Anda di halaman 1dari 7

Paper Motivasi

Nama: Hendri Guntur (C2B020010)

Muhammad Furqon Al-Fuadi (C2B020017)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun
dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber
tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam
hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita
semua awalnya “baik”.

Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi
agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik utamanya.
Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.

Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang lemah dan pada
saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat membangkitkan semangat kita
kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi diri kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya
di dunia kerja saja kita harus di motivasi agar menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang. Tidak ada seorang
pun yang beraktivitas tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan. Agar peranan
motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya untuk diketahui.

Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif, antara lain
kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini akan
digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi
yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku
guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
(motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,
agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2007:93). “Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu
mencapai tujuan dari motifnya”.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari
dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari
rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang
mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin
menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang bisa berupa
kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri sendiri, pengaturan mindset, dan atau
keadaan yang mendesak untuk dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan untuk
memperoleh semangat untuk tetap terus bekerja.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:

1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation Training).
Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat dan motivasi di level
ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak motivasi yang diberikan
oleh trainer (pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan
seberpengaruh saat disampaikan oleh trainer.
2. Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk menciptakan
semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada sebelumnya, karena
pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang menjadi bahan bakar
semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3. Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang
mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita akan secara
otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam sasaran
kita (job).
4. Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level tertinggi, karena
pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job
(pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang lainnya. Artinya, disaat
energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia mengisi ulang energinya.
Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu menyalurkan energy untuk orang
lain.
2.2 Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.


 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
 Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
 Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
 Mengefektifkan pengadaan karyawan.
 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
 Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.3 Jenis-Jenis Motivasi

a) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak
usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya
kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul
ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya
secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in
the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi
intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar,
memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau
ganjaran.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif)

Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah
kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)

Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan
hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan
meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.

2.4 Metode Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)


Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya,
jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang
jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-
fasilitas yang men dukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga
para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja
yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

2.5 Proses Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.

3. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan.
Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.

4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta
perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan
dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan
bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat
banyak bagian.

2.6 Model-Model Motivasi

 Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar
melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer menggunakan sistem upah insentif,
semakin banyak mereka menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin
besar penghasilan mereka.
 Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi
para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka
merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para
karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam
menjalankan pekerjaannya.
 Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat
beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam
model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuannya masing-masing.

2.7 Teori-teori Motivasi


 Teori Insentif
Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil
tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada
sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika
Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi.
Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan
penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.

 Dorongan Biologis
Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di
dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh
kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat
melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum
bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak
lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

 Teori Hirarki Kebutuhan


Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow.
Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan,
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

 Takut Kehilangan vs Kepuasan


Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi
manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut
kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya
seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang
yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan.
Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada
sebagian orang terjadi sebaliknya.

 Kejelasan Tujuan
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas
dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia
memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting
(penetapan tujuan)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan
suatu kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi sangat penting dalam menjalani
kehidupan karena dengan adanya motivasi kita akan terus berjuang untuk mencapai cita-cita dan
tujuan yang ingin kita capai.

Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau orang di sekitar
kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk mengembangkan rasa semangat
dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang sebagai gaji ataupun
penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah dicapai oleh seorang karyawan dalam
pekerjaannya.

Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan mendorong
bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya, jika seorang manajer
tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan bawahannya tersebut sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik, maka semangat kerja bawahannya tersebut sedikit demi
sedikit akan menurun dan akan berakibat juga pada proses produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai