximalis venae pulmonales yang bersinambungan ke dalam
atrium sinistrum selama masa perkembangan.
 Separuh bagian anterior bersinambungan dengan auricula sinistra. Bagian ini
berisi musculi pectinati dan berasal dari atrium primitif embryonicum. Tidak
seperti crista terminalis pada atrium dextrum, tidak terdapat struktur jelas yang
memisahkan dua komponen atrium sinistrum ini.

Septum interatriale merupakan bagian dinding anterior atrium sinistrum. Daerah


tipis atau cekungan di septum adalah valvula foraminis ovalis dan berhadapan
dengan lantai fossa ovalis atrium dextrum.

Selama perkembangan, valvula foraminis ovalis mencegah darah lewat dari atrium
sinistrum ke atrium dextrum. Valvula ini mungkin tidak menutup sempurna pada
usia dewasa, mengakibatkan terbentuknya suatu "ductus paten" saluran antara
atrium dextrum dan atrium sinistrum.

46
m. Ventriculus sinister

Ventriculus sinister terletak di anterior atrium sinistrum. Struktur ini membentuk facies
anterior, diaphragmatica, dan pulmonalis sinistra cordis, serta membentuk apex.

Darah memasuki ventriculus melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan mengalir


ke arah depan menuju apex (Gambar 3.71). Ruangan ini berbentuk kerucut, lebih
panjang dari ventriculus dexter, dan memiliki lapisan myocardium paling tebal. Jalur
aliran keluar (vestibulum aortae) terletak posterior dari infundibulum ventriculus
dexter, memiliki dinding halus, dan berasal dari bulbus cordis embryonicum.

Trabeculae carneae di ventriculus sinister berbentuk halus dan kontras dengan yang di
dalam ventriculus dexter. Penampilan umum trabeculae bersama rigi dan jembatan
musculorum ini serupa dengan yang ada di ventriculus dexter (Gambar 3.71).

Musculi papillares. bersama dengan chordae tendineae, juga teramati dan strukturnya
seperti yang telah digambarkan di atas pada ventriculus dexter. Dua musculi papillares,
musculi papillares anterior dan posterior, biasanya ditemukan di ventriculus sinister
dan lebih besar dibandingkan dengan yang ada di ventriculus dexter (Gambar 3.71).

Pada posisi anatomis, ventriculus sinister terletak di posterior ventriculus dexter.


Dengan demikian septum interventriculare membentuk dinding anterior dan sebagian
dinding di sisi kanan ventriculus sinister. Septum digambarkan sebagai struktur dengan
dua bagian:
 pars muscularis, dan
 pars membranacea.

Pars muscularis tebal dan membentuk bagian utama septum, sedangkan pars
membranacea tipis, membentuk bagian atas septum. Bagian ketiga septum mungkin

47
dianggap sebagai bagian atrioventriculare karena posisinya yang berada di atas cuspis
septalis valvula atrioventricularis dextra/valvula tricuspidalis. Posisi superior ini
bagian septum ini berada di antara ventriculus sinister dan atrium dextrum.

n. valbula mitralis

Ostium atrioventriculare sinistrum membuka ke dalam sisi posterior kanan ventriculus


sinister bagian superior. Ostium ini tertutup selama kontraksi ventriculus oleh valvula
mitralis (valvula atrioventricularis sinistra), yang juga disebut sebagai valvula
bicuspidalis karena memiliki dua cuspis, cuspis anterior dan posterior (Gambar 3.71),
Di dasarnya, cuspis diamankan oleh suatu cincin fibrosa yang mengelilingi ostium, dan
saling bersinambungan pada commisurae. Aksi terkoordinasi musculi papillares dan
chordae tendineae di sini serupa dengan yang telah digambarkan pada ventriculus
dexter.

48
o. valvula aortae

Vestibulum aortae, atau jalur aliran keluar ventriculus sinister, bersinambungan dengan
aorta ascendens di superior. Lubang dari ventriculus sinister ke dalam aorta tertutup
oleh valva aortae. Valva ini serupa dengan struktur valva pulmonalis. Valva dari tiga
valvula semilunaris dengan tepi bebas yang menghadap ke atas, ke dalam lumen aorta
ascendens (Gambar 3.72).

Di antara cuspis semilunaris dan dinding aorta ascendens terdapat sinus-sinus


menyerupai kantung sinus aortae dextra, sinistra dan posterior. Arteriae coronaria
dextra dan sinistra berasal dari sinus aortae dextra dan sinistra. Karena itu, sinus aortae
posterior dan cuspisnya terkadang disebut juga sinus dan cuspis/ valva noncoronaria.

Fungsi valva aortae serupa dengan valva pulmonalis dengan satu proses tambahan yang
penting: saat darah kembali setelah kontraksi ventriculus dan mengisi sinus-sinus

49
aortae, secara otomatis darah akan dipaksa masuk ke dalam arteria coronaria karena
pembuluh-pembuluh darah ini berasal dari sinus-sinus aortae dextra dan sinistra.

50
HISTOLOGI

Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmis, memompa darah melalui sistem
sirkulasi (Gambar 11-2). Ventrikel kanan dan kiri memompa darah, masing- masing ke paru-paru
dan bagian tubuh lain; atrium kanan dan kiri menerima darah, masing-masing dari tubuh dan vena
pulmonalis. Dinding keempat bilik jantung terdiri atas tiga lapisan utama atau tunika; endokardium
di dalam, miokardium ditengah; dan epikardium di luar.

51
1. Endokardium terdiri dari lapisan dalam endotelium yang sangat tipis dan mendukung
jaringan ikat, sebuah mioelastik lapisan tengah dari serat otot polos dan jaringan ikat, serta
pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan ikat yang sering disebut lapisan
subendokardial yang menyatu dengan miokardium, cabang sistem penghantar impuls
jantung, yang terdiri dari serat otot jantung yang dimodifikasi, juga terletak di lapisan
subendokardial (Gambar 11–3).
2. Miokardium adalah tunika yang paling tebal di jantung dan terdiri atas sel-sel otot jantung
dengan serat yang disusun spiral di setiap ruang jantung. Karena gaya yang kuat diperlukan
untuk memompa darah melalui sirkulasi sistemik dan paru, Miokardium jauh lebih tebal di
ventrikel ketimbang di atrium (Gambar 11–3).

52
3. Epikardium adalah mesotelium skuamosa yang sederhana dan didukung oleh lapisan
jaringan yang mengandung ikat pembuluh darah longgar dan saraf (Gambar 11–4).

53
4. Epikardium sesuai dengan lapisan visceral dari perikardium, yaitu membran serosa tempat
jantung berada. Dimana pembuluh besar masuk dan keluar jantung, epikardium yang dipantulkan
kembali sebagai lapisan parietal yang melapisi perikardium. Selama gerakan jantung, struktur yang
mendasari berbantal dengan deposito dari jaringan adiposa di epikardium serta gesekan dalam
perikardium dicegah oleh cairan pelumas yang diproduksi oleh kedua lapisan sel mesotelial
serosa.
5. Dalam lapisan-lapisan utama jantung mengandung struktur lain yang penting untuk fungsi
peredaran darah secara keseluruhan. Padat jaringan ikat fibrosa dari kerangka jantung merupakan
bagian dari interventrikular dan interatrial septa, mengelilingi semua katup jantung, dan meluas ke
daun katup serta korda tendinea yang melekat (Gambar 11–2 dan 11–5). Regio dari jaringan ikat
padat ini tidak teratur menjalankan fungsi berikut:
a. Menahan dan mendukung katup jantung

54
b. Menyediakan titik kuat dari insersi untuk otot jantung
c. Membantu mengkoordinasikan detak jantung dengan bertindak sebagai insulasi listrik
antara atrium dan ventrikel

55
6. Dalam lapisan subendokardial dan miokardium yang berdekatan, dimodifikasi oleh sel otot
jantung untuk membentuk impuls dan konduksi sistem jantung, serta menghasilkan dan
menyebarkan gelombang depolarisasi yang menyebar melalui miokardium untuk merangsang
kontraksi berirama. Sistem ini (Gambar 11-2) terdiri atas dua nodus yang terletak pada atrium
kanan: nodus sinoatrial (SA) (atau pacu jantung) dan nodus atrioventrikular (AV), serta berkas
atrioventrikular (His) dan jaringan konduksi subendokardial.
7. Terletak di dinding atrium kanan dekat vena kava superior, nodus sinoatrial (SA) adalah
massa 6-7mm3 sel otot jantung dengan ukuran yang lebih kecil, miofibril lebih sedikit, dan diskus
lebih sedikit yang diselingi oleh khas dari serat-serat otot sekitarnya. Impuls diprakarsai oleh sel-
sel bergerak disepanjang serat miokardial kedua atrium, merangsang kontraksi ini. Ketika impuls
mencapai nodus atrioventrikular (AV) sedikit lebih kecil, yang terletak di lantai atrium kanan dekat
katup AV dan terdiri dari sel-sel mirip dengan nodus sinoatrial (SA), sel-sel ini merangsang
depolarisasi. Melakukan serat otot dari nodus atrioventrikular (AV) membentuk AV bundel,
melewati sebuah lubang di kerangka jantung ke dalam septum interventrikular, dan membagi
masing-masing dalam dua cabang ke dinding ventrikel.
8. Pada apeks jantung, cabang bundel lebih lanjut ke sebuah subendokardial melakukan
jaringan miofibers, biasanya disebut serabut Purkinje. Ini adalah serat pucat pewarnaan, lebih besar
dari serat otot kontraktil yang berdekatan, dengan tipis, miofibril perifer dan banyak glikogen
(Gambar 11–3). Serat purkinje bercampur secara distal dengan serat kontraktil kedua ventrikel dan
gelombang memicu kontraksi melalui kedua ventrikel secara bersamaan.
Divisi simpatis dan parasimpatis komponen saraf otonom mempersarafi jantung. Sel saraf
ganglionik dan serabut saraf terdapat di dekat daerah nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular,
yang mempengaruhi timbulnya frekuensi denyut dan irama jantung, saat berlangsungnya kegiatan
olahraga dan stres emosional. Rangsangan divisi parasimpatis (nervus vagus) memperlambat
denyut jantung, sedangkan rangsangan saraf simpatis mempercepat irama pacu jantung
(pacemaker). Di antara serabut-serabut otot miokardium, terdapat banyak ujung saraf aferen bebas,
yang berhubungan dengan sensibilitas dan rasa nyeri. Obstruksi parsial arteri koroner mengurangi
pasokan oksigen ke miokardium dan menimbulkan rasa nyeri (angina pektoris).

56
Anatomi Pembuluh Darah

Arteri 🡪 membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis yang
membawa darah tanpa oksigen ke paru-paru
Vena 🡪 membawa darah kaya karbon dioksida dari tubuh ke jantung, kecuali vena pulmonalis
yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung.
Kapiler 🡪
 Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
 Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan.
 Mengambil hasil dari kelenjar Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus.

57
 Menyaring darah pada ginjal (Syaifuddin, 2009).

7. Lumen sesudah meninggal Kosong, Intak Kolaps/Clotting


8. Valvula Tidak ada Ada

Pembuluh Darah Jantung

58
1. Bagian Ventral

59
Pada gambar bagian ventral diatas, Aorta terletak di sebelah kanan dari Truncus Pulmonalis dan
dihubungkan dengan Ligamen Arteriosum. Lalu pada vena, Vena Cava Superior dan Inferior akan
masuk atrium kanan sedangkan Vena pulmonalis akan masuk ke Atrium Sinistra. Pada gambar
terlihat adanya Arcus Aorta yang nanti akan bercabang menjadi 3 yaitu Arteri Carotis Comunis
Sinistra, Arteri Subclavia Sinistra dan Truncus
Brachiocephalicus.

2. Bagian Dorsal

60
Pada bagian dorsal terlihat atrium sinistra. Aorta terlihat lebih jelas karena berada di kanan truncus
pulmonalis yang dihubungkan dengan Ligamen Arteriosum.
Aorta dibagi menjadi tiga yaitu, Aorta Ascendens yang akan bercabang menjadi arteri coronaria
dextra dan sinistra, Aorta Descendence yang akan memperdarahi bagian arteri inferior, dan Arcus
Aorta yang akan bercabang menjadi Arteri Carotis Comunis Sinistra, Arteri Subclavia Sinistra dan
Truncus Brachiocephalicus.

3. Arteri Coronaria

61
Percabangan pada Arteri Coronaria Dextra dan Sinistra merupakan percabangan dari Aorta
Ascendence. Arteri Coronaria Dextra akan bercabang menjadi dua percabangan utama yaitu

62
Ramus Interventrikularis, Posterior Arteri Coronaria Dextra dan Ramus Marginalis Arteri
Coronaria Dextra.
Arteri Coronaria Sinistra akan bercabang menjadi dua percabangan yaitu Ramus Interventrikularis
Anterior Arteri Coronaria Sinistra dan Ramus Sirkumfleksus Arteri Coronaria Sinistra. Pada Arteri
Coronaria ini berfungsi untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan jantung terutama pada
miokardium dan sisa metabolisme melalui Pembuluh vena.
4. Vena pada Jantung

63
Vena pada jantung bermuara pada Sinus Coronarius, pada bagian sinistra dari sinus coronarius
terdapat Vena Cardiaca Cordis Magna, pada bagian posterior jantung terdapat Vena Cardiaca

64
cordis Media dan pada bagian dextra terdapat Vena Cardiaca Cordis Parva yang menjalar hingga
anterior jantung.

Distribusi vena koroner ini paralel dengan distribusi arteri koroner.


Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu:

ㆍ Vena thebesian, merupakan system terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium

atrium kanan dan ventrikel kanan.

ㆍ Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar

isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.

ㆍ Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan system vena yang paling besar dan paling penting,

berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostium
sinus koronarius yang bermuara di samping vena cava inferior

5. Arteri Mediatinum superius

65
Berikut adalah gambar dari percabangan dari Arcus Aorta yang memiliki tiga percabangan yaitu
Arteri Carotis Comunis Sinistra, Arteri Subclavia Sinistra, dan Truncus Brachiocephalis. Pada
Truncus Brachiocephalis, semakin keatas akan bercabang menjadi Arteri Carotis
Comunis Dextra lalu bercabang lagi menjadi interna dan externa.

66
6. Inervasi
Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
a. Saraf simpatis (Truncus Symphaticus)

67
Postganglion dari Nervus Simpatis menuju ke Nodus SA (sinoartrial) dan AV, (atrioventricular)
serat otot jantung, dan pada Arteri Koronaria. Aktivasi dari Nervus Simpatis akan menyebabkan
akselerasi jantung, meningkatnya kontraksi otot jantung dan dilatasi Arteri Koronaria.
Mengatur : heart rate, force of each contaction, cardiac output
b. Saraf Parasimpatis (N. Vagus)
Postganglion dari Nervus Parasimpatis akan menuju Nodus SA dan AV dan Arteri Coronaria,
aktivasi dari Nervus Parasimpatis akan menyebabkan reduksi dari kontraksi jantung dan kontriksi
Arteri Coronaria.

Pacemaker
SA Node 🡪 Atrium Kanan
AV Node 🡪 diantara atrium dan ventrikerl
Internodal pathways 🡪 jalur diantara yang mengubungkan SA dan AV node
AV bundle 🡪 yang menerutkan dari AV node
Bundle branches 🡪 jika ada masalah ada LBBB dan RBBB (right bundle brances block)
Diteruskan oleh purkinje

68
Histologi Pembuluh Darah
A. Lapisan Pembuluh
Darah

69
1. Tunika Intima
Pada tunika intima ini memiliki selapis sel endotel, dan di topang oleh selapis tipis sub
endotel jaringan ikat longgar, serta terkadang mengandung sel otot polos. Pada arteri,
lapisan ini dipisahkan oleh lamina elastica interna, komponen terluarnya terdiri atas
elastin yang berfungi sebagai difus zat nutrisi ke sel-sel bagian dalam dinding
pembuluh.
Pada arteri memiliki tunika intima yang lebih tebal dengan lumen yang lebih sempit,
sehingga pada sajian histologi terlihat lebih bulat dan teratur dibandingkan dengan
vena. Pada vena tunika intima sering melipat membentuk katup dan pada kapiler hanya
memiliki tunika intima saja.
2. Tunika Media
Pada tunika media terdiri atas lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersusun secara
berpilin. Diantaranya terdapat berbagai serat dan lamella elastin, serat reticular kolagen
tipe III, proteoglikan, glikoprotein. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika
externa yang lebih tipis dan yang memisahkannya dari tunika adventitia.
3. Tunika Adventitis
Pada tunika adventitia terdiri atas serat kolagen tipe I dan elastin.
Lapisan tunika adventitia berangsur menyatu dengan jaringan ikat stromal organ
tempat pembuluh darah berada.
Pada vena memiliki tunika adventitia yang lebih tebal dan lumen yang lebih besar.
Sehingga, vena berbentuk seperti "Ban Kempes" dengan dinding yang bergelombang
dan tidak beraturan.

70
B. Vasa
Vasorum

 Berupa arteriol, kapiler atau venula, bercabang-cabang di tunika adventitia dan


tunika media bagian luar.
 Banyak di pembuluh darah besar seperti aorta dan vena cava.
 Fungsi; membawa metabolit dan nutrisi, karena lapisan pembuluh darah besar
terlalu tebal untuk bisa ditembus secara difus dari darah yang mengalir dalam
lumennya.

71
 Vena memiliki lebih banyak vasa vasorum, karena vena membawa darah yang
terdeoksigenasi.

C. Arteri
1. Arteri Elastis/Arteri Besar 🡪 pembuluh paling besat didalam tubuh mencakup trunkus
pulmonalis dan aorta serta cabang2 utamanya (arteri brakiosefalika, karotis komunis,
subklavia, vertebralis, pulmonalis, dan iliakan komunis.
 Mencakup aorta dan arteri besar (aorta and pulmonary, common carotid,
subclavian and common iliac arteries).
 Jika di potong akan tampak berwarna kekuningan karena mengandung banyak
serat elastin dibagian tunika media.
 Lamina elastic interna tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina elastis
di lapisan berikutnya. Lamina elastic juga berlubang-lubang dan tersusun
konsentris.
 Lamina elastic →akan meregang sehingga mengurangi daya tekanan saat sistol;
membantu mempertahankan tekanan arterial saat diastole (tekanan ventrikel
turun).
 Tunika adventitia relative kurang berkembang. Sebagian besar vasa vasorum
terletak di tunika ini.

72
2. Arteri Muskular
 Mempunyai fungsi mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ
dengan mengontraksikan atau merelaksasikan sel-sel otot polos (tunica media).
 Tunica intima → memiliki lapisan subendotel yang sangat tipis dan lamina
elastic interna tampak jelas.
 Tunica media → memiliki lebih banyak sel otot polos. Komponen terakhimya
terdapat lamina elastic extema (hanya terdapat pada arteri muscular yang lebih
besar.
 Tunica adventitia 🡪 terdiri atas jaringan ikat. Kapiler limfe, vasa vasorum, dan
saraf juga terdapat di dalam funica adventitia, dan struktur ini dapat
mempenetrasi bagian luar tunica media.

73
3. Arteriol
 Arteri terkecil bercabang menjadi arteriol (diameter <0.5 mm)
 Arteriol menjadi tempat terjadinya pertukaran antara darah dan cairan jaringan.
 Mempunyai lapisan subendotel yang sangat tipis, tidak terdapat lamina elastica
interna
 Tunika media : terdiri dari otot polos
 Tunika adventitia : sangat tipis
 Pada arteriol besar masih terdapat lamina elastika interna
 Metarteriol : otot polos tidak lengkap (tidak bersambung)

74
D. Kapiler
 Pembuluh darah terkecil, terdiri dari selapis sel endotel : Inti gepeng, terletak
memanjang, dan berwarna biru.
 Memiliki perisit 🡪 sel-sel yang berasal dari mesenkim dengan prossesus
sitoplasma Panjang yang mengelilingi lapisan endotel
 Perisit : kontraktil (karena tidak memiliki otot polos, sehingga perisit yang akan
berfungsi menggantikannya). Perisit memiliki : myosin, aktin dan
tropomyosin.
 Klasifikasi kapiler :

75
a. Kapiler Kontinu (continunous capillary)
 Tidak terdapat pori / fenestra.
 Terbanyak, ditemukan pada semua jenis jaringan otot, saraf,
jaringan ikat, jaringan saraf dan kelenjar eksokrin.
 Berfungsi sebagai transport substansi: carrier-mediated transport.
b. Kapiler Fenestra
 Memungkinkan pertukaran molekul yang lebih luas melalui endotel
dan ditandai dengan adanya fenestra sirkular kecil.
 Mempunyai pori/fenestra yang tertutup diafragma (mengandung
proteoglikan heparin), kecuali pada glomerulus (tanpa diafragma)
 Terdapat pada jaringan tempat berlangsungnya pertukaran zat
secara cepat seperti di ginjal, usus, plexux choroideus, dan kelenjar
endokrin.
c. Kapiler Sinusoid
 Memungkinkan pertukaran makromolekul secara maksimal serta
diantara jaringan dan darah.

76
 Memiliki karakteristik: sel endotel memiliki fenestra bear tanpa
diafragma, lamina basal diskontinu.
 Sinosoid berbentuk irregular dan berdiameter 30-40 um → lebih
besar dibandingkan kapiler lain & aliran darah lebih lambat.
 Ditemukan di hati, limpa, sejumiah organ endokrin, dan sumsum
tulang.
E. Vena
 Berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung (pembuluh balik)
 Pada potongan histologis: kolaps/seperti ban kempes → karena dinding tipis &
kurang elastic
 Memiliki tekanan yang lebih rendah dari arteri → karena vascular resistance
rendah (lapisan otot polos tipis)
 Memiliki katup yang kaya akan serat elastin dan dilapisi di kedua sisinya oleh
endotel → membantu menjaga aliran darah vena yang mengarah ke atas
(jantung) terutama lebih banyak vena ekstremitas bawah → melawan gravitasi.
Klasifikasi vena:
1. Venula dan Vena kecil

 Venula setara dengan kapiler, tapi diameter yang lebih besar (ukuran > 1 mm).
 Venula akan bertemu menjadi venula pengumpul dengan ukuran lebih besar.
2. Vena sedang

77
 Ukuran >/= 1 cm
3. Vena besar

 Tunika intima berkembang dengan baik


 Tunika media relative tipis dengan beberapa lapisan otot polos dan sejumlah
besar jaringan ikat.
 Lapisan tunika media dan tunika adventitia mengandung serat elastin, tetapi
tidak terdapat lapisan tambahan (seperti lamina elastic di arteri).
 Contohnya: vena cava, vena iliaca, vena subclavia, dil.

78
Pertanyaan
1. Pada histologi vena disebutkan bahwa gambarannya kolaps/seperti ban kempes, itu kenapa
bisa seperti itu?
2. Tadi disebutkan bahwa vena memiliki tekanan lebih rendah dari arteri, itu kenapa?
Jawab
1. Gambaran terlihat seperti itu karena karena dinding tipis & kurang elastic diameter lebih
besar dan memiliki banyak variasi structural
2. karena vascular resistance rendah (lapisan otot polos tipis) sehingga aliran darah ke jantung
di vena berjalan lambat dan bahkan mengalir balik

Sirkulasi Prenatal dan Postnatal


Sirkulasi pada bayi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu Sirkulasi Prenatal dan Sirkulasi Postnatal.
Prenatal adalah masa sebelum kelahiran, yaitu ketika manusia masih berbentuk janin di dalam
rahim ibu. Sedangkan Postnatal adalah masa setelah dilahirkannya janin dari rahim ibu berstatus
bayi.
Prenatal
1. Jalur Awal Darah
Darah kaya akan oksigen dan nutrisi yang didapatkan dari ibu untuk janin masuk dari plasenta
melalui vena umbilicalis yang terdapat dalam tali pusat. Tali pusat memiliki 1 vena umbilicalis
(darah kaya O2, menuju jantung janin dari plasenta) dan 2 arteri umbilicalis (darah kaya CO2,
meninggalkan jantung janin, menuju plasenta). Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat
sekitar 500mL/menit menuju hati melalui duktus venosus ke vena cava inferior bercampur darah

79
yang kaya CO2 yang kembali dari bagian bawah tubuh. Namun, kandungan darah pada vena cava
inferior mengandung 80% O2.

2. Darah Masuk ke Jantung


Darah masuk dari vena cava inferior ke atrium dextra, kemudian sebagian besar darah masuk ke
atrium sinistra melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium dextra masuk ke ventrikel
dextra bersama dengan darah yang berasal dari vena cava superior. Darah yang berada di ventrikel
dextra masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Tetapi, karena paru-paru belum berkembang,
darah yang terdapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus. Darah
yang terdapat pada atrium sinistra dialirkan ke ventrikel sinistra lalu dialirkan ke seluruh tubuh
melalui aorta. Darah lalu menjadi kaya akan CO2 dan dialirkan menuju arteri umbilicalis untuk
dibawa kembali ke plasenta.

3. Sirkulasi Darah Bersiklus


Darah dari aorta yang kemudian menjadi kaya akan CO2 kembali ke plasenta melalui arteri iliaca,
kemudian ke arteri umbilicalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Sirkulasi darah
janin akan berulang kembali menerima darah kaya akan oksigen dan nutrisi dari plasenta melalui
vena umbilicalis, melewati ductus venosus menuju vena cava inferior.

80
2. Sirkulasi Postnatal
a. Sirkulasi Plasenta Terhenti
Sirkulasi plasenta terhenti karena tali pusat harus dipotong ketika janin sudah berada di luar rahim.
Biasanya, tali pusat dipotong 10-30 detik setelah bayi lahir. Tetapi belakangan ini, WHO
menyarankan bahwa pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan apabila pembuluh darah
umbilicalis sudah berhenti berdenyut dengan sendirinya. Dan waktu 1-3 menit cukup untuk
mengalirkan darah lebih banyak dari plasenta kepada bayi yang baru lahir. Namun pemotongan
tali pusat juga tidak boleh ditunda terlalu lama, atau bisa menyebabkan bayi menjadi kuning karena
terlalu banyak asupan zat besi. Pemotongan tali pusat ini menyebabkan perubahan besar bagi
system sirkulasi pada bayi. Karena, baik vena umbilicalis dan arteri umbilicalis yang terdapat di
tali pusat sudah tidak dibutuhkan lagi oleh bayi. Adaptasi tersebut menyebabkan perubahan dan
perbedaan pada system sirkulasi prenatal dan sirkulasi postnatal. Berikut beberapa perubahan yang
berarti dan sangat berpengaruh:
1. Pemotongan Vena Umbilicalis dan Konstriksi Duktus Venosus

81
Tali pusat yang terdiri dari 1 cabang vena umbilicalis dan 2 cabang arteri umbilicalis, dipisahkan
dari bayi sesaat setelah dia lahir. Sehingga, bayi tidak lagi mendapatkan darah dari plasenta, namun
dari sirkulasi tubuhnya sendiri. Pemotongan vena umbilicalis ini menyebabkan konstriksi ductus
venosus yang merupakan jalur vena umbilicalis untuk mencapai ke vena cava inferior. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya lagi aliran darah yang melewatinya.

2. Pemotongan Arteri Umbilicalis dan Konstriksi Duktus Arteriosus


Hal yang sama seperti vena umbilicalis juga berlaku bagi arteri umbilicalis. Setelah pemotongan
tali pusat, aorta tidak lagi terhubung melalui ductus arteriosus dengan arteri pulmonalis karena
fungsi paru-paru mulai bekerja dengan baik untuk pertukaran gas. Pada saat bayi lahir, nafas
pertama membuat paru-paru berfungsi normal. Sehingga, pertukaran gas CO2 dan O2 tidak lagi
disalurkan ke plasenta maternal melalui ductus arteriosus yang menyebabkannya konstriksi.

b. Penutupan Foramen Ovale


Sewaktu bayi masih di dalam rahim ibu, foramen ovale merupakan sekat terbuka antara atrium
dextra dan atrium sinistra. Namun, ketika bayi lahir, formaen ovale menutup. Hal ini disebabkan
oleh tekanan yang ditimbulkan ketika bayi bernafas pertama kali yang dapat terjadi karena
tangisan. Sehingga bayi membuka mulutnya dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Nafas
pertama bayi menyebabkan fungsi paru-paru mulai bekerja secara normal. Hal ini menyebabkan
pertukaran gas beralih dari plasenta ke paru-paru. Vena pulmonalis mulai bekerja menyalurkan
darah kaya akan oksigen kedalam atrium kiri dan tekanan di bilik kiri meningkat. Ketika tekanan
di bilik kiri meningkat karena pengisian penuh darah kaya akan oksigen untuk didistribusikan ke
seluruh tubuh, tekanan yang sangat tinggi tersebut menyebabkan penutupan foramen ovale.
Sehingga, terciptalah sekat pemisah antara atrium dextra dan atrium sinistra. Sejak saat itu, jantung
berfungsi normal sebagaimana sirkulasi yang kita kenal sebagai sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
sistemik pada manusia.

Sirkulasi dalam jantung dibagi menjadi 2 yang bekerja bersamaan:

1. Sirkulasi pulmonal

82
sirkulasi yang akan memompa dan mengalirkan darah menuju paru-paru untuk dioksigenisasi
sehingga darah yang mengandung CO2 akan ditukar dengan O2 .

Alur :
siklus dimulai dari darah yang berasal dari seluruh tubuh melalui vena cava (inferior dari bagian
bawah jantung dan superior dari bagian atas jantung) yang nantinya darah kotor tersebut akan
memasuki atrium dextra.Setelah dari atrium dextra darah akan dialirkan menuju ventrikel dextra
melalui katup trikuspid(AV).Darah yang sudah memasuki ventrikel dextra akan dialirkan melalui
katup pulmonal menuju ke arteri pulmonalis.Darah tersebut akan dialirkan menuju paru-paru lalu
akan memasuki pembuluh alveolus untuk proses oksigenisasi dan setelah terjadi pertukaran gas
di paru,darah yang bersih akan dibawa melalui vena pulmonalis menuju ke jantung melalui atrium
sinistra.

2. Sirkulasi sistemik
sirkulasi ini akan dimulai dengan masuknya darah bersih dari paru dan akan dialirkan ke seluruh
jaringan tubuh

Alur : darah yang mengandung O2 yang berasal dari paru akan memasuki atrium sinistra melalui
vena pulmonalis.Dari atrium sinistra,darah akan melalui katup mitral menuju ke ventrikel
sinistra.Darah yang terdapat di ventrikel sinistra akan dialirkan menuju pembuluh aorta melewati
katup aorta lalu akan dialirkan ke arteri cabang lalu ke arteriol lalu ke pembuluh kapiler untuk
nantinya oksigen akan dipakai dalam mengoksidasi nutrien sehingga dapat terbentuk energi.Hasil
dari pembentukan energi juga terdapat cO2.CO2 akan dibawa bersama darah melalui venula,lalu
ke vena cabang,lalu ke vena cava superior dan inferior.Darah dengan CO2 tersebut akan memasuki
atrium dextra dan menuju ventrikel dextra melalui katup trikuspid.Setelah itu akan memasuki
siklus pulmonal dan akan terus berulang.

83
Siklus Jantung

84
85
Siklus jantung terdiri dari :

1. Diastol Ventrikel

· Mid Diastol ventrikel

Darah dari sistem vena terus mengalir ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan
ventrikel meskipun kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. Karena perbedaan tekanan
ini, katup AV terbuka dan darah mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang fase
pengisian diastol ventrikel. (Pengisian pasif)

· Menjelang akhir diastole

Nodus SA mencapai ambang dan melepaskan muatan, impuls menyebar ke seluruh atrium.
Tekanan atrium masih sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel sehingga katup AV tetap
terbuka.

· Akhir diastole ventrikel

Kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan

ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik-akhir adalah jumlah maksimal darah
yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini.

 Eksitasi ventrikel dan Awitan sistol ventrikel

Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus
untuk merangsang ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan
ventrikel selesai, kontraksi atrium sudah berlalu. Sewaktu kontraksi ventrikel dimulai, tekanan
ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya perbedaan tekanan ini memaksa katup AV
tertutup.

2. Kontraksi Ventrikel Isovolumetrik

Tekanan ventrikel harus terus meningkat hingga melebihi tekanan aorta. Karena itu, setelah
katup AV menutup dan sebelum katup aorta terbuka, terdapat periode singkat ketika ventrikel

86
berupa suatu ruang tertutup. Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar
dari ventrikel selama waktu ini, yang dinamai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik
(isovolurnetrik artinya "volume dan panjangnya konstan") (jantung c). Karena tidak ada darah
yang masuk atau meninggalkan ventrikel, volume bilik ventrikel tidak berubah, dan panjang serat-
serat ototnya tidak berubah sementara tekanan ventrikel terus meningkat.

3. Ejeksi ventrikel

Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dan dimulailah ejeksi darah.
Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi
sekuncup (stroke volume, SV).

 Akhir sistol ventrikel

Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurna selama fase ejeksi. Dalam keadaan normal,
hanya separuh dari darah di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol
berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika ejeksi selesai disebut
volumemsistolik akhir (VSA)

 Repolarisasi ventrikel dan awitan diastole ventrikel

Sewaktu ventrikel berepolarisasi dan mulai berelaksasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan
aorta dan katup aorta menutup.

4. Relaksasi Ventrikel isovolumetrik

Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih melebihi
tekanan atrium sehingga tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium. Panjang serat otot
dan volume bilik tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel
terus berelaksasi dan tekanan terus turun.

 Pengisian Ventrikel

87
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV membuka, ventrikel kembali
terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel isovolumetrik maupun fase
pengisian ventrikel.

Fisiologi Katup, Bunyi dan Kelistrikan Jantung

1. Mekanisme katup jantung


-> katup jantung dikendalikan oleh tekanan yang memastikan bahwa Darah mengalir dalam Arah

yang benar
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap, yaitu dari vena atrium ke ventrikel,
kemudian ke arteri. Ada 4 katup jantung yang diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka
dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah.

88
2. Bunyi jantung
A. Normal
-> bunyi jantung berkaitan dengan penutupan katup
Selama siklus jantung secara normal, dapat didengar 2 bunyi jantung utama . Bunyi jantung
pertama seperti "lub". Bunyi jantung kedua seperti "dup". Karena itu secara normal kita mendengar
"lub-dup-lub-dup-lub-dup...". Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV,
sementara bunyi kedua berhubungan dengan penutupan katup semilunar.

89
Bunyi jantung bukan disebabkan oleh penutupan katup itu sendiri, melainkan karena getaran yang
terbentuk di dalam dinding ventrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup.

Penjelasan gambar :Katup AV menutup pada permulaan kontraksi ventrikel, saat tekanan ventrikel
pertama kali melebihi tekanan atrium sehingga bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol
ventrikel. Sedangkan bunyi jantung kedua disebabkan oleh penutupan katup semilunar pada
awitan relaksasi ventrikel,

B. Murmur
Pada beberapa kasus, kita dapat mendengarkan bunti jantung abnormal berupa murmur yang
disebabkan oleh aliran darah turbulen. Darah dalam keadaan normal mengalir secara laminar
(laminar artinya lapisan) yang Tidak menimbulkan suara apapun. Namun, ketika aliran darah
menjadi turbulen, dapat terdengar suara.

Penyebab tersering turbulensi adalah malfungsi katup. Malfungsi bisa dikarenakan stenosis katup
ataupun insufisiensi. Katup stenotik Adalah katup kaku dan menyempit yang Tidak Membuka
sempurna sehingga darah yang melewati katup tersebut dipaksa melewati lubang yang sempit
dengan kecepatan sangat tinggi. Hal ini menyebabkan turbulensi yang terdengar seperti suara
siulan. Katup insufisiensi atau katup bocor atau inkompeten adalah katup yang tidak menutup
dengan sempurna, biasanya karena tepi-tepi katup mengalami jaringan parut dan Tidak menyatu
dengan benar sehingga aliran darah dapat mengalir balik (regurgitasi) melalui katup tersebut dan
menyebabkan turbulensi karena adanya tumbukan dari aliran darah di arah berlawanan. Hal ini
menghasilkan bunyi murmur berdesis atau berkumur.

90
Biasanya, penyebab dari stenosis maupun insufisiensi katup adalah demam rematik. Demam
rematik adalah penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi bakteri streptokokus. Antibodi yang
dibentuk terhadap toksin yang dihasilkan bakteri, berinteraksi dengan banyak jaringan tubuh
sendiri, salah satunya katup jantung. Pada Katup jantung nantinya akan terdapat lesi-lesi besar,
hemoragik, fibrosa, yang menyebabkan katup menjadi kaku, menebal, dan cacat.

Katup yang terkena dan jenis defek biasanya dapat dideteksi berdasarkan lokasi dan waktu timbul
murmur. Setiap katup jantung dapat didengar paling jelas di lokasi tertentu di dada.
Waktu timbul murmur merujuk kepada bagian siklus jantung saat murmur terdengar. Murmur yang
terdapat diantara bunyi jantung pertama dan kedua (lub-murmur-dup) adalah murmur sistolik.
Sedangkan murmur yang terjadi diantara bunyi jantung kedua dan pertama (lub-dup-murmur)
adalah murmur diastolik.

Berdasarkan waktu terjadi dan bunyi dari murmur (Bersiul atau berdesis/berkumur) kita dapat
mengidentifikasi penyebab suatu murmur katup.

91
3. Aktivitas listrik jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dipicu oleh potensial aksi yang tersebar ke
seluruh membran sel otot. Potensial aksi yang menyebabkan jantung berkontrajsi atau berdenyut
dihasilkan oleh dirinya sendiri -> otoritmisitas.
Terdapat 2jenis khusus sel otot jantung :
1. Sel kontraktil : 99% otot jantung tersusun oleh sel ini, bertugas melakukan kerja mekanis
memompa darah.
2. Sel otoritmik : Tidak berkontraksi, tetapi memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

A. Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas pemacu

92
Pada sel Saraf dan sel otot rangka, membrannya tetap berada pada potensial istirajat kecuali
dirangsang, sedangkan sel otoritmik tidak memiliki potensial istirahat. Sel otoritmik
memperlihatkan aktivitas potensial pemacu yaitu proses depolarisasi membran secara perlahan
hingga mencapai ambang, sesaat sebelum membran mengalami potensial aksi.

Pada fase awal, depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh masuknya Na+ ke da;am melalui
kanal berpintu listrik yang terbuka saat membran lebih negatif (hiperpolarisasi) pada akhir
repolarisasi dari potensial aksi sebelumnya. Normalnya kanal berpintu listrik terbuka saat
membran dalam keadaan kurang negatif (depolarisasi), karena sifatnya yang tidak biasa, kanal
Na+ pintu listrik yg Hanya ada dijantung ini disebut sebagai kanal funny (If). Masuknya Na+ ini
akan menggerakkan potensial membran sel pemacu dengan segera menuju ambangnya sekali lagi.
Mekanisme ion kedua terhadap potensial pemacu ini adalah meningkatnya permeabilitas membran
terhadap K+. Kanal K+ yang terbuka selama fase menurunnya potensial aksi sebelumnya perlahan
menutup pada potensial negatif. Akibat masuknya Na+ dan menurunnya kecepatan efluks K+,
semakin menggeser membran menuju ambang.

Peran ion ketiga terhadap potensial pemacu adalah meningkatnya masukan Ca2+. Pada paruh
kedua potensial pemacu, kanal If menutup dan kanal Ca2+ transien (tipe t) terbuka. Infulks Ca2+
yang terjadi semakin mendepolarisasikan membran, sehingga membawa membran ke potensial
ambang. Pada saat sudah mencapai potensial ambang, seketika kanal Ca2+ tipe t tertutup.

Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase Naik disebut potensial aksi sebagai respons terhadap
terbukanya kanal Ca2+ berpintu listrik yang bertahan lama (tipe L) yang menyebabkan infulks
Ca2+ dalam jumlah besar.

Fase turun disebabkan oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas K+ meningkat akibat
terbukanya kanal K+ bersamaan dengan penutupan kanal Ca2+ tipe L. Kemudian berlanjut
kembali membentuk suatu siklus kelistrikan.

B.Nodus Sinoatrium adalah pemacu normal jantung


Sel-sel otoritmik yang proses kelistrikan sudah dijelaskan tadi, terletak di tempat-tempat berikut :

93
1. Nodus sinoatrium (nodus SA) yaitu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu

Masuk vena kava superior


2. Nodus atrioventrikel (nodus AV) yaitu suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang
terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel
3. Berkas His (berkas atrioventrikular) yaitu suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV
dan masuk ke septum antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan
dan kiri yang turun menyusuri septum kemudian melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel,
dan berjalan balik ke Arah atrium di sepanjang dinding luar
4. Sear purkinje yaitu serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon

C. Aktivitas pemacu normal


Setiap sel otoritmik memiliki ambang yang berbeda-beda, sehingga frekuensi normal
pembentukan potensial aksi mereka juga berbeda-beda.

94
Potensial aksi yang terbentuk si salah satu sel otot jantung akan disebarkan ke seluruh miokardium
sehingga nodus SA dalam keadaan normal memiliki laju otoritmisitas tertinggi dengan
mengendalikan bagian jantung lainnya 70 hingga 80 potensial aksi per menit. Pada keadaan
normal, nodus SA disebut juga pemacu jantung yang akan menyebarkan potensial aksi ke seluruh
jantung sehingga ada eksitasi yang memicu sel-sep kontraktil agar berkontraksi.
Analogi dari prinsip ini terlihat pada gambar

Misalkan sebuah kereta memiliki 100 gerbong dengan 3 diantaranya adalah lokomotif yang
mampu berjalan Sendiri. Ke 97 gerbong lainnya harus ditarik. Satu lokomotif (nodus SA) dapat
berjalan sendiri dengan kecepatan 70 mil per jam, lokomotif lain (nodus AV) dengan kecepatan
50 mil per jam dan lokomotif terakhir (serat purkinje) dengan 30 mil per jam.jika semua gerbong
kereta ini digabungkan, lokomotif yang dapat berjalan dengan 70 mil per jam akan menarik
gerbong lainnya dengan kecepatan

tersebut.

95
D. Aktivitas pemacu abnormal
Jika karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (SA), maka lokomotif tercepat berikutnya (AV)
yang akan mengambil Alih dan keseluruhan kereta berjalan dengan kecepatan 50 mil per jam.

Jika terjadi masalah pada lokomotif tercepat kedua (penyambung antara lokomotif 1 dan 3 yaitu
nodus AV) rusak maka atrium akan tetap berdenyut dengan kecepatan 70 denyut per menit dan
jaringan ventrikel akan mengambil iramanya sendiri yang lebih lambat sekitar 30 denyut per menit,
yang dipicu oleh serat purkinje keadaan ini disebut blok jantung komplet misalnya pada serangan
jantung yang mana kecepatan denyut ventrikel 30 kali per menit , yang hanya akan menopang
eksistensi kehidupan yang nyaris tanpa kegiatan (koma).

Gambar d menunjukkan bahwa ada suatu daerah eksitasi abnormal yang memicu potensial aksi
prematur sebelum nodus SA.

Pada gambar d terjadi pada saat suatu bajian jantung, dimisalkan pada gambar ini yaitu serat
purkinje yang terkadang menjadi sangat peka rangsangan dan mengalami depolarisasi lebih cepat
daripada nodus SA. Daerah yang tereksitasi secara abnormal ini disebut fokus ektopik, memicu
potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh jantung sebelum nodus SA. Impulas abnormal
dari suatu fokus ektopik di ventrikel menimbulkan kontraksi ventrikel prematur (KVP). Jika fokus
ektopik terus melepaskan muatan dengan kecepatan yang Tinggi, aktivitas pemacu berpindah dari
nodus SA ke fokus ektopik. Sehingga kecepatan jantung menjadi sangat meningkat.

E. Penyebaran eksitasi jantung berlangsung terkoordinasi untuk Menjamin pemompaan yang


efisien
Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi menyebar ke seluruh jantung. Agar fungsi jantung
efisien, penyebaran eksitasi harus memenuhi 3 kriteria :
1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai. Hal ini agar
ventrikel terisi sempurna, kontraksi atrium harus mendahului kontraksi ventrikel. Jika atrium dan
ventrikel berkontraksi bersamaan, katup AV akan segera tertutup karena tekanan ventrikel akan
jauh melebihi tekanan atrium.

96
2. Eksitasi serat otot jantung harus terkoordinasi menjamin bahwa setiap rongga jantung
berkontraksi sebagai satu kesatuan agar pemompaan efisien.
Jika serat otot dalam suatu rongga jantung tereksitasi dan berkontraksi secara acak dan bukan
berkontraksi secara simultan dan terkoordinasi, serat-serat tersebut tidak akan mampu
menyemprotkan darah. Eksitasi dan kontraksi sel-sel jantung yang acak dan tak terkoordinasi
dikenal sebagai fibrilasi.
3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus terkoordinasikan secara fungsional sehingga
kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara stimultan. Koordinasi ini memungkinkan
darah terpompa secara sinkron ke dalam sirkulasi paru dan sistemik.

F. Eksitasi atrium
Potensial aksi dari nodus SA mula-mula menyebar ke kedua atrium kemudian berlanjut ke
ventrikel, sehingga ada 2 jenis jalur yang diperlukan :
1. Jalur antaratrium
Terbentang dari nodus SA di atrium kanan ke atrium kiri dengan cepat menghantarkan potensial
aksi sehingga menyebabkan eksitasi. Eksitasi dari kedua atrium ini menyebabkan depolarisasi
sehingga pada akhirnya kedua atrium berkontraksi bersamaan
2. Jalur antarnodus
Terbentang dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu-satunya titik kontak listrik antara
atrium dan ventrikel. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi untuk
menjamin kontraksi ventrikel berlangsung setelah kontraksi atrium.

G. Eksitasi ventrikel
Setelah tertahan di nodus AV, impuls mengalir cepat menuruni septum cabang kanan dan kiri
berkas his dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel melalui serat purkinje.

97
H. Potensial aksi sel kontraktil jantung memperlihatkan plateau yang khas
Potensial aksi di sel-sel kontraktil jantung, meskipun dipicu oleh sel-sel nodus pemicu tetapi
mekanismenya berbeda dari potensial nodus SA.

Urutan kejadian :
Sel kontraktil tetap pada keadaan istirahat sebesar sekitar -90 mv hingga tereksitasi oleh aktivitas
listrik yang menjalar dari pemacu. Pada fase istirahat ini kanal K+ bocor bekerja sehingga terjadi
kebocoran K+ keluar.

Ketika terjadi eksitasi oleh aktivitas listrik dari sel pemacu terjadi pembukaan kanal Na+ berpintu
listrik sehingga Na+ Masuk dan menyebabkan Peningkatan potensial membran ke Nilai positif
sekitar +20 sampai +30 mV. Pada puncak potensial aksi, permeabilitas Na+ kemudian cepat
menurun ke Nilai istirahatnya yang rendah

98
Pada puncak potensial aksi, kanal K+ tipe t terbuka sehingga terjadi efluks K+ yang menyebabkan
repolarisasi.

Namun ada hal unik yang Hanya terjadi pada sel kontraktil jantung, yaitu potensial membran
dipertahankan dekat ke tingkat positif puncak selama beberapa waktu menghasilkan fase plateau
potensial aksi. Fase plateau ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas dependen-listrik
yaitu aktivasi kanal Ca2+ tipe L sehingga terjadi difusi Masuk Ca2+ dan penurunan bermakna
permeabilitas K+ di membran sehingga terjadi penurunan aliran keluar K+ yang mencegah
repolarisasi cepat membran dan karenanya ikut berperan memperpanjang fase plateau

Fase turun potensial aksi terjadi selanjutnya, disebabkan kanal Ca2+ +yang tertutup dan
peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ pada kanal K+ berpintu listrik biasa sehingga
banyak K+ keluar. Hal ini menyebabkan kemballinya sel ke potensial istirahat diikuti dengan
penutupan kanal K+ berpntu listrik biasa dan pembukaan kanal K+ bocor sehingga kembali ke
fase istirahat

I. Masuknya kalsium dari CES memicu pelepasan Ca2+ yang jauh lebih besar dari retikulum
sarkoplasma.

99
10
0
H. EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas listrik melalui jantung
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke
dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas
listrik ini mencapai permukaan tubuh, tempat aktivitas tersebut dapat dideteksi dengan
menggunakan elektroda perekam. EKG normalnya memiliki 3 gelombang seperti yang dijelaskan
pada gambar.

Fisiologi Pembuluh Darah

KAPILER

Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan , bercabang-cabang secara
ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel. Di dinding kapiler tidak
terdapat sistem transpor yang dipe-rantaral oleh pembawa, kecuali kapiler di otak yang berperan
dalam sawar darah-otak . Bahan-bahan dipertukarkan menembus dinding kapiler terutama dengan
difusi.

FAKTOR YANG MENINGKATKAN DIFUSI MELALUI KAPILER :

Kapiler merupakan tempat ideal untuk meningkatkan difusi, sesuai dengan hukum difusi Fick).
Pembuluh ini memperkecil jarak difusi sambil memaksimalkan luas permukaan dan waktu yang
tersedia untuk proses pertukaran, sebagai berikut.

1. Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu menempuh jarak pendek antara darah dan sel
sekitar karena dinding kapiler yang tipis dan garis tengah kapiler yang kecil, disertai dekatnya
jarak setiap sel dengan sebuah kapiler. Jarak pendek ini penting karena laju difusi melambat seiring
dengan pertambahan jarak difusi.

a. Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1 um; sebagai perbandingan, garis tengah rambut
manusia adalah 100 um). Kapiler terdiri dari hanya satu lapisan sel endotel gepeng— pada
hakikatnya lapisan dalam jenis pembuluh lain. Tidak terdapat otot polos atau jaringan. Sel endotel
ditopang oleh membran basal yang tipis, lapisan matrik ekstrasel aselular (tidak ada sel) di
sekitarnya yang terdiri dari glikoprotein dan kolagen. Materi yang memasuki atau meninggalkan
kapiler berdifusi secara bebas melewati membran basal. Kapiler juga memiliki pori tempat materi

10
1
yang terlarut air dapat melewatinya. Ukuran dan jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada
jaringannya.

b. Setiap kapiler sedemikian sempitnya (garis tengah rerata 7 um) sehingga sel darah merah (garis
tengah 8 um) harus melalui satu per satu. Karena itu, isi plasma dapat berkontak langsung dengan
bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak difusi yang pendek.

2. Karena kapiler terdistribusi dalam jumlah yang sangat luar biasa (perkiraan berkisar dari 10
hingga 40 miliar kapiler), tersedia luas permukaan total yang sangat besar untuk proses pertukaran
(diperkirakan 600 m2). Meskipun berjumlah sangat besar, pada satu waktu setiap saat kapiler
hanya mengandung sekitar 5% volume darah total (250 mL dari total 5000 mL). Karena itu,
sejumlahkecil darah terpajan ke permukaan yang sangat luas. Jika semua permukaan kapiler
dibentangkan dalam sebuah lembaran datar dan volume darah yang terkandung di dalam kapiler
disebarkan di atasnya

3. Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di bagian lain sistem sirkulasi. Percabangan
kapiler yang ekstensif merupakan penyebab lambatnya aliran darah melalui kapiler

ALIRAN MELAMBAT MELALUI KAPILER

Kecepatan yang lambat menyebabkan tersedianya cukup waktu bagi pertukaran nutrien dan
produk sisa metabolik antara darah dan sel jaringan, yaitu tujuan utama sistem sirkulasi
keseluruhan. Ketika kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk vena, luas potongan
melintang total kembali berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika darah mengalir
kembali ke jantung

Ketika kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk vena, luas potongan melintang total
kembali berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika darah mengalir kembali ke
jantung

Susunan percabangan dan rekonvergensi dalam jaringan kapiler sedikit banyak bervariasi,
bergantung padajaringannya. Kapiler biasanya bercabang baik secara langsung dari sebuah arteriol
atau dari saluran yang dikenal sebagai metarteriol

10
2
Sel-sel ini juga membentuk sfingter prakapiler, yang masing-masing terdiri dari suatu cincin otot
polos di sekitar pintu masuk kapiler ketika pembuluh ini muncul dari metarteriol , yang berjalan
di antara arteriol dan venula. Demikian juga, kapiler-kapiler dapat kembali menyatu di venula atau
metarteriol. Tidak seperti kapiler sejati di dalam jaringan kapiler, metarteriol dikelilingi oleh
sedikit sel otot polos spiral. Sel-sel ini juga membentuk sfingter prakapiler, yang masing-masing
terdiri dari suatu cincin otot polos di sekitar pintu masuk kapiler ketika pembuluh ini muncul dari
metarteriol

PERAN SFINGTER PRAKAPILER

Sfingter prakapiler tidak mendapat persarafan, tetapi memiliki tonus miogenik tinggi dan peka
terhadap perubahan metabolik lokal. Sfingter ini bekerja sebagai keran untuk mengontrol aliran
darah melalui kapiler tertentu yang dijaganya. Arteriol melakukan fungsi serupa untuk sekelompok
kecil kapiler. Kapiler itu sendiri tidak memiliki otot polos sehingga tidak dapat secara aktif ikut
serta mengatur aliran darahnya sendiri. Secara umum, jaringan yang secara metabolik lebih aktif
memiliki densitas kapiler yang lebih tinggi. Otot, sebagai contoh, memiliki kapiler lebih banyak
daripada tendon perlekatannya. Namun, setiap saat hanya sekitar 10% sfingter prakapiler di suatu
otot yang beristirahat yang terbuka sehingga darah mengalir hanya melalui sekitar 10% kapiler
otot atau mengalir secara langsung melewati metarteriol tanpa memasuki anyaman kapiler. Ketika
suatu otot menjadi lebih aktif, semakin besar persentase sfingter prakapiler yang relaksasi sebagai
respons terhadap perubahan kimiawi lokal, secara bersamaan membuka lebih banyak anyaman
kapiler sementara vasodilatasi arteriol mening-katkan aliran total ke organ. Akibat meningkatnya
aliran darah yang melalui kapiler-kapiler yang lebih terbuka, volume total dan luas permukaan
yang tersedia untuk pertukaran meningkat dan jarak difusi antara sel dan kapiler yang terbuka
menurun. Karena itu, darah yang mengalir melalui suatu jaringan (dengan menganggap tekanan
darah konstan) diatur oleh derajat resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol di organ, dikontrol
oleh aktivitas simpatis dan faktor metabolik lokal; dan jumlah kapiler yang terbuka, dikontrol oleh
kerja faktor-faktor metabolik yang sama pada sfingter prakapiler.

VENA

Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang meninggalkan anyaman kapiler masuk ke
sistem vena untuk dikembalikan ke jantung.

10
3
Vena berkomunikasi secara kimiawi dengan arteriol sekitar. Di tingkat mikrosirkulasi, kapiler
mengalirkan isinya ke dalam venula, yang secara progresif menyatu untuk membentuk vena kecil
yang keluar dari organ. Berlawanan dengan arteriol, venula hanya memiliki sedikit tonus dan
resistensi. Antara venula dan arteriol sekitar terjadi komunikasi ekstensif melalui sinyal-sinyal
kimiawi. Pensinyalan venuloarteriol ini sangat penting untuk menyamakan aliran masuk kapiler
di suatu organ dan aliran keluarnya

Vena berfungsi sebagai reservoir darah serta saluran menuju jantung. Vena memiliki jari-jari besar
sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang
total sistem vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi
pembuluh yang semakin besar tetapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika
mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan
darah dari jaringan ke jantung, vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena
kapasitas penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh kapasitansi.

GAMBAR, Persentase volume darah total di berbagai bagian sistem sirkulasi. Terdapat jantung
7%, pembuluh paru 9%, arteri sistemik 13%, arteriol sistemik 2%, kapiler sistemik 5%, vena
sistemik 64%

ALIRAN BALIK VENA DITINGKATKAN OLEH SEJUMLAH FAKTOR EKSTRINSIK

Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena) bergantung pada distensibilitas
dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat diregangkan untuk menampung darah) dan
pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena. Pada volume darah konstan, seiring dengan
meningkatnya kapasitas vena, lebih banyak darah tetap berada di vena dan tidak dikembalikan ke
jantung. Penyimpanan di vena ini mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi, volume darah
yang dikembalikan dan dipompa keluar oleh jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena berkurang,
lebih banyak darah dikembalikan ke jantung dan kemudian dipompa keluar. Karena itu, perubahan
pada kapasitas vena secara langsung memengaruhi jumlah aliran balik vena, yang nantinya
merupakan penentu (meskipun bukan satu-satunya) penting volume darah sirkulasi efektif.
Volume darah sirkulasi efektif juga dipengaruhi dalam jangka-pendek oleh pergeseran pasif dalam
bulkf low antara kompartemen vaskular dan cairan intestisium dan dalam jangka-panjang oleh
faktor-faktor yang mengontrol volume CES total, misalnya keseimbangan garam dan air.

10
4
lstilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah tiap menit yang masuk ke masing-masing
atrium dari vena. Ingat kembali bahwa besar aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus
dengan gradien tekanan. Banyak dari tekanan pendorong yang diterima darah oleh kontraksi
jantung telah hilang pada saat darah mencapai sistem vena karena gesekan sepanjang perjalanan,
terutama sewaktu melalui arteriol beresistensi tinggi

TEKANAN DARAH

Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan. Tekanan
ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus cukup tinggi untuk
menjamin tekanan pendorong yang memadai; tanpa tekanan ini, otak dan organ lain tidak akan
menerima aliran yang memadai, apapun penyesuaian lokal yang dilakukan dalam aspek resistensi
arteriol yang mendarahi organ-organ tersebut. Kedua, tekanan harus tidak terlalu tinggi sehingga
tidak menimbulkan tambahan kerja bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh
darah serta kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus. Tekanan darah diatur dengan
mengontrol curah jantung, resistensi perifer total, dan volume curah.

Penentu tekanan arteri rerata :

Tekanan arteri rerata = curah jantung x resistensi perifer total

(yang menunjukkan faktorfaktor yang menentukan tekanan arteri rerata, yaitu tingkat curah
jantung dan resistensi perifer total, dengan persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan
arteri rerata, yaitu, tekanan arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi.)

1. Tekanan arteri rerata bergantung pada curah jantung dan resistensi perifer total

2. Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan isi sekuncup

3. Kecepatan denyut jantung bergantung pada keseimbangan relatif aktivitas parasimpatis yang
menurunkan kecepatan jantung, dan aktivitas simpatis (no 4) yang meningkatkan kecepatan
jantung. Isi sekuncup meningkat sebagai respons terhadap aktivitas simpatis no 5 kontrol
ekstrinsik isi sekuncup).

6. Isi sekuncup juga meningkat jika aliran balik vena meningkat (kontrol intrinsik isi sekuncup
sesuai hukum FrankStarling jantung.

10
5
Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokontraksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis no 7 ,
pompa otot rangka no 8 , pompa pernapasan no 9,dan pengisapan jantung no 10.

Volume darah sirkulasi efektifjuga memengaruhi seberapa banyak darah dikembalikan ke jantung
no 11 Volume darah bergantung dalam dalam jangka-pendek pada ukuran cairan bulk-flow pasif
antara plasma dan cairan interstisium menembus dinding

Kapiler no 12 . Dalam jangka-panjang, volume darah bergantung pada keseimbangan garam dan
air no 13 yang secara hormonal dikontrol masing-masing oleh sistem renin-angiotensin-aldosteron
dan vasopresin no 14

Penentu utama lain tekanan darah arteri rerata, resistensi perifer total, bergantung pada jari-jari
semua arteriol serta kekentalan darah no 15 . Faktor utama yang menentukan kekentalan darah
adalah jumlah sel darah merah no 16. .Namun, jari-jari arteriol adalah faktor yang lebih penting
dalam menentukan resistensi perifer total

Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal (intrinsik) yang menyamakan aliran
darah dengan kebutuhan metabolic no 17 . Sebagai contoh, perubahan lokal yang terjadi di otot-
otot rangka yang aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal dan peningkatan aliran darah ke
otot-otot tersebut no 18

Jari-jari arteriol juga dipengaruhi oleh aktivitas simpatis no 19, suatu mekanisme kontrol ekstrinsik
yang menyebabkan vasokonstriksi arteriol no 20 untuk meningkatkan resistensi perifer total dan
tekanan darah arteri rerata

Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh hormon vasopresin dan angiotensin II,
yaitu vasokonstriktor poten no 21 serta penting dalam keseimbangan garam dan air no 22..

karakteristik sistem vaskular yang penting adalah bahwa semua pembuluh darah bersifat
distensible (mudah meregang). Vena adalah yang paling distensibel dari seluruh pembuluh.
Bahkan dengan sedikit peningkatan tekanan, vena sudah dapat menampung 0,5 sampai 1,0 L darah
tambahan. Oleh karena itu vena mempunyai fungsi penampungan (reservoir) untuk penyimpanan
sejumlah besar darah tambahan yang dapat digunakan setiap saat dibutuhkan dimanapun dalam
sirkulasi.

10
6
FISIOLOGI

Untuk Mempertahankan homeostasis, organ perekondisi menerima aliran darah melebihi


kebutuhan mereka sendiri

Darah terus-menerus mengalami "rekondisi" sehingga komposisinya relatif konstan meskipun


bahan-bahannya terus dikuras untuk menunjang aktivitas metabolik dan selalu mendapat tambahan
zat sisa dari jaringan. Organ-organ yang merekondisi darah normalnya menerima jauh lebih
banyak darah daripada yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik dasar mereka
sehingga mereka dapat menyesuaikan darah tambahan untuk mencapai homeostasis. Sebagai
contoh, sebagian besar curah jantung didistribusikan ke saluran cerna (untuk menyerap nutrien),
ke ginjal (untuk membuang zat sisa metabolik dan menyesuaikan komposisi air dan elektrolit),
dan ke kulit (untuk mengeluarkan panas).

Karena organ-organ perekondisi—organ pencernaan, ginjal, dan kulit—menerima aliran darah


melebihi kebutuhan mereka sendiri, mereka dapat menghadapi penurunan temporer aliran darah
jauh lebih baik daripada organ-organ lain yang tidak mendapat tambahan darah ini. Secara khusus,
otak dapat mengalami kerusakan permanen jika mengalami kekurangan aliran cairan dalam waktu
singkat.Hanya dalam waktu empat menit kekurangan O2, otak sudah mengalami ke Paru Sisi
kanan jantung Sisi Kiri jantung Sistem pencernaan Sistem porta hepatik Hati 6% 21% Ginjal 20%
Kulit 9% Otak 13% Otot jantung Otot rangka Tulang Lain-lain 3% 15% 5% 8%

Distribusi curah jantung saat istirahat. Paru menerima semua darah yang dipompa keluar oleh sisi
kanan jantung, sementara organ-organ sistemik masingmasing menerima sebagian dari darah yang
dipompa keluar oleh sisi kiri jantung. Diperlihatkan persentase darah yang diterima oleh berbagai
organ pada kondisi istirahat. Distribusi curah jantung ini dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

rusakan tetap. Karena itu, penyaluran konstan darah yang adekuat ke otak, yang paling tidak dapat
menoleransi gangguan aliran darah, merupakan prioritas utama dalam keseluruhan kerja sistem
sirkulasi. Sebaliknya, organ-organ perekondisi dapat menoleransi

10
7
penurunan signifikan aliran darah untuk waktu yang relatif lama. Sebagai contoh, sewaktu
olahraga, sebagian darah yang normalnya mengalir ke organ pencernaan dan ginjal dialihkan ke
otot rangka. Demikian juga, untuk menghemat panas tubuh, aliran darah ke kulit sangat dikurangi
sewaktu tubuh terpajan ke lingkungan dingin.

Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradien tekanan dari resistensi vaskuler

Laju aliran darah melalui suatu pembuluh (yaitu, volume darah yang melalui per satuan waktu)
berbanding lurus dengan gradien tekanan (seiring dengan peningkatan gradien tekanan, laju aliran
meningkat) dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular (seiring dengan peningkatan
resistensi, laju aliran menurun):

10
8
10
9
1. Gradien Tekanan

Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan antara awal dan akhir suatu pembuluh. Darah
mengalir dari daerah dengan tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah
mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung menimbulkan tekanan pada darah,
yaitu gaya dorong utama bagi aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resistensi),
tekanan turun sewaktu darah menyusuri panjang pembuluh. Karena itu, tekanan lebih tinggi di
awal daripada di akhir pembuluh, membentuk gradien tekanan untuk aliran maju darah melalui
pembuluh. Semakin besar gradien tekanan yang mendorong darah melalui suatu pembuluh,
semakin besar laju aliran melalui pembuluh tersebut

2. Resistensi Vaskuler

Faktor lain yang memengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah resistensi, yaitu
hambatan atau tahanan terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh, akibat gesekan antara
cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam. Seiring dengan meningkatnya resistensi,
darah menjadi semakin sulit melewati pembuluh sehingga laju aliran berkurang (selama
gradien tekanan tidak berubah). Jika resistensi meningkat, gradien tekanan harus meningkat
secara proporsional agar laju aliran tetap. Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi
yang lebih besar, jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi yang
adekuat. Resistensi terhadap aliran darah (1) berbanding lurus dengan

viskositas darah, (2) berbanding lurus dengan panjang pembuluh, dan (3) berbanding terbalik
dengan jari-jari pembuluh, yaitu faktor terpenting:

11
0
11
1
ARTERI

Arteri dikhususkan untuk (1) berfungsi sebagai saluran transit-cepat bagi darah dari jantung ke
berbagai organ (karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menimbulkan resistensi
terhadap aliran darah) dan (2) berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilkAN gaya
pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi.

Tekanan Arteri Berfluktusi dalam kaitannya dengan sistol dan diastol ventrikel

Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung
pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya regang, atau distensibilitas,
dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan). Jika volume darah yang
masuk ke arteri sama dengan volume yang keluar dari arteri selama periode yang sama, tekanan
darah arteri akan konstan. Namun, pada kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol
ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar
sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama
diastol, tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus keluar dari arteri, didorong
oleh rekoil elastik. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah
disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistol, tekanan sistol, rerata adalah 120 mm
Hg. Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang
lebih kecil di hilir sewaktu diastol, tekanan diastol, rerata adalah 80 mm Hg.

Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mm Hg sewaktu diastol, tekanan arteri tidak turun
hingga 0 mm Hg karena terjadi kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri
sebelum semua darah keluar dari sistem arteri tangan atau leher), Anda dapat merasakan arteri
melebar seiring dengan peningkatan tekanan selama sistolik ketika darah diejeksikan inenuju
sistem arteri oleh ventrikel kiri. Apa yang Anda rasakan ketika "Anda mernegang denyut nadi"
adalah perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik; Anda tidak merasakan apa apa
selama diastolik, tetapi Anda merasakan lonjakan tekanan selama sistolik. Perbedaan tekanan
ini dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80, tekanan nadi adalah 40 mm Hg
(120— 80 mm Hg). Karena denyut dapat dirasakan setiap kali ventrikel memompakan darah
ke arteri, denyut nadi adalah ukuran laju jantung.

11
2
ARTERIOL

Ketika mencapai organ yang didarahinya, arteri bercabang-cabang menjadi banyak arteriol di
dalam organ tersebut.

Arteriol adalah pembuluh darah resistensi pertama

Arteriol adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular karena jari-jarinya yang cukup
kecil menghasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah. (Meskipun kapiler
memiliki jari-jari lebih kecil daripada arteriol, Anda akan melihat bahwa secara kolektif kapiler
tidak menimbulkan resitensi sebesar yang ditimbulkan oleh arteriol.) Berbeda dari resistensi
arteri yang rendah, tingginya resistensi arteriol menyebabkan penurunan mencolok tekanan
rerata sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh kecil ini. Secara rerata, tekanan
turun dari 93 mm Hg, tekanan arteri rerata (tekanan darah yang masuk ke arteriol), menjadi 37
mm Hg, tekanan darah yang meninggalkan arteriol dan masuk ke kapiler (Gambar 10-9).
Penurunan tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang mendorong darah
mengalir dari jantung ke berbagai organ di hilir. Resistensi arteriol juga mengubah ayunan
tekanan sistol ke diastol di arteri menjadi tekanan non-fluktuatif di kapiler.

Jari-jari (dan, karenanya, resistensi) arteriol yang mendarahi masing-masing organ dapat
disesuaikan secara independen untuk melaksanakan dua fungsi: (1) mendistribusikan curah
jantung yang beragam di antara berbagai organ sistemik, bergantung pada kebutuhan sesaat
tubuh, dan (2) membantu mengatur tekanan darah arteri. Sebelum membahas bagaimana
penyesuaian tersebut penting dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut, kita akan
membicarakan mekanisme-mekanisme yang berperan dalam penyesuaian resistensi arteriol.

Vasokonstriksi dan Vasodilatasi

Tidak seperti arteri, dinding arteriol mengandung sedikit jaringan ikat elastik. Namun,
pembuluh ini memiliki lapisan otot polos yang tebal dan dipersarafi oleh serat saraf simpatis.
Otot polos ini juga peka terhadap perubahan kimiawi beberapa hormon dalam darah, dan faktor
mekanis seperti peregangan. Lapisan otot polos berjalan melingkar di sekitar arteriol sehingga
ketika lapisan otot polos berkontraksi, lingkaran (dan jari-jari) pembuluh menjadi lebih kecil,
meningkatkan resistensi dan mengurangi aliran melalui pembuluh. Vasokonstriksi adalah kata

11
3
yang digunakan untuk penyempitan pembuluh semacam itu. Kata vasodilatasi merujuk pada
peningkatan keliling dan jari-jari pembuluh akibat melemasnya lapisan otot polosnya.
Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pembuluh
tersebut

11
4
11
5
11
6
PEMERIKSAAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Pemeriksaan fisik
JANTUNG
1. Inspeksi

Inspeksi dada terutama untuk mencari adanya asimetri bentuk dada. Adanya asimetri
bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal dalam jangka
panjang. Asimetri dada dapat diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab
kelainan jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindroma
Marfan dan sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas
jantung yang mencolok semasa pertumbuhan.

Inspeksi juga berguna untuk mencari iktus kordis (punctum maximum). Pada
sebagian besar orang normal (20-25%) dapat dilihat pulsus gerakan apeks menyentuh
dinding dada saat sistolik pada sela iga 5 di sebelah medial linea midklavikularis sinistra.
Bila terjadi pembesaran jantung iktus kordis dapat tampak bergeser dari posisi normal.
Disamping itu pada inspeksi dapat dilaporkan ada tidaknya jaringan parut paska operasi
jantung

2. Palpasi

Dengan palpasi kita mencari iktus kordis (bila tidak terlihat pada inspeksi) dan
mengkonfirmasi karakteristik iktus kordis. Palpasi dilakukan dengan cara : meletakkan
permukaan palmar telapak tangan atau bagian 1/3 distal jari II, II dan IV atau dengan
meletakkan sisi medial tangan, terutama pada palpasi untuk meraba thrill. Identifikasi BJ1
dan BJ2 pada iktus kordis dilakukan dengan memberikan tekanan ringan pada iktus.

Bila iktus tidak teraba pada posisi terlentang, mintalah pasien untuk berbaring sedikit
miring ke kiri (posisi left lateral decubitus) dan kembali lakukan palpasi. Jika iktus tetap

11
7
belum teraba, mintalah pasien untuk inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian menahan
nafas sebentar.

Pada beberapa keadaan fisiologis tertentu, iktus dapat tidak teraba, misalnya pada obesitas, otot
dinding dada tebal, diameter anteroposterior kavum thorax lebar atau bila iktus tersembunyi di
belakang kosta. Pada keadaan normal hanya impuls dari apeks yang dapat diraba. Pada keadaan
hiperaktif denyutan apeks lebih mencolok. Apeks dan ventrikel kiri biasanya bergeser ke lateral
karena adanya pembesaran jantung atau dorongan dari paru (misalnya pada pneumotorak sinistra).
Pada kondisi patologis tertentu, impuls yang paling nyata bukan berasal dari apeks, seperti
misalnya pada hipertrofi ventrikel kanan, dilatasi arteri pulmonalis dan aneurisma aorta.

Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo dan durasi impuls apeks pada
iktus.

- Lokasi : dinilai aspek vertikal (biasanya pada sela iga 5 atau 4) dan aspek
horisontal (berapa cm dari linea midsternalis atau midklavikularis). Iktus bisa bergeser ke
atas atau ke kiri pada kehamilan atau diafragma kiri letak tinggi. Iktus bergeser ke lateral
pada gagal jantung kongestif, kardiomiopati dan penyakit jantung iskemi.

11
8
palpasi dapat ditemukan adanya gerakan jantung yang menyentuh dinding dada, terutama
jika terdapat peningkatan aktifitas ventrikel, pembesaran

ventrikel atau ketidakteraturan kontraksi ventrikel. Gerakan dari ventrikel kanan biasanya
tak teraba, kecuali pada hipertrofi ventrikel kanan, dimana ventrikel kanan akan menyentuh
dinding dada (ventrikel kanan mengangkat). Kadang- kadang gerakan jantung teraba sebagai
gerakan kursi goyang (ventricular heaving) yang akan mengangkat jari pemeriksa pada
palpasi.

Gerakan jantung kadang teraba di bagian basis, yang biasanya disebabkan oleh gerakan aorta (pada
aneurisma aorta atau regurgitasi aorta), gerakan arteri pulmonalis (pada hipertensi pulmonal) atau
karena aliran tinggi dengan dilatasi (pada ASD) yang disebut tapping.

Thrill (getaran karena adanya bising jantung) sering dapat diraba. Bising jantung dengan gradasi
3-4 biasanya dapat teraba sebagai thrill. Sensasi yang terasa adalah seperti meraba leher kucing.
Bila pada palpasi pertama belum ditemukan adanya thrill sedangkan pada auskultasi terdengar
bising jantung derajat 3-4, kembali lakukan palpasi pada lokasi ditemukannya bising untuk
mencari adanya thrill. Thrill sering menyertai bising jantung yang keras dan kasar seperti yang
terjadi pada stenosis aorta, Patent Ductus Arteriosus, Ventricular Septal Defect, dan kadang
stenosis mitral.

3. Perkusi

11
9
Perkusi berguna untuk menetapkan batas jantung, terutama pada pembesaran jantung.

Perkusi batas kiri redam jantung (LBCD - left border of cardiac dullness) dilakukan dari lateral ke
medial dimulai dari sela iga 5, 4 dan 3. LBCD terdapat kurang lebih 1-2 cm di sebelah medial linea
midklavikularis kiri dan bergeser 1 cm ke medial pada sela iga 4 dan 3. Batas kanan redam jantung
(RBCD - right border of cardiac dullness) dilakukan dengan perkusi bagian lateral kanan dari
sternum. Pada keadaan normal RBCD akan berada di medial batas dalam sternum. Kepekakan
RBCD diluar batas kanan sternum mencerminkan adanya bagian jantung yang membesar atau
bergeser ke kanan. Penentuan adanya pembesaran jantung harus ditentukan dari RBCD maupun
LBCD.

4. Auskultasi

● Pemeriksaan auskultasi jantung dilakukan dengan menggunakan stetoskop


● Stetoskop yang berbentuk sungkup ( open bell type ) digunakan untuk mendengar
bunyi – bunyi dengan nada rendah ( low pitched )
● Stetoskop berbentuk lingkaran yang ditutupi dengan membran sebagai diafragma (
bowl type ) dan berfungsi sebagai filter, digunakan untuk mendengar bunyi – bunyi
dengan nada tinggi ( high pitched )

12
0
LOKASI AUSKULTASI
Lokasi auskultasi bunyi jantung ;
1. Pada iktus kordis ( ruang interkostal V kiri pada garis midclavicula kiri ) untuk BJ yang
berasal dari katup mitral
2. Pada ruang interkostal II parasternum kiri untuk BJ yang berasal dari katup pulmonal
3. Pada ruang interkostal II parasternum kanan untuk BJ yang berasal dari katup aorta
4. Pada ruang interkostal IV dan V di parasternum kanan dan kiri atau pada bagian ujung
sternum untuk mendengar BJ yang berasal dari katup trikuspid

Bunyi jantung diakibatkan karena getaran dengan masa amat pendek. Bunyi yang timbul akibat
aktifitas jantung dapat dibagi dalam :

● BJ1 : disebabkan karena getaran menutupnya katup atrioventrikuler terutama


katup mitral, getaran karena kontraksi otot miokard serta aliran cepat saat
katup semiluner mulai terbuka. Pada keadaan normal terdengar tunggal.
● BJ2 : disebabkan karena getaran menutupnya katup semilunaris aorta maupun pulmonalis.
Pada keadaan normal terdengar pemisahan (splitting) dari kedua komponen yang bervariasi
dengan pernafasan pada anak-anak atau orang
muda.
● BJ3 : disebabkan karena getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat
(rapid filling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau orang dewasa
muda (fisiologis) atau keadaan dimana komplians otot ventrikel menurun (hipertrofi/
dilatasi).

12
1
● BJ4 : disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang
kompliansnya menurun. Jika atrium tak berkontraksi dengan efisien misalnya fibrilasi
atrium maka bunyi jantung 4 tak terdengar.

PEMBULUH DARAH

JVP

Pemeriksaan pada leher untuk melihat vena jugularis, dapat memberikan gambaran
tentang aktifitas jantung. Perubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran pada
vena dengan cara menyebabkan perubahan tekanan vena-vena perifer, bendungan pada
vena-vena perifer dan perubahan pada bentuk pulsus vena. Karena perubahan aktifitas jantung
yang terlihat pada vena berlangsung pada tekanan rendah maka penilaian perubahan vena harus
dilakukan dengan teliti. Vena-vena yang sering mudah dilihat dan dapat dinilai terutama adalah
vena jugularis. Perubahan tekanan vena perifer biasa dinilai pada tekanan vena jugularis eksterna.

Pada posisi setengah duduk 45 derajat (dalam keadaan rileks) titik perpotongan vena
jugularis dengan klavikula akan berada pada bidang horizontal kira-kira 5 cm diatas titik
nol. Jika batas atas denyut vena terlihat di atas klavikula, maka tekanan vena jugularis pasti
meningkat.

Pada keadaan gagal jantung maka tekanan vena jugularis akan meningkat, yang menunjukkan
terhambatnya pengisian ventrikel. Pada keadaan yang lebih dini dari gagal jantung akan terjadi
konstriksi vena sebelum peningkatan tekanan vena terjadi.

Pertama, atur posisi kepala tempat tidur pasien sehingga kemiringannya mencapai 30-45o. Minta
pasien untuk memutar kepalanya ke sisi yang berlawanan dengan sisi vena yang akan diamati (sisi
kiri). Selanjutnya, identifikasi vena jugularis eksterna dan pulsasi dari vena jugularis interna.
Pulsasi vena jugularis interna kanan diidentifikasi secara khusus, dengan menginspeksi lekukan
suprasternal, lokasi di antara perlekatan otot sternokleidomastoideus di sternum dan klavikula,

12
2
atau di belakang otot tersebut. Pulsasi vena ini harus dibedakan dengan pulsasi dari arteri karotid.
Ini dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya perubahan pulsasi pada posisi yang berbeda.

CRT
Capillary refill time adalah tes yang dilakukan tepat pada daerah dasar kuku untuk memonitor
dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan. CRT yang memanjang merupakan tanda dehidrasi
pada pasien. Ini diperkuat jika diserta dengan turgor kulit dan pola pernapasan yang abnormal.
Namun, CRT yang memanjang juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan tanda-tanda
klinis lainnya seperti hemodinamik tidak stabil. Normal CRT adalah kurang dari dua detik.

Pemeriksaan penunjang

EKG

12
3
suatu alat yang digunakan untuk merekam sinyal biologi yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas
listrik jantung . Sinyal ini diambil dengan cara memasangkan elektroda pada titik tertentu pada
bagian tubuh pasien. Hasil rekaman EKG mempunyai bentuk yang spesifik sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan jantunseseorang

Jalur konduksi jantung

Impuls listrik dimulai dari SA node kemudian berlanjut ke atrium, setelah itu ada penundaan dari
AV node dan konduksi berlanjut melalui berkas his dan menuju cabang kanan dan kiri. Berkas
cabang ini akan terbagi menjadi serat purkinje yang merangsang kontraksi sel miokard

1 → menandakan impuls awal oleh SA node (kecil)

2 → depolarisasi atrium

3 → diteruskan ke AV yang akan memberikan gambaran isoelektrik yang merupakan tanda delay
dr nodus AV

4 → Diteruskan ke badan his lalu ventrikel mengalami depolarisasi (QRS)

12
4
Gelombang T → repolarisasi ventrikel

Morfologi EKG

● Gelombang P : depolarisasi atrium


● Interval PR : Periode antara awal mula depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi
ventrikel. Sangat ditentukan oleh fungsi AV
● Gelombang QRS : depolarisasi ventrikel
● Interval QT : keseluruhan depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
● Segmen ST : Interval antara depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
● Gelombang T : repolarisasi ventrikel

12
5
a. Saat kondisi istirahat, permukaan sel bermuatan lebih positif dibanding di dalam sel
peermukaan sel bermuatan lebih positif dibanding di dalam sel. Karena sifatnya
homoggen, elektroda voltmeter di luar sel tidak merekam adanya perbedaan potensial
listrik → bentuknya garis datar
b. Adanya stimulasi sel memicu depolarisasi → sisi luar daerah yang mengalami depolarisasi
menjadi lebih negatif dibanding di da;am sel → arus depolarisasi mengarah ke Positif →
defleksi ke atas
c. Depolarisasi menyebar → defleksi ke atas yang lebih besar pada elektroda
d. Sel terdepolarisasi sepenuhnya → seluruh permukaan sel akan menjadi negatif → jadi
hoogen dan direkam sebagai garis mendatar
e. Kalo arus listrik elektrodanya dibalik → + di kiri, maka saat depolarisasi akan menjauhi
elektroda dan defleksi yang terkeam akan mengarah ke bawah

12
6
Setelah depolarisasi kontraksi miosit akan diikuti
oleh repolarisasi (fase istirahat).

a. Saat repolarisasi → permukaan sel menjadi


lebih positif dan arus listrik akan terbentuk dari yang
negatif menuju positif → karena menjauhi elektroda
+ → defleksi kebawah
b. Repolarisasi berlanjut
c. Repolarisasi selesai → jd homogen → tidak
ada potensial listrik yang terdeteksi → garis datar
d. Karena perbedaan urutan antara arah
depolarisasi dan repolarisasi → berjalan terbalik

KALIBRASI EKG

Kecepatan EKG : 25mm/detik

12
7
PENEMPATAN ELEKTRODA EKG

V1 : ICS 4. 2 cm dr sisi kanan sternum


V2 : ICS 4, 2cm dari sisi kiri sternum
V3 : diantara V2 dan V3

12
8
V4 : ICS 5, garis midclavikula kiri
V5 : sejajar V4, garis aksilaris anterior kiri
V6 : sejajar V4, aris midasilaris kiri

SADAPAN EKG

Normalnya EKG akan menghasilkan 12 sadapan → menghasilkan 6 acuan pada bidang transversal
(chest leads) dan 6 acuan pada bidang coronal (limb leads)

Orientasi polaritas dari sumbu lead ekstremitas bipolar adalah sbb (lihat gambar 10):

12
9
1) Lead I: dimana kutub negatif dari elektrokardiografi dihubungkan dengan pergelangan
tangankanan dan kutub positif dihubungkan dengan pergelangan tangan kiri.

2) Lead II: dimana kutub negatif dari elektrokardiografi dihubungkan dengan pergelangan tangan
kanan dan kutubpositif dihubungkan dengan pergelangan kaki kiri.

3) Lead III: dimana kutubnegatif dihubungkan dengan pergelangan tangan kiri dan kutub positif
dengan pergelangan kaki kiri.

Dengan menggunakan tiga lead tersebut akan membentuk segitiga sama sisi dengan posisi jantung
di tengah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tubuh merupakan volume konduktor yang baik.
Jadi lead I sebenarnya mengukur perbedaan potensial dari semua arus bioelektrik jantung yang
merambat horizontal. Demikian pula lead II dan III masing-masing akan mengukur perbedaan
potensial dari semua arus bioelektrik jantung yang membentuk sudut 60° dari kuadran kiri atas
ke kanan bawah, dan dari kuadran kanan atas ke kiri bawah.

Terdiri dari 3 macam lead(Gambar 11), yaitu:

1. aVR = bila kutubpositif dihubungkan dengan lengan kanan


2. aVL = bila kutub positifdihubungkan dengan lengan kiri
3. aVF = bila kutubpositifdihubungkan dengan kaki kiri

13
0
Hal ini terjadi karna ada perbedaan vektor dari masing masing bidang (berbeda point of view) →
namun artinya sama → QRS kompleks

Adanya sadapan ini akan membantu mengidentifikasi secara spesifik apabila terdapat gangguan
pada salah satu bagian dari jantung.

13
1
Kenapa EKG dipasang di tangan dan kaki → fungsi EKG kan liat dari berbagai point of view
kelistrikan jantung, fungsinya dipasang di tangan kaki sebagai elektroda yang nanti akan
terbentuk tiga lead ekstremitas bipolar untuk merekam perbedaan potensial arus bioelektrik
jantung.

RADIOGRAFI JANTUNG

13
2
A dan B → posteroanterior
C dan D → lateral

ECHOCARDIOGRAM

HORMON TERKAIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

A. Pengertian
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi dalam tubuh oleh sebuah organ, sel dari organ,
atau sel yang tersebar, dengan efek regulasi spesifik terhadap aktivitas satu atau lebih suatu
organ.
B. Hormon yang Mempengaruhi Jantung dan Pembuluh Darah
1. Hormon Adrenalin
Hormon yang terbentuk pada kelenjar Adrenal. Dilepaskan saat tubuh mengalami stres,
takut, dan berada dalam situasi menegangkan. Dapat membuat jantung berdetak lebih
cepat dan vasodilatasi. Jika kelebihan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan
jantung berdebar. Sebaliknya, jika kekurangan bisa menyebabkan fibromyalgia dan
mudah lelah.
2. Hormon Noradrenalin

13
3
Hormon yang diproduksi di kelenjar adrenal. Bekerja sama dengan kortisol dalam
mengatur respon tubuh terhadap stres. Mempengaruhi penurunan denyut jantung dan
vasokonstriksi.
3. Hormon Dopamin
Hormon yang diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Mempengaruhi peningkatan
denyut jantung dan tekanan darah. Jika kelebihan bisa menyebabkan Aritmia.
Sebaliknya, jika kekurangan bisa menyebabkan sulit berkonsentrasi.
4. Hormon Estrogen
Hormon yang diproduksi di ovarium (wanita) dan testis (pria). Hormon ini lebih banyak
diproduksi wanita, terutama pada pertengahan menstruasi. Berfungsi dalam menjaga
fleksibilitas pembuluh darah dan memperlancar aliran darah.
Selain itu ada beberapa hormon yang dapat mempengaruhi jantung serta pembuluh darah
jika jumlah tidak sesuai, antara lain
1. Melatonin
Kekurangan : Aritmia
2. Serotonin
Kelebihan : Aritmia
3. Tiroid
Kelebihan : Aritmia
Kekurangan : Tekanan darah tinggi

13
4
13
5
13
6

Anda mungkin juga menyukai