Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mandiri

Makalah Case Finding

Disusun Oleh :

Chatarina Cindy De Pata


NIM : 112015414

Pembimbing :
dr. Melda Suryana, MKM

1
Pendahuluan

Epidemiologi diskriptif bermaksud menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan


yang terdapat dimasyarakat. Keadaan yang dimaksud menuinjuk kepada dua hal yakni yang
menyangkut keterangan tentang frekuensi atau jumlah suatu masalah kesehatan yang terdapat
dimasyarakat serta yang menyangkut keterangan tentang penyebaran suatu masalah
kesehatan tersebut dalam masyrakat. Agar keterangan tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan ini dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya, tentu perlu dilakukan
upaya pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penginterprestasian data yang sebaik –
baiknya. Peranan keempat kegiatan ini adalah amat penting. Secara umum disebutkan bahwa
sempurna atau tidaknya keterangan yang diperoleh ditentukan oleh sempurna atau tidaknya
upaya pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penginterprestasian data yang dilakukan.
Jika kekempat kegiatan pokok ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, maka dapat
diharapkan akan sempurna pula keteranga tentang keadaan masalah kesehatan tersebut.
Kegiatan melakukan pengumpulan, penolahan, penyajian, dan penginterpestasian data
yang seperti ini, pada dasarnya dalah identik dengan kegiatan pokok dari suatu penelitian.
Sebenarnya upaya untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran suatu
masalah kesehatan adalah juga suatu penelitian. Sesuai dengan sifatnya yang hanya
menerangkan apa yang ditemukan saja (deskriptif), maka penelitian yang seperti ini dalam
epidemiologi disebut sebagai penelitian epidemiologi deskriptif.
Untuk dapat melakukan penelitian, epidemiologi deskiptif yang baik, banyak hal yang
perlu diperhatikan. Dua diantaranya yang peranannya amat besar dalam menentukan baik
atau tidaknya keterangan yang dihasilkan adalah tentang sumber data masalah kesehatan
disatu pihak serta tentang cara penemuan masalah kesehatan dipihak lain.
TINJAUAN PUSTAKA

Case Finding

Case Finding (pencarian kasus), digunakan untuk mengatasi wabah. Tujuan case finding
adalah menemukan sumber penularan dan atau mencari ada atau tidak ada penderita baru di
masyarakat. Proses penemuan penderita (case finding) tidaklah sesederhana sebagaimana
kelihatannya. Melalui berbagai tahapan harus dijalani sampai ditemukannya satu orang
penderita, mulai dari jenis gejala yang timbul sampai ke mana penderita pergi berobat untuk
mengatasi gejala tersebut.

Pembagian Case Finding


1. Active Case Finding
Cara kerja case finding adalah digunakan bila dengan metode sensus dan survei mengalami
kesulitan dan data hanya masalah kesehatan tertentu, pada Active Case Finding hanya
mencari yang dicuriga sakit. Program active case findingadalah cara menjaring penderita
dengan melibatkan peran kader masyarakat yaitu kader Posyandu. Kelebihan dari active case
finding adalah dapat menemukan secara tepat dan cepat penderita disuatu masyarakat yang
enggan berobat.
Pada pencarian kasus aktif, cara kerja yang ditempuh pada dasarnya sama dengan
penyaringan (screening). Bedanya, kelompok masyarakat yang dituju pada case finding ialah
mereka yang dicurigai terkena penyakit.

Pada pencarian kasus aktif ini, petugas kesehatan mendatangi daerah yang terkena wabah
untuk mencari sumber penularan atau kasus baru. Pencarian kasus secara aktif ini ada dua
macam :

1. Backward tracing (telusur kebelakang)


Tujuan utamanya adalah mencari sumber penularan. disini dikumpulkan data tentang orang –
orang yang pernah berhubungan dengan penderita sebelum penderita tersebut jatuh sakit.
Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang reservoir penyakit, masa inkubasi penyakit, cara
penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas penyakit
yang sedang mewabah, dapat ditentukan sumber penularan penyakit tersebut.

2. Forward tracing (telusur ke depan)


Tujuan utamanya mencari kasus baru. Disini dikulpulkan data tentang orang – orang yang
pernah berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut terserang penyakit. Dengan
memanfaatkan pengetahuan tentang masa inkubasi penyakit, cara penularan penyakit, riwayat
alamiah perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas penyakit yang sedang mewabah, dapat
ditemukan kasus – kasus baru penyakit tersebut.

2. Pasive Case Finding


Pada pencarian kasus yang pasif, pengumpulan data tentang masalah kesehatan tidak
dilakukan secara aktif, melainkan hanya menunggu penderita yang dating berobat kesatu
fasilitas kesehatan saja. Pencarian data hanya mengandalkan laporan yang ada.

Contoh : Penjaringan tersangka TB paru dilaksanakan hanya pada penderita yang berkunjung
ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas sehingga penderita yang tidak datang masih
menjadi sumber penularan yang potensial.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.


2. Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
3. Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah
Pengantar. FKM-UNHAS.
4. Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan,
EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai