Imam Hanafi
Imam Hanafi
Oleh:
NADYA PRATIWI
AMELIA KHAIRUL
LIDYANTI
DELVINA
BANDA ACEH
1442 H/ 2021 M
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
banyak kenikmatan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam
bentuk yang sangat sederhana yang mungkin akan banyak kekurangannya.
Shalawat dan salam tak lupa kita hadiahkan kepada nabi besar kita
Muhammad SAW yang mana beliau telah banyak berjasa bagi ummat di muka bumi
ini.
Harapan kami semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita
semua dalam belajar dan bermanfaat bagi banyak orang. Amiin.
Mengingat makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kurangnya, oleh sebab itu kami harap teman-teman semua dapat memberikan
masukan yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................
1. Latar belakang...........................................................................................
2. Rumusan masalah......................................................................................
3. Tujuan penelitian.......................................................................................
1. Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana biografi Imam Hanafi?
2) Bagaimana perjalanan intelektual Imam hanafi?
3) Bagaimana metodologi Imam Hanafi?
4) Apa saja karya-karya Imam Hanafi?
3. TUJUAN PENELITIAN
1) Agar mengetahui biografi Imam Hanafi.
2) Agar mengetahui perjalana intelektual Imam Hanafi.
3) Mengetahui metodologi Imam Hanafi.
4) Lebih mengenal karya-karya Imam Hanafi.
BAB II: PEMBAHASAN
Imam Hanafi atau yang kita kenal Imam Abu Hanifah yang memiliki nama
asli Nu’man bin tsabit beliau lahir di Kuffah pada tahun 80 H yang bertepatan dengan
tahun 659 M dan kemudian meninggal di Baghdad pada tahun 150 H/ 767 M 1.
Berasal dari keturunan persia dan hidup pada masa kekhalifahan Bani Umayyah.
Ayahnya merupakan seorang pedagang bernama tsabit bin zuta, dan kakeknya
bernama Marzuban yang masuk islam pada masa kekhalifahan Umar Bin Khatab.
Abu hanifah hidup dalam keluarga yang berkecukupan. Sejak kecil beliau
sudah mempunyai akhlaq yang mulia, taat dalam beribadah, dan menjauhi dosa-dosa
keji dan sudah menghapalkan Al-Qur’an. Sembari menimba ilmu agama beliau
membantu sang ayah berdagang kain dan pakaian.
Pada saat remaja beliau dikenal memilki otak yang sangat cemerlang dan
sangat mencintai ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan islam. Beliau
hidup sederhana walaupun adalah seorang anak saudagar yang kaya, hartanya banyak
didermakan kepada orang yang lebih membutuhkan daripada untuk kesenangan
duniawinya. Kemudian tepat pada usia 16 tahun beliau berangkat untuk menunaikan
ibadah haji. Beliau juga berziarah ke kota madinah, dan bertemu dengan ulama
terbaik di kota mekkah.
Abu hanifah merupakan seorang mujtahid dalam bidang fiqih. Karena beliau
hidup pada masa kekhalifahan Bani Umayyah dan Bani Abasiyah maka tidak
diragukan lagi bahwa beliau adalah seorang tabi’in. Beliau sempat bertemu dengan
beberapa sahabat nabi dan mendengarkan hadist dari mereka.
1
Syaikh hasan manshur,”ad-diin al-islam” juzz 2, 2004 M.h 44.
2. PERJALANAN INTELEKTUAL
3. METODOLOGY
Selain itu, Abu Hanifah juga mendasari fikih dengan qiyas, namun beliau
terkadang tidak mengqiyas nya karena suatu sebab, kecuali mendesak. Abu Hanifah
juga mendasari fikih dengan kaidah-kaidah umum yang disebut dengan istihsan, Abu
Hanifah juga banyak menggunakan qiyas dan istihsan dari imam-imam yang lain.3
Al-Quran
Sunnah
Pendapat para nabi
Qiyas
Istihsan
Ibnu makki meriwayatkan dari sahal bin Muzahim, prinsip Abu Hanifah adalah
mengambil dari yang dipercaya periwayatannya, memperhatikan tradisi manusia yang
baik, perdamaian dan kebaikan di atas mereka, mengambil qiyas, jika qiyas tidak
maka apa yang dipraktikan oleh umat islam. Beliau menggunkan hadist yang
disepakati keshahihannya.
Bagi Abu Hanifah, Al-quran adalah asal segala asal, prinsipnya prinsip,
kaidahnya kaidah, sumber segala sumber dikembalikan kepadanya, dan Al-quran
adalah cahaya syariat yang terang menderang, sunnah adalah sumber kedua syariat,
yang menjelaskan Al-quran, menafsirkan.
Abu Hanifah sangat teliti dan hati-hati dalam menerima riwayat terutama
dalam hadist yang bertentangan dengan kaidah da nasal umum dalam syariat. Dan
Abu Haifah mengatakan jika hadist shahih, maka itu mazhabku. Tidak halal bagi
seseorang mengikuti perkataan kami jika tidak mengetahui dari mana kami
2
Ash’ Shiddieqy, Hukum Islam (Jakarta, pustaka islam) hlm 82.
3
Shiddieqy, Hukum Islam, hlm 82.
4
Shiddieqy, Hukum Islam, hlm 82.
mengambil. Dan haram seseorang yang mengetahui dalilku berfatwah dengan
perkataanku.
4. KARYA-KARYA
A. Karya-karya Imam Hanafi
Menurut Syed Ameer Alu dalam bukunya The Spirit of Islam, karya-karya Abu
Hanifah, baik mengenai fatwa-fatwanya, maupun ijtihad-ijtihadnya ketika itu (pada
masa beliau masih hidup) belum dikodifikasikan. Setelah beliau meninggal, buah
fikirannya dikodifikasikan oleh murid-murid dan pengikut- pengikutnya, sehingga
menjadi mazhab ahli ra’yi yang hidup dan berkembang Madrasah ini kemudian
dikenal dengan beberapa nama, yaitu Madrasah Hanafi dan Madrasah Ahli ra’yi,
disamping namanya menurut versi sejarah hukum Islam sebagai “madrasah Kufah”.
Dan meskipun ahli dalam keilmuan Islam, namun sampai sekarang tidak banyak
karya beliau yang dapat ditemukan. Hal ini dapat dimaklumi, sebab dari masa
hidupnya yang sebenarnya sudah banyak bahan namun belum sempat dituangkan
dalam karya yang sistematis, dia terburu masuk penjara yang relatif lama, sehingga
apa yang ada sekarang ini dari hasil karyanya sebenarnya hanya sekedar hasil kuliah
dari beberapa murid untuk kemudian dikodifikasikannya.5
Ulama Hanafiyah membagi hasil karya kitab yang mereka kumpulkan itu dibagi
kepada tiga tingkatan, yang tiap-tiap tingkatan itu merupakan suatu kelompok yaitu :
6
Ash Shiddieqy Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, 1999.
BAB III: PENUTUPAN