ANALISIS VARIANS
(SELISIH)
PERTEMUAN 10
Biaya standar merupakan alat bantu manajemen dalam
pengendalian biaya.
Biaya standar harus disusun seakurat mungkin dengan
memperhitungkan seluruh faktor yang mempengaruhinya, baik
eksternal maupun internal.
Hal ini karena biaya standar akan menjadi tolak ukur apakah
pengeluaran biaya sesuai dengan standar atau tidak.
Pada konsep biaya standar, biaya yang dianggap benar adalah biaya
yang ditentukan oleh standar.
Jika pada kenyataannya, biaya yang sesungguhnya terjadi tidak sama
dengan biaya standar, maka harus dicari penyebabnya.
Ketika biaya sesungguhnya berbeda dengan biaya standar, maka
akan terjadi selisih.
BIAYA STANDAR
Standar berarti patokan atau tolak ukur. Dengan
demikian, pengertian biaya standar adalah biaya produksi yang
ditentukan dimuka untuk mengukur pelaksanaan (pengeluaran)
biaya produksi sesungguhnya.
= (pemakaian bahan standar - pemakaian bahan) x Jumlah bahan sesungguhnya per satuan dibeli/ digunakan
Contoh Kasus :
PT. Agung Bakery membeli bahan baku sebanyak 40.000 kg dengan harga per kg
aktual Rp 3500,00. Total bahan yang digunakan untuk memproduksi adalah
35.000 kg dan harga standar per kg-nya adalah Rp. 3000,00. Berapakah selisih
penggunaan bahan yang timbul?
Penyelesaian
Selisih Bahan Baku :
Dikarenakan upah langsung aktual lebih besar daripada upah langsung standar
Sebab-sebab selisih upah langsung
Selisih tarif upah :
(Tarif standar per jam kerja - Tarif aktual per jam kerja) x jam kerja aktual
= (Rp 3000,00 - Rp. 3250,00 ) x 2900
= Rp 250,00 x 2900
= Rp 725.000,00 ( Tidak Menguntungkan )
Selisih efisiensi jam kerja
= (Jam kerja standar - Jam kerja aktual ) x tarif standar
= (3000 - 2.900 ) x 3000
= Rp 100,00 x 3000
= Rp. 300.000,00 (Menguntungkan)
Total selisih upah Rp 725.000,00 (TM)- Rp. 300.000,00 (M) = Rp 425.000,00 (TM)
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead
pabrik standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya
dikeluarkan (aktual).
Selisih overhead membutuhkan analisis yang berbeda dengan biaya
manufaktur yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai
jenis biaya.
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini
terdiri atas dua komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai
berikut:
Y=a+bX
a = biaya tetap dan b = biaya variabel
Contoh :
Jika biaya tetap (a) Rp 10.000,00 per bulan dan biaya variable (b)Rp 200 per unit
sementara barang yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y=a+bX
= Rp 10.000,00 + (200) ( 400)
= Rp 90.000,000
dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00
per unit
Menghitung Selisih Overhead Pabrik
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
(1) Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP anggaran
(2) Selisih anggaran (spending variances) = BOP aktual - BOP anggaran
Contoh Kasus:
PT Ben Pecah memproduksi berbagai perabot rumah tangga dari kaca,
diantaranya piring. Volume menurut anggaran adalah 4000 unit, akan tetapi
dalam relisasinya hanya mencapai 3000 unit. Tarif biaya overhead Rp 2500,00
per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp 2.000.000,00 dan Rp 1.500,00
per unit untuk biaya variable. BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp.
6.000.000,00. Berapakah selisih BOP yang terjadi ?
Penyelesaian
a = Biaya tetap = Rp 2.000.000,00
b = Biaya variable = Rp 1.500,00
X = 3000
BOP anggaran =a+bX
= Rp 2.000.000,00 + (Rp 1.500,00) 3000
= Rp 6.500.000,00
BOP dibebankan = tarif BOP x kuantitas
= Rp 2500,00 X 3000
= Rp 7.500.000,00
(1) Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP anggaran
= Rp 7.500.000,00 - Rp 6.500.000,00
= Rp 1.000.000,00
Selisih ini menguntungkan karena BOP aktual lebih kecil daripada dari BOP
anggaran
TERIMA KASIH