Anda di halaman 1dari 18

Nama : Ridwan Abdillah

NIM : 21105010053

Prodi : Aqidah Dan Filsafat Islam

Mata Kuliah : Islam Dan Sains

Tema : Kontribusi Para Pemikir Muslim Terhadap sains

ISLAM DAN SAINS


(Telaah Kontribusi Para Pemikir Muslim Terhadap Sains)

Dosen pengampu;

Rosi Islamiyati, S.Ag., M.Ag.

(19950916 202012 2 011)

Abstrak

Islamic Perspective on Knowledge and its Reflection on Science Education Activities


in the Muslim World. The holy book of Islam, the Qur’an, is very clear about its
support for scientific enterprises. This is supported further by the traditions of the
Prophet Muhammad SAW. This strong doctrinal foundation found its historical
manifestations in the so-called the golden age of Islam, where sciences flourished in
the Muslim kingdoms. However, by the end of the medieval period, the Muslim zeal
for sciences weakened for several reasons, which according to the writer resulting in
the present day backwardness of Muslim countries in general in almost all branches
of scientific activities. This paper attempts to discuss how knowledge and science are
perceived by Islam.

Kata Kunci: Islam, ilmu pengetahuan, dan peradaban


Latar Belakang Masalah

Tulisan ini menyuguhkan pembahasan mengenai kontribusi ilmuwan ilmuwan


muslim bagi perkembangan sains modern. Sudah diketahui bahwa pada zaman keemasan
Islam banyak bermunculan ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya masing-masing.
Mereka berhasil tampil sebagai filosof dan saintis yang mengisi berbagai bidang keilmuwan,
seperti kedokteran, matematika, kimia, fisika dan sebagainya. Keilmuwan mereka sangat
berharga terutama bagi perkembangan sains pada masa-masa berikutnya. Begitu
berharganya keilmuwan dan apa yang dipersembahkan oleh mereka, sehingga tidak jarang
para ilmuwan yang datang belakangan menjuluki mereka dalam di bidangnya masing-
masing. Namun, tidak semua dari mereka akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan hanya
triumvirat ilmuwan muslim. Kontribusi ilmuwan ilmuwan ini begitu besar bagi
perkembangan sains modern dan diakui kalangan saintis, baik di Timur dan khususnya di
Barat

1 PENDAHULUAN

Islam memberikan apreasi tinggi terhadap akal dan sangat menghargai ilmu
pengetahuan. Terbukti dari lahirnya para ilmuwan yang berkonstribusi untuk kemajuan ilmu
pengetahuan dalam memajukan bidang ini, dari hal ini telah terbukti bahwa islam sangat
menghargai apapun yang terkait dengan ilmu pengetahuan.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmuwan muslim itu sendiri. Konstribusi-konstirbusi para ilmuwan islam
terhadap sains untuk kemajuan ilmu pengetahuan tidak bisa dibilang sedikit dan sangat
besar. Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan itu sangat bermanfa’at untuk umat
manusia, dengan ilmu pengetahuan manusia bisa menyelesaikan masalah, dengan ilmu
pengetetahuan manusia bisa menjadi lebih lagi.

Al-qur’an bukan hanya memfokuskan umat manusia sekedar membaca dan menulis
saja, tetapi didalam kitab suci umat muslim ini juga banyak menerangkan rahasia-rahasia
alam dan bahkan ada keterengan didalam al-qur’an yang memerintahkan umat manusia
untuk menyelidiki rahasia-rahasia alam. Dalam hal ini peran al-qur’an dalam perkembangan
sains sangatlah besar, rahasia-rahasia yang telah dijelaskan al-qur’an memotivasi para
ilmuwan untuk tenggelam terhadap ilmu pengetahuan. Alhasil banyak melahirkan tokoh-
tokoh ilmuwan muslim yang berkonstribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

2 PEMBAHASAN
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari campur tangan manusia. Dalam
kitab Uyun al – anba fi tabaqat al – atibba karangan Ibnu Abi Ushabiyah, terdapat lebih dari
tiga ratus lima puluh biografi ilmuwan muslim didalam kitab tersebut. Sekian banyak
biografi ilmuwan tersebut diantaranya ada ahli kedokteran, ahli kimia, geometri, geologi,
geografi, matematika, astronomi, dan masih banyak lagi bidang-bidang ilmu lainnya. Tidak
sedikit pula ilmuwan yang terkenal diantara tiga ratus lima puluh karena mereka
berkonstribusi besar untuk perkembangan sains untuk kemajuan islam.
a. Al – Khazini ( Pencetus Teori Gravitasi )
Nama lengkapnya adalah Abu Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini. beliau
menjadi budak setelah Dinasti Seljuk Turki berhasil menguasai wilayah kekuasaan
Kerajaan Konstantinopel. Al-Khazini dibawa ke Merv, sebuah kota metropolitan pada
abad ke-12. Saat ini Merv masuk wilayah Turkmenistan. Awalnya Al-Khazini bekerja
bekerja sebagai pegawai di kerajaan Islam itu. Ia memiliki nasib baik. Pasalnya, sang
majikan melihat potensi intelektual Al-Khazini, lalu ia diberi kesempatan untuk
belajar. Bahkan, Al-Khazini dikirim untuk belajar kepada Omar Khayyam, seorang
penyair dan ilmuan besar pada masa itu. Al-Khazini belajar banyak hal, diantaranya
matematika, sastra, filsafat, dan astrnomi. Sebagian besar pemikiran Al-Khazini
dipengaruhi oleh sang guru, beliau berguru kepada beberapa ilmuwan diantaranya,
Omar Khayyam, Aristoteles, Archimedes, Ibnu Haitham, dan Al-Biruni. Al-Khazini
dikenal memiliki otak yang cerdas. Dari seorang budak, beliau menjelma menjadi
seorang ilmuan yang memiliki pengaruh yang sangat besar. Sampai-sampai
pemikiran Al-Khazini berpengaruh kuat dalam pengembangan sains di Barat. Beliau
melahirkan banyak teori sains seperti metode ilmiah dalam mekanik, perbedaan
daya, masa dan berat, serta jarak gravitasi, dan energi potensial gravitasi. Al –
Khazini menulis banyak buku diantaranya adalah Mizan al-Hikmah ( Neraca
Kebijaksanaan ) yang menjelaskan tentang teori – teori yang dicentuskan oleh beliau
sendiri dan az-Zij as-Sanjari ( Tabel Sanjari ) yang menjelaskan tentang astronomi. Al
– Khazini juga dikenal banyak orang sebagai orang yang pertama kali menemukan
teori gravitasi. Setelah beliau melakukan beberapa eksperimen, akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan bahwa kuat gravitasi itu berubah sesuai dengan jarak
antara benda yang jatuh dengan yang menariknya. Dengan kata lain, Al-Khazini
menemukan fakta bahwa kekuatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak antara dua
benda. Teori inilah yang menyebabkan Al – Khazini menjadi ilmuwan muslim yang
mencetuskan tentang teori gravitasi.

b. Ibnu Rusyd
` Muhammad bin Rusyd, berasal dari keturunan Arab kelahiran Andalusia.
526H/1198 M. Kordoba demikian juga kakeknya sangat terkenal sebagai ahli fiqh.
Lingkungan yang sangat kondusif itulah yang membuat Ibn Rusyd kecil haus ilmu
pengetahuan, ia tumbuh menjadi anak yang memiliki kejeniusan luar biasa. Pada
usia anak-anak saat itu, Ibn Rusyd sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu, seperti
AlQurán, hadits, fiqih, serta mendalami ilmu-ilmu eksak seperti matematika,
astronomi, logika, filsafat dan kedokteran. Setelah menginjak remaja, ia terdorong
keluar dari lingkar keluarga dalam menuntut ilmu. Ibn Rusyd mendatangi para
fuqaha yang menonjol di kawasan Andalusia kala itu untuk berguru dan menimba
ilmu. Kebesaran dan kejeniusan Ibn Rusyd bisa dilihat pada karya-karyanya. Dalam
berbagai karyanya ia selalu membagi pembahasannya ke dalam tiga bentuk, yaitu
komentar, kritik, dan pendapat. Ia adalah seorang komentator sekaligus kritikus
ulung.
Ulasannya terhadap karyakarya filsuf besar terdahulu banyak sekali, antara
lain ulasannya terhadap karyakarya Aristoteles. Dalam ulasannya itu ia tidak semata-
mata memberi komentar terhadap filsafat Aristoteles, tetapi juga menambahkan
pandanganpandangan filosofisnya sendiri, suatu hal yang belum pernah dilakukan
oleh filsuf semasa maupun sebelumnya. Ermest Renan , seorang filosof Perancis
mengatakan bahwa Ibn Rusyd menulis sekitar 78 judul buku dalam berbagai bidang
ilmu, denan rincian 39 judul tentang filsafat, lima tentang ilmu alam, delapan
tentang fikih, empat tentang ilmu falak, matematika dan astronomi, dua tentang
nahwu dan sastra dan 20 judul tentang kedokteran. Disebutkan karya-karya tersebut
banyak yang raib dan tidak sampai ke tangan kita. Raibnya karya-karya Ibn Rusyd
tersebut terjadi ketika Ibn Rusyd mengalami fitnah dan pengasingan, pada saat itu
karyanya banyak yang dibakar atas perintah Khalifah.
Tokoh filosof saintis muslim. Orang-orang Barat menimba ilmu dari orang-
orang Islam dan membangun peradaban mereka setelah mendapat sentuhan dari
peradaban Islam. Oleh karena itu Gustave Lebon mengakui bahwa orang Arablah
yang menyebabkan Barat mempunyai peradaban, mereka adalah imam bagi Barat
selama enam abad. Demikian juga Rom Landau menegaskan bahwa dari orang-orang
Arab-
Islam inilah orangorang Barat belajar berpikir objektif dan menurut logika.
Arab telah membukakan mata Barat untuk belajar berlapang dada dan
mengembangkan toleransi terhadap kaum minoritas. Hal tersebut membawa Barat
kepada kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh ilmuwan, filosof
dan saintis Barat banyak yang belajar dari filosof dan saintis muslim.
Banyak tokoh tokoh ilmuwan dan filosof muslim Abad Pertengahan
mendapat tempat yang terhormat di kalangan sarjana-sarjana Barat. Namun tokoh
filosof dan pemikir muslim yang dianggap paling berpengaruh dalam proses alih ilmu
pengetahuan dan filsafat Islam ke Barat adalah Ibn Rusyd. Rasionalitas filsafat Ibn
Rusyd justru membawa angin segar bagi dunia Eropa, bahkan mampu membebaskan
Eropa dari cengkraman hegemoni gereja. Kehadiran filsafat Ibn Rusyd telah
mengobarkan api revolusi yang menghendaki pemisahan sains dari agama. Ibn
Rusyd, dengan kemampuannya mengomentari karyakarya Aristoteles, telah
membangkitkan kembali budaya berpikir yang telah lama redup dalam peradaban
tersebut.

Tidak dapat dibantah bahwa perkembangan dan kemajuan peradaban Barat


yang spektakuler seperti sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari sentuhan
peradaban Islam Abad Pertengahan, karena pada Abad Pertengahan, Islam tampil
sebagai puncak peradaban dunia. Sicilia dan Afrika serta tentara perang Salib adalah
pembawa- pembawa utama ilmu pengetahuan Islam ke Barat. Selain itu jaur yang
tak kalah pentingnya dalam proses transformasi ini adalah jalur pendidikan.Gagasan
Averrroisme yang ingin mengembangkan gagasan-gagasan Ibn Rusyd dan
berkembang di Barat sejak abad ke-13 ternyata tidak sepenuhnya bertumpu pada
pemikiran Ibn Rusyd

c. Al – khawarizmi
Al-Khawarizmi memiliki nama lengkap Abdullah Muhammad bin Musa
alKhawarizmi, beliau dilahirkan di daerah Khawarizmi, yaitu suatu derah di bawah
pemerintahan provinsi Khurasan dan sekarang bernama negara Uzbekistan, pada
tahun 164 H (780 M). Beliau wafat di Bagdad, Irak pada tahun 232 H (847 M), dan
dalam literatur lain disebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 235 H (850 M).
Karena kepandaian dan kecerdasan yang dimilikinya, mampu mengantarkan al-
Khawarizmi masuk pada lingkungan Dar al-Hukama, yaitu sebuah lembaga penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan pada masa Bani Abbasiyah
oleh Khalifah Harun ar-Rasyid.
Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al- Jabr wal Muqabalah. Dalam bahasa Inggris
kitab ini dikenal dengan nama "The Compendious Book on Calculation by Completion
and Balancing". Kitab ini merupakan karya al-Khawarizmi pada abad ke-9 M yang
sangat monumental. Kemudian pada abad ke-12 kitab ini diterjemahkan ke dalam
bahasa latin oleh Gerard dari Cremona. Kitab ini berisikan tentang uraian dan
penjelasan tentang persamaan linier dan kuadrat. Carl B. Boyer dalam karyanya
bertajuk "The Arabic Hegemony": A History of Mathematics, mengungkapkan, Kitab
Aljabar karya al-Khawarizmi menguraikan perhitungan yang lengkap dalam
memecahkan akar positif polynomial persamaan sampai dengan derajat kedua.
Boyer menambahkan bahwa, kitab karya al-Khawarizmi itu juga memperkenalkan
metode dasar "pengurangan" dan “penyeimbangan", yang mengacu pada
perubahan syarat- syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan yaitu pembatalan
syarat- syarat seperti sisi berlawanan dari persamaan.
Kitab Dixit Algorizmi, yang juga merupakan karya spektakuler yang berisi
tentang ilmu aritmetika. Namun sayang naskah asli yang berbentuk bahasa Arab
ternyata sampai saat ini tidak ditemukan alias hilang. Dixit Algorizmi merupakan
terjemahan dari kitab al- Khawarizmi yang dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of
Bath. Pada buku Dixit Algorizmi kalkulasi dengan angka Hindu memprinsipkan
kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian
Eropa. Kitab Shurah al-Ardh (Buku Pemandangan Dunia atau Kenampakan Bumi)
yaitu kitab yang membahas mengenai bentuk bumi yang merupakan kitab yang
menjadi dasar ilmu bumi Arab. Naskah kitab ini disimpan di Strassburg (Jerman),
dalam kitab ini dihiasi peta-peta. Dan terjemahan latinnya disimpan di Biblioteca
National de Espana di Madrid. Kitab tersebut ditulis oleh al- Khawarizmi berdasarkan
pendekatan geografi yang ditulis oleh Ptolemeus. Buku ini isinya dimulai dengan
daftar bujur dan lintang termasuk zona cuaca. Paul Gallez, mengatakan bahwa kitab
ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita untuk membuat pendekatan
praktis. Didalam karya-karya tulis ini beliau menjambarkan pemikiran-pemikirannya
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam yang membuat berkembangnya sains
hingga masa kini.

d. Nidhal Guessoum
Nidhal Guessoum professor fisika dan astronomi di American University of
Sharjah, UEA, yang membangun jembatan (rekonsiliasi epistemic) tentang relasi Islam
dan sains modern. Ia menjelaskan berbagai sudut pandang pemikir muslim tentang
kosmologi, dari mulai filsafat Islam klasik (abad pertengahan), sufi, “tafsir saintifik”,
tradisionalis, dan sains modern. Hasilnnya menunjukkan bahwa Guessoum
mengemukakan pendapatnya tentang gagasan “kosmologi Islami/teistik”. Bahasan
Kosmologi diletakan dalam bingkai tauhid. Menurutnya persoalanpersoalan saintifik
seperti kosmologi tidak bisa dijawab oleh sains, melainkan butuh kolaborasi antara
saintis dengan filsuf, atau sains dan agama. dari sini Guessoum menunjukkan jati
dirinya sebagai seorang muslim yang menelaah sains tetapi tetap meyakini adanya
Tuhan. Ia juga menekankan bahwa kosmologi Islami ini tidak boleh berupa tafsir ilmi
atau tafsir saintifik sebagaimana yang agung-agungkan oleh sebagian mufasir.
Wacana logis yang berkembang dalam sains dan Islam sering kali diterima
dengan baik oleh kaum awam dan elite muslim, karena Alquran mampu menyerap
ide- ide tersebut, jika memang tidak sepenuhnya kompatibel (antara Alquran dan
sains). Hal tersebut dapat dicapai dengan pendekatan tafsir yang telah menjadi
bagian tak terpisahkan dalam tradisi Islam. Gagasan kedua dari yang utama, bahwa
Alquran berulang-kali merangsang perhatian terhadap “fenomena fisik” dunia yang
secara umum bisa diprediksi. Di sini “observasi ilmiah, pengetahuan eksperimental,
dan rasionalitas” sebagai “instrumen utama dalam melaksanakan misi (manusia) di
dunia”,
yakni “khalifah”. Dengan kata lain, Alquran telah menuntut lahirnya “kecerdasan
induktif”, supaya melahirkan generasi yang menguasai metode induktif untuk
mengungkap hukum-hukum kealaman dan kemasyarakatan dengan pendekatan
ilmiah. Akan tetapi Guessoum menyatakan betapa sains modern memang tidak
mudah ditemukan dalam Alquran. Meskipun Alquran memuat banyak perintah
kepada manusia untuk mengamati dan merefleksikan fenomena alam serta
hubungannya dengan Sang Pencipta, tetapi banyak orang yang masih kesulitan saat
menghubungkan konsep sains (modern) dengan wacana Alquran.
Di sini, Guoessoum menolak perspektif ekstrim klaim seputar pengetahuan
ilmiah (mukjizat ilmiah) dalam Alquran. Singkatnya, Alquran bukan kitab ensiklopedi
berbagai sains, ketidakmungkinan pertentangan antara firman Tuhan dan karya
Tuhan harus dijunjung tinggi. Selain berupaya meninjau perkembangan terbaru
ilmuan Muslim dalam upaya menyingkap kebuntuan antara sains-agama-filsafat,
juga dimaksudkan untuk menghadirkan prinsip-prinsip secara sistemetis. Untuk itu,
langkah pertama yang dilakukan oleh Guessoum adalah membangun landasan
terciptanya hubungan yang harmonis antara sains, agama, dan filsafat. Kemudian
memberikan contoh bagaimana model Averroesian dapat diterapkan beberapa topik
penting, seperti kosmologi, desain, evolusi, dan lain-lain.

Tiga Jalan Mendamaikan Islam dan Sains

Tiga Jalan Mendamaikan Islam dan Sains Cara yang ditawarkan Nidhal
Guessoum untuk rekonsiliasi agama dan sains didasarkan atas tiga prinsip, yaitu
prinsip tidak bertentangan, penafsiran berlapis, dan falsifikatif teistik.
Pertama, Prinsip Tidak Bertentangan. Maksudnya prinsip ini adalah bahwa agama,
filsafat, dan sains modern tidak akan pernah bertentangan satu sama lainnya karena
ketiganya adalah “saudara sepersusuan” (bosom sisters) (Guessoum, 2011: 61).
Prinsip ini didasarkan atas pandangan Ibn Rushd bahwa ajaran agama, filsafat, dan
sains adalah selaras, tidak bertentangan.
1. Pada aspek sumber, bahwa agama, filsafat, dan sains adalah berasal dari
sumber yang sama dan satu. Agama berasal wahyu, filsafat dari akal, dan
sains dari alam. Wahyu adalah ayat qawliyah Tuhan, alam adalah ayat
kawniyah Tuhan, dan akal adalah karunia Tuhan; segala sesuatu yang berasal
dari sumber yang sama dan satu tidak mungkin saling bertentangan. Karena
itu, hukum wahyu, hukum alam, dan prinsip akal pasti akan selaras, tidak
akan bertentangan.
2. Pada aspek tujuan. Meski bahasa yang digunakan berbeda, wilayah kajian
bisa tidak sama, tetapi tujuan yang ingin dicapai adalah satu, yaitu bahwa
masing- masing ingin mencapai kebenaran puncak, kebenaran tertinggi, yaitu
Tuhan.
3. Pada aspek konten. Sangat banyak ayat Alquran yang memerintahkan
manusia untuk berpikir kritis dan meneliti jagat raya. Berpikir kritis
menghasilkan filsafat sedang meneliti jagat raya menghasilkan sains.
Kedua, Penafsiran Berlapis. Prinsip kedua dari pendekatan kuantum adalah
penafsiran berlapis. Maksudnya, penafsiran terhadap ayatayat Alquran harus
dilakukan secara berlapis, berjenjang, sesuai dengan tingkat penalaran seseorang.
Sehingga tidak ada penafsiran tunggal. Penafsiran mengikuti tingkat penalaran
manusia dan kondisi masyarakat. Keragaman pemahaman atas ayat-ayat Alquran
inilah justru yang telah menjadi sumber kekayaan intelektual dalam sejarah
keemasan Islam
Ketiga, Falsifikatif Teistik. Nidhal mengusulkan agar pengembangan sains modern
harus didasarkan atas worldview teistik. Teisme bukan sekedar kepercayaan kepada
Tuhan sebagai pencipta semesta, tetapi juga penopangnya, di mana tanpa-Nya
keberadaan semesta menjadi mustahil terjadi. Tuhan senantiasa berinteraksi dengan
semesta, tidak lepas darinya. Metode pengembangan sains modern harus didasarkan
atas metode ilmiah yang ketat, yaitu falsifikasi, tetapi pada aspek metafisikanya
didasarkan atas worldview teistik, sehingga gabungan keduanya menjadi falsifikatif-
teistik.

e. Al Mawardi
Imam al Mawardi ialah seorang ahli fiqh khususnya berkaitan dengan fiqh
siyasi dan termasuk tokoh yang berpengaruh besar terhadap pemikiran politik
islam.dalam kitabnya yang terkenal al ahkam al sulthaniyah ia banyak memberikan
teori-teori yang sampai saaat iniyang masih relevan dan masih dipakai oleh umat
islam hingga saat ini.dalam mengatur berbagai masalah yang bersangkutan dengan
politik dan ketatanegaraan.
Al hakam al sulthaniah demikian terkenalnya dan seringkali dianggap sebagai
penjabaran paling benar dalam teori politik islam khususnya dari kalangan
sunni.dalam sejarah islam kitab ini merupakan risalah utama yang ditulis dalam
bidang politik dan administrasi negara secara teperinci.namun jarang sekali
dilakukan pengkajian yang mendalam tentang buku ini.
B.riwayat imam al mawardi
Nama lengkapnya adalah Abu Al Hasan ali bin Muhammad bin habib al
mawardi basyhri.lahir di basrah pada tahun 364 hijriah .ia adalah seorang ahli
fiqh,ahli hadist dan pemikir politik.ia terkenal sebagai tokoh terkemuka madzhab
syafi’I pada abad kesepluh ,pejabat tinggi masa pemerintahan dinasti abasyiah dan
hidup dimasa kemunduran dinasti abbasyiah.
Selain mendapat pendidikan di perguruan tinggi ,ia masih belum merasa puas
dengan ilmu yang sudah dimilikinya ,ia kemudian mempelajari berbagai disiplin
keilmuan dari beberapa ulama terkemuka di Baghdad khususnya berkaitan dengan
ilmu keislaman.
Pada masa pemerintahan al Qodir ,ia diberi kehormatan dan diangkat mejadi
duta keliling yang diutus oleh dalam berbagai misi diplomatic kenegara negara
tetangga.ia memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga dan memelihara wibawa
khalifah al Qodir di bghdad yang merosot di tengah-tengah para raja dari bani saljuk
dan dan bani buwaihi yang ketika itu hampir sepenuhnya berdiri sendiri.al mawardi
di kemudian hari terkenal dengan karena pemikiran politik melalui bukunya yang
berjudul al ahkam as sultahniyah yang dianggap sebagai buku pertama yang disusun
khusus tentang pemikira politik islam .
C.pemikiran politik islam Imam Al Mawardi
Situasi politik di dunia islam pada masa hidupnya al mawardi,sama jeleknya
dengan masa hidupnya al farabi.bahkan lebih kalut.tetapi pendekatan mawardi tidak
sama dengan al farabi.kalau sebagai reaksi siutasi politik pada zama farabi
mengembangkan politik yang serba sempurna yang demikian sempurna yang
sehingga tidak mungkin dilaksanakan oleh dan manusia yang bukan malaikat.maka
mawardi tidak demikian halnya,dia mendasarkan teori politiknya atas kenyataaan
dan kemudian secara realistik menawarkan saran saran perbaika atai formasi
misalnya dengan mempertahan kan status kuo.dia menekankan bahw khalifah harus
tetap bebangsa arab dari suku quraish dan begitujuga dengan pembantu lainnya.
Uapya mawardi mempertahankan etnis quraish,secara kontekstual
interpretative dapat dikatakan bahwa hak kepemimpinan bukan pada etnis
quraisynya,melainkan pada kemampuan dan kewajibannya.maka mengutamakan
etnis quraish memang bukan ajaran dasar agama islam yang dibawa
rasulullah.karena itu hadist hadist yang mengutamkan etnis quraish harus dipahami
sebagai ajaran yang bersifat temporal.

Relevansi Pemikiran Politik Islam Imam Al Mawardi Di Indonesia

Indonesia adalah negara di asia tenggara yang terletak diantara benua asia
dan benua Australia ,serta antara samusra pasifik dan samudra hindia.indonesia
terdiri dari
10.508 pulau,sehingga menemoatkan negara ini sebagai negara kepulauan terbesar
di dunia.indonesia tercatat sebagia negara berkependudukan terbanyak
keempat.,disamping itu ,Indonesia juga merupakan negara beroenduduk muslim
terbesar di dunia .
Walaupun mayoritas penduduk Indonesia beragama islam,tetapi Indonesia
bukanlah sebuah negara islam.sistem pemerintahan negara ini adalah republic
presidensial yang berdasarkan pancasila,dengan demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan politiknya.oleh karena itu kekuasaan dipegang oleh rakyat dengan
menempatkan para wakilnya untuk menjalankan pemerintahan,rakyat secara
langsung menunjuk presiden ,dewan perwakilan rakyat dan dewan perwakilan
daerah.
Presiden dan wakilnya dipilih dan ditunjuk lahngsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.pemilu di Indonesia pada
awalya ditujukan hanya untuk memilih anggota lembaga perwakilan ,yaitu
DPR,DPRD provinsi ,dan DPRD kabupaten atau kota.setelah amandemen keempat
UUD 1945 pada 2002,pemilihan presiden dan wakil presiden,yang semula dilakukan
oleh MPR,disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun
dimasukkan dalam proses pemilu.
Dari konsep pemilihan secara langsung ini ,Indonesia mendapat pujian dari
beberapa pihak .wakil ketua DPR priyo budi santoso mengatakan bahwa demokrasi
di Indonesia jauh lebih baik dari pada amerika serikat,duta besar amerika serikat
untuk Indonesia pun mengatakan hal yang sama,ia mengatakan bahwa
perkembangan demokrasi Indonesia lebih maju .hillary Clinton pun tanpa sungkan
memberikan pujian kepada pemerintah ,mentri luar negri amerika serikat itu
mengatakan bahwa Indonesia adalah model bagaimana islam
,deemokrasi,modernitas ,dan hak wanita bisa tumbuh bersamaan dan harmonis
dalam satu negara.
Dari penjelasan diatas dapat kita lihat konsep pemerintahan islam seorang
khalifah benar benar diseleksi dan dipilih oleh orang orang yang telah diseleksi dan
dipilih oleh seluruh anggota masyarakat.seorang khalifah dipilih oleh orang yang
mengenal dia ,baik itu kelebihan maupun kekurangannya.disamping itu pula
seseorang khalifah mempunyai seorang wakil yang dapat saling melengkapi antara
satu sama lain.
3 PENUTUP

Metode berpikir yang diramu oleh para pemikir muslim. dikemas dalam suatu
cara pandang yang lebih elegan dengan cara membongkar metode berpikir tekstualis
dan doktrinal, yang selanjutnya menghadirkan cara berpikir kontekstualis merupakan
daya tarik tersendiri bagi metode berpikir mereka yang mendapatkan tempat di hati
para pemikir belakangan untuk mengikuti pola pikirnya. Cara pandang yang ditawarkan
telah mampu mengalihkan pola pikir eksklusivisme menuju pola pikir inklusivisme yang
dikemas secara rasional dan eksperimental. Dengan cara pandang dan metode berpikir
yang dikembangkan pada masa berikutnya sudah lebih rasional dan sistematis ketimbang
model pemikiran yang berkembang sebelumnya.

Apa yang dikembangkan oleh mereka berpengaruh sangat besar pada


perkembangan sains modern dan merupakan angin segar bagi perkembangan sains dan
teknologi di era kontemporer dalam menyikapi islam terhadap sains. Banyak pemikir
Barat yang mengadopsi pola pikir mereka, sehingga tidak sedikit dari mereka yang
berkiblat pola pemikirannya kepada para saintis muslim. Apa yang disuguhkan dan
dipersembahkan oleh para pemikir muslim telah mampu menyulap sains modern
sebagaimana yang berkembang di dunia sekarang ini, baik di Barat maupun di Timur.
REFERENSI

• https://ejournal.iainbengkulu.ac.id › ...PDF IBNU RUSYD (AVERROISME)


DAN PENGARUHNYA DIBARA.
• (https://www.nu.or.id/post/read/86916/al-khazini-pencetus-teori-gravitasi)
• ( http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/download/156/138 )
• ( https://www.republika.co.id/berita/qdfyk7366/almawardi-peletak-dasar-ilmu-
politik )

Anda mungkin juga menyukai