PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
1
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam
yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat
sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus
diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang
diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah
akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya
tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan
mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara
efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun
merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah
kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan (Sudradjat, 2006).
Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara manajerial dengan benar serta
Sampah dan pengelohannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota
menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun
2
komposisi dari sampah sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk serta
aktivitas penduduk kota. Masyarakat tidak mau berurusan terlalu dekat dengan
sampah, padahal sudah dipastikan bahwa setiap hari mereka akan selalu
dari sampah , seperti TPS maupun truk pengangkut sampah. Hal tersebut memang
tidak bisa dihindari sebab sampah sendiri sampai saat ini banyak memiliki dampak
jawab pengelolaan sampah dibedakan menjadi dua, pengelolaan sampah dari sumber
hingga ke TPS menjadi tanggung jawab masyarakat dan pengelolaan sampah dari
TPS hingga ke TPA menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal tersebut
dijelaskan dalam (Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010). Kegiatan
jawab Pemerintah Daerah yang dalam kasus studi ini Desa Caturtunggal, Kecamatan
3
2. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran,
misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun
demikian, pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah,
arang sampah, abu, debu dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang
pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet dan lain-
lain dari sampah yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan kembali baik
dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula. Reuse, Merupakan teknik
4
pengolahan sampah yang hampir sama dengan recycling, bedanya reuse langsung
digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Reduce, Adalah usaha untuk
plastik yang berlebihan. SWK Cibeunying yang merupakan bagian dari wilayah
dan SWK Karees yang posisinya ada di bagian Barat. Berdasarkan data DKLH Kota
300.47 m3 /hari. Kubikasi timbulan sampah yang terjadi ini umumnya dari sampah
pada kegiatan pasar, rumah tangga, perkantoran, pertokoan dan sampah-sampah dari
Kubikasi timbulan ini akan terus bertambah seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk dan pertambahan kegiatan yang terjadi di SWK Cibeunying dan sekitarnya.
3 /hari. Kubikasi timbulan sampah yang terjadi ini umumnya dari sampah 4 pada
Kubikasi timbulan ini akan terus bertambah seiring dengan laju pertumbuhan
karena peningkatan jumlah penduduk saja, namun disebabkan pula dari rendahnya
tingkat pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan khususnya dalam bidang
5
sehingga menimbulkan adanya timbunan-timbunan sampah yang tidak terangkut
setiapharinya, setiap harinya hanya 80% saja yang dapat terangkut sedangkan 20%
timbulan sampah masih tertinggal. Melihat kondisi yang ada maka perlu adanya suatu
kajian yang pasti dalam menganalisa pengelolaan sampah dan penyediaan fasilitas
Daerah Istimewa Yogyakarta Masalah lain lagi yang sering muncul dalam
yang masih rendah untuk tidak membuang sampah pada kawasan bantaran sungai.
Dikarenakan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan sampah dan
membuang sampah sembarangan tidak terkecuali ke sungai. Oleh karena hal tersebut
diwilayah bantaran sungai, untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu cara
dan terkendali dalam bentuk pengelolaan sampah yang terpadu dengan menggunakan
6
pembuangan dan pengelolaan sampah. Pembuangan dan pengelolaan sampah baik
B. RUMUSAN MASALAH
tidak optimal, sistem perangkutan yang buruk, kurangnya penyediaan sarana dan
sendiri masih rendah, terbukti dari cara membuang sampah yang masih sembarangan,
penyakit kulit dan lain-lain. Sehingga dibutuhkan peran pemerintah dan masyarakat
sumber sampah – ke TPS. Dasar pendekatan studi ini adalah untuk mengevaluasi
7
sampah yang dibuang masyarakat. Mulai timbulan sampah, jumlah volume sampah,
jenis sampah yang dibuang khususnya dibantaran sungai dan pengelolaan sampah.
untuk membuang sampah ditempat yang sudah disediakan pemerintah daerah dan
2. Jenis sampah apa saja kah yang dibuang masyarakat ke bantaran sungai kelurahan
Yogyakarta ?
lain-lain.
C. TUJUAN
8
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persoalan
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar
kita.
pengolahan sampah
belakang pengolahan sampah.
E. RUANG LINGKUP
9
Kelurahan Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Cibeunying kidul. Kelurahan Cikutra terdiri dari 107 RT dan 15 dengan luas 7
wilayah mencapai ± 139.34 Ha dan ketinggian wilayah 709 dpl. Dengan jumlah
luas wilayah terluas dikecamatan Cibeunying Kidul. Selanjutnya akan dibagi menjadi
Ruang lingkup materi yang akan di analisis dibatasi pada satu kelurahan saja
dengan wilayah kajian bantaran sungai. Ruang lingkup materi yang dibahas dalam
10
Yogyakarta, Studi Kasus Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
a. Lingkup materi dalam kebijakan yang telah diberlakukan oleh pemerintah yang
mengacu pada peraturan daerah Kota Yogykarta nomor 9 tahun 2011 tentang
pengolahan sampah.
b. Ruang lingkup materi dalam permasalahan persampahan dan jenis sampah yang
sistem teknis oprasional, kelembagaan, serta aspek peran serta masyarakat. dapat
dilihat dari hasil observasi lapangan dan dari hasil kuisioner yang telah dilakukan.
masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah dengan melihat variabel peran serta
pengumpulan sampah dengan pola komunal, kontrol sosial, ikut serta dalam kegiatan
gotong royong untuk kebersihan lingkungan dan ikut serta dalam penyediaan sarana
kebersihan.
d. Ruang lingkup materi pengelolaan sampah yang terpadu dikawasan sungai dengan
11
bantaran sungai yang ditinjau dari kesediaan baik dari segi fisik (sarana) dan non fisik
(kelembagaan).
12
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. SAMPAH
PENGERTIAN
13
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat
berada pada setiap fase materi: Padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam
jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan
1. Gangguan Kesehatan:
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong
penularan infeksi dan dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak
atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa
14
tidak nyaman dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi.
Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga
menurun.
B. JENIS-JENIS SAMPAH
Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada
yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut :
1. Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan
mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, pembungkus (Selain kertas, karet dan plastik) Tepung, sayuran,
kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
15
olahan, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen.
Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol
plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk, 1996).
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah yaitu :
Limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair yaitu air cucian, air
sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas,
botol air minum . Contoh limbah gas yaitu Karbon Dioksida (CO2), Karbon
Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan
dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah yang dikategorikan sampah disini
adalah bahan yang tidak dipakai lagi ( Refuse) karena telah diambil bagian-bagian
utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan
lingkungan yaitu:
16
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (Pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) Merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan
sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair
organik, seperti metana. Selain, berbau kurang sedap gas ini pada konsentrasi tinggi
dapat meledak.
17
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
D. KERANGKA TEORI
relevan dengan kesejahteraan baik peradaban manusia maupun sistem biologis alami.
18
Selanjutnya adalah komunikasi lingkungan konstitutif yang lebih mengarah
pada bagaimana kita dapat memaknai alam. Maksudnya adalah dengan menggunakan
persepsi yang ada memunculkan dua arti yang salah satunya berupa kebenaran dari
realita yang ada berkaitan dengan lingkungan. Maka sehingga terkadang orang
mengerti tentang alam namun tidak memaknainya dengan benar. Ada 2 inti konsep
hubungan kita dengan lingkungan artinya komunikasi seperti fungsinya yaitu untuk
atau mempersuasi orang untuk menjaga lingkungannya supaya kelak rantai kehidupan
Peran ruang publik dalam mediasi atau negosiasi antara suara-suara yang berbeda
yang berusaha mempengaruhi keputusan dan lingkungan. Peran ruang publik dalam
hal ini seperti kelompok kelompok pemerhati lingkungan menjadi salah satu aspek
E. KERANGKA KONSEP
19
Konsep 3R
Sampah sering dianggap sebagai benda yang tidak berguna yang secara ekonomis
biaya yang relatif besar. Menurut Azwar (1990) sampah adalah bagian yang tidk
terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
Murtadho (1988) membedakan sampah atas sampah organik yang mudah lapuk dan
sampah anorganik yang tidak mudah lapuk. Sampah organik meliputi limbah padat
semi basah berupa bahan-bahan organik yang umumnya berasal dari pertanian.
Sampah ini mempunyai sifat mudah terurai oleh mikroorganisma dan mudah
membusuk karena mempunyai rantai karbon yang pendek. Sampah anorganik adalah
sampah padat bersifat kering dan sulit terurai karena memiliki rantai karbon yang
adalah pendekatan yang konvesional yang bersifat pasif dan instruksional dengan
dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke suatu tempat karena dianggap sebagai barang
20
Reduce
Mengurangi volume sampah. Kegiatan ini disebut juga tindakan pencegahan sampah,
dilakukan dengan cara mengkonsumsi barang lebih sedikit dan tidak banyak
menggunakan kemasan.
Reuse
Menggunakan barang kembali yang telah dipakai tanpa melalui proses pengubahan.
Barang yang tidak dapat digunakan lagi dapat disumbangkan kepada orang lain atau
menjualnya.
Recycle
Mendaur ulang barang yang tidak terpakai dengan melalui suatu proses, misalnya
kertas daur ulang yang diperoleh dari kertas-kertas bekas, botol plastik, dan lain-lain.
Proses daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Teknik pengumpulan data melalui cara terbuka yaitu wawancara mendalam, (c)
penelitian kualitatif lebih kepada deskripsi konsep. Kerangka dimulai dengan pokok-
berbagai temuan dari fenomena yang diteliti. Berbagai data yang didapat dibahas dan
22
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
memiliki luas wilayah sebesar 62,201 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 4.857
orang dengan jumlah penduduk laki-laki 2.125 orang dan jumlah penduduk
Selokan Mataram, Sebelah Selatan: Jl. Laksda Adisucipto, Sebelah Barat: Dusun
Ngentak dan Dusun Kledokan, Sebelah Timur: Sungai Tambakbayan. Jarak dari
Kegiatan masyarakat yang masih aktif sampai saat ini adalah arisan Ibu-Ibu
PKK dan Posyandu yang terdiri dari 25 Rukun Tetangga dan 05 Rukun Warga Ketua
RW 85.01 terdiri dari: Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua RT 03, Ketua RT 16, Ketua
RT 21, Ketua RW 85.02, Ketua RT 04, Ketua RT 05, Ketua RT 07, Ketua RT 15,
Ketua RT 22. Ketua RW 85.03 terdiri dari: Ketua RT 06, Ketua RT 09, Ketua RT 14,
Ketua RT 17, Ketua RT 23. Ketua RW 85.04 terdiri dari: Ketua RT 08, Ketua RT 11,
Ketua RT 12, Ketua RT 13, Ketua RT 24. Ketua RW 85.05 terdiri dari: Ketua RT 10,
Ketua RT 18, Ketua RT 19, Ketua RT 20, Ketua RT 25. Ketua PKK Karang Taruna
23
C.POPULASI DAN SAMPEL
sampah. Selain itu masyarakat juga belum sadar untuk membuang sampah pada
walaupun tidak parah. Kemudian dari hasil di lapangan ada masyarakat yang
Namun tidak semua data yang ditemukan hasilnya buruk, tetapi juga masih
banyak warga yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Terlihat
ketika dimusim penghujan, warga mulai bisa melihat kondisi yang terjadi ketika
hujan yaitu banyak genangan air. Artinya ada sesuatu yang salah pada drainase
daerah mereka, dan mereka sadar bahwa salah satu penyebabnya yaitu banyaknya
sampah yang terbuang secara sembarangan. Oleh karena itu ada sebagian warga yang
anak-anak mereka. Seperti mengajari membuang sampah pada tempat yang sudah
24
sebenarnya mereka ingin sekali memanfaatkan sampah sebagai penunjang kebutuhan
mereka, namun karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara yang tepat
dalam melakukan proses pengolahan menjadi salah satu penghambat mereka dalam
Data yang ditemukan juga mengetahui bahwa sebelumnya ada program yang
dinamakan bank sampah yang artinya itu merupakan program untuk mengumpulkan
sampah pada satu tempat sehingga warga akan lebih mudah dalam menempatkan
lokasi sampah mereka. Di mana juga ketika kelompok mulai mencari keberadaan
tempat pembuangan sampah itu agak sulit, oleh karena itu salah satu penyebab warga
D. PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data primer
yang diteliti dapat dimaknai secara baik dan tepat apabila peneliti langsung
berinteraksi dengan subjek penelitian dan lokasi terjadi fenomena yang diteliti.
(1) Primer
25
Teknik pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara. Teknik
yang berhubungan dengan fokus fenomena yang diteliti untuk mendapatkan data
(2) Sekunder
sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Fungsi dari teknik observasi adalah untuk
menjelaskan dan merinci fenomena yang diteliti. Teknik observasi digunakan dalam
penelitian ini didasarkan pada pengamatan dan pengalaman langsung saat berinteraksi
interaksi antar subjek penelitian, situasi sosial serta karakteristik fisik yang terjadi di
lokasi penelitian. Langkah yang dilakukan dalam teknik observasi mengamati subjek
dengan melihat situasi sosial yang terjadi, kemudian mulai menyempitkan data dan
melakukan observasi terfokus pada data-data tertentu, lalu data observasi diseleksi
pengumpulan data.
26
Dalam kehidupan ini terdiri dari banyak aspek, dimana setiap aspek itu saling
berputar-putar dan saling mempengaruhi satu aspek dengan aspek lainnya. Tidak lain
juga dengan aspek lingkungan, di zaman yang semakin modern ini banyak manusia
penting dikarenakan ada beberapa anggapan bahwa manusia jauh muncul setelah
alam yang menjadi lingkungan manusia. Hal itu menjadi aneh ketika lingkungan alam
pemerintah, tetapi bagaimana hal ini bisa berhasil jika tidak semua kelompok
Namun juga cara-cara terbaik dalam menjaga lingkungan seperti hal yang umum jelas
seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak akan muncul bencara seperti
banjir dan sebagainya. Tetapi bagaimana ketika sesuatu yang dianggap tidak berguna
justru menjadi salah satu karya yang menguntungkan bagi manusia dan juga untuk
27
Karya dalam hal ini merupakan sebuah hasil atau temuan dari sebuah proses,
dalam program kampanye CIPTA KARYA SAMPAH KITA tidak hanya mendukung
gerakan kampanye lingkungan namun juga secara tidak langsung melakukan sebuah
solusi dalam penanganan aspek lingkungan sekarang ini. Dari cermin kehidupan
yang memiliki pemikiran yang cerdas dalam kaitannya dengan sampah. Yaitu dengan
mengolah kembali sampah sebagai benda yang berguna bagi kebutuhan mereka
tentang adanya permasalahan lingkungan. Dari karya pengolahan sampah itu sangat
berdampak positif bagi masyarakat itu pula, seperti contohnya ketika sampah diolah
menjadi sebuah tas misalnya, tas juga merupakan sebuah benda yang berguna bagi
jumlahnya tidak sedikit. Ini bermakna baik kerena dengan hal itu penggunaan sampah
akan lebih sedikit dan tentunya pengolahan ini berdampak positif bagi lingkungan
kedepannya, serta dari aspek ekonomi juga bisa dimanfaatkan. Seperti hasil karya
dari pengolahan sampah di jual kembali dengan tujuan agar dana yang didapatkan
dimanfaatkan baik kecil atau besar tergantung manusianya. Ketika manusia mulai
tanggap tentang linkungan maka selain berguna bagi mereka juga tentu berguna bagi
orang banyak.
28
29
BAB IV
A. HASIL
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Nelayan
30
Nisa : Mengapa sampai terjadi pemupukan sampah yang begitu padat di
Jawab : Terjadinya penumpukan sampah yang begitu banyak ini karena tidak
adanya kesadaran dari masyarakat setempat karena hal ini terjadi bukan dari
masyarakat yang berada di tempat ini saja, tapi dari masyarakat yang berada
pada daerah pasar. Sebab sampah-sampah ini juga dari aliran got pembuangan
dari pasar.
Nisa : Apakah selama ini tidak ada respon dari pemerintah untuk mengatasi
hal ini ?
pembuatan bak sampah dan tanggul pada daerah ini. Dan pemerintah kota
Nisa : Apakah warga setempat juga membuang sampah pada tempat ini?
setempat ?
Jawab : Jika hal ini terjadi banyak masyarakat yang merasa resah. Karena
banyak lalat dan nyamuk dari penumpukan sampah tersebut dan hal ini terjadi
31
bukan sekarang ini saja, tetapi sudah lama. Sehingga ada sebagian warga yang
terserang penyakit, diantaranya sakit kepala, sakit perut, gatal- gatal dan
DBD.
2. Deskripsi Lokasi
Apui merupakan kompleks yang berada di tengah kota Masohi yang letaknya
berada di pesisir pantai yang pemandangannya sangat indah serta hamparan laut biru
dan bukit-bukit tinggi yang biasa memanjakan mata yang melihatnya. Aroma laut dan
udara yang masih alami serta warga-warga yang sangat ramah menambah indahnya
pesona. Pemandangan sepanjang pantai menuju kompleks Apui ini sangatlah indah.
Namun, di Kompleks Apui yang berada dekat dengan pesisir pantai ini warga
tampaknya tidak mau tahu dengan kesehatan lingkungan di sekitar rumah mereka.
Mereka membuang sampah tidak pada tempatnya tetapi membuang sampah di tepi
laut. Bagaimana kesehatan mereka dapat terjaga kalau mereka selalu membuang
sampah tidak pada tempatnya, malahan dari ulah mereka sendirilah sehingga mereka
32
B. PEMBAHASAN
yaitu untuk mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan
lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam
. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan
sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga
antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan
33
1. Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah
yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah
kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang.
barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas
dan botol air minum dalam kemasan.
34
BAB V
A. SIMPULAN
keindahan suatu negara. Sampai saat ini negara kita Indonesia masih belum
negara maju seperti Jerman, Jepang, Swiss, Belanda, Inggris, Korea Selatan
yang telah mengelola sampah dengan baik dan benar. Sistem pengelolaan
sampah yang ada masih belum menerapkan sistem yang baik. Sampah-
sampah yang diangkut dari sampah rumah tangga, sampah industri, dan
35
sampah-sampah yang lainnya tidak ada pemisahan yang dilakukan oleh
sampah plastik, popok bayi, dan lain lain. Sampah tersebut jika dibiarkan akan
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (
B. SARAN
tumpukan sampah karena walaupun hal ini terjadi bukan dari masyarakat
setempat saja tapi juga merupakan masyarakat yang ada pada daerah
36
DAFTAR PUSTAKA
BAIM.2013.http://h4tum4ry.blogspot.com/2013/06/laporan-hasil-penelitian-
sampah.html
37
KOMPASIANA.2018.https://www.kompasiana.com/gebby/5a240ee2cf78db5782773122
/riset-penelitian-pengolahan-limbah-sampah-rumah-tangga?page=all
RESKIWAHYUNI.2012.https://www.google.com/search?
q=BLOG+RESKI+Wahyuni
%3Akarya+ilmiah+tentang+sampah&oq=BLOG+RESKI+Wahyuni
%3Akarya+ilmiah+tentang+sampah&aqs=chrome..69i57.24288j0j4&sourceid=chro
me&ie=UTF-8
38