Referensi:
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Tortora GJ. 1986. Principles Of Human Anatomy. New York: Harper & Row Publisher Inc.
http://themedicalbiochemistrypage.org/blood-coagulation.html. Blood Coagulation.
http://biochem.szote.u-szeged.hu/edu/actual/en/pdf/05bloodschemeoflecture.pdf. Scheme of
Lectures Biochemistry Of Blood
http://www.chemistry.wustl.edu/~edudev/LabTutorials/blood.htm. Blood-Chemistry
Tutorials. 3 Februari 2010
http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah. Darah
http://www.en.wikipedia.org/wiki/red_blood_cell. Red Blood Cell.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/white_blood_cell. White Blood Cell.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/ blood. Blood.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/haemoglobin. Haemoglobin.
1 Biokimia-IDK 1
Pengertian
Darah adalah cairan tubuh khusus yang mengangkut bahan-bahan menuju sel-sel tubuh
antara lain nutrien dan oksigen serta mengangkut produk sampah dari sel-sel tersebut.
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Pada
binatang berparu, darah arteri membawa oksigen dari udara yang dihirup menuju jaringan
tubuh, dan darah vena membawa karbondioksida sebagai sampah metabolisme sel dari
jaringan menuju paru untuk dikeluarkan.
Istilah medis yang berhubungan dengan darah sering diawali dengan hemo- atau hemato-
yang berasal dari Bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, mulai dari merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, yaitu protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Fungsi Darah
Komposisi Darah
Jumlah darah kira-kira 7% dari berat badan, dengan massa jenis 1060 kg/m 3. Orang dewasa
memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah tersusun atas korpuskuli (45%) dan cairan
kekuningan bernama plasma darah (55%). Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah
(99%), lekosit atau sel darah putih (0,2%) dan trombosit atau platelet atau keping-keping
darah (0,6-1,0%). Sedangkan plasma darah tersusun atas solven (pelarut) berupa H2O atau
air (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas protein (7%) dan bahan lain (1,5%).
2 Biokimia-IDK 1
Gambar 1. Komposisi darah
Sel-sel darah dibuat dari stem cell (sel induk) dalam suatu proses yang dinamakan
hemopoiesis atau hematopoiesis yang umumnya terjadi di dalam sumsum tulang. Stem cell
menghasilkan hemositoblas yang berubah menjadi prekursor untuk berbagai jenis sel darah
yaitu eritrosit, lekosit dan trombosit.
Selama masa embrio dan fetus, belum ada pusat pembentukan sel-sel darah. Yolk sac, hati,
limpa, kelenjar timus, limfonodi dan sumsum tulang semua berpartisipasi dalam
pembentukan sel-sel darah. Namun pada orang dewasa, terdapat pusat-pusat hematopoiesis
yaitu jaringan limfoid (limpa, tonsil dan limfonodi) dan jaringan mieloid atau sumsum
tulang merah pada sternum, kosta, vertebra dan pelvis. Eritrosit, trombosit dan lekosit
granuler (netrofil, eosinofil dan basofil) dibentuk pada jaringan mieloid. Sedangkan lekosit
agranuler (limfosit dan monosit) dibentuk pada jaringan mieloid maupun limfoid.
Sel-sel mesenkim yang tak terdiferensiasi dalam sumsum tulang akan diubah menjadi
hemositoblas, suatu sel imatur yang mampu berkembang menjadi sel darah matur.
Hemositoblas berubah menjadi 5 jenis utama sel, yang selanjutnya dapat berubah lagi
menjadi hingga terbentuk berbagai jenis sel darah yang matur. Kelima jenis sel hasil dari
perubahan hemositoblas tersebut adalah:
1. Rubriblas atau proeritroblas yang akhirya berkembang menjadi eritrosit
2. Mieloblas, yang selanjutnya berkembang menjadi netrofil, eosinofil dan basofil (termasuk
granulosit atau lekosit granuler)
3. Monoblas, yang berkembang menjadi monosit (termasuk agranulosit atau lekosit
agranuler)
4. Limfoblas, yang berkembang menjadi limfosit (termasuk agranulosit)
5. Megakaroblas, yang berkembang menjadi megakariosit dan selanjutnya pecah menjadi
banyak trombosit.
3 Biokimia-IDK 1
Gambar 2. Skema sistem hematopoiesis pada sumsum tulang
ERITROSIT
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, berdiameter 7,5 m tak memiliki nukleus dan organel.
Rentang hidup eritrosit adalah 120 hari. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah eritrosit normal adalah 4,7-6,1 juta
untuk pria dan 4,2-5,4 juta untuk wanita.
4 Biokimia-IDK 1
Eritrosit memiliki fungsi utama yaitu:
1. Mengangkut oksigen dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat oksigen membentuk
oksihemoglobin (Hb-O2). Dalam paru, masing-masing dari 4 atom Fe hemoglobin
mengikat satu molekul oksigen hasil inspirasi, lalu diangkut melalui pembuluh darah.
Setelah sampai di jaringan, molekul oksigen dilepaskan ke cairan interstitial.
LEKOSIT
Lekosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup lekosit adalah
beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang
yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000-
11.000.
Lekosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari granulosit atau
lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3 macam granulosit, yaitu
netrofil atau polimorf (10-12 m), eosinofil (10-12 m) dan basofil (8-10 m). Ciri dari
agranulosit adalah tidak memiliki granula pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu
limfosit (7-15 m) dan monosit (14-19 m).
Lekosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara
rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit adalah:
1. Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang, misalnya bakteri)
2. Eosinofil berfungsi menyerang alergen
3. Basofil berfungsi menyerang alergen
4. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen
5. Monosit berfungsi melakukan fagositosis
TROMBOSIT
Selain eritrosit dan trombosit terdapat sel darah matur lainnya yaitu megakariosit.
Megakariosit adalah sel dengan sitoplasma tersusun atas fragmen-fragmen. Setiap fragmen
yang dibatasi oleh membran sel dinamakan trombosit. Diameter trombosit adalah (2-4 m).
Trombosit berjumlah 200.000-500.000.
Peran dari trombosit adalah dalam proses penjendalan darah yaitu dengan cara mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin membuat jala pada sel-sel darah dan jendalan, yang
kemudian menghentikan darah yang keluar dan juga membantu mencegah masuknya
bakteri.
5 Biokimia-IDK 1
Gambar 6. Eritrosit, lekosit dan trombosit
Tabel 1 menunjukkan variasi sumber lain sebagai pembanding mengenai jumlah sel-sel
darah.
Tabel 1. Jumlah normal sel-sel darah
Eritrosit 5.0x106/mm3
Trombosit 2.5x105/mm3
Lekosit 7.3x103/mm3
6 Biokimia-IDK 1
Basofil Granulosit <1%
PLASMA DARAH
Plasma darah adalah cairan berwarna kuning jernih terdiri atas solven berupa H2O, dengan
proporsi 91,5% dan solut dengan proporsi 8,5% terutama protein (7%) dan solut lainnya
(1,5%). Keseluruhan solut protein dinamakan protein plasma, khususnya albumin yang
menempati 55% dari protein plasma, selebihnya adalah globulin (38%) dan fibrinogen (7%).
Secara lengkap komposisi dari plasma darah ditampilkan pada Tabel 2.
KONSTITUEN DESKRIPSI
SOLVEN: AIR 90% air diperoleh dari absorpsi melalui saluran pencernaan, 10% dari
respirasi seluler. Air berperan sebagai pelarut, mengikat bahan padat
dan menyerap panas.
SOLUT:
PROTEIN
- Albumin Berfungsi mempertahankan dan mengatur tekanan darah serta
memelihara tekanan osmotik cairan sehingga terjadi keseimbangan
antara cairan di dalam dan di luar pembuluh darah.
- Globulin Berupa imunoglobulin yang disebut antibodi
- Fibrinogen Berperan dalam proses penjendalan darah
NITROGEN NON Mengandung nitrogen tetapi bukan protein, misalnya urea, asam urat,
PROTEIN kreatin, kreatinin dan garam amonium. Bahan-bahan ini adalah sisa
metabolisme protein yang akan diekskresikan
BAHAN Berupa enzim untuk katalisator reaksi-reaksi kimia serta hormon yang
REGULATOR mengatur pertumbuhan dan perkembangan
GAS-GAS Dalam plasma, gas oksigen dan karbondioksida dalam porsi lebih
PERNAFASAN sedikit, karena sebagian besar diangkut oleh hemoglobin eritrosit
ELEKTROLIT Yang tergolong elektrolit antara lain kation (ion positif) yaitu Na+,
K+, Ca2+ dan Mg2+ dan anion yaitu Cl-, PO43-, SO42- dan HCO3-.
Bahan ini membantu mempertahankan tekanan osmotik, pH normal
dan keseimbangan cairan.
7 Biokimia-IDK 1
Penjendalan Darah
Kemampuan tubuh untuk mengendalikan aliran darah setelah terjadi injuri vaskuler adalah
sangat penting. Proses blood clotting (penjendalan darah) dan disusul larutnya jendalan,
setelah perbaikan jaringan rusak disebut hemostasis. Hemostasis merupakan gabungan dari
4 kejadian utama yang terjadi dalam sebuah rangkaian setelah terjadi kerusakan jaringan
yaitu:
1. Fase inisial yaitu konstriksi vaskuler yang membatasi aliran darah ke lokasi injuri.
2. Aktivasi trombosit oleh trombin dan berkumpul pada tempat injuri, bersifat sementara,
membangun sumbatan trombosit yang longgar. Fibrinogenlah yang pertama berespon
untuk merangsang kumpulnya trombosit. Setelah aktivasi, trombosit melepaskan
nukleotida, ADP dan eikosanoid, TXA2 (keduanya mengaktifkan trombosit tambahan),
serotonin, fosfolipid, lipoprotein, dan protein penting lain untuk koagulasi. Untuk
merangsang sekresi, trombosit yang telah diaktifkan akan berubah bentuk untuk
mengakomodir pembentukan sumbatan.
3. Untuk menjamin stabilitas sumbatan trombosit longgar, jala fibrin atau clot (jendalan)
dibentuk dan menjerat sumbatan. Jika sumbatan hanya mengandung trombosit, maka
disebut thrombus putih, jika juga terdapat eritrosit di dalamnya maka disebut trombus
merah.
4. Akhirnya jendalan harus larut agar aliran darah normal kembali. Larutnya jendalan
terjadi karena peran dari plasmin.
Gambar 8. Pembentukan sumbatan oleh jendalan yang diikat oleh jala-jala fibrin
8 Biokimia-IDK 1
Ada 2 jalur pembentukan jendalan fibrin yaitu jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. Kedua
jalur tersebut akhirnya bersatu pada jalur utama yang bermuara pada pembentukan jendalan.
Kedua jalur bersifat kompleks dan melibatkan berbagai macam protein yang disebut clotting
factor (faktor penjendalan). Pembentukan jendalan fibrin sebagai respon terhadap injuri
adalah kejadian yang paling relevan secara klinis dari hemostasis, disbanding kondisi
normal. Proses ini adalah akibat dari aktivasi jalur ekstrinsik. Pembentukan thrombus merah
atau jendalan sebagai respon terhadap abnormalitas dinding pembuluh darah tanpa
kerusakan jaringan adalah akibat dari jalur intrinsik. Jalur intrinsik memiliki signifikansi
klinik rendah dibandingkan dengan kondisi normal. Yang paling signifikan secara klinis
adalah aktivasi jalur intrinsik oleh kontak dinding pembuluh darah dengan partikel
lipoprotein, VLDL (very low density lipoprotein) dan kilomikron. Proses ini menunjukkan
peran hiperlipidemia dalam pembentukan aterosklerosis. Jalur intrinsik juga dapat diaktifkan
oleh kontak dinding pembuluh darah dengan bakteri.
Secara lengkap, faktor-faktor yang terlibat dalam proses penjendalan darah diuraikan pada
Tabel 3 terlampir.
9 Biokimia-IDK 1
Gambar 10. Skema jalur proses koagulasi darah
10 Biokimia-IDK 1
Gangguan Proses Penjendalan Darah
Tugas:
Carilah beberapa contoh lain dari gangguan koagulasi darah lalu beri penjelasan
secukupnya !
11 Biokimia-IDK 1
LAMPIRAN
Tabel 3. Faktor-faktor penjendalan darah
Primary Factors
Pathwa
Factor Trivial Name(s) Characteristic
y
I Fibrinogen Both
Extrinsi
III Tissue Factor
c
IV Calcium Both
Proaccelerin, labile
V factor, accelerator (Ac-) Both Protein cofactor
globulin
Proconvertin, serum
prothrombin conversion Extrinsi Endopeptidase with gla
VII
accelerator (SPCA), c residues
cothromboplastin
Antihemophiliac factor
VIII A, antihemophilic Intrinsic Protein cofactor
globulin (AHG)
12 Biokimia-IDK 1
B,plasma thromboplastin
component (PTC)
Plasma thromboplastin
XI Intrinsic Endopeptidase
antecedent (PTA)
Protransglutaminase,
XIII fibrin stabilizing factor Both Transpeptidase
(FSF), fibrinoligase
Cofactors Activities
13 Biokimia-IDK 1
a subendothelial cell-surface glycoprotein that acts as a
Factor III (tissue factor)
cofactor for factor VII
Fibrinogen Activity
Transglutaminase Activity
Regulatory/Other
Activities
Proteins
14 Biokimia-IDK 1
Dalam sistem hemostasis ada 3 mekanisme yang bekerja bersama-sama untuk menghentikan
aliran darah yaitu:
1. Vasokonstriksi
2. Pembentukan sumbatan trombosit
3. Penjendalan darah
Pertama: VASOKONSTRIKSI
Saat terjadi kerusakan vaskuler, darah terpapar oleh serat kolagen pada membran basal
pembuluh darah. Trombosit diaktifkan akibat kontak dengan kolagen tersebut. Trombosit
yang telah aktif melepaskan substansi kimia antara lain ADP dan tromboksan yang
menyebabkan berkumpulnya trombosit-trombosit lain ke lokasi injuri. Kumpulan trombosit
membentuk sumbatan trombosit yang menghentikan aliran darah keluar dari pembuluh
darah. Sumbatan trombosit ini kadang-kadang ada yang menuju sasaran yang salah (bukan
daerah injuri). Untuk mengatasi hal ini, pembuluh darah mengeluarkan enzim prostasiklin
yang dapat menghambat aktifasi dan berkumpulnya trombosit.
Darah memiliki belasan faktor penjendalan, berupa protein yang eksis di dalam darah dalam
kondisi inaktif, namun akan aktif jika ada kerusakan pembuluh darah. Aktifasi faktor-faktor
penjendalan ini terjadi menurut urutan tertentu. Faktor pertama mengaktifkan faktor kedua,
faktor kedua mengaktifkan faktor ketiga, demikian seterusnya. Urutan reaksi ini dinamakan
clotting cascade (luncuran jendalan). Penjendalan darah adalah transformasi dari bentuk cair
ke bentuk jel semisolid. Jendalan dibuat fibrin yaitu serat (polimer) protein. Monomer fibrin
dihasilkan dari aktifasi fibrinogen yang semula adalah prekursor inaktif. Ujung fibrinogen
memiliki penutup, yang jika dilepas akan melekat ke fibrin-fibrin yang lain, sehingga
terbentuklah polimer fibrin. Proses perubahan fibrinogen menjadi fibrin membutuhkan
enzim yaitu trombin. Proses ini juga membutuhkan kalsium yang mengikat monomer-
monomer fibrin menjadi polimer fibrin. Serat-serat fibrin membentuk jala-jala longgar yang
distabilkan oleh faktor XIII. Jala-jala fibrin yang telah stabil menangkap eritrosit sehingga
terbentuk jendalan dan menghentikan aliran darah.
15 Biokimia-IDK 1
Gambar: Pembentukan jendalan darah
Dari gambar di atas terlihat bahwa trombin adalah kunci mekanisme penjendalan. Jika
trombin tersedia, maka penjendalan berlangsung, tetapi jika trombin tidak ada, penjendalan
tidak akan terjadi.
16 Biokimia-IDK 1
Kedua: JALUR EKSTRINSIK
Jalur ekstrinsik dirangsang oleh kerusakan jaringan di luar pembuluh darah. Jalur ini
menjendalkan darah yang mengalir dari pembuluh darah ke jaringan. Kerusakan jaringan
merangsang aktifasi tromboplastin jaringan, suatu enzim yang mengkatalisis aktivasi faktor
X. Pada poin ini jalur intrinsik dan ekstrinsik bersatu dan langkah selanjutnya sama dengan
yang dilalui jalur intrinsik.
17 Biokimia-IDK 1