• Katarak dari kata Yunani cataracta = air terjun.
• Katarak adalah kekeruhan lensa atau kapsul lensa yg mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. • Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior). KLASIFIKASI (usia) • Katarak Kongenital : Katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun. • Katarak Juvenile : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun. • Katarak senile : Katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun KLASIFIKASI (etiologi) • Katarak traumatika – Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma. Dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarakmonokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar – X, radioakti, dan benda asing. • Katarak toksika – Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan d engan bahan kimia tertentu. Selain itu dapat juga terjadi karena penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine. • Katarak komplikata – Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Dapat juga terjadi karena penyakit seperti diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis, glaucoma, dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya ETIOLOGI • Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak bisa mengalami katarak yang merupakan penyakit yang diturunkan atau peradangan di dalam kehamilan. • Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti diabetes melitus, obat, sinar ultra violet B dari cahaya matahari, merokok, dan alkohol, gizi kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata. Etiologi • Obat yg dapat mempercepat timbulnya katarak seperti betametason, klorokuin, klorpromazin, kortison, ergotamin, indometasin, medrison, neostigmin, pilokarpin dan beberapa obat lainnya. • Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes melitus dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata PATOFISIOLOGI • Lensa mata berisi 65% air, sisanya berupa protein dan mineral penting. Katarak terjadi pada saat penurunan ambilan oksigen dan penurunan air. Dilain sisi terjadi peningkatan kadar kalsium dan berubahnya protein larut menjadi tidak dapat larut. Pada kondisi tersebut akan menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. • Gangguan metabolisme ini akan mengakibatkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa. Perubahan inilah yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.Kekeruhan dapat berkembang sampai di berbagai bagian lensa atau kapsulnya. MANIFESTASI KLINIS • Penurunan ketajaman fungsi penglihatan • Silau, distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. • Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop • Pupil tampak kekuningan, abu-abu atau putih. • Stadium katarak: insipiens, matur, imatur, dan hipermatur. Stadium Insipiens Matur Imatur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pesudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis,
Glaukoma PENATALAKSANAAN • Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implant plastik. • Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topikal. • Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak ekatrakapsular. • Insisi harus dijahit Operasi • Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE) – Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posteriorditinggalkan untuk mencegah prolaps viterus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet dan memberikan sokongan utuk implantasi lensa intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena memungkinkan dimasukannya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa. Operasi • Intracapsula Cataract Extractie (ICCE) – Lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya mata beresikotinggi mengalami retinal detachment dan mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa intraokuler. Salahsatu tehnik ICCE adalah menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan dengan probe superdingin dan kemudian diangkat. Diagnosa Keperawatan • Pre Operasi – Cemas (ansietas) berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan. – Resiko Cedera berhubungan dengan kerusakan penglihatan. – Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ perubahan status organ indera. Diagnosa Keperawatan • Post Operasi – Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive. – Gangguan sensori perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori / status organ indera. – Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan pasca operasi. – Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kehilangan penglihatan perifer sementara dan persepsi sekunder terhadap pembedahan mata – Cemas (ansietas) berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Intervensi Keperawatan Pre Op • cemas (ansietas) berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan. – Kaji derajat dan durasi gangguan visual. Dorong percakapan untuk mengetahui keprihatinan pasien, perasaan, dan tingkat pemahaman. Jawab pertanyaan, beri dukungan dan bantu pasien dengan metode koping. – Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru – Jelaskan rutinitas persiapan operasi dan tindakan operasi yang akan dilakukan – Jelaskan intervensi sedetil-detilnya. Perkenalkan diri anda pada setiap interaksi, terjemahkan setiap suara asing, pergunakan sentuhan untuk membantu komunikasi verbal Intervensi – Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampu. Pasan makanan yang bisa dimakan dengan tangan bagi mereka yang tak dapat melihat dengan baik atau tidak memiliki keterampilan koping untuk mempergunakan peralatan makan. – Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti daiam perawatan pasien. – Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial dan pengalihan bila memungkinkan Intervensi • Resiko Cedera berhubungan dengan kerusakan penglihatan. – Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi, pre operasi sampai stabil, dan mencapai penglihatan dan keterampilan koping yang memadai. Gunakan teknik bimbingan penglihatan. – Bantu pasien menata lingkungan. Jangan mengubah penataan meja kursi tanpa orientasi terlebih dahulu. – Orientasikan pasien pada ruangan. – Bahas perlunya penggunaan persisai metal atau kacamata bila diperintahkan – Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata. Intervensi • Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ perubahan status organ indera. – Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. – Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain disekitarnya. – Observasi tanda dan gejala disorientasi. Pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh. – Pendekatan dari sisi yang tidak dioperasi, bicara dan menyentuh sering, dorong orang terdekat tinggal dengan pasien. – Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimana dapat terjadi bila menggunakan obat teles mata. – Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar ± 25%, penglihatan perifer hilang, dan Intervensi Keperawatan PostOp • Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive. – Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata. – Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam dengan kapas basah/bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan dan masukkan lensa kontak bila menggunakan. – Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang dioperasi – Observasi/diskusikan tanda terjadinya infeksi, contoh : kemerahan, kelopak bengkak, drainase purulen. – Berikan obat sesuai indikasi. Antibiotic (topical, parenteral, subkonjungtiva) dan steroid. Intervensi • Gangguan sensori perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori / status organ indera. – Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. – Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain disekitarnya. – Observasi tanda dan gejala disorientasi. – Pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh dan penglihatan bisa digunakan dengan maksimal. – Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimana dapat terjadi bila menggunakan obat teles mata. – Ingatkan pasien untuk menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar ±25%, penglihatan perifer hilang, dan buta titik mungkin ada. Intervensi • Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan. – Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri, misalnya terus-menerus, sakit, menusuk, terbakar. Buat rentang intesitas pada skala 0-10. – Berikan analgesik resep sesuai pesanan dan mengevaluasi keefektifan. Beri tahu dokter bila nyeri mata menetap atau memburuk setelah pemberian pengobatan. – Berikan anti inflamasi dan agen anti infeksi oftalmik yang diresepkan. – Berikan kompres dingin sesuai pesanan dengan menggunakan teknik aseptik. Ajarkan pasien bagaimana memberikan kompres dengan menggunakan teknik aseptik dalam persiapan pulang. Tekankan pentingnya mencuci tangan sebelum perawatan mata di rumah. Intervensi • Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kehilangan penglihatan perifer sementara dan persepsi sekunder terhadap pembedahan mata. – Pertahankan posisi tempat tidur rendah, pagar tempat tidur tinggi, dan bel pemanggil di samping tempat tidur. Orientasikan ulang pasien terhadap susunan struktur ruangan. Instruksikan pasien untuk memberi tanda untuk bantuan bila turun dari tempat tidur sampai mampu ambulasi tanpa bantuan. – Mulai tindakan-tmdakan untuk mencegah peningkatan tekanan intraokular : • Pertahankan kepala tempat tidur tinggi kira- kira 45 derajat untuk 24 jam pertama. • Ingatkan pasien untuk menghindari batuk, bersin, membungkuk dengan kepala rendah dari panggul, dan mengejan Intervensi • Cemas (ansietas) berhubungan dengan perubahan status kesehatan. – Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman dan pengetahuan kondisi saat ini. – Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan. – Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan. – Identifikasi sumber/ orang yang menolong
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis