Anda di halaman 1dari 1

@@@ SURABAYA I AM IN LOVE @@@

--- Mengejar cinta di Kota Para Pejuang ---

Sore itu langit sangat cerah, bias cakrawala berwarna jingga menghiasi jagat raya. Mentari terus bergeser dan
berangsur tenggelam menuju peraduan. Angin laut berhempus sepoi-sepoi, menyeruak bebas ditengah
kerumunan lalu lalang masyarakat yang sedang bergegas pulang. Begitulah kehidupan dikotaku. Surabaya, sangat
padat di sore hari. Seluruh ruas jalan terjadi kemacetan karena memang sudah masuk waktu jam pulang para
pekerja, baik yang dari dalam kota ataupun dari luar kota surabaya.

Itu juga yang dialami Hasan selama bertahun-tahun. Hasan adalah pemuda kampung yang mencoba mencari
keberuntungan ditengah kerasnya kehidupan Kota Pahlawan. Dengan berbekal pendidikan yang seadanya, Dia
berusaha sekuat tenaga menghidupi istri dan anak-anaknya. Tanpa mengenal kata menyerah dan putus asa,
Hasan selalu mencari peluang agar bisa bertahan hidup dan memberikan uang jajan untuk keluarga tercintanya.

Disamping Hasan berjuang untuk keluarganya, Dia juga mencoba membantu lembaga pendidikan yang ada
disekitar rumahnya. Keterbatasannya dalam segi keuangan, tidak menyulutkan dirinya untuk mencoba berusaha
memberikan yang terbaik terhadap lembaga pendidikan tersebut. Dengan kondisinya yang serba pas-pasan,
Hasan sadar bahwa dirinya tidak akan mampu memberikan bantuan finansial sesuai yang dibutuhkan.

Akhirnya Hasan bergabung dengan komunitas alumni di lembaga pendidikan itu. Ada program penggalangan dana
dengan cara mencari sumbangan dan penawaran donatur tetap kepada para dermawan di sekitar wilayah
Surabaya. Hasan bergegas mendaftar sebagai relawan untuk membantu. Dia berpikir inilah salah satu jalan agar
bisa ikut andil dalam pengembangan lembaga pendidikan islam di sekitar rumahnya itu.

Semangat Hasan yang menggelora ini bukan tanpa alasan. Ada alasan kuat yang memicu dirinya untuk gigih
berjuang. Bukan hanya karena ingin mengambil keuntungan. Tidak ada keuntungan yang bisa diberikan lembaga
itu untuknya. Atau bahkan ingin dipuji dan dipuja oleh masyarakat, keluarga atau bahkan pengasuh lembaga itu
sendiri. TIDAK, jiwa seperti itu sudah lewat baginya. Hasan tidak butuh penghargaan atau pujian dari siapapun
dan tidak ada untungnya bagi Hasan mengharap semua itu. Hasan hanya ingin membantu mensukseskan program
tersebut, BUKAN UNTUK SIAPA TETAPI UNTUK DIRINYA SENDIRI. setelah itu Dia akan kembali pulang ke
kelurganya dan fokus berjuang menjadi suami dan ayah yg baik untuk istri dan anak-anaknya.

Lantas apa yang membuat Hasan berjuang untuk lembaga tersebut, sementara ekonomi keluarganya sendiri
masih belum sepenuhnya cukup…?

--- Jawabannya ada di dalam hati nurani anda, jika tidak menemukan juga, maka tanyakanlah kepada Tuhan anda ---

Anda mungkin juga menyukai