Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK 2
“Destalasi Uap”
Rabu, 16 April 2014

Disusun Oleh:

Selvia Dewi Setyani

1112016200071

Kelompok 4

Fika Amalia

Syarip Hidayat

Wiwiek Anggreini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014
I. ABSTRAK

Di Indonesia pemanfaatan bunga melati masih terbatas sebagai pewangi teh, dekorasi dan
bunga tabur. Tanaman melati terdapat hampir disetiap daerah di Indonesia, terutama di Pulau
Jawa, misalnya di daerah Pasuruan, Pamekasan, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan
Tegal. Adapun jenis melati yang banyak terdapat di Pulau Jawa menurut Rukmana (1997) antara
lain Jasminum sambac(melati putih), Jasminum multiflorum (star jasmine) dan Jasminum
officinale (melati gambir). Sebagai bunga yang harum, melati sangat potensial untuk bahan baku
minyak melati. Penelitian ini bertujuan mempelajari proses pembuatan minyak atsiri dari bunga
melati dengan menggunakan metode destalasi uap.

Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada percobaan pembuatan minyak atsiri melalui destilasi uap yaitu saat tetesan pertama pada proses
destilasi uap terjadi pada suhu 96oC. Selama proses pemanasan uap terus menerus menetes sampai
tetesan terakhir pada suhu 98oC.

II. PENDAHULUAN

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar)
mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin
serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna,
minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas
yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan
berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering
dan sejuk.

Secara kimia, minyak atsiri bukan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam
komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propan.
Pengelompokan tersebut juga didasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman.
Penyusun minyak atsiri dari kelompok terpenoid dapat berupa terpena-terpena yang tidak
membentuk cincin (asiklik), bercincin satu (monosiklik), ataupun bercincin dua (bisiklik).
Masing-masing dapat memiliki percabangan gugus-gugus ester, fenol, oksida, alkohol, aldehid,
dan keton. Sementara kelompok fenil propana juga memiliki percabangan rantai berupa gugus-
gugus fenol dan eter fenol.

Distilasi dapat didefinisikan sebagai metode separasi yang didasarkan pada perbedaan
komposisi antara campuran cairan dan uap yang terbentuk. Perbedaan komposisi menyebabkan
perbedaan tekanan uap efektif atau volatilitas senyawa dalam cairan (Sastrohamidjojo, 2004;
Fair, 1987). Guenther (1987) dan Ojha (1995) menyatakan distilasi adalah pemisahan senyawa-
senyawa suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari
masing-masing zat tersebut. Distilasi dapat dilakukan jika titik didih senyawa-senyawa dalam
campuran memiliki perbedaan yang berarti (Sattler dan Feindt, 1995). Titik didih adalah
temperatur pada saat cairan berubah menjadi uap pada tekanan atmosfer atau temperatur pada
saat tekanan uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas atau uap yang berada di
sekitarnya.

Dua macam distilasi yang dikenal dalam industri minyak atsiri yaitu distilasi dengan
uap dan distilasi dengan air. Selama proses distilasi kemungkinan terjadi
dekomposisi senyawa linalil asetat seperti yang terjadi pada distilasi daun lavender
(Reverchon dan Porta, 1995). Distilasi uap dan distilasi air sampai saat ini masih
merupakan proses yang paling penting untuk mendapatkan minyak atsiri dari
tanaman (Sonwa, 2000).

Destilasi destilasi uap dapat dilakukan untuk memisahkan campuran pada temperature
lebih rendah dari titik didih normal komponen – komponennya. Dengan cara ini pemisahan dapat
berlangsung tanpa merusak komponen – komponennya yang hendak dipisahkan. Ada dua cara
melakukan destilasi uap. Yang pertama adalah dengan menghembuskan uap secara kontinu
diatas campuran yang sedang di uapkan. Cara kedua dengan mendidihkan senyawa yang dipisah
bersama dengan pelarut yang di uapkan. Komponen dipisahkan dididihkan bersama dengan
pelarutnya. Tekanan parsial dari komponen ini secara bertahap akan mencapai kesetimbangan
tekanan total system. ( Wonoraharjo : 2013 : 93)

III. ALAT, BAHAN DAN METODE

 Alat dan Bahan

 Sokhet 1 Buah
 Kaki tiga 2 Buah
 Kawat kasa 2 Buah
 Gelas Beaker 50 mL 1 Buah
 Statif 2 Buah
 Klem 2 jari 2 Buah
 Bunsen 1 Buah
 Thermometer 1 buah
 Batu didih secukupnya
 Bunga melati secukupnya

 Langkah Kerja
IV. HASIL PENGAMATAN

Massa labu kosong 128,28 gram


Massa labu kosong + Massa bunga melati 180,84 gram
Massa bunga melati 52,56 gram
o
Suhu tetesan awal 96 C
o
Suhu tetesan akhir 98 C
Volume air pada labu kosong
250 ml
(yang belum dipanaskan)
Volume hasil destilasi 60 ml

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan destalasi uap. Percobaan bertujuan
untuk membuat minyak melati dari bunga melati. Pembuatan minyak melati ini banyak memiliki
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membuat minyak melati ini, langkah-langkah yang
harus dilakukan yaitu, memasukkan bunga melati ke dalam labu destilasi, dan pada labu destilasi
yang lain di isi dengan air untuk dipanaskan dan dialirkan uapnya agar menghasilkan minyak
atsiri. Temperatur penguapan dalam hal ini lebih rendah dari temperatur didih senyawa-senyawa
yang dipisahkan. Hal ini juga untuk menjaga agar senyawa-senyawa komponen yang dipisahkan
tidak rusak karena panas. Jika pelarutnya air maka uap pelarut adalah uap air. Uap pelarut ini
akan membawa serta kompnenpada waktu menguap. Campuran ini mengembun bersama
walaupun komponen tidak dapat bercampur dengan pelarut. Pada temperatur kamar setelah
campuran didinginkan, ciran pembawa akan terpisah dari komponen target karena berbeda massa
jenis dan akan terpisahkan dengan mudah karena gaya gravitasi. Campuran komponen dengan
pelarutnya akan dipisahkan kemudian (Wonorahardjo, 2013:93).

Sistem campuran air dan minyak atsiri membentuk cairan dua fasa. Pada temperatur
tertentu molekul-molekul cairan tersebut mempunyai energi tertentu dan bergerak
bebas secara tetap dengan kecepatan tertentu. Bila temperatur molekul naik dengan
cara dipanaskan maka tenaga gerak molekul akan bertambah. Molekul-molekul
selama bergerak akan saling bertumbukan. Di lapisan permukaan molekul-molekul
memiliki tendensi bergerak meninggalkan permukaan cairan masuk ke ruang di atas
cairan (molekul cairan berubah menjadi molekul uap). Molekul-molekul dalam
keadaan uap memiliki tenaga gerak lebih besar dibandingkan dalam keadaan cair.
Molekul-molekul uap selama bergerak juga saling bertumbukan dan kemungkinan
arah geraknya menuju kembali ke permukaan cairan. Pada suatu saat banyaknya
molekul yang lepas dari permukaan menjadi uap dan kembali ke fasa cairnya akan
sama jumlahnya (disebut pengembunan) sehingga tercapai keseimbangan dinamik.
Tekanan yang dihasilkan oleh uap pada distilasi minyak atsiri, merupakan hasil dari
benturan secara terus menerus antara molekul uap yang bergerak cepat pada
dinding pembatas uap tersebut. Besarnya tekanan yang terjadi sama dengan jumlah
tekanan yang ditimbulkan oleh satu molekul dikalikan dengan jumlah molekul yang
membentur dinding persatuan luas dalam satuan waktu tertentu dan tergantung
pada konsentrasi molekul atau konsentrasi uapnya. Pada distilasi minyak atsiri
dengan dengan sistem uap air atau air mendidih (hydrodistillation), tekanan dalam
ruang uap akan tetap konstan, karena uap berhubungan dengan atmosfer atau
ditentukan oleh alat kontrol yang dapat menaikkan dan menurunkan tekanan. Jika
minyak atsiri yang tidak larut dalam air dimasukkan dalam alat distilasi bersamasama
dengan air maka tekanan dalam ruang uap lebih besar dari 1 atmosfer.
Karena ruang uap berhubungan dengan udara luar (atmosfer), maka tekanan akan
turun kembali mencapai tekanan atmosfer. Keadaan ini dapat berlangsung jika
temperatur turun secara otomatis. Jika temperatur cairan diturunkan, kecenderungan
molekul cairan menjadi fase uap juga menurun, sehingga konsentrasi molekul uap
juga berkurang, akibatnya tekanan uap juga turun. Temperatur akan turun sampai
pada keadaan tekanan total yang disebabkan oleh uap campuran sama dengan
tekanan pada saat operasi (tekanan atmosfer). Dengan demikian titik didih dari
setiap cairan dua fase akan selalu lebih rendah dari titik didih masing-masing cairan
murni pada tekanan yang sama. Salah satu contoh adalah air dan benzena masing
Setelah proses destilasi selesai, minyak melati yang dihasilkan tidak trlalu banyak, hanya 10 ml.
Minyak yang dihasilkan tidak seperti seharusnya, minyak yang dihasilkan tidak mengeluarkan
wangi khas dari bunga melati. Kadar minyak yang dihasilkan sedikit hal ini karena waktu kontak
antara uap air dan minyak tidak cukup lama untuk menguapkan minyak yang terkandung di
dalam bunga. Selain itu terdapat kesalahan dari pembuatan alat nya yaitu uap lebih banyak
menetes ke dalam gelas kimia sehingga komposisi minyak yang dihasilkan hanya sedikit dan
lebih banyak komposisi airnya.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa minyak melati atau
minyak atsiri dapat dibuat melalui destilasi uap.

Destilasi merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengekstraksi minyak
esensial. Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan
tekanan uap pada suhu tertentu.
V. DAFTAR PUSTAKA

Wonorahardjo, Surjani. 2013.Metode-Metode Pemisahan Kimia.Jakarta: Akademia Permata.


Ibrahim,Sanusi, dkk. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kadarohman, Asep. Minyak Atsiri sebagai Teaching Material dalam Proses Pembelajaran Kimia.
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8Pem
buatan Minyak Atsiri 10 APRIL 2014

&ved=0CEgQFjAE&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPMIPA%2FJUR._PE
ND._KIMIA%2F196305091987031-
R._ASEP_KADAROHMAN%2FMinyak_Atsiri_Sebagai_Teaching_Material_Dalam_Pembelaj
aran_Kimia.pdf&ei=3jhOU82aFoiErAef7ICYBQ&usg=AFQjCNFyIS6pKG-
cY6PUGeO7THWpmZ_KqA&sig2=Mbdgaa8Xagvdld7EIKQKCw&bvm=bv.64764171,d.bmk )
diakses pada 15 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai