Estetika Week 5
Estetika Week 5
by
Lyra A. Utami, Ph.D
BONUM
(good/baik)
relates to moral, ethics
VERUM PULCHRUM
(true/benar) (beautiful/indah)
relates to rationale, logic relates to pleasure, aesthetics
*bagi para filsuf Yunani abad pertengahan dimana pemikiran ini berkembang, ketiganya merupakan tiga sisi dari satu realitas yang sama
Sehingga orang yang beragama perlu memahami tentang dunia estetik, karena tanpanya, agama akan kering karena kehilangan visi
dan misinya.
Dalam analisa estetika, agama juga mengekspresikan sublimitas, sensasi beyond beauty yang kerap diwacana-kan dan dikaji secara
mendalam dalam teori-teori Estetika dari mulai periode Helenistik hingga modern. Tiap agama memiliki alatnya sendiri-sendiri
untuk dapat mencapai target penghayatan rasa dan sensasi keindahan dan kesubliman dalam keber-agama-an (religiosity) tersebut.
Diantara pengejahwantahan estetika relijius itu adalah seni dan berkesenian. Kesatuan [bonum, verum, pulchrum] yang (semestinya)
ditegaskan oleh agama tersebut diejahwantahkan dalam karya cipta dan kesenian yang menjadi media dan perlakuan untuk
menghayati maupun menyampaikan ekspresi penghayatan. Dan jika saat itu ia dapat ditangkap dan dirasakan oleh pelaku/
pengamat, itulah nilai estetisnya.
Agama menunjukkan pada kebenaran, adanya agama adalah untuk memunculkan moralitas (etika) dalam hidup bersama yang
penuh keberagaman. Kebenaran tanpa kebaikan akan kehilangan pijakan, sementara kebaikan tanpa keindahan menjadi formalitas
yang tidak ada rasanya. Sehingga dalam suatu kepercayaan, faith, submission to the Divine dan God-consciousness itu adalah
realitas yang seharusnya berkesinambungan, tidak dapat terpisah.
Rainbow Church - Tokujin Yoshioka 吉岡徳仁個展『スペクトル ― プリズムから放たれる虹の光線』Museum of Contemporary Art, Tokyo (2014)
Nasir Al Mulk Mosque, Iran (Google Map)
Canang Sari - author (Tenganan Pagringsingan, 2014)
Illuminated Bible ‘the Book of Genesis’- commissioned by Khodja Nazar (Istanbul, 1623)
Agama memerlukan perwujudan dalam bentuk fisik dan ada di alam kebendaan (material world), dan juga tercermin dalam tindakan
- bentuk perilaku manusia itu sendiri. Baik tujuannya untuk mengungkapkan rasa tersebut atau untuk membangkitkan sensasi
religiosity di kalangan pemeluk kepercayaan suatu agama agar dapat benar-benar dihayati ataupun dirasakan hakekatnya.
New Year’s First Prayer [Hatsumode] - Author (Hiroshima - 2018)
Pilgrimage to Mecca (Euronews)
Upacara Melasti- Horvath Mark (Kura-kura Guide, Bali)
Kemampuan pengadaan (materialization) dalam dunia fisik, kemampuan pengungkapan lewat
benda serta tindakan tersebut bersandar pada daya simbolik dalam konteks kapasitas komunikasi
non-verbal yang dimiliki oleh sebuah karya maupun tindakan yang merupakan ekspresi
penghayatan tersebut.
“the transience of life teaches constant transformation….
Before enlightenment, is not what pales but when men would call a “work of art”?
Google; Aceh - “Tari Saman”, Istanbul Whirling Dervishes - “Mevlevi Sema Ceremony”, Barcelona - Antoni Gaudi’s La Sagrada Familia, Jogjakarta - Waisak di Borobudur
Kapasitas dan kemampuan untuk dapat mengungkapkan dan/atau membangkitkan emosi/rasa/
sensasi dari penghayatan religiosity tersebut pada dasarnya selaras dengan kualitas pesona yang
dimiliki oleh benda maupun tindakan, dan terdapat dalam benda seni yang diciptakan oleh
pemeluk kepercayaan mupun perilaku keseniannya. Karena itulah agama dan seni berhubungan
sangat erat.
To be continued..