Anda di halaman 1dari 9

 

MAKALAH
PENGINDERAAN
JAUH

Di Susun Oleh :

Shulhan Fasya W
10070111014

PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG
2016 M / 1437 H
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 


Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra
serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang
penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah
dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan
itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik
Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR   juga milik Amerika Serikat).
Berbagai negara di Eropa,
 Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu
untuk pembangunan

1.2 MaDkseungda dn amn etmujpuealanja  ri penginderaan jauh dan interpretasi citra


diharapkan kita dapat menumbuhkan kemampuan, sehingga mempunyai perspektif yang
luas mengenai eksistensi penginderaan jauh, baik pada masa lalu, masa sekarang maupun
masa yang akan datang.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan berbagai manfaat dari
penginderaan jauh di berbagai bidang baik di bidang geologi maupun yang lainnya. Sehingga
kita tahu apa itu penginderaan jauh, manfaat, fungsinya, dll.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1Definisi
Beberapa Pengertian Penginderaan Jauh Oleh Para
Ahli: 1. Lillesand and Kiefer
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat dengan menggunakan alat tanpa
kontak langsung terhadap obyek, daerah atau yang dikaji.
2.Lindgren
Penginderaan jauh adalah bermacam-macam teknik yang dikembangkan untuk mendapat
perolehan dan analisis informasi tentang bumi.

3.Sabins
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi
citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik
dengan suatu obyek.
4.Curran
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik
untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga
menghasilkan informasi yang berguna
5.Everett Dan Simonett
Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk
dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan
beberapa
pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.
6.Colwell
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada
objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang diindera
(Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapa bentuk
penginderaan jauh.
7.Campbell
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh (Campbell,
1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang
elektromagnetik dari suatu objek.

Dari pemaparan para ahli mengenai definisi Penginderaan jauh (remote sensing) dapat

disimpulkan bahwa Penginderaan jauh adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai permukaan bumi yang terdiri dari serangkaian komponen yang berupa
sumber tenaga, objek, sensor, data dan pengguna data.

2.2Jenis Citra Penginderaan Jauh


1.Citra Foto (foto udara)

Foto udara direkam secara fotografik menggunakan kamera dan film sebagai detektornya.
Mempunyai karakteristik yaitu skala, geometri, dan informasi tepi foto udara yang diaplikasikan
untuk pemetaan dasar, aplikasi untuk sumber daya alam (Pertanian, hidrologi, geologi,
perubahan fungsi lahan). Contoh foto udara yaitu : Foto udara konvensional, foto udara’small
format’, dan foto udara digital 
2.Citra Non Foto (citra satelit)
Citra satelit direkam berdasarkan penyiaman (scanning) secara elektronik pada pita
magnetic. Contoh :
  NOAA adalah Satelit cuaca milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Juni
1979.

Hingga kini telah diluncurkan 10 seri satelit NOAA


  Landsat adalah program observasi bumi tertua.,dimulai pada tahun 1972 dengan
nama ERTS-1, kemudian dilanjutkan dengan peluncuran seri ke-2 dengan nama baru
yaitu landsat
  ASTER-Terra adalah satu bagian dari lima sensor yang terdapat pada satelit Terra
yang mengorbit sinkron dengan matahari
  Ikonos adalah satelit yang diluncurkan pada 4 September 1999 di California,
Amerika Serikat, Ikonos merupakan citra dengan resolusi spasial paling tinggi
  Quickbird adalah satelit yang diluncurkan menggunakan roket Boeing delta-11 pada
18

Oktober 2001 di California, Amerika Serikat


  Hiperspektral (imaging spectrometri) adalah perolehan data dengan cara simultan
dengan
 jumlah saluran/band yang terlalu banyak dengaan panjang gelombang yang sempit dan
saling berdekatan.
  Radar (radio detection) adalah system penginderaan jauh yang mengirim dan
menerima sinyal gelombang elektomagnetik
2.3Warna Data Penginderaan Jauh
Warna merupakan satu dari Sembilan unsur interpretasi foto udara. Cahaya putih dapat
diuraikan menjadi tujuh warna dengan menggunakan optic, warna-warna itu dipisahkan
secara berurutan mulai panjang gelombang 0.4 – 0.7 um sama sepertiyang tampak pada
pelangi.
2.4Manfaat

2.4.1 Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum


Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya
alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam
alasan sebagai berikut :
  Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
  Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek
mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat
gambar yang permanen

  Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena
menjyajikan model
obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi,
pengukuran lereng dan pengukuran volume.
  Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran
pipa bawah tanah.
  Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
2.4.2 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Geologi
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala

sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-
proses
yang bekerja baik di dalam maupun diatas permukaan bumi yang telah, tengah dan akan
terjadi. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda
sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Seorang ahli geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk
mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan
bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti gempa-
bumi dan meletusnya gunung api, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang
kita butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi,
seorang ahli geologi juga mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti longsor,tsunami,
gunung meletus, gempa-bumi dll; meraka dapat meramalkan dan memberi tahu
bagaimana cara menghindarinya.
Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-

hukum dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu
geologi. Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah
konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu.
Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan
pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologi. Konsep
uniformitarianisme (James Hutton), hukum superposisi (Steno), konsep keselarasan dan
ketidakselarasan, konsep transgresi-regresi, hukum potong memotong (cross cutting
relationship) dan lainnya. Oleh karena itu penginderaan jauh adalah salah satu teknologi yang
digunakan oleh ahli-ahli geologi. Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang geologi adalah

a.Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang


dan menggunakan aplikasi GIS.
b.Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c.Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d.Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.
Perkembangan bentuk lahan ditentukan oleh proses pelapukan dan perkembangan tanah,
erosi, gerakan massa tanah, banjir, sedimentasi, abrasi marine, iklim, gelombang laut,
gravitasi bumi, dan biologi termasuk manusia. Ini merupakan proses eksogen. Perubahan
bentuk lahan berpengaruh terhadap kondisi tanah, tata air (hidrologi), potensi bahan tambang,
potensi bencana seperti banjir, erosi, dan longsor lahan, vegetasi, dan kegiatan manusia dalam
bidang pertanian, permukiman, kerekayasaan, industri, rekreasi, dan pertambangan. Analisis
tingkat bahaya erosi dilakukan dengan cara memperkirakan (memprediksi) laju erosi tanah
pada satuan-satuan lahan. Sedangkan untuk menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan
persamaan “Universal Soil Loss Equation” (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith (1978) sebagai berikut: 
 A = RKLSCP

keterangan :
 A = jumlah tanah yang hilang (ton/ha/tahun)
R = erosivitas hujan tahunan rata-rata (mm/jam)

K = indeks Erodibilitas Tanah


LS = Indeks Panjang dan Kemiringan
Lereng C = Pengelolaan Tanaman
Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk mengerosi tanah. Semakin
tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan erosi yang terjadi
pada daerah tersebut. Erodibilitas merupakan suatu ketahanan dari tanah yang yang
menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-
partikel tanah oleh adanya energi kinetik air hujan dan ditentukan oleh sifat fisik dan kimia
tanah serta vegetasi penutup tanah, Adapun Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi
adalah

(1) melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air


hujan, (2) menurunkan kecepatan air larian,
(3) menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan
(4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.
Wilayah yang mempunyai kriteria erosi sangat ringan seluas 13787.088 hektar
(51,77%) dengan jumlah erosi kurang dari 15 ton/ha/tahun banyak ditemukan di formasi
Karangsambung, di daerah basalt, dan gabro. Formasi Karangsambung merupakan suatu
formasi dengan tanah berupa lempung sehingga air susah untuk permeabilitas. Kriteria erosi
sedang mempunyai luasan sebesar 3804.078 hektar (14,28%) dengan jumlah erosi 60 sampai
180 ton/ha/tahun dan penyebarannya di sebelah barat dan timur pada DAS Lukulo Hulu. Dan
kriteria erosi berat mempunyai luasan sebesar 1564.231 hektar (5,87%) dengan jumlah erosi
180 sampai 480 ton/ha/tahun dan erosi sangat berat seluas 1399.518 hektar dengan jumlah
erosi lebih dari 480 ton/ha/tahun (5,26%).

2.5KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PENGINDERAAN JAUH


Baik diukur dari jumlah bidang penggunaan maupun frekuensinya, penggunaan
penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh faktor-
faktor dibawah ini :.
Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak
objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi
daerah yang luas, dan bersifat permanen. Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra
mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi.
Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai bidang,

seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. Penggunaan citra dapat menggambarkan
daerah yang luas.
DAFTAR PUSTAKA

 Purwadhi, H,S, Interpretasi Citra Digital, 2001, Grasindo. Jakarta.


 Lillesand, Kiefer, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Gajah Mada

University Press, 1998

Anda mungkin juga menyukai