Anda di halaman 1dari 10

BAMBU DENGAN BERBAGAI MANFAATNYA

K.Widnyana
Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstract

Bamboo during the time less get existence cause that assumed did not be
important. This ascription cause that bamboo did not become the high economic
valuable kommodity for society. During the time rehabilitations of the critical farm
and forest area almost everything use the crop tree and next to nothing bamboo
cultivation. Studies indicate that one hectare of bamboo crop can permeate more
than 12 ton CO2 from the air.
Bamboo also more effective in conservation irrigate where permeable
bamboo 90% rainwater, while tree only 35 - 40%. Management and good bamboo
crop can improve the society economics. Young bamboo can be used for the
vegetable of bamboo bar and for the requirement of industrials, construction
material, and crafts. If cycling enterpasing of bamboo forest during 20 year, hence
total fund requirement reach the Rp 87.960.100,00 per ha with the acquirement [of]
result of equal to Rp 767.520.000,00. Thereby the effort competent bamboo
cultivation visible and profit.

Key words : rehabilitations, conservation, economic valuable

1. Pendahuluan cabang. Akar bambu terdiri atas


Bambu tergolong keluarga rimpang (rhizon) berbuku dan beruas,
Gramineae (rumput-rumputan) disebut pada buku akan ditumbuhi oleh serabut
juga Hiant Grass (rumput raksasa), dan tunas yang dapat tumbuh menjadi
berumpun dan terdiri dari sejumlah batang.
batang (buluh) yang tumbuh secara Dari kurang lebih 1.000 species
bertahap, dari mulai rebung, batang muda bambu dalam 80 genera, sekitar 200
dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. species dari 20 genera ditemukan di
Batang bambu berbentuk silindris, Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja,
berbuku-buku, beruas-ruas berongga 1995), sedangkan di Indonesia
kadang-kadang masif, berdinding keras, ditemukan sekitar 60 jenis. Tanaman
pada setiap buku terdapat mata tunas atau bambu Indonesia ditemukan di dataran

1
rendah sampai pegunungan dengan penghara industri supit, alat ibadah,
ketinggian sekitar 300 m dpl. Pada serta barang kerajinan, peralatan dapur,
umumnya ditemukan ditempat-tempat topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai
terbuka dan daerahnya bebas dari dan lain-lain. Sering ditemui barang-
genangan air. barang yang berasal dari bambu yang
Dalam kehidupan masyarakat dikuliti khususnya dalam keadaan basah
pedesaan di Indonesia, bambu memegang mudah diserang oleh jamur biru dan
peranan sangat penting. Bahan bambu bulukan sedangkan bambu bulat utuh
dikenal oleh masyarakat memiliki sifat- dalam keadaan kering dapat diserang
sifat yang baik untuk dimanfaatkan, oleh serangga bubuk kering dan rayap
antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, kayu kering.
rata, keras, mudah dibelah, mudah Tanaman bambu hidup
dibentuk dan mudah dikerjakan serta merumpun, kadang-kadang ditemui
ringan sehingga mudah diangkut. Selain berbaris membentuk suatu garis
itu bambu juga relatif murah pembatas dari suatu wilayah desa yang
dibandingkan dengan bahan bangunan identik dengan batas desa di Jawa.
lain karena banyak ditemukan di sekitar Penduduk desa sering menanam bambu
pemukiman pedesaan. Bambu menjadi disekitar rumahnya untuk berbagai
tanaman serbaguna bagi masyarakat keperluan. Bermacam-macam jenis
pedesaan. bambu bercampur ditanam di
Bambu dalam bentuk bulat pekarangan rumah. Pada umumnya
dipakai untuk berbagai macam konstruksi yang sering digunakan oleh masyarakat
seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, di Indonesia adalah bambu tali, bambu
pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat petung, bambu andong dan bambu
rumah tangga. Dalam bentuk belahan hitam.
dapat dibuat bilik, dinding atau lantai,
reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. 2. Karakter Bambu
Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini 2.1 Anatomi
mulai banyak digunakan sebagai bahan

2
Kolom bambu terdiri atas sekitar dari luas sampai ke bagian dalam dan
50% parenkim, 40% serat dan 10% sel kadar air bamboo
penghubung (pembuluh dan sieve tubes)
Dransfield dan Widjaja (1995). Parenkim 2.3 Sifat Kimia
dan sel penghubung lebih banyak Penelitian sifat kimia bambu
ditemukan pada bagian dalam dari telah dilakukan oleh Gusmailina dan
kolom, sedangkan serat lebih banyak Sumadiwangsa (1988) meliputi
ditemukan pada bagian luar. Sedangkan penetapan kadar selulosa, lignin,
susunan serat pada ruas penghubung pentosan, abu, silika, serta kelarutan
antar buku memiliki kecenderungan dalam air dingin, air panas dan alkohol
bertambah besar dari bawah ke atas benzen. Hasil pengujian menunjukkan
sementara parenkimnya berkurang. bahwa kadar selulosa berkisar antara
42,4% - 53,6%, kadar lignin bambu
2.2 Sifat Fisis dan Mekanis berkisar antara 19,8% - 26,6%,
Sifat fisis dan mekanis merupakan sedangkan kadar pentosan 1,24% -
informasi penting guna memberi 3,77%, kadar abu 1,24% - 3,77%, kadar
petunjuk tentang cara pengerjaan maupun silika 0,10% - 1,78%, kadar ektraktif
sifat barang yang dihasilkan. Hasil (kelarutan dalam air dingin) 4,5% -
pengujian sifat fisis dan mekanis bambu 9,9%, kadar ekstraktif (kelarutan dalam
telah diberikan oleh Ginoga (1977) dalam air panas) 5,3% - 11,8%, kadar
taraf pendahuluan. Pengujian dilakukan ekstraktif (kelarutan dalam alkohol
pada bambu apus (Gigantochloa apus benzene) 0,9% - 6,9%.
Kurz.) dan bambu hitam (Gigantochloa
nigrocillata Kurz.). Beberapa hal yang 2.4 Keawetan dan Keterawetan
mempengaruhi sifat fisis dan mekanis Penelitian keawetan bahan
bambu adalah umur, posisi ketinggian, bambu telah dilakukan oleh Jasni dan
diameter, tebal daging bambu, posisi Sumarni (1999), sedangkan penelitian
beban (pada buku atau ruas), posisi radial tentang keterawetan bahan bambu
belum dilakukan. Jasni dan Sumarni

3
(1999) mengemukakan bahwa dari tujuh yang cukup dapat dikategorikan sebagai
jenis bambu yang diteliti, bambu ampel satu satuan ekosistem yang lengkap.
(Bambusa vulgaris) paling rentan Kondisi hutan bambu memungkinkan
terhadap serangan bubuk, kemudian mikro organisme dapat berkembang
bambu andong (Gigantochloa bersama dalam jalinan rantai makanan
pseudoarundinacea), bambu hitam yang saling bersimbiosis.
(Gigantochloa atroviolaceae) dan bambu Kita mengetahui bersama bahwa
terung (Gigantochloa nitrocilliata). kerusakan sumber daya alam di
Sedangkan bambu atter (Gigantochloa Indonesia telah melampaui ambang
atter) dan bambu apus/tali (Gigantochloa batas kerusakan dan cenderung untuk
apus) relatif tahan terhadap serangan menuju kepada kemusnahan fatal
bubuk. Jenis bubuk bambu yang banyak apabila tidak ada usaha
ditemukan menyerang bambu adalah penanggulangannya yang berarti.
Dinoderus sp., sedangkan jenis bubuk Kawasan hutan seluas 122 juta ha
yang paling sedikit ditemukan menyerang tinggal separuhnya akibat pembalakan
bambu adalah Lyctus sp. liar/illegal logging, yang sampai kini
belum ada penanganannya secara
3. Manfaat Bambu Secara Ekologi tuntas. Akibatnya kita merasakan
Tanaman bambu mempunyai sistem sendiri terjadinya malapetaka bagi
perakaran serabut dengan akar rimpang seluruh lapisan masyarakat seperti
yang sangat kuat. Karakteristik perakaran terjadinya banjir, longsor, sendimentasi,
bambu memungkinkan tanaman ini pendangkalan sungai serta muaranya
menjaga sistem hidrologis sebagai pada musim hujan serta kekurangan air,
pengikat tanah dan air, sehingga dapat pencemaran air pada musim kemarau.
digunakan sebagai tanaman konservasi. Usaha rehabilitasi memang telah
Rumpun bambu di Tatar Sunda disebut dimulai baik melalui GERHAN, GRLK
dapuran awi juga akan menciptakan provinsi, kabupaten, kota tetapi
iklim mikro di sekitarnya, sedangkan hasilnya belum mencapai sasaran yang
hutan bambu dalam skala luas pada usia diinginkan, padahal Gerakan

4
Rehabilitasi Lahan Kritis ini telah udara!). EBF mendapat laporan dari
berlangsung lebih dari 40 tahun yang lalu banyak negara bahwa debit air
. Secara rutin bertahun-tahun meningkat setelah beberapa tahun
tanaman penghijauan pada lahan kritis ditanami bambu dan dalam beberapa
tersebut didominasi oleh komoditas jenis kasus muncul mata air baru – tidak
tanaman kayu-kayuan sebagai tanaman mengherankan mengingat bambu
konservasi dan buah-buahan sebagai adalah tanaman C3 dan efektif dalam
tanaman produktif. Sedangkan tanaman konservasi air. Pepohonan rata-rata
bambu sebagai jenis tanaman tradisional menyerap 35-40% air hujan; sedangkan
dengan sifatnya multiguna, belum bambu bisa menyerap sampai 90%. Itu
tersentuh padahal sepantasnya jenis sebabnya orang di Kolombia
tanaman ini diikutsertakan dalam rangka mengatakan bahwa mereka menanam
rehabilitasi lahan kritis. air apabila mereka menanam bambu.
Environment Bamboo Foundation Dengan demikian fungsi bambu
(EBF) merupakan sebuah yayasan yang sangatlah banyak, diantaranya adalah :
intensif menangani bamboo di Indonesia (a) meningkatkan volume air
menjelaskan fungsi EBF dan beberapa bawah tanah,
manfaat utama tanaman bambu: “Misi (b) konservasi lahan,
EBF adalah memperkenalkan bambu (c) perbaikan lingkungan dan
sebagai bahan bangunan dimasa depan, (d) Sifat-sifat bambu sebagai
sebab dalam 3 tahun, sepertiga rumpun bahan bangunan tahan
bisa dipanen dan memiliki sifat setengah gempa, khususnya wilayah
tanaman keras. Dalam beberapa minggu, rawan gempa”.
tunas baru akan tumbuh tanpa penanaman
ulang, dan tidak mengakibatkan tanah Penghijauan dengan
longsor atau hilangnya penyerapan
memanfaatkan bambu lokal, bukan
carbon. (Studi menunjukkan bahwa satu
hanya penting demi kelestarian sumber
hektar tanaman bambu bisa menyerap
lebih dari 12 ton karbondioksida dari

5
mata air, tetapi juga dapat berdampak 4. Bambu Sebagai Bahan Baku
Industri
positif terhadap peningkatan

perekonomian masyarakat. Mulai baru Bambu, merupakan hasil hutan


non kayu yang potensial untuk
tumbuh pohon bambu sudah memiliki
dikembangkan menjadi sumber bahan
nilai guna bagi kepentingan masyarakat.
baku industri. Di bidang kehutanan
Pohonnya yang baru tumbuh (rebung) tanaman bambu dapat meningkatkan
kualitas hutan yang selama ini menjadi
bisa dibuat sayur sebagai pelengkap
bahan baku industri perkayuan nasional
makan sehari-hari. Nilai jualnya juga
melalui substitusi atau keanekaragaman
lumayan bagus serta bisa memberikan bahan baku, mengingat potensi hutan
nilai tambah bagi kayu semakin langka sedangkan
masyarakatnya.Berikutnya batang bambu industri sudah telanjur ada dengan
kapasitas besar, maka tuntutan
tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk
pemenuhan bahan baku industri
kepentingan industri, seperti kerajinan
kehutanan menjadi agenda prioritas
rumah tangga, keperluan rumah beserta penyelamat aset kehutanan
nasional.Sebetulnya perhatian
lainnya. Di antaranya yang paling
pemerintah terhadap tanaman bambu
mungkin bisa mendatangkan hasil lebih muncul setelah kebakaran hutan besar
adalah bambu tersebut bisa dibuat tahun 1997 di Kalimantan yang meluluh

kerajinan tangan yang memiliki nilai lantakkan lebih dari 1 juta ha.
Di masa yang akan datang
ekspor yang bernilai tinggi .
tanaman bambu dapat mendukung
selain sebagai bahan baku sarana
tradisional (bangunan, alat rumah
tangga, kerajinan, kesenian dll.) dapat
pula mendukung kapasitas dan kualitas

6
hutan alam/hutan tanaman yang selama 5. Manfaat Secara Sosial Ekonomi
ini menjadi sumber bahan baku industri
Tanaman bambu baik dalam
perkayuan nasional. Bentuk dukungan
skala kecil maupun besar mempunyai
tersebut melalui substitusi produk atau
nilai ekonomi yang meyakinkan.
keseragaman sumber bahan baku
Budaya masyarakat menggunakan
industri, mengingat potensi kayu semakin
bambu dalam berbagai aktivitas
langka, memerlukan waktu yang relatif
kehidupan sehingga bambu dapat
panjang rehabilitasinya, sedangkan
dikategorikan sebagai multipurpose
bambu pada umur 4-5 tahun sudah
Tree species (MPTS = jenis pohon yang
memenuhi persyaratan yang layak.
serbaguna). Pemanfaatan bambu secara
Besarnya kebutuhan bahan baku
tradisional masih terbatas sebagai bahan
bambu tidak mampu lagi dipenuhi oleh
bangunan dan kebutuhan keluarga
hutan alam bambu dan bambu rakyat,
lainnya (alat rumah tangga, kerajinan,
karena itu untuk menunjang kebutuhan
alat kesenian seperti angklung, calung,
bahan baku industri bambu diperlukan
suling, gambang, bahan makanan
pengembangan hutan tanaman bambu
seperti rebung dll.).
yang dikelola secara profesional. Dalam
Pada umumnya jenis-jenis
pada itu gejala yang dihadapi adalah
bambu yang diperdagangkan adalah
masalah bibit yang secara tradisional
jenis bambu yang berdiameter besar dan
memerlukan waktu yang cukup lama dan
berdinding tebal. Jenis-jenis tersebut
berkaitan dengan jenis bambu yang
diwakili oleh warga Bambusa (3 jenis),
diinginkan. Dalam hal ini jalan pintas
Dendrocalalamus (2 jenis) dan
yang terbaik sejak dini didirikan
Gigantochloa (8 jenis). Berdasarkan
Laboratorium Kultur Jaringan Bambu
jenis-jenis tersebut dapat dibudidayakan
yang dapat memenuhi penyediaan bibit
secara massal untuk menunjang industri
bambu yang memiliki persyaratan yang
kertas, chopstick, flowerstick, ply
diperlukan jenis, kualitas, kuantitas dan
bamboo, particle board dan papan
waktu.
semen serat bambu serta kemungkinan

7
dikembangkan bangunan dari bahan Dengan perolehan hasil sebesar Rp
bambu yang tahan gempa dll. 767.520.000,00.
Dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat bambu menjadi salah satu 6. Penutup
kelengkapan yang tidak bisa
ditinggalkan, misalnya dalam upacara Teknologi pengolahan bahan
adat, upacara perkawinan, hajatan bambu yang berkembang di masyarakat
keluarga bahkan bahan baku bambu saat ini telah mampu menjalankan roda
menjadi alat musik khas komunitas perekonomian masyarakat pedesaan.
tertentu. Lebih dari itu perkembangan Pada umumnya industri bambu
sosial budaya masyarakat ditandai mempunyai skala kapasitas produksi
dengan perkembangannya aksesori yang kecil sehingga dapat dikatakan
bambu dalam pembuatan perabot rumah sebagai industri rumah tangga. Namun
tangga dan cindera mata yang bernilai di lain pihak industri kecil seperti inilah
seni tinggi. Di beberapa tempat species yang mampu bertahan dalam kondisi
bambu tentu menjadi bagian mitos dan krisis ekonomi di Indonesia.
kelengkapan ritual masyarakat yang Hasil penelitian mengenai sifat
bernilai magis. fisis dan mekanis, keawetan dan sifat
Berdasarkan penelitian PT kimia bambu memberikan informasi
Persada Alnita Lestari (2003), yang penting bagi para konsumen bahan
pembangunan Hutan Tanaman Bambu bambu terutama dalam pemilihan jenis.
pada tahun pertama memerlukan biaya Berdasarkan data-data sifat dasar
Rp 10.137.000,00 dari mulai perencanaan bambu, penggunaan bambu dapat lebih
sampai pemeliharaan. Pada tahun ke 2 difokuskan pada pemilihan jenis yang
sampai tahun ke 4 diperlukan biaya tepat untuk produk yang sesuai dengan
sebesar Rp 1.402.900,00 per ha. Apabila sifat-sifatnya sehingga penggunaan
daur pengusaha hutan bambu selama 20 bahan bambu dapat menjadi lebih
tahun, maka kebutuhan dana total efisien. Dengan pemilihan jenis yang
mencapai Rp 87.960.100,00 per ha. tepat dapat pula merekomendasikan

8
jenis-jenis tanaman bambu yang proses pengawetan dan pengeringan
sebaiknya dikembangkan untuk yang optimal diharapkan mebel dengan
menunjang industri dengan bahan bambu. bahan bambu juga mampu memenuhi
Penelitian pengolahan bahan keinginan konsumen, terutama dalam
bambu yang telah dilaksanakan hal umur pakai dan kekuatannya.
umumnya mempunyai tujuan Peningkatan kualitas finishing
meningkatkan kualitas bahan bambu bambu juga telah bersaing dengan
menjadi lebih baik. Bahan bambu komoditas lain sehingga
diharapkan mempunyai umur pakai yang penggunaannya dapat lebih luas dan
lebih lama, kualitas pengerjaan yang tidak boros, karena potensi sumber daya
lebih bagus dan dalam penggunaannya bambu dikhawatirkan akan semakin
sebagai bahan konstruksi mampu menurun jika tidak diikuti upaya
memenuhi standar kekuatan yang penanaman tanaman bambu.
diperbolehkan. Sebagai bahan kerajinan, Peningkatan kualitas finishing bambu
diharapkan bahan bambu menjadi barang mempunyai arti produk yang dihasilkan
kerajinan yang mampu memenuhi selera mampu bersaing di pasar internasional,
konsumen diantaranya awet dan tidak sehingga produk-produk dengan bahan
mengkerut. Selain itu dengan adanya bambu dapat meningkatkan devisa.

Sumber Pustaka

Anonim.,1977. Anyaman Bambu. Departemen Tenaga Kerja RI. Dirjen Pembinaan


Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Anonim., 1993. Bamboo Products of Bali. Ministry of Trade RI. Regional Office of
Bali Province. Export Development Division.

Anonim., 1994. Petunjuk Kerja Pengawetan Bambo dengan Sistem Boucherie.


Petunjuk untuk Pelatih. Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Ubud. 1994
Anonim., 2006. The Official Newsletter of East Bali Proverty Project. Vol 5 Ed. 6
Juni 2006

9
Krisdianto, Ginuk Sumarni, dan Agus Ismanto, 2006. Sari Hasil Penelitian Bambu
Departemen Kehutanan, Jakarta.

Prabowo, E. 1994. Bambu untuk Kehidupan Masa Kini. Sebuah Pendekatan Multi
Media. Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Ubud.

Smith, G., 2002. Bamboo Style. Publisher PO Box 668 Layton, Utah. First Edition.
Goldberg, GB.

Sumarna, A. 1987. Bamboo. Angkasa Publisher. First edition .

10

Anda mungkin juga menyukai