Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) adalah perusahaan yang

didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 sebagai pelopor prosuden pupuk urea di

Indonesia di Palembang Sumatera Selatan. Perusahaan PT. Pusri telah memulai

kegiatan operasional usaha mereka dengan menunjang kebijaksanaan di dalam

program pemerintah di bidang ekonomi. Perusahaan ini telah memberikan suatu

kontribusi yang signifikan bagi kemajuan dalam perindustrian pupuk, ketahanan

pangan dan kemakmuran nasional. Seiring dengan mulai berkembangnya

perusahaan ini, semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu

perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks.

Semakin banyak orang yang bekerja didalam perusahaan maka semakin kompleks

perusahaan tersebut, dan semakin tinggi kesulitan dalam melakukan pengawasan

dan pemeriksaan untuk memastikan bahwa setiap unit atau devisi telah bekerja

sesuai dengan fungsinya masing-masing. Untuk mengawasi seluruh yang telah

dilakukan oleh perusahaan dibutuhkan satuan unit kerja khusus yang bertugas

melakukan fungsi control, yaitu audit internal.

Audit internal menurut Institute of Internal Auditor (IIA) yang telah

dikutip oleh Boyton (2001), adalah: Audit internal ialah suatu aktivitas

independen, keyakinan yang objektif, dan konsultasi yang telah dirancang untuk

menambah nilai dan meningkatkan operasi di organisasi atau perusahaan. Audit

internal ini dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan

melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk meningkatkan dan

1
2

mengevaluasi efektivitas melalui manajemen resiko, pengendalian dan proses tata

kelola pada perusahaan.

Salah satu contoh tentang audit internal yaitu terungkapnya berbagai

skandal dunia seperti yang terjadi pada Enron, Tyco dan World Com yang berada

di Amerika, HIH Insurance yang berada di Australia, Parmalat di Italia, atau bank

Global di Indonesia yang melibatkan adanya investasi yang tidak patut, adanya

kasus korupsi dan suap, aktivitas pembayaran dan pengadaan yang tidak wajar,

serta masalah lainnya. Masalah ini telah mengakibatkan kerugian yang sangat

besar bagi para investor dan publik pada umumya. Kerugian yang terjadi ini

dikarenakan kurangnya pengawasan dari auditor internal di dalam perusahaan

yang menyebabkan terjadinya kecurangan dan penyimpangan di dalam

perusahaan.

Sesuai interprestasi Standar Profesional Aud it Internal (SPAI) tahun 2004,

SPAI menyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan untuk

mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan (fraud) di

perusahaan. Auditor internal juga harus membantu para manajer untuk mencegah

terjadinya penyimpangan, melaksanakan penyidikan pemalsuan, mengelola

hubungan dengan auditor eksternal dan membantu manajemen merancang dan

melaksanakan pengendalian. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,

auditor internal harus mampu bersifat profesional dan objektif atau independensi,

maka auditor internal harus memiliki sertifikasi auditor internal, standar perilaku

profesional, serta kode etik.

Fungsi audit internal adalah untuk menyelidiki dan menilai pengendalian

internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi yang fungsinya adalah untuk mengukur
3

dan menilai efektivitas serta unsur-unsur pengendalian intern lainnya. Fungsi

audit internal juga memeriksa dan mengevaluasi secara obyektif aktivitas

organisasi, yang hasil penelitiannya berupa rekomendasi, informasi dan analisis

yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan dalam mengusahakan agar

perusahaan berjalan dengan baik. Jadi fungsi audit internal tidak dibatasi pada

pencarian atas kesalahan mengenai ketepatan dari kebenaran catatan akuntansi

saja, akan tetapi juga harus melakukan suatu penilaian dari berbagai fungsi

operasional.

Menurut ketentuan pasal 26 UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dinyatakan bahwa perusahaan persero wajib

menyelenggarakan pembukuan yang di pertanggungjawabkan dan

diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian internal terutama

pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan di

perusahaan.

Kebijakan dan peraturan PT. Pupuk Sriwidjaja senantiasa memelihara dan

mengawasi sistem pengendalian internal untuk meminimalisir adanya kecurangan

dalam perusahaan. Di perusahaan PT. PUSRI pengendalian internal dilakukan

oleh Satuan Pengawas Internal (SPI). Fungsi dan tugas dari satuan pengawan

internal ini adalah untuk upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-

penyimpangan memalui pembinaan dan pemantauan dari pengendalian internal

secara berkesinambungan dan secara teratur. Satuan pengawas internal di

perusahaan tidak terikat kepada siapapun dan dalam bentuk apapun guna menjaga

integritasnya dalam menjalankan tugas. Satuan Pengawas Internal (SPI) akan

bertanggung jawab langsung kepada direktur utama atau komisaris perusahaan.


4

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi perusahaan PT. PUSRI nomor

SK/DIR/056/2012, Tugas dari divisi SPI di PT. PUSRI adalah menilai dan

melihat apakah sistem pengedalian intern telah terselenggara dengan baik, bekerja

dengan efektif dan efisien dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran yang

diinginkan. SPI juga akan melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi pada

proses manajemen risiko, pengendalian, dan governance di perusahaan.

Pengendalian internal dan pengawasan internal yang lemah menyebabkan

perusahaan tidak dikelola secara efisien, sehingga dalam waktu jangka panjang

berpengaruh terhadap rendahnya pertumbuhan dan kinerja di perusahaan.

Ditambah dengan kurang adanya pengungkapan informasi mengenai efektivitas

pengendalian perusahaan dan kinerja perusahaan kepada publik, sehingga banyak

efisiensi yang tidak teruangkap dalam laporan keuangan serta catatan

penjelasannya, dan berujung kepada penurunan kepercayaan investor terhadap

integritas informasi keuangan yang di ungkapkan oleh perusahaan

(www.governance-indonesia.com).

Terdapat fenomena yang terjadi pada penilaian kinerja pada perusahaan

yang dapat dikatakan kurang stabil pada PT. Pupuk Sriwidjaja dapat dilihat dari

laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut. Dimana laba yang diperoleh oleh

perusahaan pada umumnya mengalami peningkatan, namun pada PT. Pupuk

Sriwidjaja mengalami kerugian. Adapun perolehan laba yang diperoleh dapat

dilihat pada PT. PUSRI pada tahun 2017 perseroan mencatat laba bersih mencapai

Rp 3,08 triliun. Namun pencapaian laba tersebut lebih rendah dari perusahaan

pada tahun 2016 yang meraup laba bersih Rp 3,5 triliun.


5

Berdasarkan fenomena yang telah terjadi tersebut dapat menunjukkan

bahwa audit internal pada suatu perusahaan telah memberikan kontribusi yang

besar dan berpengaruh bagi perusahaan itu sendiri. Audit internal diperlukan

untuk mengawasi adanya risiko bisnis yang mungkin terjadi pada suatu

perusahaan dan mungkin dapat diatasi dengan pengendalian yang efektif. Jika

pengendalian internal suatu perusahaan melemah, maka kemungkinan adanya

kesalahan, ketidakakuratan, ataupun adanya kecurangan dalam perusahaan sangat

besar.

Adapun didalam melakukan pengungkapan kelemahan pengendalian

internal terhadap perkembangan perusahaan yang ada di Indonesia dibutuhkan

untuk mengikuti perkembangan yang signifikan. Tata kelola perusahaan yang baik

(good coorporate governance) diperlukan oleh semua perusahaan baik

perusahaan swasta maupun perusahaan-perusahaan sektor publik guna untuk

menghindari adanya tantangan yang berat di dalam perusahaan, mulai dari

perusaahan pesaing hingga terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

(KKN) di perusahan. Sistem tata kelola perusahaan akibat adanya sumber daya

diinvestasikan dan dikelola dalam dunia bisnis modern.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Rizal

Alvian (2014), dimana peneliti tersebut melakukan penelitian terhadap Pengaruh

efektivitas fungsi audit internal terhadap pengaruh kelemahan pengendalian

internal (Studi pada Badan Usaha Milik Negara BUMN yang berkantor pusat di

Kota Bandung). Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti sebelumnya

dilakukan di Kota Bandung dan peneliti mendapatkan data dengan cara

melakukan survei pada perusahaan BUMN yang berkantor dikota Bandung


6

sedangkan penelitian ini dilakukan di Kota Palembang dengan melakukan

penelitian terhadap perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Berdasarkan

uraian latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit Internal Terhadap Pengungkapan

Kelemahan Pengendalian Internal pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana pengaruh efektivitas fungsi audit internal terhadap

pengungkapan kelemahan pengendalian internal pada PT. Pupuk

Sriwidjaja?”

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini dan tidak

menyimpang dari yang telah dirumuskan, maka dalam penulisan penelitian ini

peneliti membatasi ruang lingkup pembahasannya hanya pada pengaruh

efektivitas fungsi audit internal terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian

internal PT PUSRI.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok pembahasan di atas maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari efektivitas fungsi audit

internal terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


7

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dengan memberikan

sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang berkaitan tentang pengaruh

efektivitas fungsi audit internal trhadap kelemahan pengendalian internal

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bacaan

bagi pihak yang ingin memahami tentang pengaruh efektivitas fungsi audit

internal terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal. Dan

dapat dijadikan sebagai sumber informasi, literatur, dan referensi bagi

peneliti selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yaitu untuk memberikan gambaran yang sistematis

dan terarah serta mempermudah pemahaman tentang yang disajikan dalam skripsi

ini, sistematika penulisan ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan memaparkan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti,

tujuan penelitian, manfaat penelitian yang ingin dicapai dari penulisan

penelitian ini serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori sebagai dasar pembahasan dan analisis terhadap

permasalahan yang meliputi definisi efektivitas fungsi audit internal,

tujuan dari fungsi audit internal, pengertian dari pengendalian internal,

pengertian dari kelemahan pengendalian internal, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan paradigma penelitian.


8

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi objek penelitian, metodologi penelitian,

operasional variabel, sumber dan teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai uraian hasil pembahasan yang terdiri

dari analisi data, teknik pengumpulan data, serta pembahasan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan

dari bab IV, serta saran sehubungan dengan pokok permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini.


9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Audit

Menurut penelitian Mulyadi (2010) audit adalah suatu kegiatan atau tugas

untuk mendapatkan bukti-bukti secara sistematik dibutuhkan suatu proses yang

objektif mengenai kegiatan ekonomi serta mengevaluasi apakah hal tersebut telah

sesuai dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian dari bukti-bukti

yang telah di evaluasi tersebut akan disampaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Audit atau pemeriksaan bisa dijelaskan secara luas yang berarti bermakna

suatu kegiatan evaluasi yang akan dilakukan terhadap suatu organisasi, sistem,

proses, atau produk. Audit ini dilaksanakan dan dilakukan oleh pihak yang

berkompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuan

diadakannya audit ini adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit

telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,

regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima oleh perusahaan. Selain itu,

untuk melakukan audit dengan benar dan sesuai standar yang telah di tetapkan,

secara regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima maka perlu

dilakukan pengevaluasian terhadap suatu informasi (auditing) untuk memastikan

kebenaran akan informasi tersebut guna menunjang hasil audit yang baik dan

benar.
10

2.1.1 Jenis-jenis Audit

Audit bisa dibagi kedalam beberapa jenis audit. Pembagian jenis ini

dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan dicapai dengan

diterapkannya pengauditan tersebut.

Menurut penelitian Sukrisno (2004), ditinjau dari beberapa jenis

pemeriksaan maka audit dapat dibedakan menjadi:

1. Audit Bagian Operasional, yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi

dan kebijakan oprasional yang telah ditetapkan oleh bagian manajemen

perusahaan dengan maksud untuk mengetahui dan melihat apakah

kegiatan tersebut telah dilakukan secara efektif, efisiensi dan ekonomis.

2. Pemeriksaan Akan Ketaatan, yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui dan melihat apakah perusahaan telah mentaati

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang telah berlaku, baik

peraturan yang ditetapkan pada pihak intern perusahaan maupun pihak

ekstern perusahaan.

3. Pemeriksaan Secara Intern, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

internal audit perusahaan yang mencangkup laporan keungan dan catatan

akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan

manajemen yang telah ditentukan.

2.2 Audit Internal

2.2.1 Pengertian Audit Internal

Audit internal adalah suatu kegiatan pemeriksaan yang akan dilakukan

oleh bagian internal dari audit perusahaan, tehadap laporan keuangan dan catatan
11

akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak

yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-

ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku secara umum. Peraturan-peraturan atau

ketetapan dari pemerintah misalnya peraturan yang ada di bagian perpajakan,

pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain.

Audit iternal yang telah modern tidak terbatas fungsinya hanya dalam

bidang pemeriksaan keuangan tetapi sudah meluas hingga ke bidang-bidang

lainnya seperti audit manajemen, audit lingkungan hidup, audit sosial, dan lain-

lain. Bahkan mulai di tahun 2000-an kegiatan audit internal telah mencangkup

konsultasi yang di desain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan dari

operasi suatu organisasi.

Menurut dari Institute of Internal Auditor (IIA) yang telah di kutip

didalam Picket (2010), audit internal adalah suatu kegiatan assurance dan

konsultasi yang dilakukan perusahaan yang secara independen atau objektif yang

sudah dirancang agar bisa memberikan nilai tambah atau bisa meningkatkan

kegiatan-kegiatan operasi perusahaan atau organisasi. Audit ini membantu

organisasi agar bisa mencapai tujuannya, melalui suatu tindakan pendekatan yang

sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan untuk meningkatkan efektivitas

dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

2.2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Dari Audit Internal

Konsorium Organisasi Profesi Audit Intrnal (SPAI 2004), telah

menyatakan bahwa:

“Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab dari fungsi audit internal ini

harus dinyatakan secara formal dalam charter audit internal atau piagam
12

audit internal, konsisten dengan pernyataan dari Standar Profesi Audit

Internal dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi”.

Sedangkan mengenai ruang lingkup dari audit internal ini sendiri menurut

The Institute of Internal Auditor yang dikutip dari Boyton et al (2001), adalah

ruang lingkup dari audit internal yang harus mencangkup kecukupan dan

efektivitas sistem kerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang

ditugaskan; (1) keandalan untuk menyokong informasi; (2) sesuai dari kebijakan,

prosedur, hukum, peraturan dan kontrak; (3) pengaman aktiva; (4) penggunaan

sumber daya yang ekonomis dan efisien; (5) tercapainya target yang ditetapkan

dengan tujuan program operasi. Ruang lingkup mnurut penelitian Guy (2006),

ruang lingkup audit internal meliputi adanya pemeriksaan dan evaluasi yang

dilakukan secara memadai serta efektivitas sistem pengendalian internal

organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggungjawab yang

dibebankan.

2.2.3 Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal

fungsi dari audit internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian

intern dan efisiensi dari pelaksanaan fungsi dari berbagai unit organisasi. Dengan

demikian fungsi audit internal merupakan suatu bentuk pengendalian yang

fungsinya untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian

intern yang lain.

Fungsi audit internal secara terperinci telah dapat menunjukkan bahwa

aktivitas dari audit internal harus ditetapkan secara keseluruhan terhadap seluruh
13

aktivitas di perusahaan, sehingga aktivitas tidak hanya terbatas pada kegiatan

audit atas catatan-catatan akuntansi saja.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) secara umum telah menyatakan secara

terperinci mengenai tanggung jawab atau tugas dari audit internal secara umum

adalah audit internal bertugas atau bertanggung jawab untuk menyediakan data

analisis dan evaluasi, memberi keyakinan dan rekomendasi kepada perusahaan,

menginformasikan kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau

pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung jawab tersebut. Seorang

Audit internal ini harus mempertahankan independensi atau objektivitas yang

telah dilakukan berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan yang telah diauditnya di

perusahaan tersebut.

2.2.4 Kedudukan dan Peran Auditor Internal

Kedudukan dari seorang auditor internal didalam bagian struktur

organisasi sangat mempengaruhi akan keberhasilannya dalam menjalankan tugas

dan kewajibannya, sehingga dengan kedudukan tersebut dapat memungkinkan

seorang auditor internal dapat melaksanakan dan menjalankan fungsinya dengan

baik serta dapat bekerja dengan luwes dalam arti independen dan objektif.

Peran dari auditor internal di dalam menemukan adanya indikasi-indikasi

akan terjadinya kecurangan dan melakukan investigasi terhadap kecurangan yang

terjasi sangatlah besar. Jika auditor internal telah menemukan adanya indikasi dan

mecurigai terjadinya kecurangan di perusahaan, maka auditor ini harus segera

memberitahukan atau melaporkan hal tersebut kepada top management di

perusahaan. Jika indikasi yang sudah ditemukan cukup kuat, maka manajemen ini

akan segera menugaskan suatu tim untuk investigasi. Bagian yang ditugaskan
14

tersebut biasanya terdiri dari auditor internal, lawyer, investigator, security, dan

spesialis dari luar atau dalam perusahaan. Hasil dari investigasi harus ditulis atau

dilaporkan secara tertulis kepada top management atau direktur utama yang

mencangkup fakta, temuan, kesimpulan, dan saran serta tindakan yang perlu

dilaporkan.

2.2.5 Standar Audit yang Berlaku Umum

Standar dari audit merupakan pedoman auditor untuk menjalankan dan

melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Iktan Akuntansi Indonesia (IAI)

didalam Pernyataan standar auditing (PSA) No.1 telah menetapkan dan

mengesahkan adanya sepuluh standar auditing yang telah dibagi dalam tiga

kelompok, yaitu:

A. Standar Secara Umum, yaitu berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri

auditor.

Standar umum ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Audit harus dilaksanakan atau dilakukan oleh seorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Seluruh hal yang berhubungan atau berkaitan dengan perikatan,

independensi atau objektifitas didalam sikap mental seorang auditor

harus dipertahankan.

3. Dalam melaksanakan kegiatan audit dan pelaporannya, seorang auditor

harus menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama dalam melaksanakan tugasnya.

B. Standar Pekerjaan Di Lapangan, yaitu berfungsi untuk mengatur mutu

pelaksanaan auditing. Standar pekerjaan di lapangan terdiri dari:


15

1. Kegiatan yang harus dilaksanakan dan dilakukan sebaik-baiknya dan

jika digunakan sistem harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman secara memadai atau Struktur Pengendalian Intern (SPI)

harus diperoleh untuk merencanakan audit yang menentukan sifat saat

dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti adanya audit secara kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

kegiatan pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

yang diaudit.

C. Standar pelaporan yaitu standar berfungsi sebagai panduan bagi auditor

dalam mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada

pemakai informasi keuangan. Standar pelaporan terdiri dari sebagai

berikut:

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah suatu laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang telah berlaku umum

(PABU) di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan bahwa jika ada

ketidakkonsistenan di dalam penerapan prinsip akuntansi dalam

menyusun laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif didalam laporan keuangan harus dipandang

secara memadai, kecuali dinyatakan didalam laporan seorang auditor.


16

2.2.6 Laporan Audit Internal

Penerbitan suatu laporan dari hasil audit atau aktivitas yang dilakukan oleh

auditor internal merupakan tahap pelaksaan yang paling penting. Laporan dari

hasil audit internal ini merupakan suatu sarana komunikasi bagi seorang auditor

untuk menyampaikan informasi menyeluruh mengenai hasil temuan audit,

simpulan dan rekomendasi solusi kepada pihak manajemen perusahaan.

Laporan dari hasil audit memberikan jasa-jasa atau kontribusi yang

bersifat protektif dan konstruktif dari pihak bagian auditor kapada manajemen di

perusahaan. Temuan-temuan yang dilakukan audit atau pernyataan dari bagian

audit internal yang telah tercantum pada laporan audit internal dapat membuat

manajemen menjalankan aktivitansya dengan baik serta rekomendasinya dapat

membuat manajemen waspada terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan.

2.3 Pengertian Efektivitas

Pengertian dari efektivitas mempunyai suatu arti yang sangat berbeda-beda

bagi setiap organisasi tergantung kerangka acuan yang akan dipakainya. Menurut

Kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari suatu efektivitas adalah

keberhasilan di dalam suatu tindakan yang diukur berdasarkan pencapaian tujuan

tindakan tersebut. Sedangkan bagi seorang ahli ekonomi efektivitas organisasi

adalah keuntungan atau laba investasi, dan bagi seorang ilmuan adalah ilmu di

bidang riset, efektivitas dijabarkan dalam jumlah paten, penemuan atau adanya

produk baru.

Efektivitas audti internal merupakan sebagai suatu derajat pengukuran

sejauh mana pencapaian dari tujuan yang akan ditetapkan. Menurut Standar
17

profesi audit internal (SPAI) yang telah terdapat dalam penelitian Hiro Tugiman

(1997) terdapat 9 (Sembilan) indikator dari efektivitas audit internal, antara lain:

1. Kelayakan atau dalam arti penting temuan pemeriksaan beserta

rekomendasinya (reasonable and meaningful findings and

recommendations).

Indikator ini untuk bisa melihat apakah suatu temuan atau rekomendasi

dari audit internal telah memberikan nilai tambah bagi auditee atau dapat

dipergunakan oleh bagian manajemen sebagai suatu informasi yang

berharga.

2. Respon dari objek yng akan diperiksa (auditee’s response and feedback).

Masih berhubungan atau berkaitan dengan indikator pertama tetapi

berkenaan dengan umpan balik dari respon dari auditee.Apakah temuan

atau rekomendasi tersebut dapat diterima dan dioperasionalisasikan oleh

auditee.Temuan pemeriksaan dan rekomendasi dari auditor yang tidak

dapat dioperasionalisasikan dan tidak mendapat respon dari auditee

kemungkinan pula terjadi karena adanya kesalahan dalam proses

pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atau sebab-sebab lainnya.

3. Profesionalisme seorang auditor (professionalism of internal audit

department)

Kriteria dari profesionalisme auditor adalah:

a) Independensi atau objektifitas;

b) Integritas seluruh dari personil bagian pemeriksaan;

c) Kejelian dan ketajaman dari review pimpinan bagian pemeriksa;

d) Penampilan, sikap dan perilaku dari seorang pemeriksa.


18

e) Kesanggupan atau kemampuan dalam memberikan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan auditee atas permasalahan yang akan diajukan.

f) Pendidikan dan keahlian dari para pemeriksa

4. Peringatan dini (absence of surprise)

Seorang auditor bisa memberikan laporan peringatan dini baik dalam

bentuk formal maupun laporan dalam bentuk informal mengenai

kelemahan-kelemahan atau permasalahan operasi perusahaan serta

kelemahan pengendalian manajemen.

5. Kehematan biaya pmeriksaan (cost effectiveness of the internal audit

department).

Output dari suatu biaya pemeriksaan tidak akan dapat diukur. Jika nanti

pemeriksaan yang dilakukan mampu meminimalisasi biaya tanpa

mengurangi nilai tambah yang dihasilkan, maka pemeriksaan sudah efektif

ditinjau dari tolak ukur ini.

6. Pengembangan dari personil (development of people).

Jika pengembangan dari personil dianggap sudah menjadi peran yang

penting, maka seorang pimpinan auditor akan menggunakan waktunya

dalam pembinaan untuk penempatan dan pengembangan staffnya nanti.

7. Umpan balik dari mnajemen lainnya (operating management’s feedback).

Umpan balik dari bagian manajemen lain akan bersifat subjektif dan

sangat dipengaruhi oleh profesi auditor itu sendiri. Akan dilihat sampai

sejauh mana dukungan yang telah diberikan oleh para manajemen lainnya

terhadap para auditor dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan yang

dilakukan.
19

8. Meningkat jumlah pemeriksaan (number of request for audit work).

Semakin baik atau semakin meningkatnya kemampuan atau keahlian dari

seorang auditor maka manfaat dari audit ini akan semakin dirasakan,

dengan semakin dirasakannya manfaat tersebut maka jumlah pemeriksaan

yang dilakukan pun akan semakin meningkat seiring dengan

perkembangannya.

9. Tercapainya suatu program pemeriksaan.

Tindakan evaluasi terhadap risiko objek yang akan diperiksa serta jaminan

bahwa dibidang-bidang yang berisiko tinggi telah ditempatkan sebagi

prioritas utama dalam perencanaan pemeriksaan.

2.4 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal dari American Institute of Certified Public

Accountants (AICPA) adalah pengendalian internal ini berisi rencana dari

organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran

yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi

atau keandalan data dari akuntansi, meningkatkan efisien dari operasional, dan

mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

2.4.1 Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2012), sistem pengendalian internal ini juga terdapat

unsur-unsur pokok, unsur-unsur pokok tersebut yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Menciptakan suasana dari pengawasan atau pengendalian di dalam suatu

organisasi atau mempengaruhi kesadaran organisasi tentang pengendalian.

Lingkungan dalam pengendalian ini merupakan dasar dari semua


20

komponen-komponen pengendalian internal yang dapat membentuk disiplin

dan terstruktur.

2. Penaksiran risiko

Suatu kegiatan dari indentifikasi suatu entitas atau analisis terhadap risiko

yang relevan untuk mencapai tujuannya dapat membentuk dasar untuk

menentukan bagaimana nanti risiko harus dikelola.

3. Informasi atau Komunikasi

Sistem informasi akuntansi terdiri dalam berbagai data record dan metode

yang digunakan untuk bisa memulai, mengidentifikasi, menganalisis,

mengklarifikasi, serta mencatat berbagai transaksi perusahaan untuk

menghitung aktiva serta kewajiban yang terkait. Kualitas dari suatu hasil

informasi yang dihasilkan oleh SIA akan berdampak pada kemampuan

pihak manajemen untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan

sehubungan dengan operasi perusahaan serta membuat laporan keuangan

yang andal.

4. Aktivitas pengendalian

Aktivitas dari kegiatan pengendalian merupakan suatu kebijakan atau

prosedur yang dapat membantu memastikan bahwa di setiap perintah

manajemen telah dilaksanakan dengan baik. Aktivitas pengendalian akan

membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan

risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan aktivitas.

5. Pemantauan

Suatu proses yang akan menilai suatu kualitas kinerja pengendalian intern

pada suatu waktu. Pemantauan dapat melibatkan suatu penilaian dari


21

rancangan atau pengoperasian dari kegiatan pengendalian dengan dasar

waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang telah diperlukan.

2.4.2 Keterbatasan Pengendalian Internal

Tidak ada dalam satu sistem pun yang akan mencegah secara sempurna

semua pemborosan atau penyelewangan yang terjadi pada suatu perusahaan

karena pengendalian internal setiap perusahaan memiliki keterbatasan.

Keterbatasan pengendalian yaitu:

1. Kesalahan di dalam pertimbangan

Manajemen atau bagian lain dapat salah dalam mempertimbangkan

keputusan bisnis yang diambil atau melaksanakan tugas rutin karena tidak

memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

2. Gngguan

Pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil secara

keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak

adanya perhatian, atau kelelahan yang terjadi.

3. Kolusi.

Kolusi bisa mengakibatkan adanya kebobolan dalam pengendalian internal

yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya

ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian

internal yang dirancang perusahaan

Sedangkan menurut Alvin (2004), empat langkah untuk

mengidentifikasikan kelemahan pengendalian internal meliputi :

1. Mengidentifikasikan adanya pengendalian yang telah ada.

2. Mengidentifikasikan adanya ketidakhadiran pengendalian kunci.


22

3. Menentukan adanya salah saji material potensial yang telah dihasilkan.

4. Mempertimbangkan adanya kemungkinan adanya pengendalian

kompensasi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan efektivitas fngsi audit internal dan

pengungkpan kelemahan pengendalian internal telah banyak dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya, sehingga poin hasil penelitian sebelumnya dapat digunakan

dan beberapa menjadi poin dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu

mengenai efektivitas fngsi audit internal dan pengungkpan kelemahan

pengendalian internal:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Peneltian


peneliti
dan Tahun
1 Alfian Pengaruh efektivitas fungsi Efektivitas Berpengaruh
(2014) audit internal terhadap fungsi audit signifikan
pengungkapan kelemahan internal,
pengendalian internal Pengungkapa
n kelemahan
pengendalian
internal
2 Lin et al The Role of the Internal Fungsi audit Tidak ada
(2011) Audit Function in the internal, hubungan
Disclosure of the Material kelemahan diantara
Weaknesses material keduanya
3 Fadzil Internal Auditing Practice Peran audit Peran audit
(2005) and internal of control internal, internal
system pengendalian menunjang
internal efektivitas
pengndalian
internal
4 Rani Audit Comitte Financial Komite audit, Audit internal
Femiarti Experts, Internal Audit, audit internal, signifikan
(2012) dan Pengungkapan kelemahan dengan
Kelemahan Pengendalian pengendalian pengungkapan
23

Internal internal pengendalian


internal
5 Reny Astuti Pengaruh efktivitas fungsi Efektivitas Efektivitas fungsi
(2016) audit internal terhadap fungsi audit, audit internal
penerapan Good good berpengaruh
Government Governance government positif signifikan
di Pemerintah Daerah governance terhadap
Provinsi Lampung penerapan GCG

2.6 Kerangka Pemikiran

Menurut Alfian (2014), efektivitas fungsi audit internal dan pengungkapan

kelemahan pengendalian internal pada BUMN di kota Bandung dalam kategori

sedang karena banyak faktor yang perlu di kaji ulang secara berkala untuk

menghindari adanya kesalahan dalam perusahaan. Efektivitas merupakan suatu

pencapaian tujuan secara tepat atau dapat memilih tujuan-tujuan yang tepat dari

serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari pilihan

lainnya. Efektivitas juga bisa diartikan sebagai pengukuran keberhasilan didalam

mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi.

Audit internal adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

internal audit perusahaan baik terhadap laporan keuangan dan laporan catatan

akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak

yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-

ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku secara umum. Peraturan-peraturan

pemerintah yang dimaksudkan di sini misalnya peraturan di bidang perpajakan,

pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan lain-lain.

Kelemahan dari pengendalian internal ada tiga jenis yaitu kelemahan

material, kekurangan yang signifikan, dan kekurangan pengendalian yang


24

menghasilkan kemungkinan lebih jauh bahwa salah saji material laporan

keuangan tahunan atau interim tidak akan dapat dicegah atau dideteksi.

Menurut penelitian Alfian (2014), pengungkapan adanya kelemahan di

dalam pengendalian internal terhadap bisnis yang ada di Indonesia akan

dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan yang signifikan terutama pada sektor

ekonomi di Indonesia. Jika pengendalian internal suatu perusahaan itu lemah

maka adanya kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan didalam

perusahaan sangatlah besar karena akan lengahnya di dalam pengendalian

tersebut.

Perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja


Palembang

Audit internal

Laporan hasil audit

Tindak lanjut atas


temuan audit

Pengungkapan Kelemahan
Pengendalian Internal

Tabel 2.2

Paradigma Penelitian
25

2.7 Pengajuan Hipotesis

2.7.1 Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit terhadap Pengungkapan Kelemahan

Pengendalian Internal

Adanya pembatasan antara tanggung jawab utama auditor dengan adanya

keharusan bagi klien untuk memberikan respon terhadap laporan audit akan

meningkatkan risiko tidak terdeteksinya kelemahan yang srius. Sebagai akibatnya

efektivitas dari kegiatan aktivitas audit akan berkurang.

Di Indonesia adanya pengungkapan akan kelemahan pengendalian internal

belum banyak ditemui karena masih bersifat sukarela masih banyak perusahaan

yang tidak mau mengungkapkan kelemahan dari perusahaan mereka. Namun

apabila suatu perusahaan tersebut telah terdaftar di dalam bursa efek Amerika

Serikat maka perusahaan tersebut wajib untuk melakukan pngungkapan

kelemahan pengendalian internal karena terikat oleh peraturan dari SOX.

Menurut Rani Femiarti (2012), adanya pengendalian internal yang efektif,

memungkinkan terjadinya pengecekkan saling silang (cross check) terhadap

pekerjaan seseorang yang dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini bisa

menurunkan peluang terjadinya kecurangan dan mengalokasikan kesalahan.

H : Pengaruh efektivitas fungsi audit internal terhadap pengungkapan

pengendalian internal berpengaruh positif


26

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah perusahaan PT. Pupuk

Sriwidjaja Palembang yang beralamat di Jl. Mayor Zen, Palembang 30118.

3.2 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), yang dimaksud dengan suatu metode penelitian

adalah suatu metode penelitian pada dasarnya merupakan Cara ilmiah untuk

mendapatkan data atau hasil dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Metode

penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif dengan pendekatan triangulasi data.

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel

3.2.2.1 Definisi Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dapat mempelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hasil tersebut kemudian di tarik

kesimpulannya.

3.2.2.2 Variabel Independen (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen atau variabel bebas yang di gunakan didalam

penelitian ini adalah Efektivitas Fungsi Audit Intrnal (X).


27

3.2.2.3 Variabel Dependen (Y)

Variabel terikat adalah variable-variabel yang akan dipengaruhi atau yang

akan menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Penelitian ini variabel

terikatnya atau variabel dependen adalah Pngungkapan Kelemahan

Pengendalian Internal.

3.2.2.4 Operasional Variabel

Menurut Alfian (2014), variabel harus didefinisikan secara operasional

terlebih dahulu agar lebih mudah dicari adanya hubungannya antara satu variabel

dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasional variabel peneliti akan

lebih kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antara variabel yang

masih bersifat konseptual.

Tabel 3.1

Tabel Operasional

Variabel Dimensi Indikator Skala


Variabel
Independen:
Meyakinkan ketercukupan
Efektivitas Likert
pengendalian internal
Fungsi Audit
Internal
Menguji dan
mengevaluasi sitem Likert
Lingkup Tugs Audit
manajemn risiko
Internal
Memastikan pemenuhan
hukum persyaratan-
Alfian, (2014) Likert
persyaratan ketepatan
pelaporan pada regulator
Memastikan ketelitian
keandalan data akuntansi Likert
atau laporan keungan
Memiliki sikap
independensi atau Likert
Karakteristik Fungsi
objektivitas
Audit Internl
Memiliki keahlian atau
Likert
kecermatan professional
Pelaksanan Fungsi Mempersiapkan rencana Likert
28

Audit Internal dari audit


Mempersiapkan program
Likert
atau prosedur audit
Pengujian atau evaluasi
Likert
yang diberikan
Pelaporan atau
rekomendasi kegiatan Likert
audit
Pemantauan implementasi
rekomendasi yang sudah Likert
disampaikan
Memastikan ketaatan
pada standar yang telah Likert
berlaku
Manajemen Audit
Membuat laporan kepada
Internal
manajemen, dewan
Likert
direksi atau pada komite
audit
Variabel
Dependen:
Review terhadap
Pengungkapan
keefektifan pngendalian Likert
Klemahan
internal
Pengendalian
Internal
Indentifikasi efektivitas
Mengidentifikasikan dan efisisensi operasional Likert
Pengendalian Yang perushaan
Ada Identifikasi terhadap
Alfian (2014) aturan atau kebijakan Likert
yang diterapkan
Identifikasi terhadap asset
Likert
perusahaan
Identifikasi terhadap
prosedur pengawasan
Likert
yang telah melekat pada
perusahaan
Menyertakan semua
Mengidentifikasikan pengendalian yng Likert
Ketidakhadiran diperlukan
Pengendalian Kunci Tindak lanjut berkaitan
Likert
dengan risiko operasional
Mempertimbangkan risiko
Menentukan Salah salah saji material
Saji Material Yng informasi keuangan Likert
Bisa Dihasilkan tentang asersi yng
disajikan untuk audit
29

Mempertimbangkan SDM
dalm mengidentifikasi
Likert
salah saji material
potensial
Melakukan kaji ulang atas
Mempertimbangkan prosedur audit internal
Kemungkinn untuk mengurangi Likert
Pengendalian terjadinya kesalhan
manusia

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.3.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2017), dalam penelitian kuantitatif populasi

adalah wilayah generalisasi yng terdiri dari objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yng dimaksud dengan

populasi adalah 65 pegawai kantor berdasarkan keterbatasan jumlah responden

yang diperbolehkan di PT. PUSRI Palembang.

3.2.3.2 Sample Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu

penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya,

namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari

populasi yang hasilnya mewakili kseluruhan gejala yang diamati.

Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menghitung smpel

penelitian :

( )

( )
30

=55,9, jadi sampel yang di teliti adalah 56 sampel

Dengan :

n= ukuran sampel

N= ukuran populasi

e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan smpel

yang masih dapat ditolerir dan masih diinginkan.

3.2.3.3Teknik sampling

Penarikan smpel dalam penelitian ini menggunakan simple random

sampling atau teknik acak sederhana. Teknik random sampling ini adalah

teknik yang memberikan kesempatan yng sama pada setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan serangkaian infromasi yng akan digunakan untuk

menganalisis penelitian ilmiah. Data bisa berupa angka maupun bukan angka.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk

memperoleh dan mengumpulkan data-data yang diperlukan.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan oleh

peneliti langsung dari sumbernya melalui metode:

- Dokumentasi

Adalah suatu cara dokumen yang di analisis yang dilakukan bertujuan

untuk mengumpulkan seluruh data yang dilakukan untuk menyediakan


31

dokumen-dokumen, baik dokumen yang tak tertulis, dokumen yang

bergambar maupun dokumen yang tertulis. Dokumentasi juga bisa

diartikan menggunakan semua bukti yang akurat dari pencatatan sumber-

sumber informasi khusus dari berbagai karangan/tulisan, buku, laporan

dan sebagainya.

- Observasi

Observasi merupakan kegiatan atau proses pengamatan dan ingatan untuk

menyusun data-data hasil observasi. Didalam penelitian ini peneliti datang

langsung ke tempat objek penelitian dengan mencatat secara sistematis

data yang dibutuhkan penulis melakukan peninjauan langsung ke PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk mengumpulkan data yang akan diolah

dan mendapatkan gambaran yang lebih objektif mengenai masalah yang

dibahas.

- Wawancara

Metode wawancara merupakan suatu kegiatan metode pengumpulan data

dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui tanya jawab,

dialog secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam

wawancara ini dilakukan terhadap pegawai kantor PT. PUSRI untuk

mendapatkan informasi lebih lanjut terhadap isi dari penelitian.

- Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah suatu metode kegiatan atau teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Didalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk


32

mengumpulkan data tentang adanya pengaruh dari efektivitas fungsi audit

internal dan pengungkapan kelemahan pengendalian internal

3.3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati atau diteliti agar data yang

dikumpulkan oleh peneliti lebih mudah dalam pekerjaannya dan lebih baik bisa

secara sistematis dan lengkap agar datanya bisa diolah (Sugiyono, 2010). Yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disebarkan kepada

responden serta menggunakan skala likert. Data yang telah diperoleh dari hasil

pengisian kuesioner selanjutnya akan dianalisis dengan cara menghitung skor dari

setiap pertanyaan sehingga dapat dimbil kesimpulan mengenai objek yang diteliti.

3.3.3 Skala Pengukuran

Hasil jawaban dari kuesioner ini akan diolah dengan menggunakan skala

likert dan selanjutnya diuji secara kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), skala

likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi dari seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun

beberapa skor yang diberikan apabila menggunakan skala likert:

Tabel 3.2

Pengukuran Variabel

Kategori Sampel Skor

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Netral N 3

Tidak Setuju TS 2
33

Sangat Tidak Setuju STS 1

Sugiyono (2017), mengemukakan bahwa beberapa kriteria interprestasi skor

berdasarkan jumlah responden ditentukan sebagai berikut: Skor maksimal setiap

kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% - 100%.

Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh beberapa interprestasi skor sebagai

berikut.

Tabel 3.3

Interprestasi Skor

Hasil Kategori

20%-35,99% Tidak baik/Tdak efektif

36%-51,99% Kurang baik/Kurang efktif

52%-67,99% Cukup baik/Cukp efektif

68%-83,99% Baik/Efktif

84%-100% Sangat baik/Sangt efektif

Sumber : Sugiyono (2017)

Interprestasi skor ini dapat diperoleh dengan cara membandingkan skor item

yang telah diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertingi jawaban

kemudian dikalikan 100%.

Skor item bisa diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala jumlah

pertanyaan dengan jumlah responden yang akan menjawab pada nilai tersebut.

Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling

tertinggi dikalikan dengan jumlah seluruh respnden secara keseluruhan. Untuk


34

menguji kebenaran responden dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner maka

peneliti perlu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap jawaban-

jawaban tersebut.

3.3.4 Uji Instrumen Penelitian

3.3.4.1 Uji Validitas

Suatu instrumen dapat dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang akan diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari hasil variabel yang

diteliti secara tepat. Pengujian validitas adalah pengujian yang akan ditujukan

untuk mengetahui suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan

kenyataan. Artinya, setiap butir pertanyaan didalam instrumen telah benar-benar

menggambarkan secara keseluruhan isi atau sifat bangun konsep dari dasar

penyusunan instrumen. Cara untuk mengukur validitas yaitu dengan berbagai cara

mencari korelasi antara masing-masing pernyatan dengan skor total menggunakan

teknik korelasi. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatas

maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Sesuai dengan skala data

yang akan digunakan dalam kesioner adalah skala ordinal, maka untuk melakukan

uji validitas menggunakan korelasi Pearson .dengan rumus:

rxy =
√ ( )√ ( )

Keterangan :

rxy : koefisien korlasi

x : skor item-item

y : skor total atau hasil

n : banyaknya subjek

3.3.4.2 Uji Reabilitas


35

Uji reabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunkan

objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. setiap alat pengukur

seharusnya memiliki kemampan untuk memberikan hasil pengukuran yang

konsisten. Pada penelitin ini, penulis menggunkan teknik dari Cronbach yang

digunakan untuk mencari reliabilitas instrmen yang skornya bukan 1 dan 0.

Berikut rumus yang digunakan:

r11 = ( )( )

Keterangan :

k = Banyaknya Pertanyan

= Jumlah Varians Butir

= Varians Total

r11 = Reabilias Instrmen

Setelah diperoleh nilai r hitung maka langkah selanjutnya untuk

menentukan bahwa data isntrumen reliabel atau tidak maka harga tersebut

dikonsultasikan dengan nilai r tabel dengan taraf kesalahan 5% sampai dengan 1%

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat

dipergunakan untuk penelitian.

3.4 Teknik dan Analisis Data

3.4.1 Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses kegiatan untuk membagi, menyeleksi,

mensederhanakan, memfokuskan, melakukan abstask, kemudian membuat

kelompok data secara sistematis dan secara rasional sesuai dengan tujuan dari

penelitian, serta mendeskripsikan hasil dari data penelitian yang telah dilakukan
36

dengan tabel bantu sebagai alat yang digunakan untuk mempermudah dalam

menginterprestasikan makna dalam bentuk uraian atau kata-kata kemudian

melakukan penyimpulan. Analisis data dilakukan untuk mengelola data menjdi

informasi, data akan menjadi mudah dipahami atau bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Data yang akan

dianalisis merupakan data hasil pendekatan survei penelitian dari penelitian

lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk ditarik

kesimpulan. Adapun urutan analisis yang dilakukan:

1. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan

kuesioner pada sampel yang telah ditentukan

2. Memeriksa lembar jawaban untuk menentukan layak atau tidak lembar

jawaban di proses lebih lanjut

3. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan skala likert

4. Menganalisis data dari hasil rekaptulasi dengan menggunakan rumus

statistik untuk memperoleh suatu kesimpulan

3.4.2 Teknik Analisis

3.4.2.1 Statistik Deskriptif

Pemilihan teknik analisis kuantitatif adalah untuk mengukur berapa

kekuatan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen srta

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Menurut Sanusi

(2001), tabel statistik deskriptif (lampiran) akan menggambarkan deskripsi

variabel-variabel independen dan dependen secara statistik dalam penelitian ini.

Minimum adalah suatu nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan,

maksimum adalah suatu nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean
37

merupakan rata-rata yang dapat dihitung dari penjumlahan nilai seluruh data

dibagi dengan banyaknya data sementara standar deviasi adalah akar dari

penjumlahan kuadrat selisih nilai data dengan rata-rata dibagi banyaknya dengan

banyak data. Statistik deskriptif yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

sutau nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi.

Program SPSS akan yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengelolah

hipotesis-hipotesis sehingga dapat memberikan gambaran hasil penelitian yang

dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yakni dengan persamaan regresi.

3.4.2.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana yaitu suatu hubungan antara satu variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y). Analisis bertujuan agar mengetahui

arah hubungan variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau

negatif dan memprediksi nilai dari variabel dependen atau variabel independen

mengalami kenaikan dan penurunan.

Berdasarkan keterangan di atas maka rumus regresi sederhana sebagi

berikut :

Ỳ = a + Bx

( )( ) ( )( )
a= ( )( ) ( )

( ) ( )( )
b= ( )( ) ( )

Keterangan :

Ỳ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas (independen) yang mempunyai nilai tertentu

a = Konstanta
38

b = Koefisien regresi

3.5. Uji Asumsi Klasik

3.5.1 Uji Linearitas

Uji liniearitas adalah untuk melihat apakah model yang akan digunakan

sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang akan digunakan dalam studi empiris

sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik, Ghazali (2011). Uji yang akan

dilakukan dalam penelitian ini adalah Ramsey Test yang dikemabngkan oleh

Ramsey pada tahun 1960. Untuk melakukan pengujian ini harus dibuat suatu

asumsi atau keyakinan bahwa fungsi yang benar adalah suatu fungsi liniar.

Pengujian ini bertujuan untuk menghasilkan F-hitung.

Keterangan :

Freg : Harga bilangan F untuk regrsi

RKreg : Rerata Kuadrat garis regrsi

RKrs : Rerata kuadrat gris residu

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi dapat digunakan untuk mengji apakah

nilai residual yang akan dihasilkan dari regresi terdistribusi secara nominal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki suatu distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk dapat mendeteksi normalitas dapat menggunakan

analisa grafik dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik

normal p-p Plot Of Regression Standardized Residual. Sebagai dasar


39

pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar di sekitar garis mengikuti

garis diagonal maka nilai residual tersebut normal.

Sebagai pelengkap analisis grafik disertakan dengan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov menggunakan program spss. Pengujian secara visual dapat

juga dilakukan dengan metode metode grafik normal probability plots dalam

program SPSS dasar pengambilan keputusan.

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa regresi memenuhi asumsi

normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis atau tidak mengikuti arah garis garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3.6 Pengujian Hipotesis

3.6.1 Uji-t

Uji Statistik t pada dasarnya akan menunjukkan seberapa jauh pengaruh

suatu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan dua arah dengan menggunakan hipotesis:

H0: β=0 artinya tidak ada pengaruh dari variabel independen pada variabel

dependen.

Ha: β1<0 atau β>0 artinya ada pengaruh dari variabel independen pada

variabel dependen.

Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus:

Thitung = ( )
40

3.6.2 Koefisien Determinasi (r2)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel X dan Y maka

penulis menggunakan rumus koefisien determinasi dengan memasukkan nilai dari

Kd = rs x 100 %

Kd = Koefisien Determinasi/penentu

rs = Koefisien Korelasi

Dari nilai koefisien determinasi yang diperoleh, penulis akan mengetahui

nilai (dalam bentuk persentase) Efektivitas Fungsi Audit Internal akan

mempengaruhi Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal.


41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Gambaran Umum Perusahaan

4.1 Deskripsi Perusahaan

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang telah di dirikan pada tanggal 24

Desember 1959, merupakan produsen pertama dari pupuk urea pertama di

Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan

sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat

disegani di Asia Tenggara hingga ke daratan Cina, pada saat abad ke tujuh

masehi. Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan awal sangat penting bagi sejarah

berdirinya Pusri karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama

kali yang dikenal dengan Pabrik Pusri I.

Sejak tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung sarana program

pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk

bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai pertama kali sebagai induk

perusahaan yang membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri

pupuk dan petrokimia, yaitu PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang Cikampek,

PT. Pupuk Kaltim dan PT. Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak

di bidang engineering, procurement & construction (EPC), yaitu PT. Rekayasa

Industri. Pada tahun 1998, anak–anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN

lagi, yaitu PT. Mega Eltra yang bergerak di bidang perdagangan.


42

Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan

Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja atau PT. PUSRI (Persero) kepada PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT. Pusri

(Persero) kepada PT. PUSRI Palembang sebagaimana tertuang didalam RUPS-LB

tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.

Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan

PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan

pupuk yang baru, menggantikan nama PT. PUSRI (Persero). Hingga kini PT.

PUSRI Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

4.2 Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna Perusahaan Visi

4.2.1 Visi

Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat regional.

4.2.2 Misi

Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara

efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.

4.2.3 Tata Nilai

1. Integritas
2. Profesional
3. Fokus Pada Pelanggan
4. Loyalitas
5. Baik sangka
4.2.4 Makna

Pusri untuk kemandirian pangan dan kehidupan yang lebih baik.


43

4.3 Lokasi PT. PUSRI

PT. PUSRI telah dibangun di pinggiran Kota Palembang, yaitu di Jalan

Mayor Zen. Kantor pusatnya tepat berada di tepi Jalan Mayor Zen yang

merupakan salah satu jalan utama di Kota Palembang. Sedangkan lokasi

pabriknya terletak 1.000 meter dari Jalan Mayor Zen, yaitu di tepian Sungai Musi

Palembang, yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia.

4.3.1 Logo PT. PUSRI

Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

4.4 Struktur Organisasi PT. PUSRI

Struktur organisasi merupakan indikator penting di perusahaan, karena

struktur organisasi di sebuah perusahaan merupakan sebuah wujud adanya

hubungan tanggung jawab yang pasti antara pimpinan perusahaan dalam hal ini

yaitu Direktur dengan bagian – bagian yang membantu dalam pekerjaan pimpinan

perusahaan. Struktur organisasi disusun berdasarkan pekerjaan atau tugas – tugas

dan wewenang yang diberikan kepada karyawan dengan pembagian kerja masing-

masing dipimpin oleh kepala bidang masing-masing. Maka sangat diperlukan

struktur organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan

tanggung jawab terhadap masing-masing bagian yang diberikan kepada karyawan

dan sesuai dengan keahlian atau keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.
44

Gambar 4.2 Struktur Organisasi di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

4.4.1 Pembagian Tugas dan Wewenang dari PT. Pupuk Sriwidjaja

Palembang

Pemerintah selaku pemegang seluruh sahan PT. PUSRI menjadi Dewan

Komisaris yang diwakili oleh :

 Departemen Keuangan
 Departemen Perindustrian dan Perdagangan
 Departemen Pertanian
 Departemen Pertambangan dan Energi

Dalam tugas operasional PT. PUSRI dipimpin oleh Dewan Direksi yang

meliputi lima direktorat, yaitu :

 Direktur Produksi
45

 Direktur Keuangan
 Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha
 Direktur Pemasaran
 Direktur SDM dan Umum

Para Direksi ini dibantu oleh staf dan kepala-kepala Kompartemen yang

bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Direktur Produksi membawahi Kompartemen Produksi yang terdiri dari:

 Departemen Operasi I dan Departemen Operasi II


 Departemen Pemeliharaan
 Departemen Teknik Produksi
 Departemen Teknik Keandalan dan Jaminan Kualitas
 Dinas Pengantongan Pupuk dan Ekspedisi
a) Departemen Operasi

Departemen Operasi bertugas mengkoordinasikan jalannya operasi pabrik

PUSRI I, II, III, I-B, dan PPU. Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager

yang dibantu oleh Asisten Manager Operasi I-B, PPU, II, III, IV, dan bagian Shift

serta Superintendentnya masing-masing yang bertugas mengkoordinasikan

jalannya operasi. Manager yang masing-masing membawahi tiga Kepala Bagian

antara lain :

 Bagian Ammonia
 Bagian Urea
 Bagian Utilitas
Setiap bagian dikepalai oleh seorang Superintendent, yang dibantu oleh

seksi-seksi. Dibawahnya terdapat kelompok-kelompok kerja yang dikepalai oleh

seorang Senior Foreman. Kelompok-kelompok kerja tersebut dikenakan tugas

bergantian (shift) selama sebulan penuh dengan diselingi hari libur.


46

b) Departemen Pemeliharaan

Departemen Pemeliharaan bertugas memelihara dan memperbaiki alat-alat

pabrik yang berhubungan dengan operasi pabrik. Departemen Pemeliharaan

dikepalai oleh seorang Manager yang dibantu oleh Kepala :

 Dinas Pemeliharaan Lapangan I, terdiri atas :


 Bagian Pemeliharaan Lapangan PPU
 Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI I-B
 Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI II
 Dinas Pemeliharaan Lapangan II, terdiri atas :
 Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI III
 Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI IV
 Dinas Perbengkelan dan Alat Bantu, terdiri atas :
 Bagian Sipil dan Alat Bantu bagian Bengkel Mesin
 Bagian Pipa dan Las
 Dinas Listrik dan Instrumen, terdiri atas :
 Bagian Lisrik
 Bagian Instrumen
 Bagian Telekomunikasi dan Elektronika
c) Departemen Teknik Produksi

Departemen Teknik Produksi dikepalai oleh seorang Manager yang

dibantu oleh Asisten Manager:

 Dinas Perencanaan Produksi


 Dinas Teknik Proses
 Dinas Laboratorium
 Dinas Shift
d) Departemen Teknik Keandalan dan Jaminan Kualitas

Divisi ini berada dibawah Kompartemen Produksi. Departemen ini

dikepalai seorang Manager yang dibantu oleh :

 Dinas Inspeksi Teknik


 Dinas Teknik Lingkungan
 Dinas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
47

4.5 Deskripsi Data

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan PT. Pupuk

Sriwidjaja Palembang dan melakukan wawancara kepada pegawai yang berada di

bagian satuan pengawasan internal dan melakukan penyebaran kuesioner yang

dilakukan pada tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 23 Juni 2019. Data yang

digunakan yaitu hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan di

perusahaan. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

stratified random sampling. Sampel yang digunakan dalam ini berjumlah 55

responden, adapun tabel deskripsi penarikan sampel yaitu:

Tabel 4.1

NO Keterangan Jumlah Presentase

1 Kuesioner yang disebarkan ke perusahaan 55 100%

2 Kuesioner yang tidak lengkap 7 12%

3 Kuesioner yang dijadikan sampel 48 87%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 7 sampel yang

tidak lengkap yaitu sampel yang tidak layak untuk digunakan sebagai bahan

penelitian karena responden menjawab hanya sebagian atau tidak selesai hingga

akhir kuesioner.

Dari perhitungan yang telah digunakan maka ditetapkan sampel dengan

metode stratified random sampling tersebut, maka responden yang akan dijadikan

sampel yaitu sebanyak 48 kuesioner yang diberikan oleh karyawan perusahaan

tersebut.
48

4.5.1 Deskripsi Variabel Bebas (Independen Variabel)

4.5.1.1 Efektivitas Fungsi Audit Internal

Efektivitas audit internal adalah suatu tingkat akan pencapaian sampai

sejauh mana audit internal ini dapat mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan.

Audit bisa dikatakan efektif apabila audit tersebut bertindak secara independen,

memberi kepastian objektif, dan akan memberikan aktivitas konsultasi yang

dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi organisasi atau perusahaan.

Mampu memenuhi kebutuhan stakeholder utama, dan akan menaati standar

profesi audit internal yang telah diakui secara internasional.untuk dapat

melakukan tanggung jawabnya secara efektif, maka aktivitas audit internal harus

memiliki staff yang profesional, sumber daya yang cukup, dan harus mengikuti

kerangka kerja yang diakui secara internasional untuk audit internal. Yang paling

utama adalah bagaimana suatu fungsi audit internal ini dapat bekerja sesuai

dengan rencana audit tahunan yang telah ditetapkan, sesuai dengan audit charter

yang akan disusun berdasarkan standar profesi audit internal.

4.5.2 Deskripsi Variabel Terikat (Variabel Dependen)

4.5.2.1 Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal

Pengungkapan dari kelemahan pengendalian internal akan bisa dilihat dari

beberapa pengaruh karakteristik yang terdapat dalam perusahaan seperti

independensi, adanya ukuran, dan rapat dari Komite Audit atau dewan komisasris

dan bisa juga dari reputasi auditor. Pengungkapan dari kelemahan pengendalian

internal bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu kelemahan material, kekurangan yang

signnifikansi, dan kekurangan dalam pengendalian yang dapat menghasilkan

kemungkinan lebih jauh bahwa salah saji material dalam laporan keuangan
49

tahunan atau intern tidak dapat dicegah atau di deteksi. Adapun kekurangan yang

signifikan yaitu kekurangan pengendalian atau kombinasi dari kekurangan

pengendalian yang dapat mempangaruhi kemampuan perusahaan untuk memulai

otorisasi, mencatat, proses, dan laporan data keuangan eksternal yang andal sesuai

dengan standar berlaku umum, seperti adanya lebih dari salah satu salah saji

laporan keuangan tahunan. Dan yang terakhir adalah suatu kekurangan

pengendalian tidak memungkinkan manajemen atau karyawan dalam kegiatan

normal melakukan fungsi-fungsi yang akan ditugaskan untuk mencegah atau

mendeteksi salah saji secara tepat waktu.

4.6 Analisis Data

4.6.1 Statistik Deskriptif Penelitian

Analisis deskriptif dari data yang akan diambil untuk penelitian ini adalah

data primer. Data primer yang berupa hasil kuesioner yang telah disebarkan di

perusahaan secara langsung adapun jumlah kuesioner sebanyak 48 kuesioner

berikut gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini seperti

pengaruh efektivitas fungsi audit internal,pengungkapan kelemahan pengendalian

internal maka digunakan tabel statistik deskriptif yang menunjukkan angka

kisaran tertentu, kisaran sesungguhnya median, rata-rata (mean), range, dan

standar deviasi yang dapat disajikan dalam tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Statistics
X Y
N Valid 48 48
Missing 0 0
Mean 39,0000 30,8542
Median 39,0000 31,0000
Mode 37,00 31,00
50

Std. Deviation 2,08337 1,70093


Variance 4,340 2,893
Range 9,00 6,00
Minimum 35,00 28,00
Maximum 44,00 34,00
Sum 1872,00 1481,00

Dari tabel 4.2 penelitian berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bawah dari

sebanyak 48 karyawan yang menjadi sampel penelitian, dapat dilihat bahwa

variabel X memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 39,0000 dan rata-rata variabel

Y sebesar 30,8542 dengan standar deviasi untuk variabel X sebesar 2,08337 dan

standar deviasi untuk variabel Y sebesar 1,70093 dimana standar deviasi lebih

kecil daripada nilai rata-rata variabel X dan Y. Demikian pula dengan nilai

minimum sebesar 35,00 dan 28,00 yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya,

berbeda dengan nilai maximum 44,00 dan 34,00 yang lebih besar dari nilai rata-

ratanya.

Dari data efektivitas fungsi audit internal dapat dilihat bahwa nilai rata-

rata lebih besar daripada nilai standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa untuk

jawaban responden dalam variabel-variabel tidak terlalu bervariasi antara satu

responden dengan responden lainnya.

4.6.2 Uji Validitas Data

Uji validitas atau validity adalah sejauh mana suatu ketepatan dan

kecermatan dari alat ukur melakukan fungsi ukurannya. Validitas dalam penelitian

ini menyatakan derajat ketepatan alat ukur dari penelitian terhadap isi sebenarnya

yang diukur uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan

dapat mendapatkan hasil yang diukur. Uji validitas digunakan mengukur ke sahan

suatu kuesioner atau valid tidaknya suatu kuesioner. Untuk menguji validitas data
51

dari suatu penelitian dapat menggunakan analisis pearson correlation dimana jika

total dari analisis menunjukkan nilai < 0,05 maka data dikatakan valid dan jika

lebih dari < 0,05 tidak valid. Hasil pengujian validitas data dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.3

Uji Validitas Data

No Variabel Dimensi Indikator Status


Pertanyaan
1 “Lingkup Tugas Dari 1,2,3,4 “Valid”
Audit Internal”
2 Pengauh “Karakteristik Fungsi 5,6,7,8 “Valid”
efektivitas fungsi Dari Audit Internal”
3 audit internal” “Pelaksanaan Fungsi 9,10,11 “Valid”
(X) Dari Audit Internal”
4 “Manajemen Dari 13,14,15 “Valid”
Bagian Audit”
5 “Identifikasi 16, “Valid”
pengendalian yg ada” 17,18,19,20,21,22
6 “Pengungkapan “Identifikasi 23,24 “Valid”
kelemahan ketidakhadiran
pengendalian pengendalian kunci”
7 intern” “Salah saji material 25,26,27 “Valid”
(Y) secara potensial”
8 “Pertimbangan risiko 29 “Valid”
pengendalian”
Keterangan tidak valid : 12 (X) dan 28 (Y)

Berdasarkan dari tabel di atas bisa dilihat bahwa untuk item pertanyaan

efektivitas fungsi audit internal dari 15 pertanyaan dinyatakan hanya terdapat 14

pertanyaan yang dinyatakan valid sedangkan 1 pertanyaan dinyatakan tidak valid

untuk variabel pengungkapan kelemahan dari pengendalian internal terdapat 13

pertanyaan yang valid dan 1 pertanyaan yang tidak valid

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa pengaruh efektivitas fungsi

audit internal berdasarkan rumus pearson correlation menunjukkan hasil dari

0,308 sampai dengan 0,500 dengan taraf signifikan 0,000 – 0,007 yang dimana
52

jika hasil total < dari 0,05 menunjukkan bahwa penelitian tersebut valid, dan

pengungkapan kelemahan pengendalian internal juga menunjukkan hasil dari

0,399 sampai dengan 0,527 yang dimana jika hasil total < 0,05 maka hasil tersebut

valid jadi variabel x dan y tersebut adalah valid.

4.6.3 Uji Reliabilitas Data

Uji reabilitas adalah sebuah instrumen yang menunjukkan bahwa

instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian untuk memperoleh

infromasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan

mampu mengungkapkan infromasi yang sebenarnya dilapangan. Suatu kuesioner

dapat dikatakan reliabel jika jawaban seseorang dari pertanyaan tersebut adalah

konsisten dari suatu waktu ke waktu. Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk

penelitian akan dapat dilihat dari hasil uji statistik Cronbach Alpha (α). Variabel

atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6. Semakin suatu

nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpecaya

atau benar. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Realiabilitas

No Variabel Nilai Cronbach Alpha Signifikan

1 Pengauh efektivitas fungsi 0,663 Reliabel

audit internal

2 Pengungkapan kelemahan 0,667 Realiabel

pengendalian internal

Sumber : Data Primer Diolah, 2019


53

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha

untuk variabel pengaruh efektivitas fungsi audit internal adalah lebih dari 0,6

yaitu sebesar 0,663 yang bearti jika nilai lebih dari 0,6 adalah reliabel, begitu juga

dengan variabel pengungkapan kelemahan pengendalian internal yaitu lebih dari

0,6 yaitu sebesar 0,667 yang berati penelitian tersebut adalah reliabel.

4.7 Uji Asumsi Klasik

4.7.1 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang akan digunakan

sudah benar atau tidak lalu mengetahui apakah mempunyai hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen. Dasar pengambilan keputusan pada

uji linearitas harus berpedoman pada dasar pengambilan keputusan yang akan

jelas apabila nilai signifikansi 0,05 maka dikatakan linear dan terjadi hubungan

antara variabel X dan variabel Y namun jika signifikan kurang dari 0,05 maka

tidak ada hubungan yang linear antara variabel independen dengan variabel

dependen. Hasil uji linearitas sebagai berikut:

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y* Between (Combined) 2024,479 23 88,021 2,831 ,000
X Groups Linearity 923,385 1 923,385 29,694 ,000
Deviation
from 1101,094 22 50,050 1,609 ,056
Linearity
Within Groups 3545,058 114 31,097
Total 5569,536 137
Sumber : Data primer diolah, 2019

Dari hasil uji linearitas diatas dapat dilihat bahwa signifikan variabel X

sebesar 0,000 dan variabel Y combined sebesar 0,000 yang dimana ketentuan uji
54

linearitas adalah <0,05 tidak ada hubungan dan jika lebih dari atau > 0,05 semua

variabel memunyai hubungan yang linear karena hasil signifikan kurang dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa variabel diatas terdapat hubungan secara

signifikan.

4.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang akan digunakan untuk melihat apakah nilai

residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model yang akan bisa terdistribusi secara mormal. Jadi normalitas dilakukan

bukan pada masing-masing variabel tetapi pada residualnya. Pengamatan data

normal akan memberikan suatu nilai ekstrim rendah dan kebanyakan mengumpul

ditengah, demikian juga nilai rata-rata, modus, dan media relatif dekat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 48
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std.
1,68318111
Deviation
Most Extreme Absolute ,077
Differences Positive ,077
Negative -,056
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber : Data primer diolah, 2019

Hasil uji normalitas diatas menunjukan bahwa nilai residual dari semua

variabel mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,200 yang artinya semua variabel

berdistribusi normal karena nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka
55

distribusi data adalah normal. Dengan menunjukkan hasil rata-rata atau mean

sebesar 0,0000000 dan standar deviasi sebesar 1,63

4.8 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau permasalahan dalam penelitian

berdasarkan rumusan hipotesis yang akan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel denpende dan variabel independen. Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan mengunakan Analisis Regresi Linear Sederhana karena terdapat dua

variabel yang terdiri dari variabel dependen sebanyak 1 dan variabel indenpenden

1.

4.8.1 Regresi Linier Sederhana

Analisis Regresi Linier Sederhana sebuah metode penekatan untuk melihat

permodelan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Dalam

regresi variabel independen menjelaskan variabel dependennya dalam analisis

regresi linear sederhana dimana perubahan pada variabel X akan diikuti dngan

perubahan pada variabel Y secara tetap. Linear adalah suatu hubungan secara

linier antara satu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel.

Tabel 4.5

Uji Nilai Signifikan

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,824 1 2,824 12,437 ,000b
Residual 133,156 46 2,895
Total 135,979 47
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
56

Tabel uji signifikansi diatas, digunakan untuk menemukan taraf

signifikansi atau linieritas dari suatu regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan

uji nilai signifikansi (Sig) dengan ketentuan jika nilai Sig < 0,05. Berdasarkan

tabel diatas, diperoleh nilai Sig = 0,00 yang berarti Sig < dari kriteria signifikan

0,05. Dengan demikian model persamaan regresi di atas berdasarkan data

penelitian adalah signifikan, atau model persamaan regresi memenuhi kriteria.

Tabel 4.6

Koefisien Regresi Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26,266 4,652 ,988 ,328
X ,118 ,119 ,144 5,646 ,000
a. Dependent Variable: Y

Analisis:

1. Ha: Efektivitas fungsi audit internal berpengaruh terhadap pengungkapan

kelemahan pengendalian internal

2. Nilai t hitung di dalam regresi menunjukkan pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap dependen. Nilai profitabilitas t-hitung sebesar

0,000 telah menunjukkan hipotesis alternatif yang menunjukkan bahwa

yang diajukan diterima yang berarti efektivitas fungsi audit internal

berpengaruh terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal

3. Hasil perhitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan

bahwa nilai koefisien konstanta adalah sebesar 26.266 koefisien variabel


57

bebas (X) adalah sebesar 0,118. Sehingga diperoleh persamaan regresi

Y=26.266+0,118X.

4.8.2 Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit Internal Terhadap Pengungkapan

Kelemahan Pengendalian Internal (Uji t)

Uji t adalah salah satu test statistik yang akan dipergunakan untuk

menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang

sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Uji t merupakan salah satu uji

hipotesis penelitian yang akan digunakan dalam regresi linear sederhana maupun

regresi berganda. Uji t digunakan untuk mengetahui bahwa variabel terikat dan

variabel bebas secara parsial (sendiri-sendiri) akan berpengaruh terhadap variabel

terikat atau variabel dependen.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26,266 4,652 ,988 ,328
X ,118 ,119 ,144 5,646 ,000
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil uji penelitian diatas menunjukan bahwa dengan

melakukan perbandingan t hitung dengan t tabel yang akan dapat dilihat bahwa

nilai t hitung sebesar 5,646 dengan probabilitas 0,05 dengan jumlah 48 dan 2

variabel. Dapat disimpulkan bahwa t hitung 5,646 lebih besar daripada t tabel

yaitu 1,67866.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel pengaruh

efektivitas fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap pengungkapan


58

kelemahan pengendalian internal jika dilihat nilai t hitung lebih besar dan

signifikan kurang dari 0,05.

Dengan demikian pengaruh efektivitas fungsi audit internal akan

berpengaruh positif terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal di

perusahaan diterima.

4.8.3 Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien determinasi pada regresi sering disalah artikan sebagai seberapa

besar kemampuan semua variabel bebas yang akan digunakan dalam menjelaskan

varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung

dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R)

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,809 ,655 ,643 3,41856

a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y

Setelah rhitung diketahui sebesar 0,809 sedangkan Rsquare adalah 0,655

maka selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap

variabel Y dengan menggunakan koefisien determinan r2 yang dinyatakan dalam

presentase.

Hasilnya sebagai berikut :

R2 = (0,655)2 x 100%

= 42,902 x 100%

= 43 %
59

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 43% dan selebihnya yang 57%

dipengaruhi faktor lain.

4.9. Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit Internal Terhadap Pengungkapan

Kelemahan Pengendalian Internal

Tingkat pengungkapan kelemahan pengendalian internal dipengaruhi oleh

variabel bebas, dalam penelitian ini telah menggunakan pengaruh variabel bebas

tersebut dilakukan pengolahan data dengan program SPSS versi 22. Dari hasil

pengolahan data yang telah dilakukan dan peneliti telah menguji melalui uji

validitas dan rebalitias, hasil dari pengujian menunjukkan bahwa data telah valid

dan reliabel, oleh karena itu layak untuk dilakukan pengujian hipotesis.

Berdasarkan analisis regresi linear sederhana yang dilakukan, diperoleh

bahwa efektivitas fungsi audit internal mempengaruhi terjadinya pengungkapan

kelemahan pengendalian internal adapun pengaruh yang diberikan yaitu pengaruh

positif bisa dilihat dengan persamaan regresi Y= 26.266 + 0,118X

Hasil perhitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan

bahwa nilai koefisien konstanta adalah sebesar 26.266 koefisien variabel bebas

(X) adalah sebesar 0,118.

Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas fungsi audit internal

berpengaruh terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal karena

dibuktikan dengan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa t hitung

lebih besar dari t tabel (5,6466>1,67866), dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05

hal ini berarti penelitian dapat dibuktikan dengan hasil penelitian dan pembahasan

yang ada. Oleh karena itu hipotesis efektivitas fungsi audit berpengaruh positif
60

terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal di perusahaan, dengan

demikian hipotesis Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Artinya semakin efektivitas

seorang auditor dalam melakukan audit internal maka semakin meningkat adanya

pengungkapan adanya kelemahan dari suatu pengendalian internal perusahaan.

Variabel X memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 39,0000 dan rata-rata

variabel Y sebesar 30,8542 dengan standar deviasi untuk variabel X sebesar

2,08337 dan standar deviasi untuk variabel Y sebesar 1,70093 Demikian pula

dengan nilai minimum sebesar 35,00 dan 28,00 yang lebih kecil daripada nilai

rata-ratanya, berbeda dengan nilai maximum 44,00 dan 34,00

Hasil uji normalitas menunjukan bahwa nilai residual dari semua variabel

mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,200 yang artinya semua variabel

berdistribusi normal sedangkan untuk uji multikolinearitas bernilai 1 yang berati

tidak memiliki pengaruh terdahap uji tersebut sedangkan untuk uji

heteroskadesitas tidak memiliki hasil uji yang signifikan

Efektivitas fungsi audit internal diukur dari kemampuan auditor internal

untuk menyajikan temuan dan rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh pihak

manajemen, adanya dukungan dari manajemen untuk menggunakan rekomendasi

audit sangatlah penting untuk keefektifan audit.

Hasil penelitian efektivitas fungsi audit internal sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Alfian (2014) yang berjudul Pengaruh efektivitas fungsi audit

internal terhadap pengungkapan kelemahan pengndalian internal di perusahaan

bumn yang berada di kota Bandung. Penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas

fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap pengungkapan kelemahan

pengendalian internal.
61

Audit internal efektif apabila telah melakukan audit atas pengendalian

internal dan laporan keuangan untuk mencapai keandalan pelaporan keuangan dan

memberikan jaminan kualitas dan integritas dalam pelaporan keuangan, penelitian

Alfian (2014) juga menjelaskan bahwa objektivitas dan kinerja auditor serta

kondisi risiko adalah faktor penting yang akan mempengaruhi auditor internal.

Objektifitas auditor internal berpengaruh terhadap fungsi audit internal karena

objektifitas atau independensi auditor internal sebagai kriteria yang paling penting

dalam diri auditor internal.

Audit internal pada perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

dikoordinasikan kepada seluruh unit kerja yang berada di perusahaan meliputi

audit operasional (manajemen audit), audit keuangan (financial audit), dan audit

khusus atau audit investigasi yang di awasi oleh satuan pengawasan intern.

Kegiatan audit di perusahaan ini di awasi dengan petugas dari pengawas eksternal

BPK-RI, BPKP, KAP, Bea Cukai, Kantor Pajak). Serta para satuan pengawas

intern ini menyediakan data dan informasi perusahaan untuk kebutuhan tersebut

para pengawas eksternal.

Gambar 4.3 sertifikat karyawan audit


62

4.9.1 Hasil Wawancara

Untuk menilai efektivitas fungsi audit intrnal yang pertama yang akan

dilihat adalah lingkup tugas audit internal yang dimana di dalam tugas audit

internal adanya penilaian terhadap ketercukupan sistem pengendalian internal

disetiap melakukan penugasan ada faktor-faktor atau adanya elemen yang harus

dilakukan assessment atau penilaian yaitu kepatuhan terhadap pengendalian

internal yang dilakukan. Audit sendiri berbasis (risk-based) atau berbasis risiko

jadi dilakukan suatu penilaian terhadap mitigasi risiko dan sistem pengendalian

internal yang telah dilakukan oleh perusahaan. Dalam melakukan pelaporan dari

penugasan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham yaitu Pupuk Indonesia

dalam setiap tahun penugasan yang diberikan harus dilaporkan kepada Pupuk

Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku. Dalam melakukan pengujian

terhadap ketelitian, data akuntansi dan laporan keuangan adalah tugas dari bagian

audit keuangan.

Untuk menilai efktivitas fungsi audit internal yang kedua bisa dilihat dari

karakteristik dari fungsi audit internal yaitu harus mempunyai sikap

indenpendensi dan objektivitas yaitu dimana setiap pegawai audit harus

menandatangani fakta integritas yang berbentuk surat pernyataan yang

menyatakan bahwa tidak memiliki keterikatan antara pegawai satu dengan

pengawai lainnya. Dalam melakukan pengevaluasian operasional perusahaan

dibutuhkan keakuratan informasi audit dalam laporan akan sangat mempengaruhi

kualitas rekomendasi yang akan diberikan atau dihasilkan nanti. Perencanaan

yang sistematis untuk penugasan yang akan dilaksanakan PKPT (program kerja

periksanaan tahunan) akan dilakukan pemilihan terhadap objek-objek yang akan


63

dilakukan audit yang yang berisiko, tingkat jumlah asset yang dikelola, lamanya

audit yang akan direncakan.

Menilai efektivitas dari fungsi audit intern yang ketiga yaitu dari

pelaksanaan dari fungsi audit internal yang memiliki program kerja audit disusun

berdasarkan setiap penugasannya dan dibakukan dalam pedoman operasional

audit internal dan setiap program yang baku harus berdasarkan SOP dari

perusahaan. Program dan prosedur dari audit tidak selalu menjadi dasar dalam

mengevaluasi kegiatan dari audit karena program ini sewaktu-waktu bisa berubah

tergantung dengan kondisi yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut nantinya.

Menilai efektivitas fungsi audit intern yang keempat yaitu manajemen

bagian audit yang dimana perusahaan memberikan training secara rutin untuk

para pegawainya yang berguna meningkatkan kompetensi dari auditor-auditor di

perusahaan dengan pelatihan berjenjang secara berkala yang diberikan

perusahaan. Secara berkala perusahaan ini membuat rapat komite audit untuk

memantau kinerja divisi-divisi dari perusahaan terutama divisi dari SPI.

Sedangkan untuk menilai pengungkapan kelemahan pengndalian internal

yang pertama yaitu mengidentifikasi pengendalian yang ada yaitu setiap setahun

sekali perusahaan melakukan peer review sedangkan untuk eksternal melakukan

setiap dua tahun peer review. Perusahaan PUSRI setiap 3 bulan sekali atau satu

semester sekali setiap anak perusahaan dan induk perusahaan melakukan

pertemuaan untuk melakukan pemantauan terhadap kinerja perusahaan yang

dilakukan. PUSRI melakukan identifikasi terhadap asset perusahaan yang

dilakukan oleh departemen pengelolaan asset, asset yang dimaksud disini adalah
64

berupa asset berwujud seperti bangunan, gedung, gudang yang tidak terpakai agar

berdaya guna bagi perusahaan.

Menilai pengungkapan kelemahan pengendalian intrnal yang kedua yaitu

mengidentifikasi ketidakhadiran kunci perlu diketahui bahwa di dalam organisasi

atau perusahaan yang telah memiliki program manajemen risiko yang sangat baik

dan efektif biasanya pengendalian kunci yang diandalkan untuk mengelola dari

risiko terkait biasanya telah diidentifikasi. Pengendalian kunci yang dijelaskan

tadi adalah pengendalian pada tingkat entitas misalnya seorang karyawan telah

menerima pemahaman tentang kode etik periaku dan menerima pelatihan,

pengendalian kunci ini dapat dilakukan dalam suatu penugasan audit yang

terintegrasi dan bisa dari kombinasi beberapa penugasan audit internal. Tindak

lanjut temuan audit oleh perusahaan dilakukan oleh perusahaan dilakukan oleh

pihak eksternal, contohnya dilakukan oleh BPK untuk memantau HPP atau

subsidi dan kantor akuntan publik

Menilai pengungkapan kelemahan pengendalian intrnal yang ketiga yaitu

menentukan salah saji material potensial yang bisa dihasilkan, di perusahaan ini

risiko salah saji material tidak ada tetapi untuk risiko salah saji non material pasti

ada di setiap informasi keuangan. Di perusahaan PUSRI memiliki sumber daya

manusia yang kompeten yaitu perusahaan sudah mengeluarkan beasiswa untuk

para karyawan untuk menambah pengetahuan mereka dengan mendaftarkan

perkuliahan S-2 atau memfasilitasi kursus khusus sesuai bidang pekerjaan mereka.

Menilai pengungkapan kelemahan pengendalian intrnal yang keempat

yaitu mempertimbangkan kemungkinan pengendalian yang dimana seluruh

kegiatan auditor harus bedasarkan prosedur-prosedur yang berlaku untuk


65

mengungkapkan risiko operasional jika risiko operasional tidak di ungkapkan

maka auditor tersebut tidak bertindak sesuai prosedur-prosedur atau POB untuk

mengeluarkan assesment.
66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pngaruh efektivitas fungsi

audit internal terhadap pengungkapan kelmahan pengendalian internal di

perusahaan pusri yang terdiri dari 2 variabel yaitu efektivitas fungsi audit internal

dan pengungkapan kelemahan pengendalian internal. Berdasarkan hasil analisa

yang dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini membuktikan bahwa efektivitas fngsi audit terhadap

pengungkapan kelemahan pengndalian internal berpengaruh positif. Hal

ini dapat dilihat dengan hasil penelitian menunjukan bahwa t hitung > t

tabel yaitu (5,6466>1,67866). Kemudian dapat disimpulkan bahwa

variabel efektivitas fungsi audit internal berpengaruh positif dengan

pengungkapan kelemahan pengendalian internal dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000 hal ini berarti 0,000 < 0,05

2. Variabel pengaruh efektivitas fungsi audit intrnal memiliki nilai rata-rata

(mean) sebesar 39,0000 dan rata-rata variabel pengungkapan kelemhan

pengendalian internal sebesar 30,8542 dengan standar deviasi untuk

variabel pengaruh efektivitas fungsi audit internl sebesar 2,08337 dan

standar deviasi untuk variabel pengungkapan kelemhan pengendalian

internal sebesar 1,7009


67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang di dapat diberikan sebagai

berikut :

1. Bagi Akademis

Dengan adanya pengetahuan audit internal yang dalam maka auditor

internal hendaknya menyadari pentingnya pengetahuan yang mendalam

mengenai pengungkapan kelemahan agar menjadi evaluasi bagi

perusahaan tersebut untuk menjadi lebih baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian hendaknya peneliti selanjutnya menambahkan

variabel-variabel lain pada pengaruh efektivitas fungsi audit internal

terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal di perusahaan

selain dari efektivitas fungsi audit internal kemudian menambah sampel

lebih banyak lagi dari berbagai perusahaan yang lain.

3. Bagi Perusahaan

Berdasarkan pengamatan dari hasil pengisian kuesioner dan wawancara

yang dilakukan diharapkan bisa membantu memberikan masukan kepada

perusahaan untuk meningkatkan lagi program kerja perusahaan dan

software yang digunakan untuk membantu meningkatkan efektivitas

kinerja dari pegawai perusahaan tersebut. Perusahaan sebaiknya

menetapkan kertas kerja untuk setiap pelaporan yang akan dikerjakan atau

tidak mengganti kertas kerja sesuai dengan kebutuhan. Perusahaan

sebaiknya menetapkan software untuk membantu menginput data dalam


68

mememudahkan pekerjaan para karyawan di setiap divisi tidak hanya

dengan menggunakan software berbasis standar saja

Anda mungkin juga menyukai