Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :
Julianto, Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

M. Arsyi Aura Ramadhan 1914201110036


M. Saifullah 1914201110068
Murniati 1914201110039
Nur Eka Agustina Putri 1914201110045
Nurlaila 1914201110044
Nurul As’syifa Ridha Amilin 1914201110048
Nurul Hilaliyah 1914201110049
Siti Ulpah 1914201110062
Zukhairiah 1914201110067

SEMESTER/KELAS : 3/B
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mengalami berbagai kendala dan
kesulitan, namun berkat Rahmat Allah SWT yang disertai kesabaran, ketekunan, dan
usaha serta bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas baik fasilitas tenaga dan
pikiran sehingga makalah yang berjudul “TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
KEPERAWATAN” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif diharapkan, demi
terciptanya tujuan yang ingin dicapai. Atas bantuan dan kritikan serta saran dari semua
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Banjarmasin, 15 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

BAB II..........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..........................................................................................................................2

2.1 Perspektif Sejarah Informatika Keperawatan................................................................2

2.2 Batasan Teknologi Informasi Umum dengan Layanan Keperawatan...........................2

2.3 Peran Teknologi Informasi bagi Layanan Pemberian Asuhan Keperawatan................8

2.3.1 Mobile Nursing Information System (MNIS).......................................................8

2.3.2 Nursing Home Clinical System..........................................................................10

2.3.3 Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)......................10

2.3.4 Sistem Informasi Keperawatan berbasis Komputer............................................12

2.4 Dampak Teknologi Informasi pada Pengguna Asuhan Keperawatan.........................14

BAB III......................................................................................................................................19

PENUTUP..................................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................19

3.2 Saran...........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20

iii
1
PEMBAHASAN

2.1 Perspektif Sejarah Informatika Keperawatan


Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah
sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah
sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama
dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan
1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan
pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit
(SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi
manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang
berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan
seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)

2.2 Batasan Teknologi Informasi Umum dengan Layanan Keperawatan


Batasan teknologi Informasi umum dengan layanan keperawatan dapat
diaplikasikan sesuai pelayanan keperawatannya. Secara umum masyarakat
mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat
lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard,
monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode
reader, maupun alat digitasi lain dari bentuk analog ke digital).

Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima masukan data/informasi


ke dalam bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer.
Selanjutnya, terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU
(central procesing unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi

2
untuk mengolah serta mengelola sistem komputer dengan dikendalikan oleh
sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat juga perangkat keras penyimpan
data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel (removable disk).
Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput yang menampilkan hasil
olahan komputer kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD
maupun bentuk respon lainnya.

Selanjutnya dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya


Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya
komputer, menhubungkan media input dan output serta mengendalikan berbagai
perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer. Sedangkan perangkat
aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu pelaksanaan
tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi,
mengelola database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga program utility
yang membantu sistem operasi dalam pengelolaan fungsi tertentu seperti
manajemen memori, keamanan komputer dan lain-lain.

Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer


baik yang bersifat terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung)
yang dikenal dengan nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih
luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang dikenal sebagai
Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek infrastruktur dalam teknologi
informasi seringkali disatukan dengan perkembangan teknologi komunikasi.
Sehingga muncul istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi.
Perangkat PDA (personal digital assistant) yang berperan sebagai komputer
genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi (baik Wi-Fi, bluetooth maupun
GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.

Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output),


perangkat lunak serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan.

3
Dengan sistem manajemen informasi ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk
mengakses rekam medis pasien, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat
medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses
secara virtual di mana pun kapan pun, Di samping itu data pasien atau gambar
kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau
riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit,


dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat
dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan
menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data,
mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan
keperawatan. Dengan demikian, perawat dapat meningkatkan produktivitas,
mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan
kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.

2.2.1 . Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)

Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi


dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis
komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa
hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan
penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif
dan dapat dijadikan data model bagi rumah sakit lainnya.

Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan


tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua
data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di
rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun
berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis
berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem

4
pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert,
reminder, bantuan diagnosis maupun terapi.

2.2.2 Teknologi penyimpan data portable

Salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang


menggunakan pendekatan rujukan (referral system) adalah continuity of
care. Dalam konsep ini, pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki
tingkat konektivitas yang tinggi dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah
satu syaratnya adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan
efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi
informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang
memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah
digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan
pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card
tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosis terakhir juga
akan tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah model web
based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan
data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian
dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien.
Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang
tidak berjalan secara real time.

Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code


(atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan
industri sebagai penanda unik merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali
mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan
inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan
seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda
obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan
instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori.

5
Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda
unik pada kartu dan rekam medis pasien.

Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah


RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan
pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan
barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka
penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap
barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan
RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database
komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis

2.2.3. Teknologi nirkabel

Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya


sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977,
University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital
mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan
pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di
nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel
koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna
tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh
kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam
database pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.

2.2.4. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)

Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang


semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, lima puluh persen dokter
yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA dapat
digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat,
maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di
Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA
seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan

6
telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap
database pasien di rumah sakit melalui jaringan Internet. Salah satu
contoh penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data
radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan
GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya secara
langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit.

2.2.5 faktor keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer

Memang, hingga saat ini tidak ada satu rumah sakit di dunia yang
dapat menerapkan konsep rekam medis elektronik yang ideal. Namun
demikian, beberapa penelitian melaporkan karakteristik dan pengalaman
rumah sakit dalam menerapkan rekam medis elektronik. Doolan, Bates
dan James mempublikasikan suatu studi tentang keberhasilan penerapan
5 rumah sakit utama di AS yang menerapkan rekam medis berbasis
komputer dan mendapatkan penghargaan Computer-Based Patient
Record Institute Davies’ Award. Kelimanya adalah :

1. LDS Hospital, Salt Lake City (LDSH) pada 1995

2. Wishard Memorial Hospital, Indianapolis (WMH) tahun 1997

3. Brigham and Women’s Hospital, Boston (BWH) tahun 1996

4. Queen’s Medical Center, Honolulu (QMC) in1999

5. Veteran’s Affairs Puget Sound Healthcare System, Seattle and Tacoma


(VAPS) tahun 2000

Rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung


pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil
pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti
patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi
sudah tersedia dalam format elektronik. Disamping itu, catatan klinis
pasien yang ditemukan oleh dokter maupun perawat juga telah

7
dimasukkan ke alam komputer baik secara langsung (dalam bentuk teks
bebas atau terkode) maupun menggunakan dictation system. Sedangkan
pada bagian rawat intensif, komputer akan mengcapture data secara
langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik.

Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk


membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis,
pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol
klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin
menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis
serta memberikan instruksi klinis.

2.3 Peran Teknologi Informasi bagi Layanan Pemberian Asuhan Keperawatan


Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman
yang sangat modern ini. Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini
memang begitu besar. Berkat teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan
oleh manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginanan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya
kemajuan teknologi. Dengan demimikian perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan yang holistik tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan
tersebut dengan kemajuan teknologi yang ada.
Dalam era revolusi digital, suara, data, dan gambar yang dapat dikirim
dalam berbagai bentuk menuntut kita untuk selalu meningkatkan perkembangan
teknologi dengan percepatan informasi. Perawat sebagai salah satu tenaga
kesehatan yagn berperan aktif dalam merawat pasien memiliki kontribusi yang
besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi informasi
diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan juga
perawat.
Perkembangan teknologi informasi yang sudah dikembangkan dalam
bidang keperawatan di dunia internasional adalah Mobile Nursing Information

8
System, Nursing Home Clinical System, Informatic Telephone Triage Nursing,
SisEnf dan masih banyak lagi teknologi informasi keperawatan yang sudah
berjalan di luar negeri. Dari semua teknologi informasi yang dikembangkan
tujuanya adalah untuk memberikan kemudahan pada perawat dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.

2.3.1 Mobile Nursing Information System (MNIS)


Perawat adalah seorang informasi yang intensif. Perawat
menangani informasi perawatan pasien selama setiap dinas. Namun
sebagian besar NIS (Nursing Information System) yang konvensional
ditempatkan di dekat nurse station. Sementara memberikan perawatan
kepada pasien mereka, perawat biasanya merekam informasi pengolahan
secara manual di atas kertas. Jika perawat perlu untuk memasukkan atau
mengambil informasi dari catatan perawatan dalam pengambilan
keputusan, mereka harus menghentikan proses pelayanan keperawatan
dan kembali ke nurse station. Oleh karena itu jenis offline layanan
komputer yang disediakan oleh NIS konvensional tidak memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan rawat inap.
Mobile Nursing Information System diproduksi paling terintegrasi
dengan komuter dan jaringan komunikasi. Sistem ini menawarkan
portabilitas perawat dan akses mobile ketika informasi yang dibutuhkan.
Komputer portabel komputer laptop, komputer tablet, atau Personal
Digital Assistant (PDA). Wireless komunikasi dan jaringan
memungkinkan komputer mobile untuk mengakses data dalam sistem
informasi rumah sakit online tanpa kabel. Populer komunikasi nirkabel
semut jaringan termasuk GSM, jaringan Area Lokal Nirkabel (WLAN)
dan Bluetooth, WLAN cocok untuk digunakan dalam keperawatan.
WLAN dapat sebagai jaringan independen atau bersama dengan LAN
yang sudah ada.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) adalah sebuah alat
komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain

9
sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa.
Pada aplikasi klinis yang sudah digunakan adalah referensi tentang obat.
PDA dengan Mudah dapat menariknya keluar ketika butuh pengingat
cepat tindakan obat, intervensi, diagnosis. Diagnosis keperawatan sangat
membantu menghubungankan antara teoretis dan praktis. Bahkan sebuah
PDA dengan pemindai barcode/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA
semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang
bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka,
seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain.

2.3.2 Nursing Home Clinical System


Sistem OneTouch teknologi sebelumnya tidak tersedia untuk
perawatan di rumah dan merupakan pergeseran dari manual kertas pena
ke metode digital. Pengumpulan data baru ini memiliki efek positif pada
kualitas pribadi perawatan dengan meningkatkan deteksi masalah
penduduk melalui alert otomatis. Bukti efek positif dari otomatisasi
ditemukan dalam praktek kritis menggunakan tanda untuk meningkatkan
evaluasi pasien yang spesifik dan keputusan klinis. OneTouch
mengintegrasikan teknologi khusus yang digunakan untuk melacak
secara elektronik perawatan di rumah, PDA di samping tempat tidur
untuk data perawatan masuk, dan teknologi wireless melalui perangkat
lunak untuk mendukung CDSS (Clinical Decission SuportSystem).
Modul Bedside ini dirancang untuk menyediakan kelengkapan,
dokumentasi yang diverifikasi dan interaktivitas dari item tertentu dalam
catatan klinis. Pengguna Nursing Home Clinical System sebelumnya
menunjukkan bahwa jenis sistem dokumentasi Bedside ini memberikan
manfaat penyedia perawatan kesehatan. Mereka bisa melihat banyak hal
tentang perawatan pada penduduk secara bersamaan dari beberapa
daerah di fasilitas dan kemudian melacak informasi pelayanan penduduk
yang nantinya dikembalkani ke penyedia layanan tersebut. Informasi
yang disediakan termasuk hal- hal penting seperti tanda tanda klinis,

10
pesan antara perawat, item rencana perawatan, perintah aktif dari dokter
dan perawatan.

2.3.3 Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)


Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan
paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi
pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-
program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi
manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul
untuk:
a) Mengklasifikasikan pasien
b) Pambentukan saraf
c) Penjadwalan
d) Catatan personal
e) Laporan bertahap
f) Pengembangan anggaran
g) Alokasi sumber dan pengendalian biaya
h) Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
i) Pengendalian mutu
j) Catatan pengembangan staf
k) Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
l) Rencana strategi
m) Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
n) Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan
personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien
diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien
dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang
dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat. SIMK
dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan

11
ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur
perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana
perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan
perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua
kantor/ruang perawat. Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK
untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat
mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari
perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat
merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka.
Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.

2.3.4 Sistem Informasi Keperawatan berbasis Komputer


Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat
menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Selain itu
dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa
yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan
adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan
legal dapat dipertanggung jawabkan. Masalah yang sering muncul dan
dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah
banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai
standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak
disertai pendokumentasian yang lengkap.
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa
tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu
banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan
karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus
dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.

12
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi
yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan
kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya.
Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka
pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik,
dan dapat merugikan pasien. Pendokumentasian asuhan keperawatan
yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis.
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer,
ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sedangkan menurut ANA sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung
proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan
keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan
kesehatan yang diiinginkan.
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah
berkembang di luar negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan
September 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan
kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. Pemerintah
Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan
nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable Health
Information 2010). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah
direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan
kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di
masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal. Sistem informasi
manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di
rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan

13
keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi
efisien, dan produktifitas.
Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data
yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber
dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat
epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari
pelayanan kesehatan. Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil
dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan yang menerapkan
system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat
sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan
dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya
mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar
pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA,NIC.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information
System. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini
juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain.
Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam
pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada
umumnya. Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer
banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
di Indonesia masih banyak mengalami kendala.

2.4 Dampak Teknologi Informasi pada Pengguna Asuhan Keperawatan


a. Dampak Positif
1. Mempercepat arus informasi
Arus informasi saat ini menjadi sangat cepat ,bahkan cenderung
tidak terkontrol hingga saat ini. Namun demikian, hal ini merupakan

14
salah satu dampak positif, karena dapat memberikan informasi mengenai
suatu kejadian secara cepat, meskipun terkadang tidak akurat dan tidak
tepat.
2. Mempermudah akses terhadap informasi terbaru
Media sosial dapat memberikan banyak sekali manfaat, salah
satunya adalah dapat mempertemukan individu dengan orang baru dan
menambah relasi antara individu. Sebagai contoh, salah satunya adalah
facebook. Situs yang cukup besar ini menjadi satu media sosial yang
paling banyak orang gunakan. Tidak hanya untuk menambah jaringan
pertemanan di dunia maya. Facebook juga menjadi sarana promosi
dalam bisnis.
3. Membantu individu dalam mencari informasi
Teknologi informasi dan juga komunikasi saat ini mendukung
media hiburan yang sangat banyak ragamnya bagi setia orang. Contoh
saja dari media hiburan beruba games,music,dan juga ideo,banyak orang
yang bisa hilang dan juga lepas dari stress karena hiburan yang
ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini.
4. Sharing dan berbagi file
File dan juga dokumen saat ini adalah merupakan kebutuhan dari
setiap orang. Baik dari file musik ataupun dokumen penting, bisa
dibagikan dengan menggunakan internet yang merupakan produk dari
teknologi informasi dan juga komunikasi. Setiap user dapat saling
membagikan file dan dokumen dengan mudah. Bahkan kita saat ini
menyimpan file yang kita miliki dengan mudah dalam cloud
storage.atau media penyimpanan di dalam internet .membantu
menyelesaikan masalah dengan mudah . Teknologi informasi dan juga
komunikasi memiliki dampak yang positif dalam hal penyelesaian
masalah. Dengan komunikasi yang menjadi lebih baik dan juga arus
informasi yang cepat, maka teknologi informasi dan juga komunikasi
dapat menjadi solusi bagi masalah anda.

15
b. Dampak Negatif
Meskipun memiliki banyak dampak positif, akan tetapi ternyata
teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negative
yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari.
Meskipun memiliki banyak dampak positif, akan tetapi ternyata
teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negatif
yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dampak
tersebut disebabkan karena penyalahuganaan dari teknologi informasi dan
komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya pemahaman user akan
etika dan juga cara untuk menggunakan teknologi informasi dan juga
komunikasi denhan baik dan juga benar. Individu menjadi malas untuk
bersosialisasi secara fisik. Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan
Cyber Bullying Konten Negative yang berkembang pesat. Fitnah dan juga
pencemaran nama baik secara luas. Menjauhkan yang dekat, mengabaikan
tugas dan juga pekerjaan, membuang-buang waktu untuk hal yang tidak
berguna.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah


sebuah alat computer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang
didesain sebagai organizer individu namun terus berkembang sepanjang
masa.
1) Manfaat PDA (Personal Digital Assistants)
a. mengurangi kesalahan dalam pemberian obat pada pasien dan
membantu dalam perhitungan diet dan cairan pada pasien
b. mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan cepat
c. bahan kerja perawat yang banyak menyebabkan proses
pendokumentasian sering terlupakan belum lagi proses
pendokumentasian manual lebih banyak menghabiskan waktu.
d. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan
e. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan

16
f. menyimpan data pasien, alamat website dan diary/agenda harian
g. menambah pengetahuan perawat dibidang teknologi informasi
dan meningkatkan cara berpikir kritis perawat
h. mengurangi beban kerja dan meningkatkan kepuasan kerja
perawat
2) System kerja PDA (Personal Digital Assistants)
Sebagai computer genggam PDA memiliki processor dan
system operasi layaknya computer biasa. System operasi ini
merupakan perangkat lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama
seperti sistem operasi pada komputer sistem windows XP, Mac OS,
tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan sistem
operasi pada PDA yaitu Palm dan pocket PC (Windows Mobile).
Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi
walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan
lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrograman.
3) Contoh penggunaan PDA berbasis software On Timer RX
On timer RX merupakan software pengingat klien dalam
memakan obat dan dapat membantu perawat pada saat memberikan
pelayanan keperawatan di rumah sakit ,kapan waktu minum obati
pasien yang dirawat , sehingga tepat waktu, tepat obat, tepat nama
pasien sesuai dengan prinsip 6 benar.
4) Pengoperasian PDA (Personal Digital Assistance)
Pengoperasian PDA ini dilakukan dengan menggunakan
jaringan internet atau nirkabel. Server adalah komputer yang
menjadi pusat data di rumah sakit. Kemudian dengan jaringan
internet atau wireless data di komputer bisa diakses melalui PC, dan
PDA atau lainnya. Apabila PDA ini diterapkan dalam bidang
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan maka data pasien
yang dirawat di rumah sakit tersebut disimpan di komputer induk
rumah sakit dan menjadi pelayannya. Kemudian data pasien dapat
diakses oleh dokter, perawat dan tenaga medis lainnya melalui PC,

17
dan PDA atau lainnya untuk proses pengobatan sehingga tenaga
medis dapat memantau kondisi pasien. Teknologi ini juga dapat
dimanfaatkan oleh keluarga untuk memantau kondisi keluarga yang
dirawat.
5) Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang dirancang khusus agar
peka terhadap kesalahan input dan kesalahan data. Hasil dari
penerapan sistem ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kualitas dokumen dan terhindar dari keterlambatan tindakan
keperawatan dalam keadaan darurat.
6) Pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya
masih sangat minim berbeda dengan di luar negeri yang sudah
berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu
kurang terpapar nya perawat Indonesia dengan teknologi informatika
khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan
pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem informasi
manajemen berbasis IT dalam praktek keperawatan di klinik.
Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi
perawat bekerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan untuk
lebih mengaplikasikan lagi sistem informasi manajemen berbasis TI
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

18
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu keperawatan telah berkembang pesat di beberapa negara.. Kondisi
masyarakat masih belum memahami bahkan menerima bahwa keperawatan
ternyata memiliki area yang luas di bidangnya, tidak terbatas pada praktik klinik
(kuratif). Salah satu area disiplin ilmu keperawatan yang masih belum populer
yaitu perawat informatik. Perawat informatik adalah salah satu area spesialisasi
dari ilmu keperawatan yang berkembang dan mulai dikembangkan di Indonesia.
Keperawatan informatika bermanfaat untuk menunjang tugas perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan baik di area klinik maupun non-klinik.

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama


dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit.Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus di penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan
di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan
keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

3.2 Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan
mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan
teknologi karena bila di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat
tertinggal. Maka dari itu perlu peningkatan lagi dalam hal teknologi agar kita
sebagai warga Indonesia tidak kalah saing dengan teknologi luar negeri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aufa dan Heru. Analisis Tingkat Kematangan Sistem Informasi Pada Rumah Sakit
Aisyiyah Kudus. Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro
Hamzah. (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi
Penderita Pneumonia. Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, TIDAK. 1, April
2016, ISSN 2085-1588
Indari, (2015). Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (Sim) Asuhan
Keperawatan Anak Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan Tentang Standar
Operasional Prosedur (Sop) Keperawatan Di Ruang Anak Rumah Sakit Saiful
Amwar Malang. Jurnal Ilmiah Poltekkes RS dr. Soepraoen
Kozier, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental keperawatan Volume 1. Jakarta: EGC
Laila dan Arif. (2015). Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan Keperawatan
Berbasis Elektronik Di RSUD Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Rmik Udinus
Putra, C. S. (2019). Peranan Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Keperawatan Di
Rumah Sakit. Simtika, 2(3), 28-31.
Rosadi, nicky dan Ahmad Khoiril Anam. (2016). Bahasa Indonesia Masa Kini.
Jakarta: Pustaka Mandiri
Thomas Dan Hamzah. (2016). Rancang Bangun Sistem Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Bagi Tenaga Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien. Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi Terapan Volume II, No 3, 15 Agustus 2016, ISSN: 2407 -
3911
Vošner, H. B., Carter-Templeton, H., Završnik, J., & Kokol, P. (2020). Nursing
Informatics: A Historical Bibliometric Analysis. CIN: Computers, Informatics,
Nursing, 38(7), 331-337.
Wei Su K & Li Liu. (2010). A Mobile Nursing Information System Based on Human-
Computer Interaction Design for Improving Quality of Nursing Department of
Management and Information Technology, Vanung University, No. 1. Taiwan.

20

Anda mungkin juga menyukai