Galih Riana Putra Intaran1, Ni Putu Rai Yuliartini1, Dewa Gede Sudika Mangku2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung penegakan
hukum nasional terhadap Gepeng serta upaya yang dilakukan untuk menanggulangi Gepeng di
Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, yang bersifat deskriptif.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Buleleng dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari
penelitian langsung dilapangan yang didukung dengan bahan hukum yang terdiri dari, peraturan
perundang-undangan, jurnal, artikel, literatur-literatur serta karya tulis yang relevan dengan pokok
permasalahan yang dikaji. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penghambat penegakan hukum
nasional adalah faktor substansi hukum dimana Gepeng belum disebutkan dalam Perda No.6 tahun
2009 dan belum ada aturan pidana bagi masyarakat pemberi Gepeng, faktor struktur hukum yaitu
terkait dengan kinerja dari aparat penegak hukum yang kurang maksimal, faktor budaya hukum yaitu
kurang pedulinya masyarakat Buleleng terkait permasalahan Gepeng dan masih adanya masyarakat
pemberi kepada Gepeng. Sedangkan faktor pendukung adalah faktor struktur hukum yang berupa
sarana/fasilitas yang menunjang dari aparat penegak hukum, dan faktor substansi hukum yaitu
peraturan yang berlaku baik KUHP maupun Perda tetap diperlukan sebagai dasar pelaksanaan
penegakan hukum. Upaya yang dilakukan guna menanggulangi tindak pidana menggelandang dan
mengemis di Kabupaten Buleleng meliputi upaya penal yaitu berupa kegiatan operasi/razia guna
menertibkan tempat kegiatan Gepeng, dan upaya penampungan sementara untuk sleksi guna
menentukan jenis pembinaan yang akan dilakukan, selanjutnya adalah upaya non-penal yaitu program
rumah tinggal kreatif yang bertujuan untuk tempat rehabilitasi mental dan pembinaan keterampilan
dengan harapan dapat merubah pola pikir dan jalan hidup para Gepeng untuk mendapatkan pekerjaan
yang jauh lebih baik lagi.
Kata Kunci : Gelandangan dan Pengemis, Faktor Penegakan Hukum, Upaya Penanggulangan
1
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
Abstract
This study aims to determine what are the factors inhibiting and supporting the enforcement of
national law against Gepeng as well as efforts made to tackle Gepeng in Buleleng regency. This
research is an empirical legal research, which is descriptive. This research was conducted in Buleleng
Regency by using data collecting technique such as observation, interview, and document study. This
study uses data sources derived from direct field research supported by legal materials consisting of
laws, regulations, journals, articles, literature and papers relevant to the subject matter studied. The
result of the research shows that the inhibiting factor of national law enforcement is the legal
substance factor where Gepeng has not been mentioned in Perda No.6 of 2009 and there is
no criminal rule for Gepeng, factors of legal structure that is related to the performance of law
enforcement officers who are less than the maximum, legal culture factor that is less care of
Buleleng society related to Gepeng problem and still existence of giving society to
Gepeng.While the supporting factor is a factor of legal structure in the form of facilities /
facilities that support from law enforcement officers, and the legal substance factor that is the
regulation applied both Penal Code and Perda still needed as base of law enforcement
implementation. Efforts made to tackle criminal acts vandalizing and begging in Buleleng
include penal efforts in the form of operations / raids to discipline the location of activities
Gepeng, and temporary shelter for slots to determine the type of coaching to be performed,
next is a non-penal effort that is a creative home program that aims to place mental
rehabilitation and skill coaching in the hope of changing the mind and lifestyle of the Gepeng
to get a much better job again.
2
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
3
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
4
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
5
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
c. Alat bukti dan unsur dari pasal yang keberadaan Gepeng di lingkungan
disangkakan yaitu Pasal 504 dan 505 sekitar mereka.
KUHP. Faktor masih adanya masyarakat
d. Permasalahan Gepeng sudah pemberi dan sikap mayarakat yang kurang
ditangani oleh pihak Satpol PP peduli terhadap permasalahan Gepeng
Kabupaten Buleleng. inilah yang selama ini juga berkontribusi ikut
Faktor inilah yang membuat aparat menghambat kinerja aparat Satpol PP dan
Kepolisian Resor Buleleng belum maksimal aparat Kepolisian Resort Buleleng untuk
menjangkau permasalahan Gepeng di menertibkan atau menanggulangi
Kabupaten Buleleng. Mengenai permasalahan Gepeng. Faktor penghambat
sarana/fasilitas penunjang penegakan lainnya dari faktor budaya hukum ini adalah
hukum pidana terhadap Gepeng, masih sangat lunak dan kurang tegasnya
bahwasannya masih terdapat kekurangan sikap mental yang ditunjukkan oleh aparat
yang mana dapat menghambat penegakan penegak hukum terhadap Gepeng yang
hukum terhadap Gepeng di Kabupaten terbukti melakukan kegiatan
Buleleng. Faktor penghambat dimaksud menggelandang dan mengemis di tempat
adalah Pemerintah Kabupaten Buleleng umum. Budaya hukum yang kurang baik ini
tidak mempunyai panti rehabilitasi/panti tidak akan memberikan efek jera kepada
sosial yang representatif bagi Gepeng dan di Gepeng sehingga tujuan untuk memperbaiki
khawatirkan tentang kondisi Lembaga sikap mental dan membuat para Gepeng
Pemasyarakatan (LP) yang penuh apabila jera untuk menggelandang dan mengemis
nanti adanya putusan terhadap Gepeng lagi sulit tercapai.
yang terkena sanksi kurungan bila saat di
proses pada sidang Tipiring. Hambatan B. Faktor Pendukung Penegakan
diatas adalah permasalahan klasik yang Hukum Terhadap Gepeng di
sudah sejak lama berlangsung yang perlu Kabupaten Buleleng.
dicarikan solusi/pemecahannya bersama Mengenai faktor pendukung
oleh semua pihak baik pemerintah, aparat pelaksanaan penegakan hukum pidana
penegak hukum maupun masyarakat. dalam rangka menanggulangi Gepeng di
Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut:
3. Budaya Hukum
Faktor budaya hukum ini sangat terkait
dengan faktor masyarakat yaitu lingkungan 1. Substansi Hukum
dimana hukum tersebut berlaku atau Sebagaimana yang telah diuraikan,
diterapkan, Hasil yang ad dilapangan selama ini KUHP maupun Perda Kabupaten
menunjukan sebagai berikut: Buleleng diatas dianggap bertentangan
a. Masih banyaknya masyarakat pemberi dengan ketentuan Pasal 34 UUDNRI 1945,
kepada Gepeng, hal ini tentu membuat namun menurut peneliti ketentuan Pasal 34
semakin subur dan menjamurnya UUDNRI 1945 tersebut tidaklah dapat
Gepeng yang mendorong mereka dijadikan dasar atau alasan hukum untuk
untuk datang ke kabupaten Buleleng. meniadakan tindakan tegas negara dalam
Memberikan sesuatu kepada Gepeng menanggulangi masalah Gepeng demi
ini sangatlah tidak mendidik dan mewujudkan ketertiban umum, memberikan
membuat mental Gepeng menjadi rasa aman dan tenteram bagi masyarakat
semakin malas. luas. maka sangat beralasan apabila
b. Masih banyaknya anggota diperlukan upaya penanggulangan yang
masyarakatnya yang bersikap acuh lebih serius terhadap permasalahan Gepeng
tak acuh dan terkesan tidak peduli ini mulai dari yang sifatnya preventif sampai
dengan kondisi di sekitar. Selain itu, dengan upaya-upaya yang sifatnya represif
masyarakat Kabupaten Buleleng melalui penegakan hukum pidana yaitu
cenderung kurang mempunyai inisiatif dengan penegakan ketentuan Pasal 504,
yang lebih untuk melaporkan ke 505 KUHP dan Pasal 4 ayat (2)
aparat/petugas terkait terhadap Jo. Pasal 21 ayat 1 dan 2 Perda No. 6
6
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
tahun 2009 tersebut. Aturan dan sanksi terhadap pemerintah untuk memberikan
pidana terhadap Gepeng sebagaimana kehidupan yang layak. Untuk memberikan
diatur dalam KUHP maupun Perda perlindungan kepada masyarakat dari
Kabupaten Buleleng tersebut, tetap gangguan tindak pidana atau kejahatan,
diperlukan untuk menjaga ketertiban umum maka diperlukan adanya upaya
di masyarakat, melihat keberadaan Gepeng penanggulangan dari pemerintah beserta
di Kabupaten Buleleng ini dirasa semakin aparat penegak hukum yang terkait. Upaya
mengganggu. Maka aturan dan sanksi penanggulangan tindak pidana kejahatan
pidana tersebut juga memang tetap ataupun pelanggaran hukum di masyarakat,
diperlukan dan layak untuk dipertahankan dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
mengingat ketentuan tersebut dapat Melalui jalur penal (hukum pidana) dan
memberikan efek jera dan memperbaiki Melalui jalur non-penal.
sikap mental Gepeng agar dikemudian hari Upaya yang telah dilakukan untuk
tidak lagi melakukan kegiatan tersebut. menanggulangi tindak pidana
Aturan pidana tersebut diharapkan dapat menggelandang dan mengemis ini meliputi
bekerja dengan baik dalam kehidupan :
masyarakat Kabupaten Buleleng dan tentu 1. Upaya operasi/razia
saja menjadi faktor pendukung dalam Berdasarkan hasil penelitian dengan
pelaksanaan penegakan hukum terhadap mengkaji dan menganalisis berdasarkan
Gepeng di Kabupaten Buleleng. teori upaya penanggulangan tindak pidana,
maka upaya ini termasuk dalam upaya
2. Struktur Hukum menanggulangi tindak pidana melalui jalur
Berdasarkan hasil penelitian faktor penal (hukum pidana). Upaya operasi/razia
struktur hukum ini selain merupakan faktor ini merupakan suatu bentuk upaya nyata
penghambat ternyata didalamnya juga yang dilakukan oleh Tim yustisi, yang
terdapat hal yang sifatnya mendukung peliputi Dinas Sosial, aparat Satpol PP dan
pelaksanaan penegakan hukum terhadap aparat Kepolisian Resort Buleleng. Kegiatan
Gepeng di Kabupaten Buleleng. Bagian dari yang didasarkan atas permasalahan
faktor struktur hukum yang merupakan Gepeng ini dilakukan kurang lebih sebanyak
faktor pendukung adalah berkaitan dengan 3 kali dalam setahun. Upaya ini kurun waktu
sarana/fasilitas penunjang penegakan 5 tahun terakhir (periode tahun 2013-2017)
hukum nasional terhadap Gepeng. Sarana menunjukkan bahwa, aparat penegak
dan fasilitas penegakan hukum yang dimiliki hukum dalam hal ini sudah gencar
aparat penegak hukum Satpol PP melakukan kegiatan operasi/razia
Kabupaten Buleleng cukup memadai. serangkaian penertiban yang dilaksanakan
Sarana dan fasilitas berupa mobil patroli, dengan cara mendatangi Gepeng di tempat
Handy Talky (HT), senjata pengamanan umum. Upaya ini terbukti telah dilakukan
yang cukup dan ditunjang dengan jumlah guna mencoba menertibkan dan
petugas/aparat Satpol PP Kabupaten menanggulangi Gepeng yang beroperasi
Buleleng yang cukup pula dapat menjadi diwilayah Kabupaten Buleleng dengan
modal pendukung pelaksanaan penegakan melihat banyaknya Gepeng yang terjaring
hukum terhadap Gepeng di Kabupaten razia selama lima tahun terakhir tahun 2013-
Buleleng. Dukungan sarana dan fasilitas ini 2017 adalah sejumlah 170 orang.
sejalan atau berbanding lurus dengan hasil Berdasarkan hasil penelitian upaya ini
penertiban yang telah dilakukan selama ini selama kurun waktu 5 tahun (periode tahun
yaitu banyaknya Gepeng yang terjaring razia 2013-2017) dirasa cukup optimal untuk
selama 5 tahun terakhir adalah sejumlah 170 menertibkan lokasi kegiatan
orang. menggelandang dan mengemis sebagai
wujud awal upaya menanggulangi tindak
2. Upaya Penanggulangan Gepeng di pidana menggelandang dan mengemis di
Kabupaten Buleleng. wilayah Kabupaten Buleleng, peneliti
Gepeng merupakan salah satu sependapat berdasarkan hasil penelitian
fenomena sosial yang terjadi akibat yang didapat bahwasannya upaya ini efektif
kemisinan yang tinggi serta keputusasaan
7
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
8
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
9
e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 1 No.1 Tahun 2018)
10