Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Dosen Pembimbing :
Fauzi, S.pd.MA

Disusun Oleh :
Ichsanul Hakim ( 210101059 )
Putra Ramadhan ( 210101058 )
Asyifa Thahira ( 210101060 )

PRODI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan penyusunan
materi yang berjudul, Pancasila Sebagai Etika Politik‟.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
cukup baik.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat
dari hasil penyusunan materi ini khususnya sebagai warga negara
Indonesia yang menganut pancasila sebagai dasar negara di tengah
berbagai guncangan politik akhir-akhir ini.
Semoga materi yang kami susun ini dapat menjadi rujukan dan
memberikan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis.......................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
A. Pengertian Pancasila.............................................................. 3
B. Pengertian Etika.................................................................... 3
C. Pengertian Politik.................................................................. 4
D. Pengertian etika politik.......................................................... 4
E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini......................... 6
F. Penerapan pancasila sebagai etika politi............................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................... 9
B. B.Saran................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara,
khususnya di negara Indonesia ini merupaka suatu keharusan memiliki
sebuah sistem dalam hal ini sebagai pandangan untuk bagaimana pembagian
kekuasaan atau tugas dalam masyarakat untuk bersama-sama melakukan
pembangunan dan pemajuan dalam masyarakat itu sendiri.
Politik di lingkungan masyarakat dalam hal ini tujuan utamanya untuk
kemajuan masyarakat kedepannya, saat ini mulai meleset dan luntur dari
nilai-nilai dan tujuan utamanya.
Dengan politik dipandang lagi sebagai hal yang tidak baik di mata
masyarakat. Berkenaan dengan masalah dalam masyarakat mengenai politik
tersebut, perlu dilakukan pembenahan pada sistem politik itu sendiri untuk
kembali ke tujuannya semula, yaitu dengan adanya pandangan atau kembali
ke pokok atau dasar aturan dalam politik.
Di sinilah pancasila yang mengandung nilai-nilai moral dan etika
berperan sebagai etika politik dengan harapan ke depannya akan kemajuan
masyarakat, bangsa dan negara.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu pancasila?
b. Apa itu etika politik?
c. Mengapa pancasila dikatakan sebagai etika politik?
d. Bagaimana penerapan etika politik di Indonesia saat ini?
e. Bagaimana seharusnya penerapan pancasila sebagai etika politik?

C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis


a. Mengetahui apa itu pancasila.
b. Mengetahui apa itu etika politik.
c. Mengetahui hubungan pancasila sebagai etika politik.
2

d. Mengetahui penerapan etika politik di Indonesia saat ini.


e. Mengetahui seharusnya pancasila sebagai etika politik diterapkan.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua suku
kata yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip, dasar,
atau asas. Pancasila merupakan lima prinsip dasar/asas sebagai dasar negara
yang menjadi pedoman hidup atau pandangan hidup, baik tentang bertuhan
maupun tentang bagaimana hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan
sesama warga, bangsa dan bernegara.
Pancasila terdiri atas lima sendi utama penyusunnya. Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab,
ketiga, persatuan Indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan kelima,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sendi utama penyusun
Pancasila tersebut termaktub dalam paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undangundang Dasar 1945.

B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "ethikos" yang berarti
muncul dari kebiasaan. Secara harafiah, etika adalah sebuah sesuatu di mana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep, seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus, pada abad ke-7
Masehi, menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical
philosophy). Etika dimulai apabila manusia mampu merefleksikan
unsurunsur etis di dalam pendapat-pendapat spontannya. Kebutuhan akan
refleksi itu akan manusia rasakan, antara lain karena pendapat etis setiap
manusia tidak jarang berbeda dengan pendapat manusia yang lain. Oleh
karena itulah, manusia memerlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
4

C. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam
ilmu politik.
Politik adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (eori klasik Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan. negara dan ketatanegaraan.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan dari kebijakan publik

D. Pengertian etika politik


Secara substantive pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan
dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika
politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian “moral‟ senantiasa
menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Maka kewajiban moral
dibedakan dengan pengertian kewajiban- kewajiban lainnya, karena yang
dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam
hubungannya dengan masyarakat, bangsa maupun Negara, etika politik
tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia.
Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan
senantiasa didsarkan kepada hakekat manusia sebagai makhluk yang
beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat,
5

bangsa maupun negara bias berkembang kearah keadaan yang tidak baik
dalam arti moral. Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau
rezim yang otoriter, yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa
memperhitungkan dan mendasarkan kepada hak-hak dasar kemanusiaan.
Dalam suatu masyarakat negara yang demikian ini maka seorang yang
baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik menurut negara
serta masyarakat otoriter, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan
yang buruk dalam suatu masyarakat negara.
Oleh karena itu aktualisasi etika harus senantiasa mendasarkan kepada
ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia (Suseno, 1987:15).
Etika politik yaitu etika atau aturan tentang bagaimana seharusnya
seseorang atau sekelompok orang bertindak khususnya dalam lingkup
pembagian kekuasaan dalam masyarakat atau pada lingkup pemerintahan.
Dari ketiga pengertian terpisah seperti yang telah dijelaskan sebelum
ini, maka penerapan Pancasila sebagai etika politik di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Republik Indonesia sangatlah penting, bahkan
merupakan hal yang teramat fundamental.
Mengapa dikatakan demikian? Dapat dilihat dan dirasakan sendiri,
baik dari pengalaman pribadi maupun dari media massa cetak dan online,
bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila yang luhur di kehidupan
masyarakat, apalagi negara yang diwakilkan oleh pemerintah dan DPR jauh
dari kata "baik dan memuaskan". Di kehidupan masyarakat, aksi anarkis,
tawuran antarmassa, ketidakdisiplinan di jalan raya, adalah sekelumit dari
kurangnya kesadaran akan kehidupan sosial yang perlu akan adanya
tenggang rasa dan saling menghormati.
Sedangkan, dalam penyelenggaraan system kenegaraan, pemerintah
dan DPR seakan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang sayangnya
kurang elok dan etis dilihat dan dirasakan oleh mayoritas rakyat Indonesia.
Korupsi yang merajalela, sistem dan penerapan hukum yang lemah dan
melukai rasa keadilan masyarakat, hanyalah beberapa fragmen dari
keseluruhan sistem dan penyelenggara Negara yang tidak baik
6

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, di sinilah pancasila


berperan penting dalam kaitannya dengan etika politik. Tergolong penting
karena pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pedoman hidup
bermasyarakat juga sepatunya diaplikasikan secara nyata dalam
bermasyarakat khususnya dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu dimana pancasila dijadikan
sebagai dasar/tolak ukur dalam pembuatan aturan-aturan tentang bagaimana
seharusnya bertindak atau berperilaku di dalam dunia politik.

E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini


Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang
diinginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah
sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan
menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak mampu
menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh
sebagian rakyat yang mengeluh, karena hidup mereka belum dapat
disejahterakan oleh negara. Pandangan masyarakat terhadap politik itu
sendiri menjadi buruk, dikarenakan pemerintah Indonesia yang tidak
menjalankaN kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan baik.bagi mereka
politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan.
Dapat dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal
pembelian mobil mewah untuk para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II
atau juga pembangunan pagar istana presiden yang menelan biaya puluhan
miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan publik karena di
saat yang sama kemiskinan masih mengharu biru Indonesia.

F. Penerapan pancasila sebagai etika politik


Penerapan pancasila sebagai etika politik yaitu dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip dasar etika politik pancasila.
1. Pluralisme
Positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat
yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.[5] Pluralisme
7

mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama, kebebasan


berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan
kematangan kepribadian seseorang dan sekelompok orang.

2. Hak Asasi Manusia


Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang adil dan
beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana
manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan. Jadi bagaimana
manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya sebagai
manusia.

3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib
sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila tidak
hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup
manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag secara melingkar:
keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan,
solidaritas sebagai manusia. Maka di sini termasuk rasa kebangsaan.
Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan itu dihayati
dalam kaitan dan keterbatasan masing-masing. Solidaritas itu dilanggar
dengan kasar oleh korupsi.

4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia, atau
sebuah elit, atau sekelompok ideology, atau sekelompok
pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan memaksakan
(menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus atau boleh
hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin
berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau
dipimpin. Demokrasi adalah “kedaulatan rakyat plus prinsip
keterwakilan”.Jadi demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah
8

kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan


merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Maksud
baik apa pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas masyarakat
mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral dan
etika yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
Etika politik yaitu norma atau aturan yang mengatur bagaimana
seharusnya berbuat atau bertingkah dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu pancasila mengandung nilai etika
maupun moral dapat dijadikan sebagai pedoman atau patokan beretika
dalam dunia politik.
Keadaan politik di Indonesia saat ini tidak seperti yang diharapkan
masyarakat pada umumnya karena mereka beranggapan bahwa politik di
Indonesia hanya memperebutkan kursi kekuasaan.
Penerapan pancasila sebagai etika politik dapat dilakukan berdasarkan
lima prinsip yang terkandung dalam pancasila itu sendiri yaitu pluralisme,
HAM, solidaritas bangsa, demokrasi dan keadilan sosial.

B. Saran
Sebagai warga negara negara Indonesia khususnya para generasi muda
yang tengah menempuh pendidikan baik dalam lingkup formal maupun
informal ke depannya akan menjadi penerus dari para pelaku politik saat ini
baiknya sudah mampu menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip
pancasila sebagai etika politik.
10

DAFTAR PUSTAKA

www.anisahsukirman.wordpress.com "Pengertian etika politik secara


umum" www.frismi.blogspot.com "Etika politik"
www.aneahira.com "Pancasila sebagai etika politik"
www.leogama156.wordpress.com "Keadaan politik Indonesia saat ini"
www.dewi-mulya.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai