Anda di halaman 1dari 3

STUDY SYARIAT ISLAM DI ACEH

Burmawi/180101029

Kasus I :
SIGLI - Sepasang kekasih pelaku khalwat dicambuk masing-masing sebanyak 24 kali, di
halaman Masjid Al Falah, Sigli, Rabu, 27 September 2016 siang. Selain itu, tujuh pelaku
maisir (judi) juga dicambuk masing-masing tujuh kali di lokasi yang sama.
Kedua pelaku khalwat tersebut adalah Jun Bin A Bsy, 30 tahun, warga Gampong Mancang
Kecamatan Pidie. Sementara pasangannya adalah Mul Binti Ib, 35 tahun, warga Gampong
Jambee Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie. Mereka dinyatakan bersalah melanggar syariat
dengan melakukan pidana Ikhtilath (maksiat).
Kepada keduanya, Ketua Majelis Hakim Makamah Syar'iyah Sigli, Drs. Bahril, M.Hi, dalam
keputusannya, Kamis, 1 September 2016, diputuskan hukuman 25 kali cambuk di muka
umum, atau kurungan 25 bulan atau denda 250 gram emas murni.
Eksekusi terhadap pasangan pelanggar syariat ini dikurangi masing-masing 1 kali karena
sudah menjalani kurungan di atas 15 hari. Prosesi cambuk berjalan lancar dan disaksikan
ratusan warga sekitar dan pelintas jalan.
Prosesi cambuk dipimpin langsung Jaksa Penuntut Muhammad Abduh, SH, yang terlebih
dulu membacakan amar putusan hukuman kepada pelaku maksiat.
Selain pasangan khalwat, sebanyak 7 pelaku maisir (judi) juga dicambuk dengan putusan
hukum masing-masing 8 kali cambuk dan dipotong masa kurungan 1 kali, sehingga masing-
masing dicambuk 7 kali.
Para pelaku maisir yang dicambuk tersebut yaitu, Kam Bin MA (44) warga Gampong Gajah
Aye, Put Bin Pol ( 59) warga Gampong Baro, Faj Bin Ib (32) warga Gampong Gajah Aye,
Syuk Bin Ra (39) Gampong Gajah Aye, Muh Bin Rus (45) Gampong Gajah Aye, SB Bin
Muh (34) Gampong Gajah Aye dan Has Bin Um (40) Gampong Bungong Kecamatan
Gelumpang Baro.
Kasatpol PP-WH Kabupaten Pidie, Sabaruddin, mengatakan, 9 pelaku pelanggar syariat itu
terjaring beberapa bulan lalu. Setelah diproses sesuai aturan hukum jinayat, mereka
dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman cambuk.
Kasus II :
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari)
Pidie mengeksekusi hukuman cambuk terhadap enam pelanggar Syariat Islam di halaman
Masjid Agung Al-Falah Sigli, Jumat (15/2/2019) setelah menunaikan Shalat Jumat.
Dari enam terpidana, satu orang bernama Ayu (26) warga Kecamatan Kota Sigli ditunda
eksekusi cambuk 14 kali karena yang bersangkutan sedang hamil.
Eksekusi cambuk yang dijatuhi Majelis Hakim Mahkamah Syar'iyah Sigli terhadap terpidana
masing-masing 16 kali.
Tapi, terpidana disebat hanya 14 kali karena telah dikurangi dengan masa tahanan 53 hari.
Proses eksekusi cambuk itu disaksikan seribuan warga yang berdiri di dekat masjid dan di
teras masjid kabupaten tersebut. Terpidana secara bergantian disebat dua algojo.
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Pidie, Muhammad ABD SH kepada
Serambinews.com, Jumat (15/2/2019) menjelaskan, enam terpidana yang menjalani cambuk.
Adalah Fir (18) warga Teungoh Baroh, Kecamatan Pidie. Lalu, Mis (18) warga Lameu,
Kecamatan Sakti.Muh (18) warga Gajah Aye, Kecamatan Pidiedan Ayu (26) warga Blok
Sawah, Kecamatan Kota Sigli.
Berikutnya, Fikri (22) warga Cot Trieng, Bireuen dan Ira (21) warga Blang Asan, Kecamatan
Kota Sigli.
Keenam terpidana, sebutnya, telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana ikhtilat atau
bercampurnya laki-laki dan wanita dalam suatu aktifitas bersama tanpa ada batas yang
memisahkan antara keduanya.
Terpidana divonis Majelis Hakim Mahkamah Syar'iyah Sigli masing-masing 16 kali sebaran
rotan.
Analisa kasus I :
Dari kasus pertama yang terpidana khalwat sejumblah 1 pasangan, yaitu Jun 30 tahun, dan
Mul 35 tahun, mereka dicambuk sebanyak 24 kali setelah mengikuti persidangan di
Makamah Syar'iyah Sigli, Drs. Bahril, M.Hi, dalam keputusannya, Kamis, 1 September 2016,
diputuskan hukuman 25 kali cambuk di muka umum, atau kurungan 25 bulan atau denda 250
gram emas murni, Eksekusi terhadap pasangan pelanggar syariat ini dikurangi masing-
masing 1 kali karena sudah menjalani kurungan di atas 15 hari.
Selain itu ada juga pelanggar syariat yaitu pelaku maisir (judi), mereka dicambuk dengan
putusan hukum masing-masing 8 kali cambuk dan dipotong masa kurungan 1 kali, sehingga
masing-masing dicambuk 7 kali.
Hukum syariat yang diterapkan di pidie saya rasa sudah memadai, dimana pasangan tersebut
dicambuk di Masjid Al Falah Sigli, lalu disaksikan oleh umum sehingga bisa menjadi
pelajaran bagi pihak lainnya, nah yang menjadi problemanya ialah bukan rasa sakit daripada
cambuk tersebut, akan tetapi rasa malu yang dilahirkan dari pada hukuman tersebut,

Anda mungkin juga menyukai