Anda di halaman 1dari 35

BIAYA STANDAR DAN

ANALISIS VARIANS
(SELISIH)
PERTEMUAN 10
Biaya standar merupakan alat bantu manajemen dalam
pengendalian biaya.
Biaya standar harus disusun seakurat mungkin dengan
memperhitungkan seluruh faktor yang mempengaruhinya, baik
eksternal maupun internal.
Hal ini karena biaya standar akan menjadi tolak ukur apakah
pengeluaran biaya sesuai dengan standar atau tidak.
Pada konsep biaya standar, biaya yang dianggap benar adalah biaya
yang ditentukan oleh standar.
Jika pada kenyataannya, biaya yang sesungguhnya terjadi tidak sama
dengan biaya standar, maka harus dicari penyebabnya.
Ketika biaya sesungguhnya berbeda dengan biaya standar, maka
akan terjadi selisih.
BIAYA STANDAR
Standar berarti patokan atau tolak ukur. Dengan
demikian, pengertian biaya standar adalah biaya produksi yang
ditentukan dimuka untuk mengukur pelaksanaan (pengeluaran)
biaya produksi sesungguhnya.

Biaya Standar adalah biaya yang telah ditetapkan (dianggarkan) oleh


perusahaan sebelumnya yang dijadikan pedoman dalam melakukan
suatu produksi.
Ada beberapa jenis standar yang bisa disusun sesuai dengan
kegunaan dan tujuannya, yaitu :
1. Standar ideal, yaitu biaya standar yang penyusunannya dilandasi
kondisi paling ideal. Standar ini menganggap semua faktor berada
pada kondisi terbaik, sehingga pada kondisi normal standar ini
tidak mungkin dilaksanakan. Dalam hal ini, tidak ada inefisiensi
operasi, kerusakan mesin, waktu henti, kesalahan karyawan, dan
waktu istirahat. Akibatnya, standar ideal sangat ketat dan sulit
dipenuhi.
2. Standar bisa diharapkan, penyusunan standar ini memperhitungkan kondisi
normal internal perusahaan, tanpa memperhitungkan faktor pengaruh
eksternal perusahaan. Standar aktual yang diharapkan adalah standar yang
ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan
terjadi, standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual.
3. Standar Normal / ekonomi, adalah standar yang layak digunakan sebagai alat
pengawasan pelaksanaan, karena sudah mempertimbangkan faktor internal
dan eksternal dalam penyusunannya. Standar normal didasarkan atas
taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi kondisi ekonomi
dan aktivitas yang normal.
Manfaat biaya standar
1. Perencanaan dan penyusunan anggaran
2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi
pengembangan produk dan lain sebagainya
3. Pengendalian biaya
4. Menilai hasil pelaksanaan
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
7. Menekan biaya administrasi
8. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
Tiga kelompok penyusunan biaya standar
1) Penyusunan standar
BB/material
2) Penyusunan standar upah
langsung
3) Penyususnan standar BOP
Pabrik
ANALISIS VARIANS / SELISIH
Pada kenyataannya jarang sekali pengeluaran biaya produksi
sesungguhnya sama dengan standar. Pada umumnya terdapat
perbedaan antara biaya standar dengan pelaksanaan, yang disebut
sebagai selisih atau varians.
Selisih adalah perbedaan antara biaya menurut standar (anggaran)
dengan biaya aktual ( yang sesungguhnya terjadi )
Selisih merupakan petunjuk tentang adanya ketidaktepatan,
sehingga manajemen perlu menganalisis penyebab terjadinya selisih.
Jika pelaksanaan sesungguhnya menyimpang terus-menerus dari
standar dengan jenis penyimpangan yang sama, maka bisa jadi
terdapat ketidaktepatan dalam standarnya.
Namun jika penyimpangan tersebut tidak terjadi terus menerus dan
dengan pola yang berbeda-beda, berarti terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan (biaya aktual).
Analisis yang kita akan bahas menitikberatkan pada selisih yang
terjadi pada biaya produksi, yang meliputi :

1) Analisis selisih terhadap biaya material (selisih material)


2) Analisis selisih terhadap BUTKL (selisih upah langsung)
3) Analisis selisih terhadap BOP (selisih BOP)
1. Analisis selisih terhadap biaya material
( selisih material )
Selisih material merupakan perbedaan antara biaya material
menurut standar dengan biaya material aktual yang dikeluarkan.
Selisih material ini disebabkan oleh selisih harga material dan selisih
pemakaian material.
Pemisahan selisih bahan baku kedalam dua jenis selisih ini
memungkinkan untuk mengetahui pihak mana yang bertanggung
jawab atas adanya penyimpangan dari standar tersebut.
Selisih harga bahan/material
= (harga bahan standar - harga bahan sesungguhnya) x Jumlah bahan sesungguhnya per satuan dibeli / digunakan
Selisih Pemakaian Bahan/material

= (pemakaian bahan standar - pemakaian bahan) x Jumlah bahan sesungguhnya per satuan dibeli/ digunakan
Contoh Kasus :

PT. Agung Bakery membeli bahan baku sebanyak 40.000 kg dengan harga per kg
aktual Rp 3500,00. Total bahan yang digunakan untuk memproduksi adalah
35.000 kg dan harga standar per kg-nya adalah Rp. 3000,00. Berapakah selisih
penggunaan bahan yang timbul?

Penyelesaian
Selisih Bahan Baku :

Material Kuantitas Harga TOTAL


Standar 35.000 Rp 3000,00 Rp 105.000.000,00
Aktual 40.000 Rp 3500,00 Rp 140.000.000,00
Selisih 5.000 Rp 500,00 Rp 35.000.000,00 (U)
Selisih bahan baku sebesar Rp 35.000.000,00 merupakan selisih tidak menguntungkan
karena jumlah bahan baku yang digunakan lebih besar dari standar yang telah
ditetapkan.
Analisa sebab-sebab selisih :
Selisih Harga Bahan
=[harga bahan standar-harga bahan sesungguhnya] x Jumlah bahan sesungguhnya
persatuan dibeli/digunakan
= Rp 500,00 X 40.000
= Rp. 20.000.000,00
( Tidak Menguntungkan, karena harga standar lebih kecil dari harga aktual)
Selisih Pemakaian Bahan
= [pemakaian bahan standar-pemakaian bahan] x harga bahan
standar sesungguhnya per satuan
= 5000 X Rp 3000,00
= Rp 15.000.000,00
(Tidak Menguntungkan, karena kuantitas standar lebih kecil dari kuantitas aktual)
Standar adalah tolak ukur, sehingga apabila :

1) Biaya aktual > standar , selisih yang timbul dianggap tidak


menguntungkan (unfavorable)
2) Biaya aktual < standar , selisih yang timbul dianggap
menguntungkan (favorable)
2. Analisis Selisih Upah Langsung

Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah


langsung standar dengan upah langsung yang
sesungguhnya dibayarkan (aktual).
Penyebab selisih upah langsung adalah

1. Selisih tarif upah


= (Tarif standar per jam kerja - Tarif aktual per jam kerja) x jam kerja aktual

2. Selisih penggunaan jam kerja/ selisih efisiensi


= (Jam kerja standar - Jam kerja aktual) x tarif standar per jam
Contoh :

Untuk memproduksi produk sebesar 10.000 unit menurut standar PT


ABC memerlukan waktu 3000 jam kerja dan biaya upah/tarif per jam
standar Rp. 3.000,00. Pengeluaran untuk upah sesungguhnya Rp
3250,00 per jam. Dan jam yang sesungguhnya dikonsumir adalah
2.900 jam. Berapakah selisih upah langsung yang terjadi ?
Selisih Upah langsung

Upah langsung sesungguhnya = 2900 x Rp. 3250,00 = Rp 9.425.000,00


Upah langsung standar = 3000 x Rp 3000,00 = Rp 9.000.000,00 -
Selisih upah langsung tidak menguntungkan Rp 425.000,00

Dikarenakan upah langsung aktual lebih besar daripada upah langsung standar
Sebab-sebab selisih upah langsung
Selisih tarif upah :
(Tarif standar per jam kerja - Tarif aktual per jam kerja) x jam kerja aktual
= (Rp 3000,00 - Rp. 3250,00 ) x 2900
= Rp 250,00 x 2900
= Rp 725.000,00 ( Tidak Menguntungkan )
Selisih efisiensi jam kerja
= (Jam kerja standar - Jam kerja aktual ) x tarif standar
= (3000 - 2.900 ) x 3000
= Rp 100,00 x 3000
= Rp. 300.000,00 (Menguntungkan)
Total selisih upah Rp 725.000,00 (TM)- Rp. 300.000,00 (M) = Rp 425.000,00 (TM)
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead
pabrik standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya
dikeluarkan (aktual).
Selisih overhead membutuhkan analisis yang berbeda dengan biaya
manufaktur yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai
jenis biaya.
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini
terdiri atas dua komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai
berikut:
Y=a+bX
a = biaya tetap dan b = biaya variabel
Contoh :

Jika biaya tetap (a) Rp 10.000,00 per bulan dan biaya variable (b)Rp 200 per unit
sementara barang yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y=a+bX
= Rp 10.000,00 + (200) ( 400)
= Rp 90.000,000
dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00
per unit
Menghitung Selisih Overhead Pabrik
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
(1) Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP anggaran
(2) Selisih anggaran (spending variances) = BOP aktual - BOP anggaran
Contoh Kasus:
PT Ben Pecah memproduksi berbagai perabot rumah tangga dari kaca,
diantaranya piring. Volume menurut anggaran adalah 4000 unit, akan tetapi
dalam relisasinya hanya mencapai 3000 unit. Tarif biaya overhead Rp 2500,00
per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp 2.000.000,00 dan Rp 1.500,00
per unit untuk biaya variable. BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp.
6.000.000,00. Berapakah selisih BOP yang terjadi ?
Penyelesaian
a = Biaya tetap = Rp 2.000.000,00
b = Biaya variable = Rp 1.500,00
X = 3000
BOP anggaran =a+bX
= Rp 2.000.000,00 + (Rp 1.500,00) 3000
= Rp 6.500.000,00
BOP dibebankan = tarif BOP x kuantitas
= Rp 2500,00 X 3000
= Rp 7.500.000,00
(1) Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP anggaran
= Rp 7.500.000,00 - Rp 6.500.000,00
= Rp 1.000.000,00

Selisih ini merupakan selisih yang menguntungkan, karena volume produksi


aktual lebih besar daripada volume anggaran
(2) Selisih anggaran = BOP aktual - BOP anggaran
= Rp. 6.000.000,00 - Rp 6.500.000,00
= Rp 500.000,00

Selisih ini menguntungkan karena BOP aktual lebih kecil daripada dari BOP
anggaran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai