Anda di halaman 1dari 21

A.

HCG Metode ICT


Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mengetahui ada tidaknya Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dengan
menggunakan teknik Imunokromatografi (ICT)
Prinsip Pemeriksaan
One Step HCG Tes Kehamilan Urine mengukur keberadaan hormon Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam urin manusia untuk deteksi dini kehamilan.
Saat penyerap ujungnya dicelupkan ke dalam spesimen urin, sampel urin
dimasukkan ke dalam kromatografi selaput. Ketika kontak dengan membran,
sampel melarutkan kon’jugat terliofilisasi. Di sebuah sampel reaktif, antigen HCG
akan menempel pada antibodi dalam larutan koloid. Sebagai konjugat bergerak
maju pada membran, anti-HCG akan menempel pada antibodi yang ditempelkan
pada zona uji ("T") akan mengikat kompleks konjugat HCG-emas, membentuk
garis merah muda ("T"). Apa saja sampel akan menyebabkan garis merah muda
muncul di zona kontrol ("C"). Baris ini dibentuk oleh pengikatan antibodi
poliklonal (Anti-mouse IgG) ditempelkan ke zona kontrol kekonjugasi sampel-
koloid emas. Kehadiran garis ini menunjukkan bahwa tes telah dilakukan dengan
benar.
Penyimpanan dan Stabilitas
HEXAGON BCG 1-STEP stabil hingga tanggal kedaluwarsa yang diberikan. Kit
uji harus disimpan pada suhu kamar (2...30°C), penyimpanan dalam lemari es
tidak diperlukan. Jangan membekukan suhu penyimpanan TEST yang ditinggikan
(>30°C) harus dihindari.
Pengumpulan dan penyimpanan spesimen
Spesimen urin harus dikumpulkan pada wadah plastic yang kering atau wadah
tanpa bahan pengawet. Kencing pagi pertama paling cocok karena umumnya
mengandung konsentrasi hCG tertinggi. hanya sampel urin bening yang harus
digunakan. spesimen serum harus segar, jernih dan tidak hemolitik. spesimen urin
dan serum dapat disimpan pada 2...8°C hingga 48 jam sebelum pengujian. lihat
"batasan".
Prosedur Tes :
1. Spesimen dan TEST yang didinginkan dibiarkan mencapai suhu kamar
sebelum pengujian. Alat uji yang disimpan dalam lemari pendingin harus
dibawa ke suhu kamar sebelum membuka wadah untuk menghindari akses
kelembaban. isi sampel dalam cangkir sampel yang sesuai (tinggi
pengisian kira-kira 10-15mm).
2. Buka kantong yang tertutup sebelum digunakan dan keluarkan TEST.
3. Rendam TEST secara vertikal ke dalam spesimen dengan panah mengarah
ke spesimen. Ketinggian spesimen harus mencapai garis horizontal foil
penutup, tetapi tidak boleh melebihi garis ini.
4. Keluarkan setrip saat warna merah muncul di bagian bawah jendela hasil
persegi panjang (kira-kira setelah 10 detik) dan letakkan setrip di atas
permukaan yang kering dan tidak menyerap.
5. Baca hasil dalam 4 menit-paling lambat 10 menit.
Interpretasi Hasil :
1. Negatif : Hanya satu garis control merah (C) muncul di bagian atas jendela
hasil persegi panjang yang menunjukkan bahwa pengujian telah dilakukan
dengan benar.
2. Positif : Garis tes merah kedua (T) muncul bagian bawah jendela hasil,
menunjukkan hasil positif hCG pada sampel. Bahkan garis yang lemah
menunjukkan hasil yang positif.
3. Tidak Valid : Jika tidak ada vontrol yang muncul, meskipun garis
pengujian terlihat, pengujian harus diulangi dengan TEST baru.
B. Pemeriksaan Anti-HIV (ICT)
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendeteksi Antibodi HIV dalam serum seseorang
Prinsip Kerja
Pengujian dimulai dengan sampel yang diterapkan ke sumur sampel dan segera
menambahkan pengencer sampel yang disediakan. Coloidal gold antigen-koloid
HIV yang tertanam di bantalan sampel bereaksi dengan antibodi HIV yang ada
dalam sampel serum atau plasma yang membentuk kompleks antibodi konjugasi /
HIV. Karena campuran dibiarkan bermigrasi di sepanjang strip tes, kompleks
antibodi konjugasi / HIV ditangkap oleh antibodi kedua yang diimobilisasi pada
membran membentuk pita tes berwama di daerah tes. Sampel negatif tidak
menghasilkan pita uji karena tidak adanya kompleks antibodi konjugasi / HIV.
Antigen yang digunakan dalam uji konjugasi adalah protein rekombinan yang
sesuai dengan wilayah HIVI dan HIV2 yang sangat imunoreaktif. Pita kontrol
berwarna di wilayah kontrol muncul di akhir prosedur pengujian, apa pun hasil
pengujiannya. Pita kontrol menunjukkan bahwa konjugat emas koloid berfungsi.
Alat dan Bahan :
1. Pipet tetes
2. Strip Anti-HIV
3. Buffer
4. Serum
Penyimpanan & Stabilitas : Kit harus disimpan pada 2-300C
Persiapan Sampel
1. Serum atau plasma dapat digunakan dalam tes ini. Antikoagulan yang
biasanya digunakan untuk pengumpulan darah tidak mengganggu tes ini.
2. Keluarkan serum atau plasma dari gumpalan atau sel darah merah sesegera
mungkin untuk menghindari hemolisis.
3. Spesimen hemolisis, sangan tebal atau berlemak TIDAK cocok untuk
pengujian ini. Spesimen yang mengandung materi partikulat dapat
memberikan hasil yang tidak konsisten dan harus diklarifikasi sebelum
pengujian.
4. Serum atau spesimen plasma harus didinginkan pada suhu 2-8°C hingga 3
hari dan dibekukan pada suhu -20°C untuk waktu yang lebih lama.
5. Spesimen yang dikirim harus dikemas sesuai dengan peraturan foderal dan
internasional yang mencakup pengangkutan agen etiologi.
6. Hindari pencairan dan pembekuan spesimen yang sering (lebih dari 3
hari).
7. 0,1% Natrium Azida dapat ditambahkan ke spesimen sebagai pengawet
tanpa mempengaruhi hasil pengujian.
Prosedur Pengujian
Untuk Tes Cassete:
1. Bawa perangkat, pengencer sampel dan spesimen ke suhu kamar.
2. Buang I tetes (10ul) serum atau spesimen plasma ke sumor "S" dari karti
terakhir menggunakan penetes plastik yang disediakan sesuai dengan
gambar.
3. Tambahkan dua tetes sampel Pengencer ke lubang "D" segera setelah
spesimen ditambahkan.
4. Baca hasil tes pada 15 menit. Jangan menafsirkan hasil setelah 20 menit
Untuk Strip Uji:
1. Buang 1 tetes (10ul) serum atau plasma ke tepi atas panel sampel strip uji
dengan menggunakan penetes plastik yang disediakan.
2. Tambahkan dua tetes pengencer sampel ke tepi bawah bantalan sampel
segera setelah spesimen ditambahkan.
3. Baca hasil tes pada 15 menit. Jangan menafsirkan hasil setelah 20 menit
Catatan: Adalah normal untuk memiliki pita kontrol yang sedikit diringankan
dengan sampel positif yang sangat kuat selama terlihta jelas.
Interpretasi Hasil :
1. Reaktif: Kedua mempublikasikan pita uji merah dan pita pita kontrol
merah keunguan yang muncul di membran.
2. Non Reaktif: hanya pita kontrol merah keunguan yang muncul pada
membran.
3. Tidak valid: harus selalu ada pita kontrol merah keunguan di wilayah
control apa pun hasilnya. Jika pita kontrol tidak terlihat, pengujian
dianggap tida valid. Ulangi pengujian menggunakan perangkat test baru.
Catatan: Adalah normal untuk memiliki pita kontrol yang sedikit diringankan
dengan sampel positif yang sangat kuat selama terlihta jelas.
C. HBsAg Metode ICT
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui adanya antigen virus hepatitis B dalam sampel serum.
Prinsip Pemeriksaan :
Imonokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada well sampel
bereaksi dengan partikel yang telah di lapisis denngan ani HBs (antibody).
Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang cand membrane untuk
berikatan dengan antibody spesifik, sehingga akan menghasilkan wama.
Alat dan Bahan :
1. Serum
2. Strip HBsAg
3. Pipettetes
Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diteteskan 3 tetes serum pada sumur sampel
3. Diamkan selama 15-30 menit.
4. Dibaca Hasil.
Interpretasi Hasil :
1. Positif: Terdapat dua garis pada area control dan area test.
2. Negatif: Hanya terdapat garis pada area control.
3. Invalid: Tidak terdapat garis pada area control

D. HCV Metode ICT


Virus bepatitis C (HCV) sekarang diketahui sebagai penyebab utama penalaran
parenteral non-A, hepatitis aon-B Sampai virus itu ditandai diagnosis dibuat
dengan menyingkirkan semua penyebab bepatitis yang diketahui. Antibodi
terhadap HCV ditemukan di lebih dari 80% pasien dengan aon-A yang
lerdokumentasi dengan baik hepatitis non-B Prevalensi HCV di seluruh dunia
adalah 0,2 hingga 2% pada donor darah dan hingga 80% pada pengguna narkoba
suntikan Penularannya melalui transfusi dan cara parenteral lainnya seperti
berbagi jarum, pajanan terhadap darah dan hemodialisis di tempat kerja. Narmun,
pada hampir setengah dari Infeksi HCV, jalur penularannya Tidak diketahui.
Prinsip :
Pengujian ini adalah chromatographic immunoassay (CIA) yang abran filter yang
dilapisi dengan campuran antigen HCV rekombinan yang dimurnikan digunakan
untuk secara khusus mengidentifikasi anti-HCV dengan sensitivitas yang sangat
tinggi. Ada dua wilayah, wilayah pengujian dan wilayah kontrol, pada bagian dari
strip pengujian. Garis uji (T), pita warna ungu di daerah uji membran, akan
berkembang dengan cepat jika anti-HCV ada dalam spesimen. Jika anti-anti-HCV
berada di bawah tingkat deteksi atau tidak ada, tidak ada garis T yang akan
dikembangkan di wilayah pengujian. Gari kontrol (C), pita wama ungu Di
wilayah kontrol pengujian, harus selalu muncul berfungsi sebagai kontrol
kualitatif internal sistem pengujian.
Penyimpanan dan Stabilitas
Stripuji harus disimpan pada pendinginan atau suhu kamar di bawah 30°C dalam
kantong tertutup dengan paket pengering selama masa simpan. Membekukan atau
memaparkan kit ke suhu di atas 30 C dapat menyebabkan malfungsi.
Pengumpulan Spesimen
Spesimen serum dan plasma (EDTA) dapat digunakan. Spesimen yang tidak diuji
dalam waktu 24 jam harus dikeluarkan dari bekuan atau sel darah merah. Jika
pengujian akan dilakukan dalam 5 hari setelah pengumpulan, spesimen harus
disimpan pada suhu 2-8 C. Jika pengujian akan ditunda lebih dari 5 hari, spesimen
harus disimpan dalam keadaan beku. Aduk rata setelah pencairan memastikan
konsistensi dalam hasil.
Prosedur Kerja
1. Strip tes, sampel pasien, kontrol atau bahan referensi harus dibawa ke suhu
kamar (20 C hingga 30 C) sebelum pengujian
2. Buka kemasan, keluarkan strip uji dari kemasan. Label strip dengan pasien
atau kontrol identifikasi
3. Rendam strip ke dalam serum dengan ujung panah mengarah ke wadah
serum Jangan sampai melewati garis MAX (makaimum). Anda boleh
meninggalkan setrip di dalam spesimen atau melepas setrip setelah
minimal10 detik dan meletakkan setrip di atas permukaan yang bersih,
kering, dan tidak menyerap.
4. Tunggu hingga pita berwarna muncul. Baca hasilnya dalam 20 menit.
Jangan menafsirkan hasil setelah 30 menit.
Interpretasi Hasil
1. Negatif: Hanya satu pita berwarna merah yang muncul di wilayah garis
kontrol (C). Tidak ada pita berwama merah yang terlihat pada wilayah
garis uji (T).
2. Positif Selain pita kontrol (C), pita berwarna merah yang berbeda juga
muncul di wilayah garis uji (T).
E. Pemiksaan Sifilis Metode ICT
Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mendeteksi adanya antibodi sifilis dalam sampel yang diperiksa.
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan :
Apabila terdapat antibody Treponema pallidhum pada serum/plasma akan
bereaksi dengan antigen Treponema pallidum- sellenium koloid terkonjugati pada
daerah tes schigga membentuk garis merah yang menandakan adanya reaksi
antigen-antibody secara kompleks, sisa dari antigen Treponema pallidum
sellenium koloid terkonjugasi akan termigrasi ke daerah kontrol dan membentuk
garis merah.
Isi Kemasan/Kit
1. Test Card Syphilis
2. Sample Dillution Buffer
3. Petunjuk pemakaian
4. Pengeringan/silica gel
5. Pipet kecil
Penyimpanan & Stabilitas
Test haruslah disimpan pada suhu 2-30°C (Jangan dibekukan) dan berlaku sampai
tanggal kadaluarsa
Persiapan Sampel
1. Serum/plasma haruslah diambil oleh Venipucture dibawah standar kondisi
laboratorium. Plasma harus disentrifugasi terlebih dahulu.
2. Hasil terbaik bila sampel dianalisa segera setelah diambil. Sampel harulah
dibekukan (-20°C atau lebih) jika test akan dilakukan lebih dari
3. 3 hari setelah pengambilan
Petunjuk Penggunaan
1. Bawa test dan sampel ke suhu ruang
2. Keluarkan test Card dari bungkusnya, letakkan test Card pada permukaan
datar. Ambil pipet kecil
3. Teteskan 1 tetes sampel (40p) ke lubang sampel. Kemudia tambahkan I
tetes buffer (40µl) ke lubang sampel.
4. Bacalah hasil dalam waktu 10-30 menit setelah meneteskan sampel
Interpretasi Hasil
1. Positif:
Terbentuk dua garis berwama, satu pada zona garis Test dan satu pada zona garis
Control. Hal ini berarti pada serum terdapat antibody Syphilis
2. Negative:
Terbentuk satu garis warna pada zona garis Control saja. Ini berarti pada serum
tidak ada antibody Syphilis
3. Invalid/ Test Gagal
Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test dinyatakan gagal.
Ulangi test dengan alat baru.
Catatan penting.
Hasil test tetap dianggap positif walaupun warna garis pada zona garis test lebih
gelap atau lebih terang daripada warna garis pada zona garis Control.
F. Narkoba Metode ICT
Tujuan Pemeriksaan
Unnik mengetahui ada tidaknya NAPZA atau narkoba dalam sampel urine yang
diperiksa.
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan

 Multi drug
Multi-Drug One Step Screen Test Panel (Urine) adalah immunoassay berdasarkan
pada prinsip pengikatan kompetitif. Obat-obatan yang mungkin ada dalam
specimen urine bersaing dengan konjugat masing-masing obat untuk mengikat
pada antibody spesifik mereka. Pada Multi drugs obat-obatan yang diperiksa lebih
dari satu jenis obat.

 Mono drug
Tes ini adalah immunoassay mengikat kompetitif. Satu jenis obat Amphetamin/
Methamphetamine/ Benzodiazepine dalam specimen urin bersaing dengan antigen
Amphetamin/ Methamphetamine/ Benzodiazepine-BSA yang dilapisi pada
membran nitroselulosa untuk situs antibodi anti Amphetamin' Methamphetamine/
Benzodiazepine terkonjugasi yang terbatas. Pada Mono drugs obat-obatan yang
diperiksa hanya satu jenis obat.
Alat dan bahan
1. Strip Test Multi drug
2. Strip Test Mono drug
3. Sampel (urin)
4. Tempat sampel
5. Stopwatch
Penyimpanan Dan Stabilitas Setelah terbuka simpan disuhu dingin (2-30°C)
Persiapan Sampel
Urin diletakkan pada wadah yang bersih dan kering Urin bisa ditimpan pada suhu
2-8°C selama 48 jam
Prosedur Kerja
1. Alat bahan disuhunuangkan terlebih dahulu
2. Masukkan stik test pada urin hingga tanda batas dan celupkan selama 10-
15 detik
3. Letakkan stik pada meja datar.
4. Baca hasil 3-5 menit. Jangan dibaca setelah 10 menit
Interpretasi Hasil :
1. Positif : Hanya terdapat garis pada area control.
2. Negatif : Terdapat dua garis pada area control dan area test.
3. Invalid : Tidak terdapat garis pada area control dan hanya terdapat garis
pada area test.

G. Demam Berdarah (DBD) Metode ICT


Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui ada tidaknya antigen dengue (NSI) dan Antibodi dengue
(IgG/IgM) pada tubuh seseorang.
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan

 NSI
Terdapat dua garis hasil, hasil T dan C. Garis T dan C dalam interpretasi hasil
tidak terlihat sebelum menerapkan sampel apapun. Garis C digunakan untuk
prosedur control dan seharusnya selalu muncul jika test menggunakan hasil yang
benar. Dengue NSI antigen dapat mengidentifikasi virus dengan NSI Ag dalam
serum, plasma atau darah spesimen dengan kadar yang tinggi dan sensitivitas dan
spesifitas.

 IgG/IgM
IgG antivirus dengue, jika berada di dalam spesimen akan terikat dengan konjugat
Ag dengue kompleks imun yang terbentuk kemudian dilengkapi oleh antibodi IgG
manusia yang dilapisi membentuk garis G berwarna merah, menunjukkan hasil
positif IgG antivirus dengue dan memberi kesan kemungkinan adanya IgG
antivirus yang meninjukkan infeksi sekunderinfeksi di masa lalu.
IgM antivirus dengue, jika berada dalam spesimen akan terikat dengan konjugat
dengue kompleks imun menunjukkan hasil positif jika terbentuk garis M berwarna
merah, memberi indikasi adanya infeksi akut primer/sekunder awal.
Alat dan bahan
1. Dilluent
2. Card test NSI
3. Cand test lgG/IgM
4. Serum
Pengumpulan spesimen, Penyimpanan dan Pencegahan
Jika plasma atau serum tidak diuji segera, maka harus didinginkan pada suhu 2 SC
untuk penyimpanan lebih dari 2 minggu, dianjurkan untuk dibekukan Spesimen
harus diletakkan pada suhu ruang (15-30°C) selama 30 menit sebelum digunakan
Prosedur pengujian

 NSI
1. Keluarkan perangkat uji dari kantong foil, dan letakkan pada permukaan
yang datar dan kering.
2. Dengan pipet sekali pakai, tambahkan 3 tetes (sekitar 100μl) spesimen
kedalam sumur sampel (S)
3. Saat tes mulai bekerja, anda akan melihat warna ungu bergerak melintani
jendela hasil ditengah perangkat tes
4. Baca hasil tes pada 15-20 menit. Jangan membaca hasil tes setelah 20
menit.
 IgG/IgM
1. Letakkan komponen alat dan spesimen dalam temperature ruangan (antara
15 dan 30°C sebelum digunakan)
2. Pindahkan alat uji dari kantong pembungkus, dan tempatkan pada
permukaan yang datar dan kering. Beri label alat uji dengan indentitas
pasien
3. Masukan 5 µ dari serum atau plasma ke dalam lubang persegi yang
ditandai dengan tanda (S).
4. Teteskan 4 tetes sekitar (90-120p) dari pengenceran kedalam lubang
spesimen.
5. Tunggu hasil tes 15-20 menit, jangan boca hasil tes setelah 20 menit
Interpretasi Hasil
NSI :
Hasil Negatif: Hanya garis kontrol (C) yang muncul dalam jendela hasil
menunjukkan hasil negatif.
Hasil Positif : Kemunculan dua garis warna (pita "T" dan pita "C") dalam jendela
hasil tidak peduli garis mana yang muncul pertama kali menunjukkan hasil positif.
Hasil Invalid : Jika garis warna tidak terlihat dalam jendela hasil setelah
melakukan tes, hasilnya dianggap tidak valid. Petunjuk mungkin tidak diikuti
dengan benar attenkin telah ditentukan. Disarankan agar spesimen di uji.
IgG/IgM :
1. Hasil Negatif
Keberadaan garis Kontrol("C") pada jendela hasil menunjukkan bahwa antibodi
IgG dan IgM terhadap dengue tidak ada dalam specimen atau ada dibawah level
terdeteksi uji lagi dalam 3-5 hari jika infeksi dengue dicurigai ada infeksi dengue.
2. Hasil Positif
IgM positif
Keberadaan dua garis berwarna ("C" dan "M") pada jendela hasil, terlepas dari
garis mana yang muncul pertama kali, menunjukkan bahwa specimen positif
untuk antibody IgM untuk virus dengur. Maka terjadi infeksi dengue primer hasil
positif bahkan jika garis "M" lemah
IgG positif
Keberadaan dua garis berwarna ("C" dan "G") pada jendela hasil, terlepas dari
garis mana yang muncul pertama kali, menunjukkan bahwa specimen positif
untuk antibody IgG untuk virus dengue. Maka terjadi infeksi dengue sekunder
hasil positif bahkan jika garis "G" lemah
IgG dan IgM positif
keberadaan tiga berwarna garis ("CM"dan"G") pada jendela hasil, terlepas dari
yang mana muncul pertama kali, menunjukkan bahwa specimen positif untuk
kedua antibodi IgM dan IgG virus dengue. Ini menunjukan infeksi dengue primer
yang terlambat atau infeksi sekunder dini. Hasil positif bahkan jika garis G dan/
M lemah.
Hasil Tidak valid
Tidak ada garis Kontrol (C) pada jendela hasil berarti test tidak valid, terlepas dari
apakah ada atau tidaknya Garis ("M" dan/atau "G") petunjuk mungkin belum
diikuti dengan benar. Ketika basil tidak valid diperoleh, maka direkomendasikan
uji ulang menggunakan alat baru.
H. HBsAB Metode Rapid Test Strip ICT
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya HBsAB dalam specimen.
Prinsip : Tes ini menggunakan cara Imunoassay Kromatografi aliran lateral
dengan teknik antigen sandwich ganda Spesimen akan bermigrasi ke arah
membran yang sudah dilapisi HBsAg yang jika terdapat HBsAB pada specimen
akan menghasilkan garis merah.
Alat :
1. Mikropipel klip /pipet
2. Strip
3. Timer
Bahan : Sampel
Cara Kerja:
1) Siapkan alat & bahan
2) Pipet sebanyak 2-3 tetes 50-75 μl ke strip
3) Diamkan di tempat datar
4. Baca hasil dalam 15 menit
Interpretasi hasil :
Positif (+) = Muncul garis pada control dan hasil tes
Negatif (-) = Tidak muncul garis pada hasil tes saja
Invalid = Tidak muncul garis pada kontrol

 Spesimen yang digunakan dapat berupa serum atau plasma dan dapat
disimpan 2-8℃ hingga 3hari.
 Hindar beko cair berulang
 Tes ini mendeteksi paling rendah 30ml U/mL HBs lb - Tes yang positif
menunjukan terdapat HBS 16 pada sampel
I. HAV Metode: Rapid Test Ship ICT
Tujuan : Untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM untuk Hepatitis A dalam serum
atau plasma.
Prinsip : Uji ini mendeteksi IgG dan IgM untuk Hepatitis A dalam serum atau
plasma manusia. Jika dalam sampel terdapat IgG maka akan muncul garis pada
tanda G dan jika terdapat IgM maka akan muncul garis pada tanda M
Alat :
1. Mikropipet
2. Tip kuning
3. Strip
4. Timer
Bahan:
1. Sampel
2. Dilluent
Cara Keija:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Dipipet sampel sebanyal 5 μl ke sumur sampel
3. Diteteskan dilluent ke sumur dilluent sebanyak 4 teles
4. Diamkan di tempat datar.
5. Dibaca hasil setelah 20 menit dan kurang dari 40 menit
Interpretasi hasil:
1. Jika terdapat garis pada kontol dan M→IgM (+)
2. Jika terdapat garis pada kontrol dan G → IgG (+)
3. Jika terdapat gants pada kontrol, IgG dan IgM → IgG & IgM (+)
4. Jika tidak terdapat garis pada G dan M saja → (-)
5. Jika tidak terdapat garis pada control → invalid
Pembahasan:-

 Sampel dapat berupa plasma atau serum.


 Jika sampel tidak langsung digunakan, dapat disimpan di pensingan
dengan suhu 2-8°C dan dapat bertahan 2 minggu.
 Perhatikan dengan baik kaset agar tidak tertukar penetesan
 Havil negatif berarti tidak terdapat lgG dan IgM untuk hepatitis A dalam
Sampel
J. Typhoid Metode: Rapid test strip ICT
Tujuan Untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM untuk S. typhi dalam sampel
Prinsip : Tes ini berprinsip imunoasai kromatografi, aliran lateral. Jika dalam
Sampel terdapat IgM anti S. thyphi maka akan muncul garis pada T1 dan jika
terdapat IgG S. thyphi maka akan muncul garis pada T2.
Alat :
1. Mikropipet/ Pipet penetes
2. Strip/Kaset
3. Timer
Bahan :
1. Sampel
2. Dilluent
Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditempatkan perangkat uji pada tempat datar
3. Dipipet sampel sebanyak 1 tetes, atau 50 µl kemudian 1 tetes diluent atau
40 µl.
4. Diamkan perangkat
5. Baca hasil dalam 10-15 menit.
Interpretasi Hasil :
1. Negatif (-) = Terdapat garis pada kontrol saja
2. Positif (+) = Terdapat garis pada kontrol dan T1/T2/T1 dan T2
3. Invalid = Tidak terdapat garis pada kontrol.
Pembahasan :

 sampel dapat berupa plasma atau serum


 Kelembaban dan suhu dapat mempengaruhi hasil
 Hasil menunjukan tidak terdapat garis pada T 1 dan T2, hanya kontrol yang
terdapat garis yang berarti tidak terdapat IgG /IgM anti S. typhi dalam
sampel yang juga berarti hasil negatif (-)
K. Cara Kerja HIV ELISA
Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mendetekai kadar antibodi HIV tipe 1 dan HIV tipe 2 dalam darah
seseorang
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan :
Mengacu pada reaksi ELISA Sandwich Antigen rekombinan (rAg) spesifik
terhadap HIV-I dan HIV-2 dilapisi pada sumur mikrotiter dan berikatan dengan
Horseradish Pemoxidase (HRP) pada konjugat. Saat masa inkubasi, antibodi
spesifik HIV (anti-HIV-ab, anti HIV IgG, IgM, IgA) yang terdapat pada sampel
serum atau plasma atau pada kontrol positif berikatan dengan kedua antigen
rekombinan tidak bergerak dan konjugat membentuk kompleks ganda antigen-
antibodi. Setelah tahap pencucian untuk menghilangkan komponen tidak terikat,
substrat ditambahkan dan wama biru akan berubah menjadi kuning setelah reaksi
berhenti. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi antibodi
HIV pada spesimen.
Alat dan Bahan
1. Mikrotiter sumur
2. Klinipet + tip
3. Strip
4. Strip penutup
5. Inkubator
6. Bak -Bak limbah
7. ELISA reader
8. Spesimen: serum darah
9. PC dan NC
10. Konjugat anti HIV ½
11. Diluent konjugat
12. Larutan wash
13. Reagen substrat A Reagen substrat B
14. Larutan stop
Stabilitas :
Reagen stabil hingga tanggal kedaluwarsa yang ditentukan pada individu labe!
ketika disimpan pada 2....8°C.
Persiapan Reagen :
Bawa semua reagen ke suhu kamar (15.25°C) sebelum digunakan.
Penanganan Kerja Pencuci (WASH)
1. Jika kristal di WS6x dilarutkan dengan memanaskannya pada suhu 35...
37°C (ca.20 menit).
2. Encerkan WS6x 1+45 dengan air deionisasi segar, misalnya 50 ml WS6x
+2250 ml = 2300ml
3. Stabilitas 30 hari pada 2... 8C
Penanganan Kerja Konjugat (WCON)
Mencairkan CON 11X 1+ 10 with C-DILeg. dilute 100 ul CONIIX dengan 2.0ml
C-DIL Stabil 30 hari pada suhu 2.8°C
Penanganan Kerja Substrat (SUB)
1. Siapkan volume yang dibutuhkan dengan mencampur volume yang sama
dari SA sampai SB dalam wadah bersih sebelum digunakan
2. Tangani SUB dengan hati-hati dan hindari kontaminasi jangan gunakan
jika tampak biru
3. Lindungi dari cahaya langsung
4. Stabilitas: 14 hari pada subu kamar (15.25°C)
Spesimen :
1. Serum dan plasma dengan antikoagulan sitrat, heparin atau EDTA.
2. Jangan gunakan spesimen yang sangat lipemik, hemolisis, atau spesimen
yang mengandung natrium azida
3. Spesimen dapat disimpan selama 3 hari pada 2.8°C atau lebih lama pada
20°C, membekukan dan mencairkan dua kali saja. Spesimen yang
dicairkan harus dihomogenisani. Hilangkan partikel dengan sentrifugani
atau filtrasi

Cara Kerja :
1. persiapkan alat dan bahan pada suhu ruang
 persiapan reagen
a. WCON dibuat dengan mengencerkan CON 1 + 10 C - DIL
b. Untuk larutan WASH diencerkan 1:45 dengan aquadest
c. Untuk substrat dibuat dengan mencampurkan Sub A dan sub B
sama banyak
2. Ditelakkan well pada wadah yang tersedia
3. Dipipet 60 µl WCON (konjugat yang telah diencerkan) padatiap well
4. Ditambahkan negatif kontol (NC) pada well A. B, don C, sebanyak 30 µl
5. Ditambahkan positif kontrol (PC) pala wen D, dan E, sebanyak 30 µl
6. Ditambahkan sampel pada well F1 30 µl dan jika ada sampel lainnya maka
oada well selanjutnya lagi
7. Dihemogenkan, tutup well dan inkubasi selama 90 menit di suhu 37 °C
8. Dilepas Penutup. Ditambahkan dengan WASH yang telah diencerkan
sampai agak penuh
9. Digoyangkan mikroplate ± 40 - 60 detik
10. Dibuang cairan dengan membalikkan mikroplate dan dihentakkan
11. Dilakukan pencucian sebanyak 8 kali
12. Ditambahkan 100 µl substrat ( 50 µl Sub A don 50 µl sub B ) pada tiap
well
13. Ditutup kembali dah inkubasi 30 menit di suhu 25 °C dan di tempat gelap
14. Ditambahkan reagen stop 100 µl pada setiap well
15. Diatur absorbansi pada 450 mm
Perhitungan Nilai Kontrol dan Batas.
Nilai rata-rata absorbansi NC di sumur AI, B1 dan CI (MNC) dan PC di sumur DI
dan El (MPC) dihitung berdasarkan:
MNC =A450 (A1)+A450 (B1)+ A450 (C1) / 3
MPC =A450 (D1)+A450 (E1) / 2
Nilai batas COV = MNC+0,1
Uji coba dapat dianggap valid asalkan kriteria berikut terpenuhi:
1. MNC ≤ 0,100
Kecualikan nilai NC apa pun, jika lebih tinggi dai 0,100 atau dua kali melebihi
MNC. Hitung ulang MNC dari nilai NC yang tersisa.
2. MPC ≥ 0,100
Interpretasi Hasil :
1. A450 (Spesimen) ≤COV X 0,9 HASILNYA Anti-HIV ab- Tidak Reaktif
2. A450 (Spesimen) ≥ COV HASILNYA Anti-HIV ½ ab- Reaktif
3. COV X 0,9 S A450 (Spesimen) ≤ COV HASILNYA Samar
L. Cara Kerja Anti HBs Metode ELISA
Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mengetahui adanya antibodi dari virus hepatitis B dan kadarnya dalam
tubuh seseorang
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan :
Untuk mendeteksi AntiHBs, menggunakan metode ELISA "sandwich antibodi,
mikrowell polistires dilapisi dengan antibodi monoklonal khusus untuk deteksi
anti HBs. Sampel serum stau plasma pasien ditambahkan ke well dan selama
inkubasi, jika terdapat Anti HBs dalam sampel maka imumokompleks spesifik
yang terbentuk kemudian akan ditangkap pada fase padat. Antigen kedhu yang
ditambahkan mengkonjugasikan enzim peroksidase Selama langkah inkubasi,
antibodi terkonjugasi ini akan terikat pada kompleks antis-HBsAg yang
sebelumnya terbentuk selama inkubasi pertama. Konjugat yang tidak terikat Krial
kemudian dihilangkan saat pencucian. Setelah pencucian ditambahkan substrat
yang berisi larutan kromogen (tetrametil benzidin (TMB) dan una peroksida)
Adanya ikatan"sandwich" immunocomplex antars antigen-antibodi-antigen
berekasi dengan kromogen menjadi berwarna biru. Warna hiru berubah menjadi
kuning setelah penambahan reagen stop yang berisi asam sulfat Internitas warna
berbanding lurus dengan kadar AntiHis didalam sampel. Absorben sampel dan
kontrol dihitung dengan menggunakan Elisa Reader.
Alat dan Bahan :
1. Mikrowell
2. Reagen stop
3. Reagen enzim konjugat
4. Reagen substrat(A+B)
5. Reagen warna
6. Reagen NC &PC
7. Sampel (serum)
8. Mikropipet
9. Selotip
10. Yellow tip
11. Blue tip
12. Inkubator
Prosedur Kerja :
1. Persiapan: Tandai tiga sumur sebagai kontrol Negatif (misalnya B1, C1,
DI), dua samur sebagai kontrol Positif (misalnya E1, F1) dan satu untuk
Blanko (misalnya Al)
2. Menambahkan Konjugat: Tambahkan 50μl Pengencer Spesimen ke setiap
lubang kecuali A
3. Menambahkan Sampel: Tambahkan 50µl kontrol negative (misalnya B1,
CI, DI), kontrol positif (misalnya EI, FI), dan spesimen ke dalam masing-
masing sumur kecuali Blanko (A).
1. Inkubasi. Tutupi well dengan penutup dan inkubasi selama 60 menit pada
suhu 37°C.
4. Mencuci: Di akhir inkubasi, lepaskan dan buang penutup pelat. Cuci setiap
sumur 8 kali dengan WASH yang diencerkan. Setiap pencucian biarkan
termdam selama 30-60 detik. Setelah siklus pencucian terakhir, turunkan
piring ke atas kertas minyak atau handuk bersih dan ketuk untuk
menghilangkan sisa
5. Mewarnai: Tambahkan Substrat 100 ul. (50ul larutan Sob A dan 50μl Sub
B) ke dalam setiap sumar termasuk Kosong Inkubasi piring pada suhu
ruang selama 30 menit hindari cahays. Reaksi enzimatis antara larutan
Chromogen dan HRP Konjugat menghasilkan warna biru pada samur
sampel kontrol Positif dan HBsAg positif.
6. Menghentikan Reaksi: Dengan menggunakan pipet multisaluran atau
secara manual, tambahkan larutan Stop 100ul ke dalam setiap lubang
7. Mengukur Absorbansi: baca absorban pada 450nm
CARA KERJA DIDIKTAT :
1. Reagen dan sampel di suhu ruangkan.
2. Di larutkan WASH 20x dengan air destilasi.
3. Diberi tanda pata well unluk Blanko, NC1-3, PC1-2, dan sampel.
4. Ditambahkan PC, NC, SPL masing-masing 50 µl ke well sesuai
5. Ditambahkan 50 µl konjugat pada semua well kecuali BLK, homogenkom.
6. Ditutup dengan perekat kemudian diinkubasi 30 menit di suhu 37°C.
7. Dilepaskan perekat
8. Ditambahkan cairan pembersih pada semua well sampai agak penuh
9. Digoyangkan well 30-6- detik kemudian cairan dibuang.
10. Dilakukan prosedur pencucian 5 kali
11. Ditambahkan 50 µl Chromogen Solution ke setiap well, homogenkam.
12. Ditutup dengan perekat kemudian diinkubasi 15 menit di suhu 37°C
ditempat gelap
13. Dilepaskan perekat, ditambahkan 50 μl stop solution ke setiap well,
homogen kan
14. Diukur pada 450 nm dalam waktu 10 menit setelah penambahan stop
solution.
Kontrol kualitas :
Kontrol kualitas (validasi pengujian). Hasil pengujian valid jika kriteria Kontrol
Kualitas terpenuhi
1. Nilai Abs Blanko, yang hanya berisi solusi Chromogen dan Stop, adalah
˂0,100 pada 450 nm.
2. Nilai MPC Abs dari kontrol Positif harus ≥0.500 pada 450/630nm atau
pada 450nm setelah pengosongan
3. Nilai MNC Abs dari kontrol Negatif harus <0,200 pads 450/630nm atau
pada 450nm setelah pengosongan
4. MPC-MNC ≥0,30
Interpretasi Hasil :
1. Hasil Negatif (A/COV˂0,9XCOV): Spesimen yang memberikan
absorbansi kurang dari nilai Cut-off menunjukkan bahwa tidak ada antigen
permukaan virus hepatitis B yang terdeteksi dengan Kit ELISA HbsAg
Manusia.
2. Hasil Positif (A/COV≥1,1XCOV): Spesimen yang memberikan absorbansi
sama dengan atau lebih besar dari nilai Cut-off adalah reaktif, yang
menunjukkan bahwa antigen permukaan virus hepatitis B mungkin telah
ter deteksi menggunakan Kit ELISA HbsAg
3. Garis Batas (+- 10% COV): Spesimen dengan rasio absorbanti terhadap
Cut off antara 0,9 dan 1,1 dianggap sebagai garis batas dan harus
dilakukan uji ulang spesimen atau konfirmasi dengan pengujian lain
seperti PCR.
M. Cara Kerja HBsAG Metode ELISA
HBsAg metode ELISA
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui adanya antigen dari Virus Hepatitis B dan kadarnya pada
seseorang.
Prinsip dan Reaksi Pemeriksaan :
Untuk mendeteksi HBsAg, Kit HUMAN ELISA HBsAg menggunakan metode
ELISA "sandwich" antibodi, mikrowell polistiren dilapisi dengan antibodi
monoklonal khusus untuk HBsAg. Sampel serum atau plasma pasien ditambahkan
ke well dan selama inkubasi, jika terdapat HBsAg dalam sampel maka
imunokompleks spesifik yang terbentuk kemudian akan ditangkap pada fase
padat. Antibodi kedua yang ditambahkan mengkonjugasikan enzim peroksidase
(HRP-Konjugar) Selama langkah inkubasi, antibodi terkonjugesi HRP ini akan
terikat pada kumpleks antiHBs-HBsAg yang sebelumnya serbentuk selama
inkubasi pertama. HRPconjugate yang tidak terikat kemudian dihilangkan saat
pencucian. Setelah pencucian ditambahkan substrat yang berisi larutan kromogen
(tetrametil-benzidin (TMB) dan ures peroksida). Adanya ikatan sandwich
immunocomplex antara antiHBs-HBsAg-antibodi (HRP) berekasi dengan
kromogen menjadi berwama biru. Warna biru berubah menjadi kuning setelah
penambahan reagen stop yang berisi asam sulfat. Intensitas warna berbanding
lurus dengan kadar HBsAg didalam sampel. Absorben sampel dan kontrol
dihitung dengan menggunakan Elisa Reader.
Alat dan Bahan:
1. Mikrowell
2. Reagen Stop
3. Selotip
4. Reagen Wash
5. Sampel
6. Clinipet
7. Mikrotip
8. Tissue & Timer
9. Inkubator
10. Reagen NC & PC
11. R/Enzim atau Konjugat
12. R/ Substrat A&B
Penyimpanan :
Komponen kit akan tetap stabil melalui tanggal kedaluwarsa yang tertera pada
label dan kemasan jika disimpan antara 2-8"C, jangan dibekukan. Untuk
memastikan kinerja maksimal Kit ELISA HBsAg Manusia, selama penyimpanan,
lindungi reagen dari kontaminasi mikroorganisme atau bahan kimia.
Pengumpulan dan Penanganan Spesimen :
1. Kit ELISA HBsAg manusia HANYA dimaksudkan untuk menguji sampel
serum atau plasma individu. Jangan gunakan alat tes untuk menguji
sampel mayat, air liur, urin atau cairan tubuh lainnya, atau darah yang
terkumpul (campuran).
2. Transportasi dan Penyimpanan: Simpan spesimen pada suhu 2-8°C.
Spesimen yang tidak diperlukan untuk pengujian dalam 3 hari harus
disimpan dalam keadaan beku (-20°C atau lebih rendah) Beberapa siklus
pembekuan-pencairan harus dihindari. Untuk pengiriman, sampel harus
dikemas dan diberi label sesuai dengan peratiran local dan internasional
uang berlaku untuk pengangkutan sampel klinis dan agen etologi.
Persiapan Reagen :
Biarkan reagen mencapai suhu kamar (18-30°C). Periksa konsentrasi buffer Wash
untuk mengetahui keberadaan Kristal garam. Jika Kristal sudah terbentuk,
selesaikan dengan pemanasan pada 37°C sampai Kristal larut. Encerkan
penyangga Cuci (20X) seperti yang ditunjukkan dalam petunjuk langkah
pencucian. Gunakan air suling atau deionisasi dan hanya wadah bersih untuk
mengencerkan buffer. Sernus reagen lainnys SIAP DIGUNAKAN
SEBAGAIMANA DISEDIAKAN.
Prosedur Kerja
1. Persiapan: Tandai tiga sumur sebagai kontrol Negatif (misalnya B1. C1.
DI), dua sumur sebagai kontrol Positif (misalnya E1, F1) dan satu untuk
Blanko (misalnya A1).
2. Menambahkan Konjogat: Tambahkan 50ul Pengencer Spesimen ke setiap
lubang kecuali A
3. Menambahkan Sampel: Tambahkan 50yl kontrol negative (misalnya 1, CI,
DI), kontrol positif (misalnya E1,FI), dan spesimen ke dalam masing
masing sumur kecuali Blanko (A)
4. Inkubasi: Tutupi well dengan penutup dan inkubasi selama 80 menit pada
suhu 37 "C
5. Mencuci: Diakhir inkubasi, lepaskan dan buang penutup pelat. Cuci setiap
sumur 8 kali dengan WASH yang diencerkan. Setiap pencucian biarkan
terendam selama 30-60 detik. Setelah siklus pencucian terakhir, turunkan
piring ke atas kertas minyak atau handuk bersih dan ketuk untuk
menghilangkan sisa
6. Mewarnai: Tambahkan Substrat 100 ut. (50uil larutan Sob A dan 50μl Sub
B) ke dalam setiap sumur termasuk Kosong Inkubasi piring pada su
selama 30 menit hindari cahaya. Reaksi enzimatis antara larutan
Chromogen dan HRP-Konjugat menghasilkan warna biru pada sumur
sampel kontrol Positif dan HBsAg positif.
7. Menghentikan Reaksi: Dengan menggunakan pipet multisaluran atau
secara manual, tambahkan larutan Stop 100ul ke dalam setiap lubang.
8. Mengukur Absorbansi: baca absorbansi pada 450m
CARA KERJA :
1. Jangan campur atau gunakan reagent dengan lot berbeda, Jangan gunakan
reagen kadaluarsa
2. Jangan gunakan reagen terkontaminasi aatau terlihat berbeda dari biasa
3. Dibawa semua reagen dan sampel ke suhu ruang
4. Disiapkan Wash Solutiun dengan mengencerkan WS 1 +19 air destilasi.
5. Disiapkan SUB dengan cara mencampurkan Sub A dan Sub B sama
banyak
6. Diletakan well pada wadah
7. Dipipet NC 50 μl pada well B₁-D1
8. Dipipet PC 50 μl pada well E₁-F1
9. Dipipet Spl 50 μl pada well G1, dst. jika ada.
10. Dipipet konjugat 50 μl ke semua well kecuali A1 (BIK), homogenkan
11. Diinkubasi 80 menit di suhu 37℃ 12.
12. Dilepaskan strip perekat.
13. Ditambahkan cairan pembersih pada semua well sampai agak penuh
14. Digoyangkan well sampai 30 detik
15. Dibuang cairan dengan cara membalik well.
16. Dilakukan prosedur pencucian 8 kali (P13–P15)
17. Ditambahkan SUB pada setiap well sebanyak 100 μl, homogenkan
18. Ditutup dengan strip perekat, kemudian diinkubasi 30 menit di suhu ruang
dan tempat gelap.
19. Ditambah STOP solution 100 μl pada setiap well.
20. Diukur pada 450 nm tidak lebih dari 30 menit.
Kontrol kualitas :
Kontrol kualitas (validasi pengujian): Hasil pengujian valid jika kriteria Kontrol
Kualitas terpenuhi :
1. Nilai Abs Blanko, yang hanya berisi solusi Chromogen dan Stop, adalah
<0,100 pada 450 nm.
2. Nilai MPC Abs dari kontrol Positif harus ≥ 0.600 pada 450/630mm atau
pada 450nm setelah pengosongan
3. Nilai MNC Abs dari kontrol Negatif harus <0,100 pada 450/630 atau pada
450am setelah pengosongan
4. MPC-MNC ≥ 0,50
5. COV = MNC+0,025
Interpretasi Hasil :
1. Hasil Negatif (ABS ˂ COV): Spesimen yang memberikan absorbansi
kurang dari nilai Cut-off menunjukkan bahwa tidak ada antigen
permukaan virus hepatitis B yang terdeteksi dengan Kit ELISA HbsAg
Manusia.
2. Hasil Positif (ABS > COV): Spesimen yang memberikan absorbansi sama
dengan atau lebih besar dari nilai Cut-off adalah reaktif, yang
menunjukkan bahwa antigen permukaan virus hepatitis B mungkin telah
ter deteksi menggunakan Kit ELISA HBsAg.
3. Garis Batas (ABS +-/± 10% COV): Spesimen dengan rasio absorbansi
terhadap Cut-off antara +-10% dianggap sebagai garis batas dan harus
dilakukan uji ulang spesimen atau konfirmasi dengan pengujian lain
seperti PCR.

Anda mungkin juga menyukai