Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

“SPEKTROFOTOMETRI UV”

Disusun Oleh :

Nama : Nicky Nur Ridayanti

Nim : 1911102415044

Kelompok / Kelas : 5/B

Dosen Pengampu : Apt. Chaerul Fadly Mochtar L., M. Biomed

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANATAN TIMUR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Praktikum diharapkan mampu menetapkan kadar suatu senyawa menggunakan
alat spektrofotometri uv dengan tahapan analisis data yang benar
2. Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metode spektrofotometri
3. Mengetahui dan memahami bahwa suatu senyawa obat dapat ditetapkan kadarnya
lebih dari 1 metode

B. Dasar Teori
Spektrofotometri adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbansi suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang spektrofotometri merupakan gabungan dari
alat optic dan elektrik serta sifat kimia fisikanya. Spketrofotometri sesuai dengan
namanya merupakan alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Pada
spektrofotometri, tiap media akan menyerap cahaya pada gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk (Cairns, 2009).
Spektrofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek
kaca atau kuarsa yang disebut Kuvet. Sebagian cahay tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan
konsentrasi larutan didalam kuvet (Sastrohamidjojo, 2007). Spektrofotometri uv-vis
adalah pengukuran serapan cahaya didaerha ultraviolet (200-350 nm) dan sinar
tampak (350-800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv-vis (cahaya tampak)
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron-elektron dari orbital
keadaan dasar yang berenergi rendah keorbital keadaan tereksitasi berenergi lebih
rendah.
Bagian-bagian dari spektrofotometri, yaitu :
1. Sumber cahaya
Spektrofotometri sinar tampak (UV-VIS) adalah pengukuran energy cahaya oleh
suatu system kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultra
violet mempunyai panjang gelombang 200-400 nm dan sinar tampak (Visible)
mempunyai panjang gelombang 400-750 nm pengukuran spektrofotometri
menggunakan alat spektrovotometri yang merupakan energy elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis sehingga spektrofotometri uv-vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spectrum uv-vis
sangat berguna untuk pengukuran kuantitatif. Konsentrasi dari analit didalam
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007)
2. Monokromator
Alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa
komponen panjang gelombang tertentu (Monokromatis) yang berbeda
(terdispersi)
3. Detektor
Peranan detector penerima adalah memberikan respon terhadap cahay pada
berbagai panjang gelomng. Detector akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik
yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum/angka
digilat. Mengukur transmitan larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum lambert-beer. Spektrofotometri akan
mengukur intensitas cahaya melewati sampel, dan membandingkan ke intensitas
cahaya sebelum melewati sampel. Rasio disebut transmitan dan biasanya
digunakan dalam persentase.
4. Mikroprosesor
Mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat disimpan dan konsentrasi
sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat dihitung (Kemenkes, 2010)
5. Piranti pembaca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrik dari detector dimana data digambarkan
dalam bentuk yang bisa di interpretasikan/disajikan pada display yang dapat
dibaca oleh pemeriksa (Kemenkes, 2010)
Prinsip kerja dari spektrofotometri adalah penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu oleh bahan yang diperiksa. Tiap zat memiliki absorbansi pada
panjang gelombang tertentu yang khas. Panjang gelombang dengan absorbansi
tertinggi digunakan untuk mengukur kadar zat yang diperiksa. Banyaknya zat yang
diabsorpsi oleh zat yang berbanding lurus dengan kadar zat. Memastikan ketapatan
pengukuran, kadar yang hendak diukur dibandingkan terhadap kadar yang diketahui
(Standar) setelah dimasukkan blanko (Kemenkes, 2010). Spektrofotometri memiliki
dua tipe yaitu spektrofotometer tunggal dan spektrofotometer ganda. Spektrofotometri
sinar tunggal biasanya dipakai untuk kawasan spectrum ultra ungu dan cahaya yang
terlihat. Spektrofotometri sinar ganda dapat digunakan baik dalam kawasan ultra ungu
dan cahaya yang terlihat maupun dalam kawasan inframerah (Ganjar, 2007)
1. Single Beem
Single beem dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada
panjang gelombang tunggal. Pengukuran sampel dan larutan blanko/standar harus
dilakukan bergantian dengan sel yang sama (Suharti, 2013)
2. Double Beem
Spektrofotometri memiliki berkas sinar ganda, sehingga dalam pengukuran
absorbansi tidak perlu bergantian antara sampel dan larutan blanko,
spektrofotometri double beem memakai absorbansi (A) otomatis sebagai fungsi
panjang gelombang

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Spektrofotometri uv
2. Kuvet
3. Mortar dan stamper
4. Spatula
5. Sendok tanduk
6. Kertas perkamen
7. Beaker glass
8. Erlenmeyer
9. Neraca analitik
10. Pipet tetes
11. Mikropipet

b. Bahan
1. Xonce
2. Asam askorbat
3. Aquadest
4. Etanol
D. Cara Kerja
a. Pembuatan baku asam askorbat
1. Timbang dengan seksama asam askorbat 5 mg
2. Masukkan kedalam beaker glass, dilarutkan dengan aquadest
3. Setelah itu pindahkan kedalam labu ukur ad 10,0 ml
4. Maka didapatkan larutan baku asam asakorbat

b. Penentuan panjang gelombang maksimal


1. Pipet 100 ml larutan stok baku asam askorbat
2. Masukkan larutan baku asam askorbat tadi kedalam labu ukur 10,0 ml
3. Kemudian tambahkan aquadest hingga batas tanda
4. Lakukan pencucian kuvet dan lakukan persiapan alat spektofotometri
5. Kemudian masukkan larutan baku asam askorbat tadi kedalam kuvet
6. Lalu baca pada panjang gelombang 200-400 nm
7. Catat serapan maksimal sampel sebagai panjang gelombang maksimal

c. Penetapan kurva baku asam askorbat


1. Siapkan 6 labu ukur 10,0 ml
2. Kemudian pipet untuk 6 labu ukur, larutkan berturut-turut sebanyak 40 μl, 80
μl, 120 μl, 160 μl, 200 μl, 240 μl dan dimasukkan pada masing-masing labu 10
μl
3. Berikan label/etiket pada masing-masing labu ukur
4. Kemudian tambahkan aquadest ad 10,0 ml
5. Baca absorbansi dari masing-masing kadar pada panjang gelombang yang
telah didapatkan sebelumnya

d. Penetapan kadar sampel xonce tablet


1. Siapkan tablet vitamin c xonce
2. Timbang sampel menggunakan timbangan analitik, catat botol sampel
3. Gerus sampai halus tablet xonce tersebut, kemudian timbang sampel sebanyak
100 mg
4. Untuk melarutkan sampel tersebut maka tambahkan 1 ml etanol 96%, larutkan
dalama beaker glass
5. Kemudian pindahkan sampel yang sudah larut tadi kedalam labu ukur 10,0 ml
dan tambahkan aquadest sampai batas tanda
6. Baca absorbansi pada panjang gelombang maksimal yang telah didapatkan
sebelumnya
BAB II
PERHITUNGAN

A. Perhitungan PPM
Diketahui :
Berat asam askorbat : 5 mg
Aquadest : 10,0 ml = 0,01 L
Ditanya :
Berat ppm larutan baku asam askorbat ?
Perhitungan :
Massa zat terlarut ( mg) 5 mg
Ppm = = = 500 ppm
volume larutan( l) 0,01l

B. Perhitungan Pengenceran
Diketahui :
a. Konsentrasi :
1. Konsentrasi 1 = 40 μl = 0,04 ml
2. Konsentrasi 2 = 80 μl = 0,08 ml
3. Konsentrasi 3 = 120 μl = 0,12 ml
4. Konsentrasi 4 = 160 μl = 0,16 ml
5. Konsentrasi 5 = 200 μl = 0,02 ml
6. Konsentrasi 6 = 240 μl = 0,24 ml
b. Konsentrasi ppm = 500 ppm = 500μg/ml
c. Aquadest : 10,0 ml

Perhitungan :

a. Pengenceran konsentrasi 40 μl = 0,04 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,04 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,04 ml ×500 μg /ml
C2 = = 2 μg/ml
10 ml

b. Pengenceran konsentrasi 80 μl = 0,08 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,08 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,08 ml ×500 μg/ml
C2 = = 4 μg/ml
10 ml

c. Pengenceran konsentrasi 120 μl = 0,12 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,12 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,12 ml ×500 μg /ml
C2 = = 6 μg/ml
10 ml

d. Pengenceran konsentrasi 160 μl = 0,16 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,16 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,16 ml ×500 μg/ml
C2 = = 8 μg/ml
10 ml

e. Pengenceran konsentrasi 200 μl = 0,02 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,02 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,02 ml ×500 μg /ml
C2 = = 10 μg/ml
10 ml

f. Pengenceran konsentrasi 240 μl = 0,24 ml


V1 × C1 = V2 × C2
0,24 ml × 500μg/ml = 10 ml × C2
0,24 ml ×500 μg /ml
C2 = = 12 μg/ml
10 ml

C. Pembuatan Kurva Baku

Konsentrasi
Abs 1 Abs 2 Abs 3 rata-rata SD
(μg/ml)
2 0,313 0,315 0,315 0,314333 0,000943
4 0,403 0,4 0,405 0,402667 0,002055
6 0,523 0,524 0,525 0,524 0,000816
8 0,643 0,64 0,645 0,642667 0,002055
10 0,686 0,688 0,687 0,687 0,000816
12 0,701 0,703 0,705 0,703 0,001633
Grafik kurva baku asam askorbat

Kurva Baku Parasetamol


0.8
0.7 f(x) = 0.04 x + 0.25
R² = 0.94
0.6
0.5
Absorbansi

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi Paracetamol (μg/ml)

D. Perhitungan absorbansi vitamin c (xonce)

Konsentrasi
Data sampel Abs
(μl)
Sampel 1 0,653 9,588942
Sampel 2 0,658 9,709134
Sampel 3 0,655 9,637019
a. Absorbansi 0,653
y = 0,0416x + 0,2541
0,653 = 0,0416x + 0,2541
0,653−0,2541
x =
0,0416
x = 9,58894
b. Absorbansi 0,658
y = 0,0416x + 0,2541
0,658 = 0,0416x + 0,2541
0,658−0,2541
x =
0,0416
x = 9,709134
c. Absorbansi 0,655
y = 0,0416x + 0,2541
0,655 = 0,0416x + 0,2541
0,655−0,2541
x = = 9,637019
0,0416
BAB III
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membahas tentang spektrofotometri yang memiliki tujuan
yaitu mampu menetapkan kadar suatu senyawa menggunakan alat spektrofotometri uv
dengan tahapan analisis data yang benar, mampu menetapkan kadar senyawa obat
berdasarkan metode spektrofotometri dan dapat lebih mengetahui dan memahami bahwa
suatu senyawa obat dapat ditetapkan kadarnya lebih dari 1 metode. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Spektrofotometri
UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar
tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah
interaksi yang terjadi antara energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar
dengan materi yang berupa molekul. Besar energy yang diserap tertentu dan menyebabkan
electron tereksitasi dari ground state ke keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih
tinggi.

Dari praktikum spektrofotometri yang telah dilakukan didapatkan hasil pada


perhitungan ppm, nilai yang didapatkan 500 ppm. Hasil ppm tersebut digunakan untuk
menghitung pengenceran dengan konsentrasi 40 μl, 80 μl, 120 μl, 160 μl, 200 μl, 240 μl
dengan satuan yang diubah menjadi ml. hasil yang didapatkan dari konsentrasi pengenceran
ini adalah 2 μg/ml, 4 μg/ml, 6 μg/ml, 8 μg/ml, 10 μg/ml, 12 μg/ml. Selanjutnya, dapat
dihitung rata-rata absorbansi dan kurva baku paracetamol dengan cara rata-rata konsentrasi
dibagi dengan rata-rata konsentrasi dan didapatkan hasil kurva baku paracetamol sebesar y =
0,0416x + 0,2541. Apabila kurva baku paracetamol sudah didapatkan selanjutnya dapat
dihitung absorbansi vitamin C (xonce). Untuk sampel absorbansi xonce 1,2,3 dapat dilihat
dari nilai absorbansinya. Nilai absorbansi yang didapat pada rata-rata absorbansi 0,642-0,648
atau dalam konsentrasi 8-10 μg/ml.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum spektrofotometri uv-vis dapat disimpulkan bahwa
spektrofotometri adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350
nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Prinsip kerja
spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy yang berupa
sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar
energy yang diserap tertentu dan menyebabkan electron tereksitasi dari ground state
ke keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih tinggi. Hasil yang didapatkan untuk
kurva baku paracetamol sebesar y = 0,0416x + 0,2541. Apabila kurva baku
paracetamol sudah didapatkan selanjutnya dapat dihitung absorbansi vitamin C
(xonce). Untuk sampel absorbansi xonce 1,2,3 dapat dilihat dari nilai absorbansinya.
Nilai absorbansi yang didapat pada rata-rata absorbansi 0,642-0,648 atau dalam
konsentrasi 8-10 μg/ml.

B. Penutup
Pada praktikum spektrofotometri ini diharapkan mahasiswa lebih mengetahui
dan memahami bagaimana cara menghitung dan menetapkan suatu pengenceran pada
absorbansi suatu kadar menggunakan alat yang disebut spektrofotometri.
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D. 2009. Essential Of Pharmaceutical Chemistry Second Edition. Penerjemah :


Puspita Rini. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik. Menteri Kesehatan RI. Jakarta

Sastrohamidjojo H. 2013. Kimia Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Subartati T. 2013. Dasar-dasar Spektrofotometri uv-vis dan Spektrofotometri Mass untuk


Penentuan Struktur Senyawa Organik. Lampung : AURA

Anda mungkin juga menyukai