Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SURVEY DEFORMASI

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey Deformasi)

Disusun oleh:

Arsad Novandra 21110117130061

Yusfie Mahfuzhy 21110117140003

HALAMAN JUDUL

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788

email: geodesi@ft.undip.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya-Nya makalah mengenai aplikasi fotogramteri dan penginderaan jauh untuk
survey deformasi dapat terselasaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey Deformasi.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi kita semua.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
dalam pembuatan makalah dimasa yang akan datang.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh Survey


Deformasi yang telah memberikan ilmu yang membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga kami harapkan dapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Payakumbuh, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
a. Fotogrammetri
Studi tentang bangunan tua yang dibangun lebih dari 100 tahun yang lalu, membuat
banyak kerusakan dan retakan yang terjadi karena waktu dan degradasi material. Dalam
penelitian ini, deformasi dan regangan elastis pada jembatan bersejarah dipelajari,
memperoleh model 3D dengan menggunakan teknik fotogrametri dengan UAV yang
dikombinasikan dengan finite element analysis (FEA) apabila terjadi gempa seismic 1.4
SR.
b. Penginderaan Jauh
Pada jurnal ini peneliti melakukan pemantauan deformasi terkait dengan pekerjaan
konstruksi terowongan. Pemantauan deformasi perkotaan berdasarkan teknik Persistent
Scatterer Interferometry (PSI).
Persistent Scatterer Interferometry (PSI) adalah sekelompok teknik Interferometri SAR
Diferensial (DInSAR) banyak digunakan untuk mengukur dan memantau deformasi
medan dari waktu ke waktu. Parameter ini termasuk deret waktu deformasi, laju
perpindahan rata-rata dan yang disebut kesalahan topografi sisa. Dapat digunakan ketika
ada daerah deformasi permukaan yang relatif kecil, yang dikelilingi oleh daerah yang
stabil. Digunakan dalam berbagai aplikasi terutama yang berkaitan dengan bidang
perkotaan, pinggiran kota, subsidence dan uplift, longsoran, dan geofisika.
2. Tujuan Penelitian
a. Fotogrammteri
Tujuan penelitian pada jurnal fotogrametri ini adalah mengenai deformasi dan regangan
elastis pada jembatan bersejarah yang mana menggunakan model 3D dengan
menggunakan teknik fotogrametrik UAV dan dengan FEA jika terjadi gempa seismic
pada skala 1.4 R
b. Penginderaan Jauh
Tujuan penelitian pada jurnal penginderaan jauh ini adalah mengenai pemantauan
deformasi yang ada di terowongan yang mana peneliti menggunakan teknik PSI yang
didasarkan pada Sentinel-1 SAR
3. Rumusan Masalah
a. Fotogrammetri
1) Bagaimana hasil deformasi jembatan menggunakan teknik FEA dengan 3
variabel (deformasi, tegangan ekuivalen, dan ekuivalen Von Mises)?
2) Bagaimana percepatan seismik minimum dan maksimum yang berada pada
jembatan setelah adanya gempa 1,4 SR?
b. Penginderaan Jauh
1) Bagaimana percepatan deformasi menggunakan 36 Citra Sentinel-1 selama
periode Maret 2015-September 2016?
2) Bagaimana perununan tanah di area Kota Barcelona?
3) Bagaimana waktu deformasi terkait dengan dilatasi termal?
B. Kajian Teori
1. Fotogrametri
Fotogrametri adalah suatu seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memperoleh informasi dari suatu proyek melalui proses pencatatan,pengukuran
dan interpretasi fotografis. Sedangkan pengertian pemetaan fotogrametri adalah
proses pemetaan dengan cara melakukan pengumpulan data dari lapangan dan
data dari foto udara, dilanjutkan dengan serangkaian proses sehingga diperoleh
peta dalam bentuk peta garis, peta foto dan peta digital. Aplikasi fotogrametri
yang paling utama ialah untuk survei dan kompilasi peta topografik berdasarkan
pengukuran dan informasi yang diperoleh dari foto udara atau citra satelit.
[ CITATION Wol83 \l 1057 ]
Foto udara merupakan rekaman fotografis obyek diatas permukaan tanah
yang pengambilannya dilakukan dari udara. Citra atau bayangan yang diperoleh
adalah hasil proyeksi sentral. Sinar cahaya matahari yang terpantu oleh obyek
dipermukaan tanah atau terrain yang masuk kedalam kamera melewati celah
yang ada didalam lensa akan jatuh pada film yang telah dipasang berimpit
dengan bidang negatif. Obyek yang direkam dapat berupa bentang alami seperti
bukit, lembah, sungai dan telaga maupun hasil perbuatan manusia seperti
bangunan- bangunan gedung, perumahan, jalur transportasi, waduk, bendung
dan saluran [ CITATION Wol83 \l 1057 ]
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau dikenal juga dengan nama Pesawat
Udara Nir Awak (PUNA) merupakan pesawat udara yang dapat beroperasi tanpa
adanya awak pesawat. UAV beroperasi dengan adanya operator pengendali
pesawat yang berada diluar pesawat, sementara pesawat beroperasi secara
automatis sesuai komando dari operator pengendali. Saat UAV standar
memungkinkan pelacakan posisi (tracking positioning) dan orientasi sensor
diimplementasikan dalam sistem koordinat lokal atau global.Oleh karena itu,
UAV fotogrametri dapat dipahami sebagai alat pengukuran baru fotogrametri.
UAV fotogrametri dapat digunakan untuk berbagai aplikasi baru dalam rentang
domain dekat, menggabungkan udara dan darat fotogrametri, tetapi juga
memperkenalkan aplikasi real time dan murah alternatif untuk klasik
photogrammetry udara berawak. Perkumpulan fotogrametriwan Amerika
mendefinisikan fotogrametri sebagai seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh
informasi yang terpercaya tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses
perekaman, pengukuran, dan intepretasi gambaran fotografik dan pola radiasi
tenaga elektromagnetik yang terekam [ CITATION Wol83 \l 1057 ].
2. Penginderaan Jauh
Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu untuk mendapatkan informasi
mengenai obyek-obyek pada permukaan bumi dengan analisis data yang
didapatkan dari perangkat penginderaan jauh. Secara umum, remote sensing
digunakan untuk menyatakan identifikasi rupa bumi dengan analisis radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi.
Setiap obyek pada permukaan bumi memantulkan atau menghamburkan
sebagian dari energi elektromagnetik yang mengenai obyek tersebut, selain itu
obyek juga memancarkan radiasi sesuai dengan temperatur dan emisivitasnya.
Secara khusus satelit digunakan sebagai wahana yang membawa sensor-sensor
pencitraan untuk melakukan tugas tersebut sehingga disebut sebagai satelit
penginderaan jauh[ CITATION Wol83 \l 1057 ].
Deteksi dan pemisahan obyek atau rupa bumi mencakup pendeteksian dan
perekaman energi radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek atau
material permukaan. Obyek yang berbeda akan memberikan nilai dan jenis
energi yang berbeda pada spektrum elektromagnetik. Suatu sistem penginderaan
jauh menggunakan sensor yang dibawa satelit atau pesawat terbang dapat berupa
sistem aktif atau pasif. Sistem sensor aktif menggunakan energi yang
dipancarkan sendiri dari satelit atau pesawat, sedangkan sistem sensor pasif
mengandalkan iluminasi (pencahayaan) dari matahari atau emisi dari obyek
untuk pengamatannya[CITATION Riy09 \t \l 1057 ].
Persistent Scatterer Interferometry (PSI) adalah sekelompok teknik
Interferometri SAR Diferensial (DInSAR) banyak digunakan untuk mengukur
dan memantau deformasi medan dari waktu ke waktu. Parameter ini termasuk
deret waktu deformasi, laju perpindahan rata-rata dan yang disebut kesalahan
topografi sisa. Dapat digunakan ketika ada daerah deformasi permukaan yang
relatif kecil, yang dikelilingi oleh daerah yang stabil. Digunakan dalam
berbagai aplikasi terutama yang berkaitan dengan bidang perkotaan, pinggiran
kota, subsidence dan uplift, longsoran, dan geofisika [ CITATION Núr18 \l 1057 ]
3. Deformasi
Deformasi didefinisikan sebagai perubahan bentuk, posisi dan
dimensi dari suatu materi atau perubahan kedudukan (pergerakan)
suatu materi baik secara absolut maupun relatif dalam suatu
kerangka referensi tertentu akibat suatu gaya yang bekerja pada materi
tersebut. Dikatakan titik bergerak absolut apabila dikaji dari perilaku
gerakan titik itu sendiri dan dikatakan relatif apabila gerakan itu dikaji
dari titik yang lain. Perubahan kedudukan atau pergerakan
suatu titik pada umumnya mengacu kepada suatu sistem kerangka
referensi (absolut atau relatif) [ CITATION Abi07 \l 1057 ].
Bumi merupakan benda yang dapat dikatakan dinamis terutama dibagian
permukaannya karena dapat mengalami perubahan seiring berjalannya
waktu. Banyak hal yang menjadi sumber gaya-gaya bekerja pada bagian
bumi sehingga menyebabkan deformasi terjadi seperti adanya gempa,
aktivitas gunung berapi maupun landslide [ CITATION Sap15 \l 1057 ].
Untuk mengetahui sifat deformasi yang terjadi dibutuhkan
informasi mengenai status geometrik dari materi berupa posisi,
bentuk, dan dimensi yang dapat diperoleh melalui analisis
geometrik menggunakan data hasil pengamatan geodetik
terhadap gaya respon suatu benda terhadap gaya deformasi.
Sifat deformasi dapat juga diperoleh dari interpretasi status fisik
yang diturunkan dari sifat materi yang terdeformasi, internal stress
(tegangan yang terjadi pada materi), hubungan fungsional antara beban
dengan deformasi yang terjadi. Melalui penelitian pemantauan
deformasi, pengetahuan mengenai sifat benda yang mengalami deformasi
akan dapat diketahui.[ CITATION Abi07 \l 1057 ]
Status Geometrik deformasi dapat diperoleh dengan
Analisis Geometrik yang menggunakan data hasil pengamatan
geodetik terhadap efek-efek respon suatu materi terhadap gaya
deformasi. Dengan menguraikan hasil pengamatan geodetik
menjadi parameter-parameter deformasi, maka disusun model
matematika yang mewakili jenis deformasi suatu materi [ CITATION Abi07 \l
1057 ].

C. Metode Penelitian
1. Fotogrametri
Deformasi dan regangan elastis pada jembatan bersejarah dipantau dengan memperoleh
model 3D dengan menggunakan teknik fotogrammetri dengan UAV yang
dikombinasikan dengan finite element analysis (FEA). Berikut adalah langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Penyesuaian fotogrametri dari gambar yang diambil dengan sensor optik
dilakukan. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat penyesuaian ini
adalah Agisoft Photoscan. Perangkat lunak ini mencari untuk poin serupa
dengan menganalisis semua gambar yang diambil. Algoritme yang digunakan
untuk melakukan penyesuaian fotogrametri ini adalah fungsi SIFT untuk
penglihatan mesin, yang juga digunakan deskriptor biner untuk memfasilitasi
pekerjaan prosesor dan untuk mencocokkan poin utama dari setiap gambar
dengan gambar yang berdekatan. Dengan kesejajaran gambar, titik-titik yang
cocok koordinat XYZ mereka dihitung dan dengan setiap titik, sebuah
interpolasi dibuat untuk membentuk jaring segitiga tidak beraturan.

b. Dengan studi tentang lapisan tanah dan konfirmasi bahan-bahan yang menyusun
tanah, dimungkinkan untuk dilakukan dengan benar mengatur parameter
simulasi tanah.
c. Jaring yang dibangun oleh ICEM mesher, adalah dihasilkan dengan opsi
meshing otomatis dan mesh halus konfigurasi, menghasilkan mesh yang
memiliki 215954 node dan 120410 elemen.

d. Studi simulasi FE telah dilakukan dalam jumlah besar struktur, menunjukkan


perilaku deformasi dan tekanan. Berdasarkan dokumen ini, itu mungkin untuk
diperoleh bentuk gelombang dari sinyal percepatan gempa bumi.
e. Menggunakan sinyal akselerasi dalam waktu, konfigurasi simulasi dibuat
struktur transien, konfigurasi 3 berbeda bahan; silikon dan magnesium untuk
lapisan tanah, dan komposit material Beton untuk model 3D jembatan, yaitu
waktu simulasi dikonfigurasi selama 15 detik, dengan jumlah 100 langkah
waktu. Akselerasi ini diterapkan di + Z atau normal arah ke dasar kubus persegi
panjang dikonfigurasi sebagai tanah dengan kedalaman 100 m.

2. Penginderaan Jauh
Deformasi dipantau menggunakan teknik Persistent Scatterer Interferometry dan
menggunakan data Sentinel-1 SAR. Pendekatan ini dapat digunakan ketika ada
daerah deformasi permukaan yang relatif kecil, yang dikelilingi oleh daerah
yang stabil. Langkah-langkah utama prosedur dibahas secara singkat di bawah
ini :
a. Prosedur dimulai dengan perolehan sekumpulan gambar N interferometri
Sentinel-1 SAR yang mencakup area yang diinginkan. Dataset yang
dianalisis mencakup 78 gambar IWS SLC Sentinel-1A, yang mencakup
periode dari Maret 2015 hingga November 2017. Ini diikuti dengan
koregistrasi yang tepat dari seluruh tumpukan burst yang mencakup area
yang diminati. Ini pada dasarnya didasarkan pada informasi yang
diberikan oleh orbit yang tepat terkait dengan gambar.
b. Selanjutnya adalah pembuatan dua jaringan interferogram yang
redundan. Sebuah resolusi penuh (pixel footprint: 4 x 14 m) dan 10
dalam kisaran dengan 2 dalam azimuth (10x2) multi-look (pixel
footprint: 40 x 28 m) dihasilkan.
c. Tidak semua piksel PSI dari area tertentu dapat dimanfaatkan untuk
tujuan interferometri. Piksel yang sesuai (yang disebut kandidat PSs -
Persistent Scatterers) dipilih menggunakan indeks Dispersi Amplitudo
yang diusulkan oleh Ferretti. Langkah pemrosesan penting yang disebut
dengan fase unwarapping 2 + 1D, yang dijalankan pada kumpulan
interferogram multi-look 10x2 yang berlebihan. Algoritme dan detail
dari prosedur semacam itu dijelaskan dalam Devanthéry.
d. Identifikasi area stabil di sekitar area yang diminati merupakan langkah
penting dari prosedur selanjutnya. Untuk menentukan area ini,
berdasarkan sifat akuifer hidrolik dan pisometer yang terletak di area
yang diinginkan, diasumsikan bahwa pemompaan air dapat memiliki
area pengaruh maksimum (yaitu area di mana perubahan tabel air dapat
berdampak pada permukaan) dengan radius 1 km, berpusat di tengah-
tengah persegi. Daerah yang tersisa, yaitu di luar daerah pengaruh,
dianggap stabil. Padahal, estimasi komponen atmosfer dari observasi PSI
didasarkan pada area tersebut. Komponen fase atmosfer pertama kali
diperkirakan di atas area stabil. Dalam implementasi pemantauan saat
ini, langkah ini dilakukan dengan asumsi model fase linier. Kemudian
prediksi dan penghapusan komponen atmosfer yang diperkirakan
dilakukan pada interferogram single look.
e. Dengan menggunakan set interferogram single look bebas atmosfer,
kecepatan deformasi linier dan komponen topografi sisa diperkirakan
menggunakan metode periodogram. Hal ini diikuti dengan penghapusan
komponen topografi sisa dari interferogram single look bebas atmosfer.
Fase Unwrapping 2 + 1D lainnya kemudian dilakukan pada set
interferogram single look (setelah menghilangkan komponen topografi
sisa dan komponen atmosfer).
f. Dua langkah utama terakhir dari prosedur ini melibatkan pembuatan
hasil akhir dan geocodingnya, kecepatan deformasi dan deret waktu
deformasi adalah produk utama dari prosedur PSI.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Fotogrammetri

Berikut ini adalah hasil dari pemantauan deformasi menggunakan UAV dengan teknik
fotogrammetri pada jembatan :

a. Mengevaluasi perilaku struktur sebelum gempa dilakukan dengan pengolahan


pasca 3 variabel seperti deformasi, equivalent of elastic tension dan the
equivalent Von Mises stress.
b. Deformasi simulasi karena gravitasi terestrial dan percepatan seismik vertikal
diamati untuk jembatan dan model ground.

c. Menunjukkan deformasi di tanah dan struktur dengan faktor skala dalam animasi
yang memungkinkan apresiasi zona deformasi maksimum, simulasi
menunjukkan bahwa struktur jembatan beton di depan vertical seism akan
menghadirkan deformasi maksimum di tengah struktur terutama di lengkungan
pusat dekat 0,2 mm.
d. Menunjukkan hasil simulasi tegangan elastis setara. Nilai maksimum
ditunjukkan pada penyangga lateral titik-titik struktur dan di bagian bawah
jembatan dermaga, nilai ditampilkan di dekat retakan dalam model 3D dengan
nilai mendekati 3: 4x10 5 (kotak merah). Untuk nilai puncak negative dari
simulasi percepatan seismik elastis yang setara daerah stres di jembatan lebih
kecil dari pada puncak positif percepatan maksimum.

e. Hasil simulasi diamati untuk tegangan Von Mises setara, dengan nilai tertinggi
di tempat-tempat serupa untuk yang diperoleh setara regangan elastis, untuk
skala warna mereka diamati dalam model 3D dengan nilai-nilai mendekati 1:
45x106 Pa, (kotak merah), untuk nilai puncak negative simulasi percepatan
seismik daerah tegangan lebih kecil daripada untuk percepatan positif puncak
atau maksimum.

2. Penginderaan Jauh

Beriku ini adalah hasil dari pemantauan deformasi dengan teknik PSI penginderaan jauh
di kota Barcelona :
a. Menghasilkan satu set 1813 interferogram. Interferogram dibuat menggunakan
semua kemungkinan kombinasi gambar, dengan batas 1 tahun untuk garis dasar
temporal.
b. Mengilustrasikan estimasi dan penghilangan komponen fase atmosfer,
berdasarkan area stabil. Baris pertama menunjukkan fase interferometri asli,
yang mencakup komponen atmosfer. Lingkaran hitam menunjukkan area studi.
Baris kedua menunjukkan perkiraan komponen atmosfer linier. Terakhir, baris
ketiga menunjukkan fase sisa setelah melepaskan komponen atmosfer linier.

c. Menunjukkan peta deformasi akumulasi LOS yang sesuai dengan maksimum


perpindahan yang disebabkan oleh pemompaan air (6 Mei 2017) dan pemulihan
perpindahan setelah menghentikan pemompaan air (14 November 2017). Dari
peta pertama dimungkinkan untuk menilai dimensi deformasi yang sebenarnya.
Nilai positif (hitam) menunjukkan perpindahan menjauh dari sensor, sedangkan
nilai negatif (merah) menunjukkan perpindahan ke arah sensor SAR. Nilai-nilai
ini mengacu pada SAR Line-of-Sight (LOS).

d. Menunjukkan deret waktu yang sesuai dengan luas deformasi maksimum yang
dekat dengan are bujur sangkar. Selama periode dari Maret hingga Juni 2017,
terjadi penurunan permukaan tanah (hingga sekitar -10 mm), diikuti oleh
pengangkatan untuk memulihkan ketinggian aslinya. Terdapat hubungan yang
baik antara deret waktu yang diukur dan data pisometrik dari area dan periode
yang sama. Ini merupakan contoh validasi dari hasil PSI.

e. Menunjukkan contoh lain deret waktu deformasi. Dalam gambar ini, suhu
pemandangan diplot sesuai dengan hari-hari perolehan gambar SAR. Ada
korelasi kuat antara deformasi dan suhu. Ini jelas merupakan perilaku
perpindahan yang disebabkan oleh ekspansi termal. Jenis hasil ini hanya dapat
dicapai jika dilakukan estimasi yang tepat dari kontribusi atmosfer dimana ini
menegaskan kebaikan prosedur yang diusulkan dalam pekerjaan ini.

E. Kesimpulan
Kesimpulan dari kedua penelitian diatas adalah :

a. Fotogrammetri dan penginderaan jauh digunakan dalam survey deformasi untuk


wilayah yang luas dan bangunan yang besar, dimana kedua metode ini sangat
efisiensi dengan biaya, waktu dan personal yang dibutuhkan untuk pengolahan
serta keakurasiannya yang bisa diperhitungkan untuk kebutuhan informasi
deformasi.
b. Penginderaan jauh hanya bisa digunakan untuk memantau deformasi arah
vertikal, karena data yang digunakan berupa pantulan sinyal dari SAR (Syntetic
Aparatur Radar).
c. Simulasi struktural model dalam 3D dengan menggunakan fotogrametri
dimungkinkan setelah solid dan mesh dicapai, dengan alat simulasi berdasarkan
finite elements, deformasi dan upaya yang diperoleh memungkinkan untuk
menghargai zona di mana struktur bisa gagal, karena simulasi dibuat sementara
untuk menghargai deformasi sebagai fungsi waktu yang melestarikan bentuk
gelombang dari percepatan yang dikonfigurasi di dasar tanah.
d. Teknik PSI yang memanfaatkan area stabil di sekitar area studi yang ada yang
digunakan untuk memperkirakan komponen fase atmosfer, yang kemudian
dihapus dari pengamatan PSI awal. Peta akumulasi deformasi memungkinkan
kita mencapai deskripsi spasial deformasi, yang lebih terkonsentrasi di area kerja
konstruksi.
e. Deret waktu deformasi dan tingkat piezometri merupakan validasi hasil PSI.
f. Ekspansi termal menggambarkan kepekaan tinggi dari teknik ini terhadap
perpindahan kecil dan menegaskan kebaikan dari strategi yang diusulkan dalam
pekerjaan ini untuk menghilangkan komponen atmosfer.

Dapus
[ CITATION Mic19 \l 2057 ]
[ CITATION Hec20 \l 2057 ]

Anda mungkin juga menyukai