Anda di halaman 1dari 5

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

LABORATORIUM UJI TRANSPORTASI No. Bagian :


INSTRUKSI KERJA Terbitan / Revisi : 1/0
JUDUL : Tanggal Terbit :
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN Halaman : 1 dari 5
AGREGAT HALUS

REFERENSI:
a. AASHTO T-84-88
b. ASTM D-128-84
c. SNI 03-1970-1990

1. TUJUAN UMUM
a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang cara-cara pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat Halus
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat
Halus

2. TUJUAN KHUSUS
a. Mahasiswa dapat menimbang benda uji yang telah dikeringkan.

b. Mahasiswa dapat melakukan pengujian agregat halus sesuai prosedur.

c. Mahasiswa dapat menghitung berat jenis agregat berdasarkan rumus

d. Mahasiswa dapat menghitung daya serap agregat terhadap aspal berdasarkan rumus.

e. Mahasiswa dapat mencatat Hasil uji berat jenis pada formulir.

3. PENGERTIAN
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis
air murni. Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis
dari agregat pada akhirnya akan menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran
beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap agregat yaitu, jika semakin tinggi nilai
berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap agregat tersebut.

1
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143
Penyerapan air adalah penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang meresap
kedalam pori-pori, tetapi belum termasuk air yang tertahan pada permukaan luar partikel,
dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya. Angka penyerapan di gunakan untuk
menghitung perubahan berat dari suatu agregat akibat air yang menyerap kedalam pori diantara
partikel pokok di bandingkan dengan pada saat kondisi kering, ketika agregat tersebut di
anggap telah cukup lama kontak dengan air sehingga air telah menyerap penuh.

4. PERALATAN DAN BAHAN


a. Timbangan ketelitian 0,1 gram
b. Labu ukur 500 mili liter
c. Kerucut kuningan (Cone)
d. Penumbuk (Tamper)
e. Talam
f. Sendok pengaduk
g. Oven
h. Alat pemisah (Sample spliter)
i. Saringan No.4
j. Vacum Pump

5. LANGKAH KERJA

a. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 4 sebanyak sekitar 1000 gram
b. Masukkan ke dalam alat pemisah (sample spliter), sehingga benda uji tersebut terbagi
menjadi dua bagian atau gunakan metoda seperempat
c. Ambil peralatan pengujian test cone berupa kerucut terpancung dan pelat alas berbahan
yang tidak menyerap air (besi atau kaca), masukan sampel yang diperkirakan dalam
keadaan SSD secara bertahap tiga lapisan, pada tiap lapisan sampel ditumbuk sebanyak
8 kali, kemudian masukan sampel sampai menjembul pada kerucut lalu tumbuk sekali pada
atas sampel sehingga jumlah tumbukan 25 kali. Ratakan permukaan sampel pada kerucut,
lalu angkat kerucut, kemudian perhatikan bentuk keruntuhan sampel. Angkat kerucut
tersebut dalam arah vertikal perlahan-lahan, maka ada 3 bentuk agregat secara umum yang
masing-masing menyatakan keadaan kandungan air dari agregat tersebut, seperti Gambar 1.

2
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

(a) Kering (b) SSD (c) Basah

a. Kering b. SSD c. Basah

Gambar 3.3 Keadaan Kandungan Air dari Agregat

Catatan:
a. Jika keadaan agregat kering, maka agregat perlu ditambah air.
b. Jika keadaan agregat basah, maka agregat perlu dikeringkan diudara.

c. Amati benda uji yang tercetak tersebut. Bila masih terdapat lapisan air dipermukaannya dan
tinggi benda uji tidak mengalami perubahan, maka percobaan diulang kembali, karena
sample masih basah. Bila tidak terdapat lapisan air dipermukaannya dan terjadi sedikit
penurunan pada permukaan atas benda uji, berarti sudah tercapai kondisi kering permukaan
(Saturated Surface Dry = SSD)
d. Masukkan ke dalam pan & cover untuk menghindari penguapan
e. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu masukkan benda uji tadi sebanyak 500
gram. Jangan sampai ada butiran yang tertinggal. Tambahkan air suling sampai 90% dari
kapasitas labu ukur
f. Gunakan pompa vacum untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara didalamnya
g. Rendam dalam air sehingga suhunya mencapai 25 0 C lalu tambahkan air suhu sampai pada
batas yang ditentukan
h. Timbang dengan ketelitian 0,1 gram (oC)
i. Cari berat kering benda uji dengan memanaskannya dalam oven selama 24 jam pada suhu
110 0 C (A)
j. Isi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas, lalu timbang dengan dengan
ketelitian 0,1 gram (B)

3
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

6. PERHITUNGAN
A
Bulk specifik gravity =
B  500  C

500
Bulk specifik gravity (SSD) =
B  500  C

A
Apparent specifik gravity =
B  AC

(500  A)
Absorption (penyerapan) =
B  500  C

Tabel Pemeriksaan Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus

NO PEMERIKSAAN I II
A Berat contoh jenuh kering permukaan (SSD) = (500 gr)
B Berat contoh kering
C Berat labu + air temperatur 25 0 C
D Berat labu + contoh (SSD + Air, temperatur 25 0 C

E Berat jenis Bulk = ( B)


(C  500 D)

F BJ Jenuh Kering Permukaan (SSD) = 500


(C  500 D)

G Berat Jenis Semu (Apparent) = ( B)


(C  B  D)

H Penyerapan (Absorption) = (500  B)


x100%
( B)

4
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Anda mungkin juga menyukai