Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN KATARAK


Arif RakhMAN
DEFINISI

• Katarak dari kata Yunani cataracta = air terjun.


• Katarak adalah kekeruhan lensa atau kapsul lensa yg
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada
retina.
• Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat
timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat
juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun
tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang,
penyakit sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar
matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain
(seperti uveitis anterior).
KLASIFIKASI (usia)
• Katarak Kongenital : Katarak yang sudah
terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
• Katarak Juvenile : katarak yang terjadi
sesudah usia 1 tahun.
• Katarak senile : Katarak yang terjadi
setelah usia 50 tahun
KLASIFIKASI (etiologi)
• Katarak traumatika
– Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma.
Dapat mengakibatkan katarak pada satu mata
(katarakmonokular). Penyebab katarak ini
antara lain karena radiasi sinar – X, radioakti,
dan benda asing.
• Katarak toksika
– Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan d
engan bahan kimia tertentu. Selain itu dapat
juga terjadi karena penggunaan obat seperti
kortikosteroid dan chlorpromazine.
• Katarak komplikata
– Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan
bahan kimia tertentu. Dapat juga terjadi
karena penyakit seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal
seperti uveitis, glaucoma, dan miopia atau
proses degenerasi pada satu mata lainnya
ETIOLOGI
• Penyebab utama katarak adalah proses
penuaan. Anak bisa mengalami katarak yang
merupakan penyakit yang diturunkan atau
peradangan di dalam kehamilan.
• Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan
berkembangnya kekeruhan lensa seperti
diabetes melitus, obat, sinar ultra violet B dari
cahaya matahari, merokok, dan alkohol, gizi
kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam
bola mata.
Etiologi
• Obat yg dapat mempercepat timbulnya katarak
seperti betametason, klorokuin, klorpromazin,
kortison, ergotamin, indometasin, medrison,
neostigmin, pilokarpin dan beberapa obat
lainnya.
• Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti
diabetes melitus dapat mengakibatkan
timbulnya kekeruhan lensa yang akan
menimbulkan katarak komplikata
PATOFISIOLOGI
• Lensa mata berisi 65% air, sisanya berupa protein dan
mineral penting. Katarak terjadi pada saat penurunan
ambilan oksigen dan penurunan air. Dilain sisi terjadi
peningkatan kadar kalsium dan berubahnya protein larut
menjadi tidak dapat larut. Pada kondisi tersebut
akan menyebabkan gangguan metabolisme pada
lensa mata.
• Gangguan metabolisme ini akan mengakibatkan
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam
lensa. Perubahan inilah yang pada akhirnya
menyebabkan kekeruhan lensa.Kekeruhan dapat
berkembang sampai di berbagai bagian lensa atau
kapsulnya.
MANIFESTASI KLINIS
• Penurunan ketajaman fungsi penglihatan
• Silau, distorsi bayangan dan susah melihat di
malam hari.
• Pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop
• Pupil tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
• Stadium katarak: insipiens, matur, imatur, dan
hipermatur.
Stadium
Insipiens Matur Imatur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pesudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis,


Glaukoma
PENATALAKSANAAN
• Operasi katarak terdiri dari pengangkatan
sebagian besar lensa dan penggantian lensa
dengan implant plastik.
• Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata
dan kelopak mata atau diberikan secara topikal.
• Operasi dilakukan dengan insisi luas pada
perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh
ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak
ekatrakapsular.
• Insisi harus dijahit
Operasi
• Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE)
– Korteks dan nucleus diangkat, kapsul
posteriorditinggalkan untuk mencegah
prolaps viterus, untuk melindungi retina dari
sinar ultraviolet dan memberikan sokongan
utuk implantasi lensa intraokuler. ECCE
paling sering dilakukan karena
memungkinkan dimasukannya lensa
intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa.
Operasi
• Intracapsula Cataract Extractie (ICCE)
– Lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari
prosedur adalah kemudahan prosedur ini
dilakukan, sedangkan kerugiannya mata
beresikotinggi mengalami retinal
detachment dan mengangkat struktur
penyokong untuk penanaman lensa
intraokuler. Salahsatu tehnik ICCE adalah
menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan
dengan probe superdingin dan kemudian
diangkat.
Diagnosa Keperawatan
• Pre Operasi
– Cemas (ansietas) berhubungan dengan
kerusakan sensori dan kurangnya
pemahaman mengenai tindakan operasi yang
akan dilakukan.
– Resiko Cedera berhubungan dengan
kerusakan penglihatan.
– Gangguan sensori persepsi: penglihatan
berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/ perubahan status organ indera.
Diagnosa Keperawatan
• Post Operasi
– Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
prosedur invasive.
– Gangguan sensori perceptual : penglihatan
berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori /
status organ indera.
– Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan pasca operasi.
– Resiko tinggi cedera berhubungan dengan
kehilangan penglihatan perifer sementara dan
persepsi sekunder terhadap pembedahan mata
– Cemas (ansietas) berhubungan dengan perubahan
status kesehatan.
Intervensi Keperawatan Pre Op
• cemas (ansietas) berhubungan dengan kerusakan
sensori dan kurangnya pemahaman mengenai tindakan
operasi yang akan dilakukan.
– Kaji derajat dan durasi gangguan visual. Dorong percakapan
untuk mengetahui keprihatinan pasien, perasaan, dan tingkat
pemahaman. Jawab pertanyaan, beri dukungan dan bantu
pasien dengan metode koping.
– Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru
– Jelaskan rutinitas persiapan operasi dan tindakan operasi yang
akan dilakukan
– Jelaskan intervensi sedetil-detilnya. Perkenalkan diri anda pada
setiap interaksi, terjemahkan setiap suara asing, pergunakan
sentuhan untuk membantu komunikasi verbal
Intervensi
– Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila
mampu. Pasan makanan yang bisa dimakan dengan tangan
bagi mereka yang tak dapat melihat dengan baik atau tidak
memiliki keterampilan koping untuk mempergunakan peralatan
makan.
– Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti daiam
perawatan pasien.
– Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial dan pengalihan bila
memungkinkan
Intervensi
• Resiko Cedera berhubungan dengan kerusakan
penglihatan.
– Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi, pre operasi
sampai stabil, dan mencapai penglihatan dan keterampilan
koping yang memadai. Gunakan teknik bimbingan penglihatan.
– Bantu pasien menata lingkungan. Jangan mengubah penataan
meja kursi tanpa orientasi terlebih dahulu.
– Orientasikan pasien pada ruangan.
– Bahas perlunya penggunaan persisai metal atau kacamata bila
diperintahkan
– Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat
mata.
Intervensi
• Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan
dengan gangguan penerimaan sensori/ perubahan
status organ indera.
– Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua
mata terlibat.
– Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain
disekitarnya.
– Observasi tanda dan gejala disorientasi. Pertahankan pagar
tempat tidur sampai benar-benar sembuh.
– Pendekatan dari sisi yang tidak dioperasi, bicara dan menyentuh
sering, dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
– Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi
mata dimana dapat terjadi bila menggunakan obat teles mata.
– Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang
tujuannya memperbesar ± 25%, penglihatan perifer hilang, dan
Intervensi Keperawatan PostOp
• Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
prosedur invasive.
– Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum
menyentuh/mengobati mata.
– Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata
dari dalam dengan kapas basah/bola kapas untuk tiap usapan,
ganti balutan dan masukkan lensa kontak bila menggunakan.
– Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang
dioperasi
– Observasi/diskusikan tanda terjadinya infeksi, contoh :
kemerahan, kelopak bengkak, drainase purulen.
– Berikan obat sesuai indikasi. Antibiotic (topical, parenteral,
subkonjungtiva) dan steroid.
Intervensi
• Gangguan sensori perceptual : penglihatan
berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori /
status organ indera.
– Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua
mata terlibat.
– Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain
disekitarnya.
– Observasi tanda dan gejala disorientasi.
– Pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh
dan penglihatan bisa digunakan dengan maksimal.
– Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi
mata dimana dapat terjadi bila menggunakan obat teles mata.
– Ingatkan pasien untuk menggunakan kacamata katarak yang
tujuannya memperbesar ±25%, penglihatan perifer hilang, dan
buta titik mungkin ada.
Intervensi
• Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan
tindakan operasi yang akan dilakukan.
– Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri,
misalnya terus-menerus, sakit, menusuk, terbakar. Buat rentang
intesitas pada skala 0-10.
– Berikan analgesik resep sesuai pesanan dan mengevaluasi
keefektifan. Beri tahu dokter bila nyeri mata menetap atau
memburuk setelah pemberian pengobatan.
– Berikan anti inflamasi dan agen anti infeksi oftalmik yang
diresepkan.
– Berikan kompres dingin sesuai pesanan dengan menggunakan
teknik aseptik. Ajarkan pasien bagaimana memberikan kompres
dengan menggunakan teknik aseptik dalam persiapan pulang.
Tekankan pentingnya mencuci tangan sebelum perawatan mata
di rumah.
Intervensi
• Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kehilangan
penglihatan perifer sementara dan persepsi sekunder
terhadap pembedahan mata.
– Pertahankan posisi tempat tidur rendah, pagar tempat tidur
tinggi, dan bel pemanggil di samping tempat tidur. Orientasikan
ulang pasien terhadap susunan struktur ruangan. Instruksikan
pasien untuk memberi tanda untuk bantuan bila turun dari
tempat tidur sampai mampu ambulasi tanpa bantuan.
– Mulai tindakan-tmdakan untuk mencegah peningkatan tekanan
intraokular :
• Pertahankan kepala tempat tidur tinggi kira- kira 45 derajat untuk 24 jam
pertama.
• Ingatkan pasien untuk menghindari batuk, bersin, membungkuk dengan
kepala rendah dari panggul, dan mengejan
Intervensi
• Cemas (ansietas) berhubungan dengan perubahan
status kesehatan.
– Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman dan pengetahuan
kondisi saat ini.
– Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan
kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat
mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
– Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan
perasaan.
– Identifikasi sumber/ orang yang menolong

Anda mungkin juga menyukai