Net Present Value atau NPV merupakan perbedaan antara nilai pasar dari sebuah investasi terhadap biayanya. NPV merupakan pengukuran seberapa besar pembentukan atau penambahan nilai dari investasi yang dilakukan. Ketika sudah didapatkan data perkiraan biaya total dan perkiraan nilai pasar kemudian dapat dilakukan perhitungan NPV, jika selisihnya positif maka investasi tersebut layak dilakukan. Meski begitu, tetap ada resiko pada investasi tersebut, karena tidak ada jaminan perhitungan tersebut akan terus benar seiring waktu berjalan. Dalam mengumpulkan input data untuk menghitung NPV, sering ditemui kesulitan menentukan harga pasar ketika belum ada investasi lain yang sebanding sebagai acuan. Sehingga, dalam menentukan estimasi nilai investasi dapat dilihat dari sudut pandang lain. Yaitu dengan menentukan estimasi arus kas beberapa tahun kedepan. Berdasarkan estimasi tersebut, kemudian ditentukan nilai saat ini dari arus kas tersebut. Sehingga nilai saat ini yang didapatkan dapat dibandingkan dengan nilai investasi saat ini. Aturan dalam NPV yaitu sebuah investasi hanya dapat diterima apabila memiliki nilai NPV positif dan akan ditolak jika NPV bernilai negatif. Nilai NPV bernilai nol terbilang cukup jarang namun bukan tidak mungkin terjadi. Nilai NPV merupakan sebuah estimasi kelayakan investasi, sehingga dalam menentukan apakah sebuah investasi akan menguntungkan atau tidak maka tidak cukup hanya dengan NPV saja. Meskipun begitu, pendekatan NPV merupakan pendekatan yang paling disukai.
9.2 The Payback Rule
Payback period atau periode pembayaran kembali yang dimaksud disini merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal. Berdasarkan aturan payback, sebuah investasi dapat dikatakan layak apabila hasil penghitungan payback period lebh rendah dibandingkan lama waktu yang telah ditentukan. Dalam menentukan payback period, pertama dilakukan penjumlahan teradap arus kas beberapa tahun kedepan. Dalam hal ini, tidak diberlakukan diskonto, sehingga time value of money diabaikan. Selain itu, pendekatan ini juga mengabaikan tingkat resiko investasi, sehingga baik investasi dengan resiko tinggi maupun rendah dihitung dengan cara yang sama. Dengan mengabaikan nilai waktu, pendekatan payback period ini mungkin lebih diarahkan untuk mengambil keputusan investasi jangka pendek. Karena ketika menganalisa investasi jangka panjang, hasil penghitungan payback period berpotensi menolak mayoritas investasi jangka panjang. Sehingga, pendekatan ini cenderung membiaskan pada investasi jangka pendek. Diluar kelemahannya, pendekatan ini banyak digunakan oleh perusahaan besar dalam membuat ratusan keputusan investasi kecil setiap harinya. Secara praktis, sebuah investasi dapat diasumsikan memiliki NPV positif apabila melakukan payback dengan cepat dan memiliki manfaat melampaui batas periode payback. Sehingga dapat dikatakan konsep payback period merupakan konsep yang intuitif dan mudah dipahami.
9.3 The Discounted Payback
The discounted payback period atau periode pembayaran kembali dengan pemberlakuan diskonto, merupakan lama waktu yang dibutuhkan hingga jumlah arus kas terdiskonto setara dengan nilai investasi awal. Sebuah investasi dapat dikatakan layak apabila nilai discounted payback-nya kurang dari lama waktu yang telah ditentukan. Sebuah proyek yang dapat melakukan payback dengan pemberlakuan diskonto sebelum periode waktu yang telah ditentukan, dapat diasumsikan memiliki nilai NPV yang positif. Penggunaan pendekatan discounted payback ini banyak direkomendasikan, namun kurang banyak digunakan dalam aplikasinya. Karena pendekatan ini lebih rumit dibandingkan dengan pendekatan NPV. Dalam menentukan discounted payback period perlu menerapkan pemberlakuan diskonto pada arus kas, kemudian mengaukumulasikan nilanya, dan membandingkannya dengan biayanya. Kelemahan lain dari pendekatan ini yaitu sebuah proyek dapat dikatakan tidak layak investasi apabila memiliki periode batas waktu terlalu singkat meskipun memiliki nilai NPV yang positif.
9.4 The Average Accounting Return
𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 Average accounting return atau AAR secara spesifik merupakan nilai dari: . 𝑎𝑣𝑎𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 Sebuah proyek dapat dikatakan layak investasi apabila nilai AAR melebihi target nilai AAR yang telah ditentukan. Nilai AAR tidak menunjukkan tingkat pengembalian investasi secara murni, karena mengabaikan time value of money. Dalam AAR, nilai uang beberapa tahun kedepan dan puluhan tahun kedepan dihitung dengan cara yang sama. Dalam menghitung AAR digunakan input data net income dan book value, dan tidak menggunakan cash flow dan market value. Sehingga nilai AAR tidak dapat menunjukkan efek dari nillai saham ketika investasi dilakukan. Meskipun begitu, kelebihan AAR adalah input data yang dibutuhkan dapat dipastikan selalu ada dan mudah untuk ditentukan.
9.5 The Internal Rate of Return
Internal rate of return atau IRR merupakan kriteria investasi yang memiliki hubungan sangat dekat dengan NPV. Pada IRR, dapat diketahui nilai tingkat pengembalian investasi yang menunjukkan manfaat proyek. Tingkat diskonto yang berlaku pada IRR merupakan tingkat diskonto “ínternal”, dimana hanya bergantung pada arus kas pada investasi tersebut dan bukan tingkat diskonto yang berlaku pada investasi lain. Sebuah investasi dapat dikatakan layak apabila memiliki nilai IRR melebihi nilai tingkat pengembalian investasi yang telah ditentukan. Untuk mengetahui tingkat diskonto pada sebuah proyek yang akan diinvestasikan, dapat memanfaatkan nilai NPV. Nilai NPV dapat diasumsikan nol, sehingga dapat diketahui nilai R pada persamaan NPV. Sehingga secara ringkas, IRR merupakan tingkat diskonto yang mempengaruhi nilai NPV menjadi nol. IRR terkadang disebut sebagai tingkat pengembalian arus kas terdiskonto ( discounted cash flow return). Namun persamaan NPV dan IRR ini hanya mudah digunakan ketika menghitung satu periode investasi. Aturan yang berlaku pada IRR dan NPV terbilang cukup mirip. Ketika nilai IRR memenuhi nilai pengembalian minimal, maka nilai NPV akan positif apabila nilai IRR tersebut digunakan sebagai acuan tingkat diskonto pada penghitungan NPV. Hasil NPV dan IRR akan selalu ekuivalen apabila memenuhi dua syarat. Yang pertama yaitu arus kas proyek harus konvensional, artinya arus kas awal harus negatif dan seterusnya adalah positif. Kedua, proyek harus independen, artinya keputusan investasi pada proyek tersebut tidak mempengaruhi keputusan investasi proyek lain.
9.6 The Profitability Index
Profitability Index (PI) atau disebut juga cost-benefit ratio, merupakan nilai saat ini dari arus kas yang akan datang dibagi dengan nilai investasi awal. Ketika sebuah proyek memiliki nilai NPV positif, maka nilai saat ini dari arus kas yang akan datang lebih besar daripada nilai investasi awal. Sehingga, nilai PI akan lebih dari 1 ketika nilai NPV dari sebuah investasi positif, dan PI akan bernilai kurang dari 1 apabila nilai NPV negatif. Nilai PI menunjukkan pembentukan atau pertambahan nilai dari setiap dollar nilai investasi.
9.7 The Practice of Capital Budgeting
Dalam membuat keputusan investasi, sering dihadapkan pada ketidakpastian di masa depan. Sehingga, yang dapat dilakukan adalah menentukan estimasi nilai NPV dari sebuah investasi. Nilai estimasi yang didapatkan merupakan nilai yang soft, yaitu nilai NPV yang sesungguhnya akan terjadi masa depan mungkin akan jauh berbeda baik dalam konteks positif maupun negatif. Karena nilai NPV yang sesungguhnya sulit untuk diketahui, maka perlu dilakukan pengambilan keputusan investasi yang mengacu pada beberapa kriteria berbeda. Misalnya penggunaan acuan nilai estimasi NPV kemudian dibandingkan dengan nilai estimasi AAR dan nilai estimasi payback period dalam menentukan apakah sebuah proyek layak investasi atau tidak.
9.8 Ringkasan dan Kesimpulan
Kriteria capital budgeting yang baik harus dapat menunjukkan dua hal, yaitu apakah sebuah proyek layak investasi dan apabila terdapat dua proyek bagus yang mana yang harus diproritaskan. Dengan NPV kedua hal tersebut dapat terjawab, hal ini menunjukkan bahwa NVP merupakan salah satu konsep keuangaan yang sangat penting. Nilai NVP dari sebuah proyek ditunjukkan dalam bentuk nilai estimasi NVP, setelah didapatkan nilai estimasi NVP sebuah proyek kemudian perlu dilakukan pembandingan dengan nilai estimasi kriteria lain sehingga dapat diketahui apakah proyek tersebut benar-benar memiliki nilai NPV yang positif atau tidak.