Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan perawat tentang
respon klien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan secara
menyeluruh, sistematis dan terstruktur sebagai pertanggung jawaban
dan pertanggung gugatan terhadap tindakan yang dilakukan perawat
kepada klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (Prabowo, 2016).
Menurut penelitian Dokumentasi keperawatan sesuatu yang baik,
tidak terlepas dari motivasi perawat. Kemudian Motivasi perawat
dipengaruhi secara internal dan eksternal salah satunya adalah melalui
peran kepala ruangan dan superisor ruangan. Mengetahui hubungan
dari peran kepala ruangan dan supervisor ruangan dengan motivasi
perawat untuk melakukan dokumentasi keperawatan ( Peggy Passya,
Ichsan Rizany, Herry Setiawan November 2019)

Menurut Depkes RI Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu


fungsi yang paling penting dari perawat sejak zaman Florence
Nightingale, sistem pelayanan kesehatan mengharuskan adanya
pendokumentasian karena dapat menjamin kelangsungan perawatan,
dapat berfungsi sebagai bukti hukum dari proses perawatan dan
mendukung evaluasi kualitas perawatan pasien, perawat yang kurang
patuh dalam pendokumentasi asuhan keperawatan akan berakibat
pada rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.
Departemen kesehatan RI menetapkan capaian standar asuhan
keperawatan (SAK) yaitu sebesar 90% (Depkes RI, 2010,
Cheevakasemsook, 2006).
Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
pada pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada klien. Berdasarkan Permenkes ini diharapkan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) berkewajiban untuk
mendokumentasikan setiap asuhan yang diberikan kepada klien.
Dampak Jika seorang perawat tidak mematuhi intruksi kepala ruangan
untuk melakukan pendukumentasian asuhan keperawatan maka akan
menimbulkan dampak yang sangat mempengaruhi pertawat itu sendiri
Adapun dampak apabila peran kepala ruangan tidak dilaksanakan
dengan baik maka akan terjadi penurunan pelayanan kesehatan,
penurunan motivasi karyawan, penurunan skill atau kemampuan
karyawan, kurang kedisiplinan karyawan, kurangnya informasi aktual
dan terupdate dari luar atau dalam organisasi, tidak terorganisirnya
sumber daya yang ada, dan terjadi kesulitan dalam pemecahan
masalah (Robbins, 2015). Dampak apabila peran supervisor tidak
dilaksanakan dengan baik adalah hubungan dalam melakukan proses
keperawatan akan lemah, menurunnya motivasi kerja karyawan dan
menurunnya komitmen karyawan terhadap mutu pelayanan kesehatan
(Sitorus & Panjaitan, 2011).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
Hubungan mentoring kepala Ruangan dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan
1.3 Tujuan umum
Mengetahui Hubungan mentoring kepala Ruangan dengan kinerja
perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
1.4 Tujuan Khusus
Mengetahui adanya hubungan adanya hubungan Kepala Ruangan
terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan
Mengetahui adanya kepatuhan perawat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan
1.5 Manfaat penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi mutu layanan kesehatan dan
meningkatkan kualitas pelayanan Rumah sakit dan kontribusi
yang bermanfaat terkait kepatuhan perawat dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan Terhadap Pasien di
setiap ruangan
2. Bagi Kepala Ruang / Supervisor
Agar Dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi kepala
ruangan guna meningkatkan mutu Perawat dan kualitas
pelayanan unit terutama dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan
3. Bagi Pelayanan Keperawatan
Dapat meningkatkan ilmu dan pengalaman bagi perawat guna
meningkatkan kepatuhan dalam pelaksanaan dokumentasi
asuhan keperawatan sehingga meningkatkan mutu pelayanan .
4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini Dapat menambah pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan dan dapat menjadi referensi
dalam evaluasi mutu pelayanan keperawatan bagi peneliti
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai