diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Seni dan Desain
dengan Dosen pengampu Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd.
oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan, dengan
tugas laporan penelitian yang berjudul Seni dan Desain Sebagai Media
Pembelajaran di SMAN 1 PACET ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan penelitian ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Kajian Seni dan Desain. Selain itu, laporan
penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang media
pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang
telah memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada kami sehingga laporan
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penyusun Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
A. Latar Belakang.................................................................................................1
A. Seni .................................................................................................................3
B. Desain .............................................................................................................5
A. Kesimpulan ...................................................................................................18
B. Saran .............................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses kehidupan manusia, seni tidak pernah absen untuk ikut
andil dalam perkembangan kehidupan tersebut. Kehidupan manusia yang terus
bergerak menjadi lebih modern dan lebih rumit, diiringi dengan kemajuan seni
yang bentuk dan nilainya juga semakin kompleks. Selain itu, fokus seni selalu
berubah menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, budaya, ekonomi, politik
bahkan kecenderungan pengaruh agama (kepercayaan) yang sedang berlangsung
pada masa tersebut.
Seni selalu menggambarkan peristiwa serta pola pikir yang berkembang di
masyarakat yang hidup di suatu tempat dan suatu waktu, seperti dokumentasi
lengkap yang selalu dapat dijadikan referensi oleh masyarakat pada masa
sesudahnya. Dari potret peristiwa tersebut, seni selalu memiliki misi menurut
kebutuhan dan kepentingan dari manusia. Seni tidak hanya memiliki esensi
sebagai bentuk dari keindahan. Akan tetapi seni juga memiliki nilai-nilai yang
diemban untuk disampaikan kepada pihak tertentu.
Bentuk penyampaian yang menyenangkan merupakan sebuah strategi
yang jitu untuk mencapai suatu tujuan. Metode semacam inilah yang terus
dipergunakan oleh manusia di sepanjang zaman. Seni tidak bisa dilepaskan
kehadirannya dari semua nilai yang terkandung di dalamnya, termasuk juga
tujuan dari penyampaian seni kepada pihak lain selain si pelaku seni tersebut,
sehingga aspek seni sering digunakan/dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan
manusia, termasuk pada proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan seni seringkali digunakan dalam mengelola
media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk upaya pendidik memiliki apresiasi
seni yang tinggi cenderung aktif, kreatif, dan inovatif, sehingga akan memiliki
lebih banyak metode/cara dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta
didiknya. Oleh karena itu peran seni dalam proses media pembelajaran menjadi
penting agar lebih bervariasi dan tidak membosankan. Dengan latar belakang
1
seperti di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang "Seni Untuk Media
Pembelajaran" di SMAN 1 Pacet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana keberlangsungan proses seni untuk media pembelajaran di SMAN
1 Pacet?
2. Apakah manfaat dari penggunaan seni untuk media pembelajaran di SMAN 1
Pacet?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Seni
Seni adalah hasil karya manusia atau hasil ungkapan jiwa manusia, tetapi
tidak semua hasil ciptaan manusia bisa disebut sebagai karya seni atau
dikategorikan sebagai seni karena memang tidak semua hasil karya manusia
dimaksudkan sebagai karya seni. Menurut Dickie (dalam Desmond, 2011: 40),
sebuah karya ciptaan manusia mendapat predikat sebagai karya seni jika dengan
sengaja dibuat untuk dinikmati atau diapresiasi oleh masyarakat. Sebagian orang
juga berpendapat bahwa karya seni adalah ciptaan manusia yang karena
kualitasnya dapat menimbulkan pengalaman estetik bagi para pengamatnya.
Pengalaman estetik tersebut diperoleh penonton ketika ia berhadapan dengan
bentuk yang estetik. Bentuk yang estetik adalah bentuk karya seni atau bentuk
alam yang mampu menimbulkan pengalaman estetik bagi siapa saja yang
melihatnya. Jadi bentuk yang estetik sebenarnya tidak terbatas pada karya seni
tetapi juga pada karya nonseni.
Kaum esensialis berpendapat bahwa ada ciri-ciri tertentu yang bersifat
universal dan tidak berubah dari segala sesuatu termasuk juga pada karya seni.
Dengan demikian maka sesuatu yang disebut karya seni ditentukan oleh sifat
esensialnya itu.Sesuatu disebut seni karena sifatnya yang universal serta tidak
berkaitan dengan konteks (Desmond, 2011: 37). Sebuah karya ciptaan manusia
disebut bernilai seni jika karya tersebut memang mempunyai karakteristik sebagai
karya seni. Karakteristik sebuah karya seni tersebut bersifat universal sehingga
bisa dipahami dan dirasakan oleh siapa saja. Suatu benda ciptaan manusia yang
telah mendapat predikat sebagai karya seni akan bisa diterima dan dipahami oleh
siapa saja tanpa dipengaruhi oleh faktor subjek. Kaum esensialis berpendapat
bahwa nilai estetik sebuah karya seni sangat ditentukan oleh kondisi objektif dari
karya seni tersebut. Sehubungan dengan hal itu maka agar seseorang bisa
mendapatkan pengalaman estetik seseorang harus menghadapi karya seni dengan
sikap terbuka dan tanpa pamrih atau melihat karya seni dengan „tatapan kosong‟
bagaikan tatapan mata sapi (Carlson, 2000: 104). Dengan melihat karya seni
3
seperti itumaka penonton akan memperoleh pengalaman estetik atau pengalaman
yang menyenangkan sesuai dengan tujuan apresiasi itu sendiri.
Berbeda dengan kaum esensialis, kaum antiesensialis seperti Ludwig
Wittgenstein dan Arthur Danto berpendapat bahwa seni tidak membutuhkan
sebuah definisi. Mereka berpikir bahwa semua orang akan tahu tentang seni bila
telah melihatnya atau mengamatinya dan kemampuan untuk mengamati dan
mengetahui tersebut tidak tergantung oleh adanya sebuah definisi sebagai
acuannya. Berbagai macam karya seni seperti sekarang ini mempunyai wajah
saling tumpangtindih (overlapping features) sehingga usaha untuk memberi
kerangka batasan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum esensialis hanyalah
membuang waktu (Desmond, 2011: 41). Keanekaragaman suatu karya seni
kecuali ditentukan oleh semangat kebebasan seniman dalam berkarya seni, juga
disebabkan oleh faktor kreativitas di dalam penciptaan sebuah karya seni.
Mendefinisikan seni berarti juga memberi ruang gerak yang sangat terbatas bagi
seniman yang ingin berkreasi dan berekspresi secara bebas.
Seni murni atau seni bebas adalah seni yang memberi ruang yang luas dan
terbuka bagi seniman untuk berekspresi secara bebas. Kebebasan ini kecuali dapat
memberi peluang bagi seniman untuk berekspresi, berkreasi dan berinovasi juga
mampu membuat seseorang untuk menghargai hasil pemikirannya sendiri. Orang
yang kreatif adalah mereka yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan tidak
mudah menyerah. Seniman yang kreatif adalah orang yang selalu merasa tidak
puas terhadap apa yang telah ia ciptakan. Ketidakpuasannya itulah yang
mendorong orang yang kreatif selalu ingin mencari atau menemukan halhal yang
baru. Dengan adanya kreativitas itulah maka karya seni sebagai karya ciptaan
manusia itu menjadi sangat beranekaragam. Keanekaragaman itulah yang
membuat seni sebagai hasil ciptaan seniman sulit didefinisikan atau memang tidak
perlu didefinisikan.
Faktor lain yang membuat seni sukar didefinisikan adalah kebudayaan atau
sistem kepranataan yang dianut oleh seniman dan masyarakat pendukungnya. Seni
di samping sebagai ekspresi pikiran, perasaan, maupun kemauan seniman, juga
merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Seniman adalah
4
individu yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Masyarakat adalah
sekelompok individu yang hidup bersama dengan harapan dan pranata yang sama.
Pranata tersebut merupakan sistem nilai atau pola tindakan yang digunakan
sebagai acuan oleh setiap anggota masyarakat. Pranata tersebut senantiasa
dipelihara, dipertahankan, bahkan dikembangkan oleh masyarakat pendukungnya.
Pranata inilah yang digunakan oleh seniman sebagai seperangkat aturan atau
sistem nilai yang mengatur seluruh perilakunya.
Menurut Dickie (Desmond, 2011: 40) karya seni adalah sebuah karya
ciptaan manusia yang disajikan kepada sekelompok orang yang telah siap dalam
batas tertentu untuk memahami karya tersebut. Seseorang akan bisa memahami
sebuah karya seni jika orang tersebut memiliki dan menggunakan pranata yang
sama dengan pranata pencipta karya seni tersebut. Antara seniman dan penonton
harus menggunakan pranata yang sama atau hidup di dalam atmosfir kesenian
yang sama sehingga keduanya bisa saling memahami dan saling menghargai.
Atmosfir yang sama inilah yang kemudian disebut dunia seni (artworld).
B. Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan
baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki
arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda,
“desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu
berwujud sebuah rencana,
proposal, atau berbentuk obyek nyata.
5
Desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang menggabungkan berbagai
disiplin ilmu. Proses desain bukan hanya sekadar perancangan bernilai estetika,
akan tetapi untuk melahirkan suatu desain, dibutuhkan pertimbangan pemikiran,
rasa, gagasan juga pendapat dari pihak lain. Selain itu penting juga melibatkan
faktor internal (yaitu jiwa seni, ide dan kreativitas perancang) atau pun faktor
eksternal (berupa hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu, teknologi, lingkungan,
budaya dan sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa untuk menghasilkan suatu
desain dibutuhkan suatu proses pemikiran yang terstruktur rapi sehingga
mendapatkan hasil yang dapat diukur.
Keterlibatan banyak faktor untuk membangun suatu desain yang
berwawasan luas menuntut seorang desainer harus ditopang minimal oleh lima
dimensi keilmuan lain seperti:
1. Wawasan Teknologi
Wawasan ini dapat membuat seorang desainer mempunyai pemahaman
ke arah sistem industri, bahan dan proses, manajemen, kesadaran akan
kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pemakai dan ketrampilan
teknis. Teknologi yang digunakan terutama teknologi mekanik,
teknologi produksi, teknologi bahan, ergonomi dan wawasan ilmu-
ilmu teknik.
2. Wawasan Sains
Wawasan ini dapat membuat seorang desainer mempunyai tanggung-
jawab ilmiah yang tinggi serta mampu merumuskan persoalan yang
dihadapi secara sistematis. Ilmu sains yang terutama digunakan adalah
Fisika, Metodelogi Riset dan Logika Matematika.
3. Wawasan Seni
Wawasan ini dapat membuat seorang desainer mempunyai pemahaman
estetika dan kreatifitas yang tinggi.
4. Wawasan Sosial dan Budaya
Wawasan ini akan membuka pemikiran seorang desainer ke arah
wawasan budaya, sejarah persoalan sosial dan permasalahan manusia
lainnya. Karena itu seorang desainer minimal memiliki wawasan
6
terutama di bidang Sosiologi, Sikologi, Ekonomi, Komunikasi dan
Antropologi.
5. Wawasan Filsafat dan Etika
Wawasan ini dapat membangun pola pikir mendalam dari seorang
desainer yang dilandasi oleh sikap etis yang tinggi. Filsafat yang
terlibat terutama filsafat seni dan desain.
C. Media Pembelajaran
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral
dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh sehingga
memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Seperti yang telah dikemukakan oleh National Education Associaton (1977) yang
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Depdiknas (2003) (dalam Muhson, 2010: 2), mengemukakan bahwa istilah media
berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”. Makna umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Lebih jauh, menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto
(2011: 4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran
kaitannya dengan model pembelajaran langsung, yaitu dengan cara guru berperan
sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat
mendorongterjadinya prosesbelajar. Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar
Arsyad (2014: 4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan
atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran antara sumber dan penerima.
7
D. Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lentz dalam Arsyad Azhar (2014) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi Atensi
Merupakan inti media visual, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran. Media
gambar khususnya overhead projektor dapat menenangkan dan
mengarahkan perhatian pembelajar kepada pelajaran yang mereka
terima, meskipun pada awalnya materi pelajaran itu tidak disenangi
sehingga mereka tidak memperhatikan.
b. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika
belajar. Lambang atau gambar visual dapat menggugah emosi dan
sikap pembelajar. Dalam memperhatikan isi pelajaran yang diberikan.
c. Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuantemuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
pembelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan pembelajar yang
lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan
10
1) Observasi
2) Wawancara
3) Studi Dokumentasi
B. Informan Penelitian
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Eksistensi sendiri memiliki arti sebuah keberadaan dalam suatu topik, yang
dimana eksistensi disini memiliki topik seni dan desain ketika di jadikan sebuah
media pembelajaran. Tentu saja jika mengarah kepada sebuah pembelajaran di
satu sekolah seni dan desain di perlukan eksistensinya dalam sebuah proses
pembelajaran. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan:
“belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini
tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
12
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik
matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
13
dan juga kreatif. Yang dimana hal ini adalah tujuan terlaksananya proses
pembelajaran di SMAN 1 PACET.
B. Titik Ukur Seni dan Desain ketika dijadikan media pembelajaran di SMAN 1
PACET.
Titik ukur merupakan sebuah acuan ketika sesuatu hal dilaksanakan, titik
ukur sendiri sangatlah penting ketika seseorang atau sebuah proses berjalan. Seni
dan Desain ketika dijadikan sebuah media pembelajaran tentunya mendapatkan
titik ukur tersendiri. Dilihat dari tujuan pembelajaran atau instructional objective
yang memiliki arti yaitu perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki,
atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
14
keterbatasan pengetahuan siswa, sarana dan prasarana yang mengakibatkan siswa
di SMAN 1 PACET terhambat dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebagai
guru seni budaya harus selalu berusaha untuk mencari alternatif baru apabila anak
tidak memhami materi yang dibawa kedalam kelas, yaitu dengan membawa seni
dan desain keluar lingkungan sekolah bertujuan agar nantinya anak memahami
seni dan desain yang akan di sampaikan ke dalam kelas dengan menggunakan
stimulus dan respon antara guru dan murid.
Dalam hal ini tentu saja dapat disimpulkan bahwa siswa dapat merealisasikan
serta mengembangkan seni dan desain ketika dijadikan sebuah media
pembelajaran adalah sebuah acuan atau tujuan ketika seni dan desain masuk
kedalam proses pembelajaran.
Menurut prof. Djuju Sudjana kebutuhan belajar dapat diartikan sebagai suatu
jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang dimiliki pada
suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang ingin
diperoleh sesorang, kelompok, lembaga, atau masyarakat yang hanya dapat
dicapai melalui kegiatan belajar.
15
prasarana yang lengkap seperti alat dan bahan penunjang cabang seni (rupa, musik,
tari, dan teater), ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai seni dan desain, dan
tentunya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung".
Dengan melihat paparan di atas, bahwa seni dan desain saat dijadikan media
pembelajaran tentunya memiliki beberapa kebutuhan diantaranya: kebutuhan
sarana dan prasarana, dukungan dari sekolah, pengetahuan yang mumpuni, serta
peran siswa yang aktif. Apabila kebutuhan ini dapat terpenuhi seni dan desain
dalam sebuah media pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
16
D. Adaptasi Peserta Didik dalam Memahami Seni dan Desain sebagai Media
Pembelajaran di SMAN 1 PACET.
Adaptasi merupakan sebuah tingkah laku yang dimana tingkah laku ini dapat
menyesuaikan diri seseorang dengan lingkungannya. Adaptasi peserta didik
merupakan sebuah penyesuaian terhadap lingkungan proses pembelajaran yang
terjadi di suatu sekolah. Dalam hal ini tentunya peran guru mengambil peran
penting agar peserta didik dalat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan saat
seni dan desain dijadikan media pembelajaran.
Cara yang di ambil agar siswa di SMAN 1 PACET dapat beradaptasi dalam
memahami seni dan desain sebagai media pembelajaran, disampaikan oleh Bapak
Muhammad Andriansyah yang menyebutkan "Cara yang saya gunakan adalah
dengan mengangkat sebuah tema atau kasus yang sedang marak terjadi di tahun
ini, pada akhirnya selain peserta didik memahami materi seni budaya anak juga
mengetahui informasi yang berkaitan antara kasus dengan pembelajaran seni,
contohnya adalah ketika pemebelajaran seni tari, anak mengeksplor gerak cara
mencuci tangan di masa pandemi yang diaplikasikan ke dalam sebuah garapan
tari".
Dapat disimpulkan juga, bahwa adaptasi siswa agar dapat memahami seni dan
desain dalam media pembelajaran adalah dengan cara mengangkat hal yang saat
ini sedang marak terjadi, karena dengan itu siswa akan lebih tertarik serta aktif
ketika proses pembelajaran sedang dilakukan. Solusi terbaik saat media
pembelajaran yaitu seni dan desain tidak dapat terjalankan dengan baik, adalah
17
dengan selalu melakukan evaluasi yang dimana evalusi ini untuk mengetahui apa
saja kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni adalah hasil karya manusia atau hasil ungkapan jiwa manusia, tetapi tidak
semua hasil ciptaan manusia bisa disebut sebagai karya seni atau dikategorikan
sebagai seni karena memang tidak semua hasil karya manusia dimaksudkan
sebagai karya seni. Sedangkan desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang
menggabungkan berbagai disiplin ilmu.
19
evalusi ini untuk mengetahui apa saja kekurangan yang terjadi saat proses
pembelajaran berlangsung.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Ardipal. (2018). Peran Seni dalam Pendidikan. Jurnal Bahasa dan Seni, 9(2), 85-
92.
Asrullah, A. (2019). Perancangan Media Pembelajaran Seni Lukis Teknik Cat Air
untuk Peserta Didik Kelas VIII SMPN 2 Tarowang Kabupaten Jeneponto.
(Tesis). Universitas Negeri Makassar.
Felix, J. (2012). Pengertian Seni sebagai Pengantar Kuliah Sejarah Seni Rupa.
Humaniora, 3(2), 614-621. Doi:
https://doi.org/10.21512/humaniora.v3i2.3405
Magdalena, R. (2021). Hidup, Seni dan Teks. Jurnal Desain: Kajian Bidang
Penelitian Desain, 1(1), 45-57.
22
DAFTAR LAMPIRAN
23
B. Daftar Lampiran Kerja
STRUKTUR TUGAS
DAFTAR LAMPIRAN -
24